YCCMM - 41
Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐺
.
.
.
.
Di satu sisi dengan pantang menyerah, Type terus menekan tombol pada walkie talkie miliknya, berharap sang Kakak dapat mengetahui kode tersebut.
.
CTAK CTAK CTAK
CTAK CTAK CTAK
.
"Phi--ayo lihat dan jawab!!! Sekarang adalah kesempatanmu---Tck! Kemana manusia satu ini?!! Kalau bukan Kakakku, sudah aku mutilasi jadi 10 bagian"
"APA YANG KAU LAKUKAN DISANA, KANAWUT??!!"
"Menunggumu untuk datang?" Kemudian Type menyeringai.
"HAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!! KAU PIKIR AKU AKAN DATANG DAN MENYERAHKAN NYAWAKU PADAMU? JANGAN HARAP! KAU PIKIR KAU SIAPA?!"
"GODFATHER"
"KEPARAT!!!! MAJU KAU SINI SEKARANG ATAU KUBUNUH ISTRIMU!!!!" Toey tidak suka bagaimana orang didepannya terus menjawab. Ia pun semakin mendekatkan permukaan pisau pada leher Miu. Di samping itu, Toey sedikit penasaran kenapa Kanawut tidak memberi perintah apapun pada anak buah yang ada di sisi kiri dan kanan nya.
"LEPASKAN SAYA!!!! LEPASKAN SAYA!!! KALAU ANAK SAYA CIDERA, ANDA MAU TANGGUNG JAWAB???!!!"
"DIAMMMMM!!!!!!"
"HIKSSSS HIKSSSS TOLONGGGGGG!!!"
"MINTA TOLONG SAMA SUAMIMU DISANA!!! SURUH DIA MAJU UNTUK MENYELAMATKANMU"
*Dia bukan Suamiku*
"HIKSSSSSS HIKSSSSSSSS" Tangisan Miu semakin histeris.
.
CTAK CTAK
CTAK CT----
.
"Oh?" Terpaku pada satu titik, di ikuti anak buah yang lain.
Ekspresi shock dan kaget yang mereka keluarkan, berhasil membuat Toey bingung karena semua mata dan ekspresi itu tertuju ke arahnya sebagai pusat.
"APA??!"
"APA YANG KALIAN LIHAT???"
"KALIAN MAU MENAKUTIKU?"
"H-Hei---kalau anda mau bicara, tolong jauhkan pisau anda dari leher saya. Setiap anda bicara, leher saya kena gores, tahu!"
"APA ITU PENTING SEKARANG??! SAYA BAHKAN INGIN MEMUTUS SEMUA NADI LEHERMU MENJADI BEBERAPA BAGIAN DAN MENGELUARKAN ISI PERUTMU DISINI. BAGAIMANA KEDENGARANNYA?" Toey membentak tepat di samping telinga Miu tanpa memperhatikan sekitar.
"Mengerikan"
"MAKA DARI ITU BERHENTI BERONTAK DAN DIAM SAJA!" Beberapa detik setelahnya, Toey merasa ada kejanggalan. Suara yang tadi menjawabnya, itu bukan berasal dari Miu.
"S--SIAPA-----AARRRGGGGGGGGGGGGGGGGG!!!!!!"
.
TAP
KRECKKK
BUGHHH
.
Toey merasa tulang lengan nya patah ketika tiba-tiba di tarik ke atas lalu diputar ke belakang sebanyak 180° diakhiri dengan bantingan kuat pada punggung belakang Toey ke lantai.
"Berani mengancam Istriku dengan kalimat menakutkan seperti itu. Ku rasa kau sudah bosan hidup, Toey" Gupi segera memeluk Miu dengan erat.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?"
"Em. Aku tidak apa-apa"
"B-Bagaimana kamu tahu aku ada disini?"
"Itu mudah"
"Apapun itu---" Membawa surai Miu ke belakang, menciptakan rasa merinding pada sekujur tubuh Miu.
"---kamu berhutang penjelasan padaku" Miu meneguk ludah secara singkat dan kasar.
Kejadian begitu cepat.
Belum selesai dari rasa shock atas apa yang terjadi pada dirinya, ia pun harus kembali dikejutkan oleh sosok yang kini sudah ada di hadapannya tersebut.
"K---K-----KAU------???!!!!!!"
"K---KAU BUKANNYA ADA DIBAWAH SANA??!"
"BAGAIMANA KAU BISA------" Toey melihat ke bawah dan harus shock untuk ke-3 kalinya sebab Type masih ada disana. Duduk sambil melambaikan tangan ke arahnya. Melihat wajah yang sama persis, lantas membuat Toey berkali-kali melirik Type dan Gupi untuk memastikan.
"Kupikir Adikku sudah membunuhmu"
"A---A--ADIK???! B---BERARTI ORANG YANG DISANA----T-TYPE????!!!!!"
"B---BAGAIMANA BISA---BUKANKAH DIA MASIH MENGASINGKAN DIRI---UHUK UHUK???"
"Yo! Akhirnya kau mengenaliku sekarang?"
"Aku bosan, jadi aku membebaskan diriku dari sana untuk mencarimu. Asal kau tahu, kau adalah orang pertama yang aku cari setelah bebas, loh. Senang tidak?" Tersenyum.
Gleg
*Tamat sudah riwayatku. Di kurung 2 hyena seperti ini bukan hal yang bagus. Minimal cacat fisik jika tetap hidup* Tidak sengaja matanya menangkap mayat anak buah yang tadi di belakangnya, berhamburan penuh darah dimana-mana dan sedang dibersihkan oleh anak buah Type agar Miu tidak lihat.
Melihat hal itu, membuat rumor tentang Gupi semakin benar adanya bila ia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, senyap, dan tanpa perasaan.
Gupi melirik ke belakang, memastikan mayat-mayat sudah dipindahkan dan area bersih sebelum ia berkata, "sayang, Mild akan mengantarmu ke tempat aman. Mau, ya? Aku masih ada urusan dengan orang itu"
"Ya. Hati-hati dan cepat kembali"
"Tentu saja"
Cup
Gupi mencuri kecupan pada bibir Miu dan setelahnya, Miu melenggang pergi bersama dengan Mild yang sudah menunggu di ujung tangga.
"Hati-hati turun tangganya, Tuan. Mari saya bantu" Mild mengulurkan tangan kemudian digenggam oleh Miu.
"Terima kasih"
Perlahan-lahan mereka menuruni anak tangga hingga tiba di lantai dasar, Miu menghentikan langkah kakinya secara tiba-tiba.
"Tunggu sebentar disini"
"?"
Miu melewati Mild begitu saja menuju ke satu titik dimana ia pertama kali bertemu dengan orang jahat itu.
Melirik ke sana kemari seperti mencari sesuatu.
"Tadi aku lihat dokumen itu jatuh disini. Kemana ya sekarang?"
"Tuan, apa yang sedang anda cari? Saya akan bantu"
"Ahh---tolong cari dokumen yang sampulnya berwarna hijau. Tadi aku menjatuhkannya disini"
"Dokumen? Tunggu sebentar, saya akan mencarinya" Mild mulai melakukan pencarian di sisi barat sedangkan Miu di sisi utara, masih di lantai yang sama.
"Permisi, anda mencari ini?"
Deg
Miu terkejut ketika seseorang tiba-tiba mengulurkan dokumen yang ia cari tepat dihadapannya.
"Tadi saya menemukannya di sana. Saya pikir benda ini milik anda karena anda seperti sedang mencari sesuatu"
Miu segera menerimanya dengan cepat.
"B-BETUL!! I-INI MILIK SAYA. TERIMA KASIH BANYAK!! TERIMA KASIH!! SIAPA NAMA ANDA?"
"N-Nama saya Ter"
"TERIMA KASIH BANYAK, TER. SAYA AKAN INGAT JASA ANDA SAMPAI SAYA MENJADI PIKUN"
"T-Tuan, ini bukan apa-apa. Tolong jangan terlalu menyanjung" Ucap Ter malu-malu.
"Itu karena dokumen ini sangat penting buat saya. Terima kasih sekali lagi, na. Nanti saya naikkan gaji anda 3X lipat"
"Tuan, tolong hentikan"
Miu tidak menggubris Ter lagi dan mulai membuka sampul dokumen. Sebelum buka, ia menyiapkan hati lebih dulu. Menarik nafas dalam-dalam lalu ia buka lembaran pertama yang berisi nama nya dan judul, 'RINCIAN KONDISI PASIEN STRATA 5 (KRITIS) SECARA BERKALA'. Dari judul saja, Miu bisa menebak bahwa kondisinya jauh dari kata baik.
"Kritis? Kata dokter itu kondisiku selalu baik. Itu bohong?" Mengerutkan kening kemudian melanjutkan membuka halaman selanjutnya yang berisi rincian usia kandungan, kondisi rahim, kondisi tubuh Miu secara keseluruhan dan apa saja penyakit yang menyertainya.
"HAH---HMPPP" Miu tercengang hingga menutup mulutnya. Lutut Miu lemas sehingga ia jatuh dalam keadaan berlutut. Beruntung, Ter masih ada di sana dan reflek menahan bobot tubuhnya
"Tuan, dokumennya----" Mild baru saja datang dan menemukan Miu sudah larut dalam isak tangis, duduk di atas lantai bangunan yang kotor dan dingin.
"---Tuan? Ada apa?" Mild bertanya namin tidak di respon.
"Ter, apa yang terjadi?"
"Aku tidak tahu, Bos. Pria ini tiba-tiba jatuh setelah buka dokumen yang dipegangnya"
"Dokumen apa?"
Ter mengendikkan bahu sebagai jawaban.
"Tuan, mari berdiri. Lantai ini----"
"HIKSSSS HIKKK---HIKSSSSS HIKKKK----" Mild mematung di posisinya.
"-----HIKSSSSSSSSSSS HIK----HIKSSSSSSS BAJINGANN!!!!! HIK----HIKSSSSSS HIKKKKKSSSSS INI--- INI YANG KAU SEMBUNYIKAN DARIKU SELAMA INI? HIKSSSSSS HIK----HIKSSSS HIKSSSSSSSSSS---HIKSSSSS-----AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BRENGSEEKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!"
.
BRUGGHH
SRAKKKK
.
Hati Miu sakit.
Dokumen itu dibuang penuh amarah sehingga isi nya berserakan kemana-mana.
"BRENGSEKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!! HIKSSSSSSSS PENIPUUUUUUUUUU!!!!!!!! KALIAN SEMUA MENIPUKUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!" Nafas Miu tidak beratur. Satu tangan meremas dada dan satu tangannya lagi memegang kepala. Pada saat bersamaan, hati dan kepalanya menjadi sakit bukan main. Orang yang ia percayai, Suaminya sendiri, tega membohonginya.
Miu tidak pernah menyangka bagaimana Gupi bisa tega berbohong perihal rahimnya yang harus di angkat karena tidak dapat menopang bayi dan bayi mereka yang tidak akan bertahan lebih dari 6 bulan. Tidak hanya itu, kondisi kritis itu membuat keputusan menjadi 2 pilihan, Selamatkan bayi atau Ibunya.
"Tuan, ada apa?? Tuan???"
Mild panik. Ia mencoba menenangkan Miu namun gagal. Miu terus histeris tanpa ia tahu apa sebabnya.
"Ter, kamu panggil Tuan Kanawut di lantai atas! Bilang sama dia kalau Istrinya-----TUAN, ANDA BERDARAHHHHHH!!!!!" Tidak sengaja Mild melihat ke arah kaki Miu yang terdapat darah. Setelah di perhatikan, darah itu rupanya berasal dari dalam celana.
"MILDDDDD HIKSSSSS SAKITTTT, MILDD!!! HIKSSSSSSSSSSS SAKITTTTTTTTT!!!!!!" Satu tangan masih memukul dada dan satu tangannya lagi menekan perut hingga jatuh pingsan.
"TUAN???!! TUAN MIU????"
"MIUU???????!!!!"
Gupi turun ke lantai bawah karena kehebohan Mild dan dikejutkan oleh kondisi Istrinya.
"APA YANG TERJADI?? KENAPA DIA BISA SEPERTI INI, MILD??!" Gupi mencari posisi untuk menggendong Miu ala bridal dengan hati-hati.
"Saya juga tidak tahu, Tuan. Tiba-tiba Tuan Miu menangis histeris dan mengeluarkan darah"
"CEPAT MENUJU RUMAH SAKIT SEKARANG!!!!!!!"
"Baik, Tuan" Mild lari lebih dulu, diikuti Gupi dengan membawa Miu di gendongannya.
"ASTAGA----PHI, APA YANG TERJADI PADA PHI MIU??!!!!"
"Sayang----hikssss bertahanlah. Apa yang terjadi padamu? hikss hiksss" Gupi melewati Type begitu saja. Fokus Gupi kini hanya pada Miu sehingga ia dapat mengabaikan apapun yang dilewatinya.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Sesampainya di rumah sakit tempat dimana Miu melakukan check up rutin, Miu segera dimasukkan ke ruang operasi. Keadaan Miu dan bayinya sudah masuk ke dalam kategori kritis sehingga harus ambil tindakan secepatnya.
Gupi, menunggu di luar ruangan dalam keadaan gelisah. Ia benci pada dirinya sendiri karena tidak bisa berbuat apa-apa dalam kondisi seperti ini dan benci karena harus ambil keputusan yang kemungkinan besar dapat merubah hidupnya kedepan.
"Permisi---dengan Suami pasien?" Tanya sang suster.
"SAYA!"
"Silahkan masuk. Dokter ingin bicara dengan anda"
Gupi segera masuk dan bertemu dengan Miu yang rupanya sudah sadar di atas ranjang. Matanya merah karena terus banyak menangis dan kini pun ia tengah menangis. Gupi tahu apa yang membuat Istirinya sedih. Ia bahkan tidak bisa berkata apa-apa untuk menenangkannya.
"Tuan Gupi, tolong keputusan anda sekarang"
"HIKSSSSS HIKSSSSSSSSSS HIK---HIKSSSSS SELAMATKAN ANAK SAYA DOK---HIKSSSSS SAYA MOHON, SELAMATKAN ANAK SAYA--HIKSSSSS HIK--HIKSSSSS"
"Akan saya lakukan jika suami anda setuju, Tuan Miu. Saya minta maaf. Semua keputusan ada di tangan Kepala keluarga"
Miu melirik Gupi dengan mata sembab. Hidungnya merah dan dadanya sakit sampai ia kesulitan untuk bernafas secara normal.
"GUPI HIK--HIKSSS SELAMATKAN ANAK KITA, NA? HIKSSSS AKU MOHON,, SELAMATKAN ANAK KITA. ANAK KITA---HIKSS,, AKU MOHON SELAMATKAN DIA--"
"Lalu, bagaimana denganku?" Tanya Gupi dengan suara lirih.
"?"
"Bagaimana aku bisa bertahan hidup jika kamu pergi ninggalin aku?"
"GUPI, INI BUKAN SAATNYA UNTUK----"
"CUKUP"
"HIKSSSSS HIKSSSS SAYANG---AKU MOHON SELAMATKAN ANAK KITA, NA? AKU MOHONNN DENGAN SANGAT!! ANAK KITA MERINDUKAN DUNIA LUAR"
*Kau mengatakan kata sayang ketika sedang memohon saja* Gupi memejamkan kedua mata, menahan air mata yang hampir saja jatuh.
"Apa kamu tahu walaupun aku pilih Anak kita sekarang, dia belum tentu selamat?"
"S-Setidaknya masih ada kemungkinan untuk hidup walau lahir prematur---" Melirik sang dokter yang sedikit menundukkan kepala.
"---ya kan, dok?"
"Maaf, aku tidak mau ambil resiko itu. Apakah sebelumnya aku pernah egois? Kurasa tidak. Jadi biarkan aku lakukan itu sekarang"
"APA MAKSUDMU?"
"SAYANG, JANGAN. KUMOHON JANGAN LAKUKAN ITU. SELAMATKAN ANAK KITA HIKSSS AKU MOHON, GUPI!!" Miu meraih tangan Gupi, di genggamnya dengan putus asa namun tidak ada balasan dari sang empu.
"Dok, keputusan saya sudah bulat"
"Saya mendengarkan"
"Selamatkan Istri saya"
"GUPIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII!!!!!!! TIDAK, DOK!!!!! JANGAN DENGARKAN DIA!!!! SELAMATKAN ANAK SAYA!!!"
"Baik, silahkan Tuan tanda tangan di sebelah sini sebagai bentuk persetujuan" Mengulurkan surat dan hampir di raih Miu jika Gupi tidak mengangkatnya tinggi-tinggi sebelum dirampas dengan kasar.
"KALAU KAMU LAKUKAN ITU, AKU AKAN MEMBENCIMU!!!! AKU AKAN MEMBENCIMU, GUPIII HIKSSSSS AKU AKAN MEMBENCIMU!!!!" Miu terus berontak. Ia ingin merobek surat itu namun ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali karena rasa sakit pada perut.
Rasa kecewa mulai meningkat saat Gupi mulai membubuhkan tanda tangan pada surat itu dan Sah! Keputusan menjadi mutlak untuk menyelamatkan Istrinya.
"TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAKKKKKKKKKKKKK!!!!!!! HIKSSSSSSS TIDAKKKKKKKK HIKSSSSSSSSS TIDAAAAAAKKKKKKKKKKKKKK!!!! HIKSSSSSSSSS HIKSSSSSSSS!!!
"Lakukan apapun untuk menyelamatkan Istri saya, Dok"
"Baik, Tuan. Silahkan menunggu diluar"
Sebelum keluar, Gupi melirik Miu yang histeris. Hatinya sakit. Kantung mata tidak lagi dapat menahan air mata lagi sehingga air itu terus jatuh bebas pada kedua pipinya.
"Sayang, aku minta maaf. Aku punya alasan untuk pilihan ini. Tolong jangan membenciku, hiksss hik--hikssss" Lututnya lemas, ia merosot dan duduk di depan pintu ruang operasi.
Semua yang terjadi seperti mimpi buruk baginya. Ia bahkan tidak berani melihat kedepan. Tidak berani mengetahui betapa Miu akan membencinya nanti setelah pengangkatan rahim ini selesai.
"Maafkan aku, hikssss maafkan aku"
"Aku ambil pilihan itu karena aku sangat mencintaimu, Miu--hiksss,, aku tidak mau kamu ninggalin aku hikssss hik--hiksss"
"Aku minta maaf"
"Hiksss maafkan aku"
Di dalam ruang operasi, seorang Miu Suppasit masih mempertahankan Anaknya. Ia memberontak ketika dokter ingin menyuntik obat anastesi kepadanya sampai suster yang memegang jadi kewalahan.
"Tuan, harap tenang"
"Tidak ada kah harapan agar Anak saya tetap hidup, dok? Saya mohon--hikssssss hiksssss saya mohon jangan ambil Anak saya"
"Saya minta maaf---"
"SAYA TIDAK BUTUH MAAF DARI ANDA!!! SAYA TIDAK BUTUH!!! PERGI---ACKKKK!!!"
Jarum berhasil disuntikkan dan tidak butuh waktu lama, obat bekerja pada Miu.
"Tuan, berdoalah dan semoga ada keajaiban dalam proses operasi ini. Saya pasti akan melakukan yang terbaik untuk anda" Kalimat terakhir yang Miu dengar sebelum matanya menutup rapat karena efek obat bius.
*Jika keajaiban itu benar terjadi, aku akan membayarnya dengan cara apapun. Itu janjiku*
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top