Part. 15 - Good Night.
WARNING: 21+
Written by. CH-Zone
Edited by. Sheliu.
Bagi Sera, jika sudah mencintai seseorang maka orang itu adalah pilihan. Dia tidak akan ragu untuk membuktikan cintanya lewat kasih sayang, perhatian, ketulusan, dan harapan yang terbaik. Bukan berarti, dia harus kehilangan diri sendiri, melainkan dia tahu bagaimana caranya mencintai dan ingin menunjukkan betapa setiap orang memiliki nilai diri yang layak untuk dikasihi dengan harapan agar orang itu bisa memahami betapa berharganya diri mereka sendiri.
Kebersamaan dengan JC membuat Sera merasa seperti mendapat bonus tambahan berupa jumlah kebahagiaan yang bertambah saat kehadiran pria itu selalu ada disetiap waktu. Bukan berarti setiap hari atau setiap menit, tapi selalu ada di momen krusial dalam hidup saat dirinya membutuhkan masukan, pendapat, juga dukungan.
Menjalin kasih dengan JC bukanlah hal yang pernah ada dalam rencana hidupnya sebab Sera tidak pernah berekspektasi, juga tidak berharap lebih. Yang dia lakukan dalam hidup adalah melakukan terbaik semampu hatinya. Tapi terkadang semesta memiliki selera humor yang cukup lumayan dan membuatnya terkesan dengan apa yang terjadi saat ini. Bercinta dengan JC.
Bercinta, itulah yang ada dalam pikiran Sera saat JC mengundangnya untuk bermalam di rumahnya. Tentu saja, apalagi? Waktu yang sudah menginjak jam sebelas malam, hujan deras yang disertai angin kencang, dan suasana yang mendukung untuk melingkupi kebersamaan ini dengan perasaan yang menyeruak dalam degupan cinta yang menggebu.
Berpelukan adalah hal yang dilakukan keduanya untuk meluapkan kerinduan karena Sera memang sangat merindukan pria itu. Jika tidak bertemu atau hanya sekedar memberi pesan singkat tidak begitu terasa, tapi saat bersamanya dan berdekatan seperti ini membuat gelonbang rindu itu kian membesar dan seperti hendak meledak.
Berciuman adalah hal selanjutnya yang dilakukan keduanya dalam berbagi rasa. Saat JC mengisap bibir bawahnya, Sera membalas dengan erangan pelan, kemudian disusul dengan saling bertukar lidah dalam irama yang seimbang seolah mengerti apa yang diinginkan dalam gerakan beraturan. Hisapan, gigitan, lidah yang bertautan, diselingi erangan pelan pertanda bahwa hasrat sudah hadir untuk dilampiaskan.
Tanpa menghentikan ciuman, JC mengangkat Sera dengan mudah untuk berpindah ke ranjang. Bahkan, Sera mengerang protes saat ciuman itu terhenti sebentar oleh karena JC harus memastikan posisinya dalam posisi aman dan terkekeh pelan melihat Sera yang kembali menariknya untuk melanjutkan ciuman.
"I miss you," bisik JC disela-sela ciumannya.
"Oh, you just don't know how much I miss you as much as I want you to fuck me hard," balas Sera cepat.
Mata JC melebar takjub dan menatap Sera dengan sorot mata berkilat tajam dan gelap. "You also don't know how hard it is for me to restrain myself when I'm around you without making you fucking wet and wanting me to fuck you roughly."
"Yes! Yes, please!" desah Sera saat merasakan tangan JC sudah menyelinap masuk dari balik atasannya dan meremas dadanya lembut dengan bra yang masih terpasang.
Bahkan hal itu saja sudah membuat Sera basah sepenuhnya dengan isi pikiran tentang JC yang melakukan hal itu padanya.
Dia menyukai bagaimana JC memperlakukannya dengan lembut dan menyentuhnya dengan hati-hati. JC bahkan menahan tubuhnya agar tidak terlalu menindih Sera karena cemas jika dirinya sesak oleh karena berat tubuhnya yang besar meski Sera berusaha meyakinkannya jika dia baik-baik saja.
"I miss you," kata-kata itu diucapkan JC dalam setiap sentuhannya.
Sera tersenyum dan memejamkan mata untuk menikmati cinta dan kasih sayang yang diberikan JC padanya. Tidak memikirkan hal yang terlalu berlebihan, jika saat ini diberi untuk menikmati, maka dinikmati saja karena setiap momen kehidupan bisa terjadi kapan saja.
Setiap sentuhan dinikmati Sera lewat desahan napas yang kian memberat. Ciuman yang semakin dalam dan liar membuatnya melambung tidak karuan di dalam. Hisapan lembut yang dirasakan di titik sensitifnya sukses membuat Sera menggila dengan hasrat yang hampir mencapai puncaknya lewat serangan gairah yang mulai membuatnya pusing.
Dengan pakaian yang sudah sepenuhnya terlepas dan merebah dengan tubuh telanjang tepat di bawah JC, Sera membiarkan dirinya menikmati apa yang diberikan JC padanya malam ini.
Rambut yang sudah sepenuhnya berantakan, kedua siku menahan tubuh karena deru napas yang kian memburu dan membusungkan dada untuk menghirup oksigen agar tidak kehabisan napas, juga kedua kaki yang terbuka lebar dengan kepala JC yang bergerak naik turun diantaranya.
Lidah yang bergerak memutar di titik sensitifnya, dua jari JC yang bergerak maju mundur di celah basahnya, dan pinggul Sera yang spontan bergerak untuk menuntut lebih banyak paduan sentuhan yang membuatnya semakin rakus dalam gairah, dan tidak lama kemudian, Sera menegang lalu mengerang keras dengan tubuh yang bergelinjang dan gelisah dalam sentuhan lidah dan jari JC yang semakin cepat.
Dua siku sudah tidak mampu menahan tubuh dan akhirnya Sera merebah dengan dua tangan yang sudah mengepal erat untuk menahan serangan gairah yang begitu hebat. Dia tidak sanggup untuk membuka matanya selain mengeluarkan erangan parau dan degup jantung yang bergemuruh kencang.
Pelepasan itu terasa indah dan begitu nikmat. Tubuhnya masih gemetar oleh gairah saat JC kembali untuk mencium bibirnya dengan bernafsu.
Tidak ingin berhenti, Sera spontan mengarahkan tangannya untuk menggenggam ketegangan JC dan melakukan gerakan naik turun dimana pria itu mendesah parau sambil memejamkan matanya.
Sangat indah, pikir Sera saat melihat ekspresi wajah JC yang penuh dengan gairah. Membuatnya semakin menginginkannya dan menyatu dalam hasrat yang seolah tidak ada habisnya.
Ciuman dihentikan Sera dan keduanya saling bertatapan dengan sorot mata gelap yang sama. Mendorong bahu JC pelan, Sera memintanya untuk mengubah posisi dengan JC yang berada di bawah.
"I want to taste you," ucap Sera dan JC mengangguk sebagai balasan.
Deru napas JC mulai memburu, sorot matanya menjadi liar saat melihat Sera turun untuk menggapai ketegangannya, dan mengerang saat wanita itu sudah mengulum, kemudian mengisapnya hingga terlepas, dan kembali mengulangnya dalam gerakan teratur.
Sambil memejamkan mata dengan tangan yang terus menggenggam dan bergerak naik turun, juga mulut yang mengulum ketat di sepanjang ketegangan itu, Sera menikmati bagaimana JC terasa semakin kencang, keras, dan penuh. Hal itu membuat gairahnya semakin melesak dan tidak mampu untuk menahan lebih lama lagi.
"Hey..." desah JC seolah memintanya untuk berhenti.
Sera menurutinya tapi tidak berhenti begitu saja sebab dia segera bergerak untuk berada di atas JC dan memposisikan celahnya tepat di depan ketegangan itu.
"Let me take over," ucap JC parau dan Sera menggeleng.
"I promise I will let you but I want to feel you right now," balas Sera sambil menurunkan tubuhnya secara perlahan lalu mendesah saat bisa merasakan JC masuk kedalamnya secara perlahan.
Keduanya saling mengerang saat penyatuan itu terjadi dan menikmatinya dalam diam selama beberapa saat. Dengan tangan saling menggenggam erat, sorot mata yang saling bertatapan dengan dalam, dan deru napas yang saling memburu kencang.
Perlahan, Sera mulai menggerakkan tubuhnya, naik dan turun, dan memejamkan mata oleh karena rasa pusing yang kian menjadi. Napasnya memberat dan terasa sesak oleh gairah yang kembali menggebu, dan tidak menyadari jika gerakannya semakin cepat, dalam, dan menuntut.
"Sera," ucap JC sambil menegakkan tubuh dan segera membalikkan posisi dengan Sera kembali di bawahnya. "Gimme a minute to put on some safety shit."
Mengangguk cepat, penyatuan itu dilepaskan dengan segera dan JC melakukan apapun yang perlu dilakukannya, yaitu memakai pengaman. Saat JC kembali padanya, Sera terkekeh dan menerima ciuman ringan disana.
"Nakal," bisik JC hangat sambil memasukkan tubuhnya kembali dan mengerang pelan.
Sera menahan napas dan menatap JC penuh damba. "I think you like it naughty."
"Yes. So much."
Keduanya kembali menyatu dalam hasrat yang sama, melebur dalam gairah dan tenggelam dalam pelepasan yang begitu hebat disana. Itu adalah momen kebersamaan yang begitu indah.
Berbagi rasa lewat rindu yang terluapkan oleh cinta dan gairah yang bersatu dalam harmoni kebersamaan yang menyenangkan.
"Aku nggak bawa baju, trus nggak ada baju ganti loh," ujar Sera saat keduanya masih beristirahat untuk menenangkan diri dan saling berpelukan.
"Emangnya butuh pake baju sekarang?" tanya JC sambil terkekeh saat Sera langsung mendongak untuk menatapnya.
"Masuk angin," jawab Sera cemberut dan JC terkekeh lagi.
"Pake kaos aku aja, baju kamu yang sekarang taro di washer dryer jadi bisa langsung kering dan bisa kamu pake lagi besok," ujar JC kemudian.
"I have no panties," sahut Sera.
"You don't have to. Cuci aja sekalian. Kalau sekarang, nggak usah pake apa-apa," balas JC sambil mengerling nakal.
Memutar bola mata, Sera menyerah dan memutuskan untuk membersihkan tubuh terlebih dahulu. Dia membiarkan JC untuk melakukan apapun yang dia katakan tentang pakaiannya.
Akhirnya, Sera memakai boxer dan kaos milk JC yang kebesaran di tubuhnya, setidaknya dia tidak perlu kedinginan.
"Next time, bawa baju buat ganti dan taro di lemari, jadi kalau nginep ada gantinya," ujar JC sambil memeluk Sera saat mereka kembali berbaring di ranjang.
"Oh masih ada next time ya," balas Sera.
"Iya, emangnya nggak?" sahut JC dengan kening berkerut.
Sera tertawa sambil memeluk JC dengan gemas. Dia menyukai kebersamaan yang terjadi saat ini dan langsung terlelap begitu saja. Dia tidak ingat apa-apa lagi selain kecupan ringan mendarat di keningnya dan itu sukses membuatnya tidur dengan senyuman yang menghias wajahnya.
I love you so much, batinnya sambil mengeratkan pelukan pada JC dan terlelap dalam mimpi yang begitu indah yang pernah ada.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
From 2.015 words to 1.479 words.
Kalau Bang Ian nggak dikasih rem, beneran bisa ngeblong banget.
Cuma pengen sweet romance,
tapi dia tulis cem dark gitu.
Sosok JC versiku agak ternistakan disini jadi aku edit secukupnya agar kesan JC nggak sekampret dalam
pov Babang. 😰
Semoga part ini cukup menghangatkan dirimu di hujan malam ini. 🙏
Salam dari bang CH buat kalian.
Nighty night. 💜
06.02.24 (22.35)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top