YCCMM - 46

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐰

.

.

.

.

CHINATOWN, SAN FRANSISCO

"快来这里看看!我们在这里出售最便宜、最齐全的商品!" Ucap seorang pedagang di salah satu China town yang menawarkan produknya kepada salah satu pengunjung.

"Hai hai" Jawab seorang pria berusia 55 tahun bersama putri kecilnya di gendongan. Pria itu tidak sendirian, ia selalu ditemani ke-5 bodyguard kemanapun ia pergi.

"Ayah ngerti mereka bilang apa?"

"Tidak" Anak itu menjadi bingung. Ditepuknya pundak si kecil dan kembali berkata setelah melihat gerobak kecil di perjalanan mereka.
"Mau coba makanan itu? Sepertinya enak"

"Ya, Tasya mau" Setelah mendengar jawaban Putrinya, pria itu menuju gerobak, memesan satu porsi sup dan membayarnya baru kemudian menurunkan Tasya secara perlahan dari gendongan.

"Bos, tim mendapati pergerakan anak buah Kanawut di tempat ini" Bisik salah satu bodyguard.

Pria itu menjadi geram bercampur panik lalu melihat ke arah sang buah hati.

"Tasya, kamu tunggu disini. Ayah perlu ke sebelah sana dulu. Oke?"

"Okay"

Pria itu bergegas pergi, menyisakan satu dari 5 bodyguard untuk menjaga Putrinya.

"Halo, gadis kecil"

Deg

Tasya mendongak untuk melihat dengan siapa orang itu bicara dan menemukan seorang pemuda berusia 20 tahunan, memakai kostum ala bangsawan china di tubuhnya yang sedikit berotot.

"Kakak barusan bicara pada Tasya?" Tasya bisa lihat senyum tipis pada wajah tampan pria tersebut.

"Ya. Dimana Ayahmu?"

"Di sana" Menunjuk ke arah dimana Ayahnya pergi.

Pria muda itu memberi kode pada seseorang memakai jari tangan kemudian tersenyum pada Tasya.

"Kamu Anak yang baik dan manis tapi sayang, Ayahmu tidak dapat melihat perkembanganmu sampai besar"

"Huh? Tasya tidak mengerti maksud Kakak" Baru saja berkata demikian, tiba-tiba bodyguard yang ditugaskan menjaga jatuh tersungkur ke tanah.
"Kakak bodyguard---" Belum sampai disana, tiba-tiba suara lengkingan Ayahnya terdengar di kejauhan, membuat Tasya berteriak melengking.
"AYAHHHHHHHHHHHH???!!!" Tasya hendak menyusul namun pergelangan tangannya ditahan oleh pria muda tersebut.

"Diam disini. Ayahmu sedang mempertanggungjawabkan perbuatannya"

"AYAH BUTUH BANTUAN. TASYA MAU AYAHHHHH HIKSSSSS AYAHHHHHHHH!!!!"
"KAKAK, LEPASKAN TASYAAAAA!!!!! APA YANG KAKAK LAKUKAN PADA AYAH TASYAAAA--HIKSSS" Teriakkan Tasya mengambil alih atensi pengunjung Chinatown.

"Apa yang Kakak lakukan? Kakak daritadi disini bersamamu, kan?"

"LEPAS---TASYA MAU AYAHHHHHHHHH!!"

"Tch, menyebalkan"

"Bos, target sudah dilumpuhkan" Ucap Mild dari samping.

Pria muda itu segera melepaskan pegangannya pada Tasya.

"Sana cari Ayahmu dan beri salam perpisahan padanya"

Tasya segera berlari dan Type dapat mendengar lengkingan teriakkan Tasya untuk yang terakhir kali sebelum ia dan seluruh anak buahnya meninggalkan tempat tersebut.

"Ke tempat berikutnya"

"Baik, Tuan"

"TUAN---TUNGGU!!!" Seorang bodyguard berlari ke arah Type yang hendak masuk ke dalam mobil dengan sebuah Ipad di tangan kanannya. Type segera berhenti kemudian melirik pria itu dengan alis terpaut.

"Ada apa, Mark? Kau menemukan sesuatu?" Tanya Mild. Mark adalah salah satu anggota tim intel yang berada dibawah naungan Mild Suppanut.

"S-SAYA MENEMUKAN INI, TUAN!! INI ADALAH DATA DARI MUSUH TADI"

"Hah?"
"Dimana kau menemukan data itu?"

"Kami menemukan Flashdisk jatuh dari kantung celana salah satu dari mereka dan saya coba untuk melihat dan---saya menemukan titik aneh pada map. Setelah saya telusuri, titik itu mengacu pada tempat yang sudah anak buah Kennedick kepung dan hancurkan lalu----titik-titik itu ada di cabang markas Tuan Type dan mansion Tuan Gupi"

"Hah?" Type bengong sementara Mild masih mencerna.

"Jadi maksudmu, si Kennedick itu tidak ada di San Fransisco dan malah bergerak lebih dulu di Thailand?"

"Ya, Tuan. Kurang lebih seperti itu dan mereka telah melancarkan aksinya semalam"

Mild dan Type saling menatap.

"Jadi surat kemarin, mengatakan bahwa Kennedick ada di San Fransisco, adalah jebakan?" Kedua tangan Type mengepal erat.

"Kenapa saya tidak menerima info apa-apa dari berbagai cabang markas?" Tanya Mild.

"Kabarnya mereka sengaja menyerang markas dalam waktu bersamaan sehingga tidak ada satupun dari mereka yang berhasil memberitahu kita"

"Benar-benar licik"
"Tuan, ingin hubungi seseorang di mansion untuk memastikan?"

Type memberi kode setuju lalu Mild segera meraih ponsel untuk menghubungi salah satu kepercayaan yang ia taruh di mansion keluarga Traipipattanapong.

Panggilan pertama tidak dijawab.

Panggilan ke-2 di tolak.

Panggilan ke-3 di jawab namun tidak terdengar jelas.

*Kresek kresek*

*Kresek kresek*

"HALO?????!??"

*Kresek kresek*

"HALO????? KENAPA DIAM SAJA?? BISA BERITAHU KAMI APA YANG SEDANG TERJADI DISANA?"

"Beraninya kau meninggikan nada bicara padaku!"

Deg

*Ini bukan suara Darco*
(Darco adalah mata-mata kepercayaan Mild)
Mild segera mengaktifkan speaker agar Type juga dapat mendengarnya.
"KAU SIAPA??! KEMANA DARCO?" Teriak Mild. Ia tidak paham bagaimana ponsel Darco ada pada orang asing tersebut.

"Kau ingin tahu keadaan di sini, kan?"

"KAU SIAPA, BRENGSEK??!! JAWAB SAYA!!!!" Mild naik darah sementara Type tetap tenang dan mendengarkan.

"Lebih penasaran yang mana? Keadaan teman mu, Tuan mu atau pelayan manis nya?"

"SIAPA YANG KAU MAKSUD---HEI, KUPERINGATKAN UNTUK TIDAK MACAM-MACAM PADA MEREKA ATAU KU----"

"Bunuh? Hah--Hahahahaha. Lalu datang dan bunuh aku"

"Apa yang kau tertawakan disana, Kao Jirayut" Kali ini Type bersuara, membuat keheningan sementara.

*Apa? Itu Kao?* Mild shock karena hampir tidak mengenali suara Kao.

"Oh, seperti yang kuduga, Type si cerdas. Apa kabar?"

"Apa yang kau lakukan disana sementara aku merindukan darah dan dagingmu disini, hm?" Ucap Type.

Terdengar kekehan dan disusul oleh suara yang Type sangat kenali.

"TYPE, KAU KAH ITU? JANGAN PULANG!!! DISINI BERBAHAYA!!"

"Phi Miu?!"

"Ssstt, kamu jangan berisik, sayang. Aku sedang reuni dengan teman lama"

"Kenapa kau ganggu dia? Dia tidak ada hubungannya dengan masa lalu"
"Kuperingatkan---jangan sentuh dia se-ujung kuku pun kalau masih sayang dengan nyawamu"

"Kau mengancamku barusan?"

"Aku memperingatkanmu, Kao Jiracat"

"Hahahaha!! Kau masih sama seperti dulu, Type. Suka meniru Kakakmu dan mengganti nama orang sembarangan"

"Bukankah memang itu yang kau rindukan dariku?"

"Datanglah jika kau masih sayang dengan keluargamu, Type dan--Kakakmu sepertinya akan kalah kali ini. Kudengar dia tertembak dan melawan Kennedick sendirian. Apakah ini adalah akhir dari keluarga Traipipattanapong? Aku menantikannya" Menyeringai lalu mematikan panggilan secara sepihak.

Tutttt tutttt tuttttt

"Brengsek keparat sialan!!!!!" Mencengkram body pintu mobil hingga penyok.
"KEMBALI KE THAILAND SEKARANG"

"Baik, Tuan" Sahut Mild dengan penuh ketegangan sebab keadaan hati Tuan nya jauh dari kata baik.

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

MANSION TRAIPIPATTANAPONG, THAILAND

30 Menit Sebelumnya

Keadaan mansion terbilang kacau. Terdengar banyak ledakan senjata dan bom dimainkan di sisi barat dan selatan oleh anak buah mereka untuk membunuh.

"Sayang, ikuti aku terus. Aku akan melindungimu"

Sepanjang Gupi menarik ia pergi, ia melihat banyak maid terluka karena tembakkan dan runtuhan benda. Lantas, hal itu membuat hati Miu ikut terluka. Ia pun menarik tangannya dari Gupi dan berkata, "PERGILAH! SELESAIKAN URUSANMU SEMENTARA AKU AKAN MELINDUNGI MEREKA. MEREKA TIDAK PANTAS MATI DENGAN CARA SEPERTI INI"

"Sayang, aku---"

"Gupi, aku tidak lemah seperti dulu. Kamu sudah melihatnya kan?"

Gupi termenung sebentar di tempatnya kemudian mendekati Miu lalu mendaratkan kecupan pada bibir Istri manisnya tersebut.

Cup

"Tetaplah hidup sampai aku kembali atau aku akan menyeret jiwamu dari surga sana" Memeluk Miu erat-erat.

"Ya. Terima kasih sudah mau percaya padaku"

"Aku selalu mempercayaimu, Istriku"

Miu melepaskan pelukan lalu menggigigit bibir Gupi dengan gemas.

Gupi shock. Ia tidak menyangka Miu akan memberinya kejutan.

"Apa itu barusan, sayang?"

"Hehehe"
"Jaga dirimu baik-baik"

"Kamu juga" Gupi pergi untuk mencari Kennedick kemudian Miu lari ke arah sebaliknya untuk mencari keberadaan maid dan menolong mereka.

Miu yang sengaja memisahkan diri dari Gupi, pelan-pelan berhasil mengumpulkan maid demi melindungi mereka yang tidak bersalah. Beruntung, dalam keadaan kacau seperti itu, Alex dan Ploy tidak di tempat karena jika demikian, Miu akan dibuat lebih pusing lagi untuk melindungi kedua mertuanya tersebut.

"Kalian sembunyi disini. Jangan ada yang keluar sebelum saya suruh. Paham?"

"Paham, Tuan"

"Bagus" Di saat Miu hendak bangkit berdiri, salah satu maid menggenggam pergelangan tangan nya.

"Tuan mau kemana? Sembunyilah bersama kami disini"

"Maaf, di luar sana masih ada teman kalian yang perlu bantuan. Jika kalian menunggu dengan tenang, musuh tidak akan mendapati kalian disini. Oke?"

"Tuan, sejak kami bekerja disini, kami sudah tahu akan terjadi seperti ini. Kami sudah siap. Kami tidak ingin majikan yang kami sayangi terluka"

Miu hanya tersenyum.

"Nyawa kalian lebih berharga dari apapun. Lindungi selama kalian bisa. Saya harus pergi"

"Tuan, hati-hati"

Miu mengangguk sebagai jawaban lalu keluar dengan cara mengendap-endap. Miu pergi ke arah dapur dimana biasa maid berada, berpikir pasti ada yang sembunyi disana namun siapa sangka, di tengah perjalanannya Miu tertangkap basah oleh Kao yang mengikuti Miu diam-diam di antara berisiknya tembakan peluru.

"Apa yang sedang kau lakukan disini, manis?"

DEG

Miu shock. Ia menempelkan punggungnya secara reflek pada dinding ruang tamu.

Miu merutuk karena ketahuan.

*Bagaimana ini?* Melihat kanan kiri dimana anak buah Gupi dan Kao masih adu tembak.

"Kau siapa? Ada hubungannya dengan Trai? Atau cuma pelayan disini?" Bergerak semakin dekat pada Miu.

"JANGAN MENDEKAT!!!"

Kao reflek berhenti.

"Wow wow wow--galak sekali. Tipeku banget" Menyeringai.

"Orang gila!" Miu kembali merutuk tapi kali ini lebih kejam.

Drrttt Drrttt

Kao mencari bunyi ponsel dan menemukan nya di lantai, dekat mayat Darco dan dimulailah perbincangan itu. Miu berusaha mendengar dengan siapa pria itu berbincang hingga ia mendengar suara yang tampak tidak asing.

*Type?!*
"TYPE, KAU KAH ITU? JANGAN PULANG!! DISINI BERBAHAYA!!!" Setelahnya mulut Miu dibekap oleh tangan besar Kao sampai panggilan terputus.

"Kamu berisik sekali. Untung manis" Mengeluarkan senyum yang menurutnya tampan.
"Aku beruntung bisa menangkap pria sepertimu di sini. Seperti memenangkan lotre?"

DUGHH

"AAKHHHHH------" Kao jatuh dalam posisi berlutut sambil memegangi bagian penis yang di tendang oleh Miu.

"Kau tidak akan bisa menangkapku karena aku----" Memberi tatapan tajam dan nada serius.
"----bisa lari" Segera setelah berkata demikian, Miu lari sekencang-kencangnya menuju pintu utama mansion.

"APA YANG KALIAN TUNGGU??!!!! TANGKAP DIA DAN BAWA KE HADAPANKU!!!!!!!"

"B-Baik, Tuan"

"ARRRGHHHHHHHH---BRENGSEK!!!! TUNGGU PEMBALASANKU NANTI---AHHHH SIAL, SAKIT SEKALI" Berusaha bergerak untuk mengejar Miu.

"Hah,, hahh,, kenapa harus sakit sekarang---hah hah?" Ujar Miu sambil memegangi luka jahitan. Sesekali ia melirik ke belakang dimana Anak buah Kao masih mengejarnya sedangkan ia sudah tidak dapat lari kencang seperti sebelumnya. Ia melirik kanan dan kiri, mencari celah untuk sembunyi sampai---
"HMPPPPP??!!" Tiba-tiba mulut di bekap kemudian ia di tarik ke sebuah semak-semak yang ada di taman mansion.

"Diam"

"?????!!!!!"

:

Di sisi lain

Terdapat goresan luka pada dada dan kaki Gupi, begitu pun juga dengan keadaan musuh yang jauh lebih parah. 
Mata kaki biru, tangan terpelintir, wajah lebam, bagian sisi leher dan perutnya mengalir darah segar namun hebatnya, pria yang memiliki nama Kennedick itu mampu bangkit berdiri dan menatap tajam pada Gupi.

"Sekali lagi?" Ucap Gupi dengan seringainya yang mampu membuat mental lawan jatuh.

Kennedick mengacungkan pisau penuh darah kepada Gupi.

"Aku akan akhiri semuanya disini dengan memenggal kepalamu"

Gupi terkekeh.

"Silahkan jika kau mampu, Pak tua. Tapi sebelum itu, tidak kah kau harus bersujud memohon pengampunan kepadaku dulu atas perbuatanmu di masa lalu?"

"CUIH! TIDAK SUDI, KEPARAT!!!!"



To Be Continue,,,,


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top