YCCMM - 44
Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🐰
.
.
.
.
Miu menatap kedua tangan sejak 10 menit lalu yang terus bergetar. Ia duduk bersimpuh sambil terisak.
Miu tidak tahu apa yang ia rasakan kini.
Apakah kematian Gupi adalah yang benar-benar paling ia inginkan?
"Hiksss hik--hikssss a-aku tadi hampir benar-benar membunuhnya--hik hiksss hikkk hiksss" Tangan yang masih gemetar itu ia pakai untuk menutup wajah dan isak tangis kian menjadi histeris.
Ia telah kehilangan Anaknya oleh ketidakjujuran Gupi. Tetapi ucapan Win saat di rumah sakit, selalu terlintas seperti meyakinkan Miu bahwa bukan salah Gupi 100%. Hanya sebuah takdir yang memang senang bermain dengannya.
.
Flashback ON✨
Miu berhasil masuk ke dalam ruang latihan setelah menghindari Gupi lalu menghabiskan waktunya hampir 6 jam tiada henti. Itu terbukti dari adanya suara tembakkan yang terus terdengar dari dalam gudang tersebut.
Sementara Gupi, ia yang sudah dengan sengaja mengosongkan jadwal demi sang Istri, menunggu dengan sabar di depan pintu gudang setelah menyuruh anak buah yang berjaga untuk pergi karena Gupi sendiri yang berinisiatif untuk menjaga Istrinya langsung dari apapun.
Banyak hal yang sudah Gupi lakukan dalam 6 jam tersebut. 2 jam pertama menunggu, Gupi bermain bersama Chopper. 2 jam pertengahan, ia mengadakan piknik dadakan di depan gerbang. Ia benar-benar keras kepala untuk menjaga Istri manisnya tersebut.
"SAYANG, AYO MAKAN DULU. AKU TAHU KAMU PASTI SUDAH LAPAR . AKU SUDAH SIAPKAN BANYAK MAKANAN KESUKAANMU DI SINI. AYO MAKAN BERSAMA DAN SETELAH ITU KAMU BISA LANJUT LATIHAN LAGI" Teriak Gupi sambil beranjak berdiri, berusaha mengintip sang Istri dari celah udara pada pintu.
"SAYANG? KA----"
.
DOR
.
"-----UWAAAAAAAAAAA!!"
.
BUGHHH
.
"Adudududududuh---pantatku" Gupi menangkap Miu sedang mengarahkan pistolnya ke arah celah dimana ia mengintip dan tanpa ragu menarik pelatuk, sehingga Gupi terkejut lalu jatuh dengan pantat menyentuh tanah lebih dulu.
"SAYANG, KAMU JAHAT SEKALI---HIKS~~!! AKU KAN BAIK-BAIK MAU NAWARIN MAKANAN. KENAPA KAMU MALAH MAU MEMBUNUHKU?" Teriak Gupi dengan nada manja, berharap Miu akan keluar namun nihil. Miu tetap tidak keluar sampai 2 jam terakhir, Gupi tengah tidur pulas di kursi dengan posisi punggung ia sandarkan pada dinding gudang.
.
CEKLEK
.
Miu keluar dan menemukan Gupi di sisi kanan.
"Benar, dia masih disini" Satu tangan yang memegang pistol ia taruh di belakang tubuh dan satu tangannya lagi mengepal erat.
Melihat sosok Gupi, entah mengapa hatinya kembali memanas. Ia masih ingat dengan jelas ketika Gupi memilih untuk memyelamatkan dirinya dibanding bayi mereka lalu keluar dari ruangan seolah mengatakan 'Aku tidak peduli pada Anak itu karena aku lebih peduli padamu'.
SIALAN.
Jika di ingat lagi, Miu rasanya ingin menghabisi nyawa Gupi saat itu juga. Anak yang ia rawat dengan hati-hati dan penuh kasih sayang di alam kandungan, harus kandas dan mengenaskan seperti itu.
Miu kembali merasa tidak terima. Tanpa sadar, ia sudah mengulurkan pistol paling mematikan jenis Wessong 500 Magnum yang ia ambil secara diam-diam dari lemari koleksi Type.
Kalian masih ingat alur dimana Miu mengambil alih kamar Type karena marah pada Gupi? Nah, di kamar itu banyak koleksi senjata yang Type simpan dan berkali-kali dipakai oleh Miu untuk melakukan aksi bunuh diri. Karena hal tersebut, semua senjata itu disita dan beruntung, Miu sempat menyembunyikan salah satu senjata legendaris dan berhasil. Sekarang ia akan pakai senjata itu untuk hal yang seharusnya. Membunuh Suaminya sendiri.
Perlahan, Miu memegang pistol memakai dua tangan sambil ia ulurkan tepat ke kepala Gupi dengan tatapan kosong. Hal yang tidak baik dan dapat menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
"Kau telah membunuh Anakku!" Bibir Miu bergetar.
"Apa kau pernah menyesal? Sekali saja?"
"Kurasa tidak" Senyum kecut.
"MAKA KAU HARUS MATI UNTUK MINTA MAAF PADA ANAKKU DI ALAM SANA---HIKSSSSS KEPARAT!!!!"
.
DOR
.
"Apa?!" Peluru melesat karena Gupi berhasil menghindar dan detik berikutnya, pistol sudah berpindah tangan kepada Gupi. Gupi melempar pistol itu jauh-jauh lalu mengunci kedua tangan Miu kebelakang sehingga Miu tidak dapat bergerak.
"LEPASKAN AKU---BRENGSEKKKKK!!!!!" Miu mengumpulkan kekuatan pada lengan tangan sebagaimana Type pernah mengajarinya dan berhasil. Kini posisinya berubah. Miu telah meloloskan diri, menangkap satu tangan Gupi lalu ia banting ke tanah dengan kuat.
"Uhukkkkk uhukkk" Gupi terbatuk setelah punggungnya menghantam tanah. Gupi yang masih belum sadar 100%, harus kembali terkejut ketika Miu duduk di atas perut lalu memukul wajah tampannya bertubi-tubi.
.
BUGH BUGHH BUGH
.
"BRENGSEKKKKKKKKKKKKKKK!!!!"
"PEMBUNUHHHHHHHHHHH!!!!"
"KAU TAHU BETAPA AKU SANGAT MELINDUNGI ANAKKU, MEMPERHATIKAN ANAKKU, DAN BERINTERAKSI DENGANNYA SELAMA 6 BULAN INI TAPI---HIKSSS,, KAU DENGAN TEGA MEMBUNUHNYA DENGAN KEJI!!!! HIKSSSS HIKSSS ANAKKU!!!! DARAH DAGINGKU!!!! BAGAIMANA AKU BISA MERELAKANNYA---HAHH???!!!"
"KENAPA KAU TIDAK BIARKAN AKU SAJA YANG MATI???!! KENAPAAAAA HARUS ANAKKUU---HIKSSSSSSSS???!!!!!! KENAPA HARUS ANAKKU YANG KAU BUNUH, KEPARAT????!!!!!!!!"
"KAU TIDAK PERNAH TAHU BETAPA AKU SANGAT MENYAYANGINYA!!! BETAPA AKU SANGAT MENANTIKAN KEHADIRANNYA DI DUNIA INI----KAU---KAU SEENAKNYA HIKSSSSS HIK---KAU-----AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA MATI SAJA KAU, BRENGSEKK!!!!!!!"
"KAU EGOISSSSSSS!!!!!! KALAU AKU BOLEH EGOIS, AKU INGIN KAU SAJA YANG MATI, BUKAN ANAKKU!!!!!!!!!!"
"AKU TIDAK PEDULI KAU MAFIA, PEMERINTAH, ATAU PENGUASA KARENA YANG AKU TAHU KAU ADALAH PEMBUNUH ANAKKUUUUUUUUU!!!!!!!"
.
BUGH BUGH BUGH
BUGH BUGH
.
Tahu apa yang dilakukan Gupi? Ia hanya pasrah dan menerima semua pukulan itu dengan lapang dada tanpa membalas sekalipun. Pukulan yang penuh berbagai emosi di dalamnya, Gupi sepenuhnya mengerti betapa Miu sangat kecewa padanya.
Tapi, apa yang harus ia lakukan? Merelakan Miu demi Anak mereka yang belum tentu bisa bertahan lama, ia tidak mau menanggung penyesalan yang seperti itu.
Gupi sangat mencintai Miu, seluruh dunia tahu itu. Gupi juga tahu bahwa Miu pasti mengerti tentang hal itu tapi ia terlanjur dikuasai oleh yang namanya kebencian.
Gupi tetap tidak mau menyakiti Miu walau kini sidut bibirnya telah sobek, pipi dan matanya lebam, serta luka lecet pada pipi oleh kuku Miu yang tajam.
Gupi mengerti bahwa Miu hanya perlu seseorang untuk meluapkan emosinya. Ya. Gupi pikir hanya waktu yang dapat merubah Miu menjadi ceria seperti dulu.
Ketika dirasa pukulan saja tidak cukup untuk meluapkan emosi, Miu beranjak dari perut Gupi untuk mencapai pistol yang telah Gupi lempar sebelumnya.
"MIU, TUNGGU---"
Miu berhasil meraih pistol dan menodongkannya ke arah Gupi namun Gupi dapat dengan cekatan memblokir pistol ke arah lain dan---
.
DOR
.
Satu tembakkan lepas di udara.
"LEPASKAN AKU!!!!!!! LEPASSSSSSSSSSS----HIKSSSSSSS!!!!! LEPAS!!!!!!!!" Melotot pada Gupi.
Gupi masih menahan pistol itu ke udara dengan tatapan yang tidak Miu ketahui, menatap matanya.
"Kamu yakin tidak akan menyesal?" Gupi dan Miu bertatapan mata selama 3 detik sebelum Gupi melanjutkan.
"Aku akan membiarkan kamu membunuhku jika itu yang kamu mau tapi, kamu akan menyesalinya---seumur hidupmu" Gupi menekan bagian tajam pistol sehingga darah muncul dari sela jari dan Miu melihatnya. Gupi masih menatap lurus pada Miu sementara Miu menatap darah yang mengalir itu, membuat amarahnya sedikit demi sedikit tergerus.
"Hikssss hik----hikssss kamu telah membunuh Anakku---hiksss" Pegangan Miu pada pistol mulai melemah, seakan kesadarannya kini telah mengambil alih dan itu adalah kesempatan bagi Gupi untuk kembali membuang senjata mematikan itu sejauh mungkin.
Miu mundur beberapa langkah sebelum Gupi berangsur maju untuk kembali mendekatinya.
"Miu, kamu terluka sekarang"
"Kamu terluka hingga membutuhkan orang untuk disalahkan---"
"DIAM!!!!!" Miu mengepalkan kedua tangan.
"Aku melihatnya sendiri, kau menandatangani persetujuan untuk membunuh Anakku"
"Aku tidak tahu apa yang kamu rasakan tapi kamu harus tahu betapa sakit dan beratnya hatiku saat menandatangani persetujuan itu"
"Kamu pikir aku tidak peduli dan tidak menyayangi Anak kita?" Air mata Gupi jatuh tanpa permisi.
"Aku sangat peduli, Miu. Aku---hikss,, aku tidak punya pilihan"
"Segala cara sudah aku lakukan untuk menyelamatkan kamu dan Anak kita tapi---tidak bisa. Aku gagal---hiksss hik---hikssss aku gagal sebagai Ayah--hiksss"
Lutut Miu lemas. Pantat Miu hampir menyentuh tanah jika Gupi tidak segera menangkap dan membawa Miu ke dalam dekapannya.
Miu tidak tahu bahwa Gupi juga merasakan hal yang sama. Bukan salah Miu sepenuhnya. Miu memang tidak tahu apa yang Gupi lakukan untuk mengupayakan keselamatan mereka berdua karena Gupi tidak pernah memberi tahu! Salahkan pria itu yang terlalu egois untuk menyimpan semuanya sendiri.
"Aku minta maaf" Ucap Gupi sambil mengusap punggung Miu yang bergetar.
"Sungguh, aku benar-benar minta maaf telah memberimu luka yang begitu dalam" Mengeratkan pelukannya pada Miu.
"Aku minta maaf---hiksss hik--hiksss, sayang--katakan hikss, katakan cara apa yang bisa aku lakukan agar kamu mau maafin aku?"
Dada Miu kembali nyeri.
"Aku bukan Istri dan Ibu yang baik hiksss----" Setelahnya pandangan Miu menggelap.
"Hei--sayang" Menepuk pipi Miu secara lembut.
"Sayang, bangun"
"Miu?"
Di sisi lain, Type dan anak buahnya, Alex, serta Ploy melihat adegan itu dengan was-was.
"Hikss,, kasihan sekali menantuku---hiks hikksss" Ujar Ploy sambil terisak, tidak tahan dengan rasa sakit yang terpancar dari Miu sementara Alex hanya diam sambil menenangkan Istrinya.
Mereka sepakat untuk mendatangi Gupi yang tengah kelabakan setelah Miu tidak sadarkan diri di dekapannya.
"Bawa dia ke kamar, Nak. Dia pasti sangat kelelahan hiks"
"Mommy? Daddy? Type? Kenapa kalian ada disini?"
"Kalian melihat semuanya?"
Type menepuk bahu Gupi sebelum berkata, "Kau tidak jadi mati hari ini, Phi? Padahal aku sudah siapkan peti paling mewah untukmu"
"KEPARAT"
Type menyunggingkan senyum mengejek.
"Cepat bawa Phi Miu ke kamar dan setelah itu obati wajahmu. Tambah jelek saja kalau dilihat-lihat"
"Awas kau nanti" Melotot pada Type sementara ia menggendong Miu ala bridal menuju kamar yang seharusnya, kamar Gupi dan Miu.
Flashback OFF✨
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top