18 💧 Waktu itu.

Angin malam tidak baik untuk kesehatan. Kami berdua kembali masuk ke dalam pesawat. Di sana Dick kemudian mengeluarkan alat-alat seperti kamera, alat perekam video, dan kebutuhan jurnalistik lainnya. Keningku mengernyit melihat dia membawa barang-barang yang cukup lengkap.

"Aku bisa tinggal di sini dan membantu pekerjaanmu sampai selesai." Dick mengutarakan itu dengan wajah senang.

"Gimana Bludhaven?" tanyaku.

"Tidak apa-apa. Untuk sementara ada orang yang menjaganya," ucap Dick. Ia membereskan peralatannya ke satu tas besar lalu menoleh padaku. "Kau sendiri bagaimana dengan Helling Town?"

"Aku titipkan sama Liana. Dia sementara ini jadi sidekick-ku jadi pasti diurus olehnya," balasku.

"Tapi ... apa kau nanti akan baik-baik saja?" Wajah Dick berubah jadi khawatir.

"Maksudmu?" Aku bertanya tidak mengerti.

"Eum ... ayah mertua tidak akan marah jika aku datang ke sini dan menemanimu?" Ekspresinya benar-benar kelihatan khawatir. Setakut itu sama Lex?

"Aman." Aku mengacungkan jari jempol.

"Apanya yang aman? Ayah mertua kan tidak suka denganku? Dia tidak suka dengan hubungan ini. Kalau dia tahu aku menyusulmu dan kita berbaikan mungkin bisa saja ayah mertua akan melakukan berbagai cara un–" Ucapan Dick terhenti karena aku menempelkan jari telunjukku di bibirnya.

"Ayah udah tau, kok," kataku.

"Maksudmu?" Kini, jadi ia yang balik bertanya meminta penjelasan.

"Ayah udah tau kalau Nightwing itu Dick Grayson, ayah juga gak benar-benar benci sama hubungan ini, sih. Kalau memang dia mau melakukan cara agar kita pisah, udah dari lama dilakukan. Tapi ayah gak melakukan itu, kan? Terlepas dia masih belum bisa ngasih restu, dia gak benci sama kita, kok." Aku menjelaskan.

Dick sempat tidak bisa berkata-kata dalam beberapa detik. Ia kemudian kembali bertanya, "Bagaimana bisa?"

"Kamu ingat dulu saat di rumah sakit waktu ayah masih dalam pemulihan setelah dicuci otak dan dijadikan monster sama Darkseid? Kamu ingat lengkapnya pas kita di rumah sakit dan seruangan sama ayah?" Aku bertanya dan ia tampak seperti sedang berpikir sesaat.

"Iya, kenapa dengan itu? Itu ...," Dick kelihatan malu-malu. "waktu itu kan hari di mana kita resmi jadian. Aku menyatakan perasaanku dan–oh, jangan-jangan waktu itu ayah sudah sadar tapi pura-pura tidur?" Dick menebak.

Aku tersenyum sambil mengangguk. "Ayah itu tsundere, Dick. Kamu maklumi aja dia, ya."

Muka ayah memang selalu sinis, ekspresinya dingin dengan kata-kata yang sering keluar dari mulutnya terkesan rude. Meski begitu, menurutku hatinya lovey-dovey hanya saja tidak ditunjukkan secara nyata.

"Tentu, mau bagaimanapun ayahmu ayah mertuaku."

Belum juga sah tapi panggilannya sudah begitu. "Ngomongnya depan ayah langsung dong kayak gitu."

"Tidak berani." Dia cemberut.

Alah, gemas dan lucu sekali dia.

.

.

A/N : Dikit banget. 😔
Lagi basa-basi biar bab-nya nanti genap jadi dua puluh.

Oh, perihal bapak yang jadi monsternya Darkseid, nanti aku bikin work khusus ngeceritain itu dan itu bakal jadi work serius, enggak romkom kayak begini. Bakalan masuk ke Catastrophe Trilogy, yang di otakku sekarang idenya udah berkembang sepertinya bakalan berubah jadi series.

Book pertama Catastrophe udah ada di work aku kalau mau ngintip. Judulnya Madness In Gotham.✨

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top