YCCMM - 37

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐺

.

.

.

.

"Sudah belum, Phi?"

"Sebentar lagi"

10 Menit Kemudian

"Sudah?"

"Eow--sebentar lagi. Sabar"

"Pinggangku sakit, Phi" Memukul kecil pinggangnya memakai satu tangan.

"Kamu masih muda sudah sakit pinggang, bagaimana bila nanti sudah tua?"

"Au-Phi jangan menceramahiku lagi" Memanyunkan bibir.

"Ya ya ya jadi diamlah dan tunggu sebentar lagi"

"Huft" Melipat kedua tangan didepan dada.

5 Menit Kemudian

"Phi---"

"Sudah sudah" Miu menatap hasil karyanya dengan ekspresi puas.
"Whoaa---indah sekali. Coba senyum"

Type mendadak canggung.

"S-Senyum?"

"Ya! Senyum seperti ini" Miu mencontohkan.

Melihat senyuman Miu yang begitu manis, tanpa sadar Type ikut tersenyum karena terkesima.

Sekarang giliran Miu yang terkesima begitu melihat Type tersenyum.

"T-Tahan seperti itu" Meraih ponsel lalu memotret Type.
"Cantiknya"

"Cantik?" Type mendekat untuk melihat fotonya di ponsel milik Miu lalu mengajukan protes.
"Eoh---Phi, kenapa Phi mendandaniku seperti wanita? Katanya mau buat aku jadi tampan melebihi ketampaman Phi Gupi?" Kesal Type. Sebenarnya tadi ia sudah curiga karena Miu memakaikannya wig palsu dan sesuatu di bibir serta pipi, tapi Type masih berpikir positif saat itu.

"Hahahaha,, Phi minta maaf--tapi kamu cocok sekali berpenampilan seperti ini"

"Au!! Hapus hapus!! Aku tidak suka" Type kesal sekali pada Miu tapi tidak sampai berbuat kasar pada Kakak Iparnya yang tengah hamil besar. Type hanya merajuk sambil menendang-nendang kakinya ke lantai seperti anak kecil.

"Ya ya, sini Phi bantu hapus riasanmu. Kemari" Ucap Miu sambil menahan tawa.

Walau masih kesal, Type mudah menuruti perintah Miu. Baru saja Miu menyuruhnya mendekat, ia langsung mendekat tanpa sepatah katapun walau ekspresi wajah masih ia tekuk.

"Selamat siang, Miu"

Miu melihat ke arah suara dan menemukan Bright berjalan ke ruang tamu dimana ia dan Type bermain.

"Selamat siang, Tuan Bright"

"Tolong kopi nya" Perintah Bright pada maid yang berdiri di sisi untuk melayani tamu.
"Sepi sekali disini. Pada kemana?" Duduk di sofa tanpa izin seperti di rumah sendiri.

"Tuan Alex baru saja keluar rumah. Mae ke Paris untuk pembukaan butiknya disana dan Gupi pergi ke kantor"

"Gupi ke kantor?" Bright sedikit tidak percaya karena yang ia tahu Gupi tidak ingin meneruskan perusahaan itu.

"Ya" Jawab Miu. Tangannya sibuk menghapus lipstik pada bibir Type.

Sejak awal kedatangannya, Bright baru menyadari ada seseorang tapi ia tidak tahu siapa orang tersebut. Dari belakang, Bright hanya dapat melihat rambutnya yang hitam dan panjang.

Sepertinya Miu kedatangan teman wanita, pikir Bright.

"Oh, kau sedang ada tamu? Maaf karena baru melihatnya"

"Hah? Tamu?"
"Tamu yang mana, Tuan Bright?" Tanya Miu.

"Itu---yang sedang duduk didepanmu sekarang" Bright menunjuk memakai dagu. Miu mengikuti arah tunjuk Bright yang mengarah kepada Type.
"Oh iya, kemana Type? Aku tidak lihat dia dari tadi. Apakah dia pergi bermain tanpa izin lagi?" Melihat sekitar.
"Anak itu---sekali-sekali harus diberi tahu kalau mau pergi itu izin dulu pada orang rumah, jangan hanya pada Kakaknya saja. Jangan karena sering tinggal sendiri dan dekat dengan Kakaknya, jadi terbiasa suka pergi se-enaknya tanpa peduli orang rumah khawatir padanya atau tidak"
"Padahal sudah ku coba peringati tapi tetap saja dia tidak mau dengar. Dasar keras kepala. Kalau dia jadi anakku, sudah aku lempar dia ke pulau terpencil sekalian"

Miu melirik ekspresi Type diam-diam yang berubah kecut.

"Ehm, Tuan Bright"

"Hm?" Menyesap secangkir kopi.

"A-Anu---sebenarnya Type---"

"----mendengarkan semua keluh kesahmu" Lanjut Type sambil berbalik, membuat kopi yang ada didalam mulut Bright menyembur keluar.

"Pfffffttt---uhuk uhuk---Type??!!"
"K-Kau b-bukan wanita?"

Type menarik rambut palsu di kepala lalu ia lempar ke lantai.

"Ada lagi yang Paman ingin katakan padaku? Aku ada didepanmu, katakan saja langsung"

Kening Bright mengeluarkan keringat dingin.

"Tadi---sudah semua k-kok"

Gleg

Bright meneguk ludah dengan susah karena kini Type menatapnya dengan tajam seperti akan ada laser yang dapat menembus tubuhnya dalam sekejap.

"Type" Miu menahan tangan Type sebelum Type mendekati Bright.
"Kita harus pergi ke kantor Kakakmu saat jam makan siang"

Type melirik Miu sekilas dan kembali melototi Bright.

"Ya. Phi Miu siap-siap dulu sana. Aku masih ada urusan dengan Paman tercintaku" Menyeringai.

"Baiklah. Jangan berkelahi atau Phi laporkan pada Kakakmu nanti"

"Iya, Phi Miu"

Miu pergi ke kamar untuk bersiap sementara kecanggungan tengah menyelimuti Bright saat ini.

"Lupakan" Ucap Type. Ia duduk di sofa lalu menyilangkan kaki.
"Bagaimana kabar terbaru dari mereka?"

Bright menghela nafas lega kemudian meneguk secangkir kopi kembali sebelum mengatakan, "masih belum ada tanda pergerakan dari mereka"

Type tiba-tiba merubah posisi menjadi duduk membungkuk.

"Aneh. Aku lebih suka jika mereka bergerak"
"Siapa yang mereka incar kali ini? Aku atau Kakakku?"

"Mungkin ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaaanmu" Bright meraih selembar foto dari saku jaket lalu ia letakkan diatas meja.

Type melihat foto itu dengan tatapan bingung.

"Ini Phi---Miu?" Type shock.
"Bukan aku atau Kakakku, tapi Phi Miu? Mereka sudah gila!! Menyerah dan mengincar orang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masa lalu mereka??!"

"Paman rasa mereka mengincar Miu bukan tanpa alasan. Mereka tahu kalian kuat. Jadi, dia mengincar orang yang penting bagi kalian"

Type mengencangkan kepalan tangannya.

"Brengsek!!!! Mereka pengecut sialan!!!"
"Apakah Kakakku sudah tahu tentang ini?"

"Paman kurang yakin tapi rasanya belum. Karena jika sudah, pasti dia telah bertindak dari kemarin"

Jari telunjuk Type mengetuk permukaan meja sebanyak 3X sebelum ia meraih foto Miu tersebut.

"Jangan beritahu apapun pada Kakakku dan masalah ini---biar aku yang tangani sendiri" Menyimpan foto Miu di balik saku celana.

"Baiklah, terserah kau saja"
"Apa rencanamu?"

Type menatap lurus ke depan dengan tatapan datar.

"Yang pastinya sesuatu yang 'menyenangkan' " Menyeringai.

:

Di kamar, Miu telah selesai membersihkan diri dan sekarang, ia tengah memilih pakaian yang nyaman untuk dipakai.

Selama 5 menit memilih, pilihannya jatuh kepada kemeja polos dan berukuran panjang untuk menutupi perut nya yang besar.

Setelah dirasa semua telah siap, ia menyempatkan diri untuk duduk sebentar di atas ranjang. Miu memperhatikan perutnya kemudian ia usap memakai tangan kiri secara lembut sedangkan tangan kanannya memegang selembar foto USG.

"Nak, sebentar lagi kita akan menemui Daddy di kantor. Jangan nakal na selama kita disana, ya? Hehe"
"Mama tidak sabar melihatmu lahir ke dunia"
"Tinggal 4 bulan" Miu tersenyum, mengingat 4 bulan bukanlah waktu yang lama untuk dia bertemu dengan malaikat kecilnya.
"Tetaplah sehat sampai kita bertemu, ya?"
"Mama dan Daddy sudah sangat merindukanmu disini"

.

TOK TOK TOK

.

"Phi Miu, sudah selesai siap-siapnya?"

"Y-Ya" Miu menaruh lembar USG itu ke atas laci kemudian bangkit berdiri secara perlahan, mengingat tubuh ringannya harus menahan bobot perut yang berat, memungkinkan Miu untuk cedera bila Miu tidak hati-hati.

.

CEKLEK

.

"Ayo" Ajak Miu.

Type dan Miu berangkat menuju kantor Gupi menggunakan mobil yang disupiri oleh orang pilihan Type.

Di dalam mobil, beberapa kali Type melirik ke arah Miu.

"Phi Miu"

"Hm?"

"Phi Miu mau aku ajarkan cara menggunakan senjata, tidak? A-Atau cara untuk membela diri?"

Deg

Miu terkejut dengan tawaran Type.

"Hah? Tidak, terima kasih. Phi tengah hamil besar kalau kamu lupa"

"Ah, itu---" Mendadak malu. Type terlalu khawatir pada keselamatan Miu sampai melupakan nyawa lain di perut.

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"
"Terjadi sesuatu?"

"Tidak tidak. Phi tidak perlu khawatir"
"Aku hanya merasa Phi akan banyak di goda pria brengsek diluar sana karena Phi manis dan tampan, jadi aku mau ajar kan kepada Phi cara membasmi mereka karena, aku dan Kakakku belum tentu bisa di samping Phi selama 24 jam, benar kan?"

"Oh--hahahaha. Phi pikir ada hal buruk. Kamu bisa'an saja" Miu menggelengkan kepala sambil terus tertawa.

"Phi, aku serius, loh. Phi harus belajar senjata dan bela diri dariku nanti karena Phi akan membutuhkannya" Cemberut.

Miu pernah dengar jika Type bukan tipe orang yang khawatir pada siapapun, termasuk keluarganya, kecuali Gupi.

Miu merasa beruntung sekarang karena dikhawatirin oleh Type.

Miu mengusap kepala Type karena gemas anak itu mengkhawatirkan dirinya yang hanya berstatus Kakak Ipar.

"Ya, nanti setelah Keponakanmu lahir. Oke?" Diakhiri dengan senyuman.

Type ikut tersenyum dan menganggukkan kepala.

"Oh iya, jangan bilang pada Phi Gupi. Ini--rahasia kita berdua"

"Kenapa?"

"Nanti Phi Gupi marah padaku" Ucap Type dengan semua kejujurannya.

Miu kembali tertawa melihat ekspresi takut diwajah Type.

"Baiklah baiklah, Phi tidak akan bilang pada Kakakmu"

"Janji?" Mengulurkan kelingking pada Miu dan diterima dengan baik.

"Janji"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Suara tutup pulpen mekanik menguasai ruang mewah yang hening.

"Kira-kira ada yang ingin Tuan tanyakan?" Tanya Off setelah berdiam diri dalam kecanggungan begitu lama.

"Ya" Melihat ke arah Alex di hadapannya.
"Kenapa Daddy datang kemari?"

"Untuk melihatmu"

Gupi menghela nafas berat.

"Aku tidak akan kabur. Kan sudah aku ceritakan semuanya pada Daddy yang terjadi pagi tadi"

"Ya, Daddy ingat"

"Lalu kenapa masih disini?"

"Kenapa memangnya? Jantungmu bergetar dan takut melakukan kesalahan karena Daddy memperhatikanmu?"

"Aku tidak nyaman"
"Sekarang Daddy keluar atau aku yang keluar?"

"Kamu ngusir Daddy? Dasar anak durhaka---"

"Bukan begitu" Gupi mengusap wajahnya dengan kasar lalu menunjuk ke arah pintu dimana terlihat Type dan Miu disana.
"Istriku sudah datang. Dia harus istirahat atau anak ku akan kesal di perutnya"

Alex tidak dapat berkata apa-apa lagi. Ia bangkit berdiri dan mengatakan, "kerja yang benar. Daddy akan memperhatikanmu dari jauh"

"Ya, aku tahu"

Alex pergi menuju Type dan Miu.

"Di ruangan ini ada 1 kamar untuk istirahat. Kamu pakai saja ruangan itu" Ucap Alex pada Miu.

"Terima kasih, Tuan Alex"

"Dan kau, Type, ikut Daddy. Ada yang ingin Daddy bicarakan denganmu"

"Ya"

Type mengikuti Alex keluar sementara Miu sudah ditarik Gupi menuju kursi kebesaran nya, mengabaikan Off yang masih ada disana.

*Istri Tuan Gupi seorang pria?*

"Kau istirahat dulu sana. Nanti kita lanjutkan"

"Baik, Tuan" Off mendadak lega dan keluar dari ruangan tersebut.

"Gupi, aku duduk di kursi saja. Tubuhku berat"

"Kamu bawa apa?" Gupi mengalihkan topik sementara tangannya mengeratkan pelukan pada Miu.

"Aku buatkan makan siang untukmu" Membuka rantang dan---

Jreng

"Maaf ya, hanya bekal sederhana---"

"Apa maksudmu? Ini bekal paling istimewa banget untukku, sayang"
"Hmm sepertinya enak. Suapin aku dong"

"Ya" Miu membuka bungkus plastik pada sendok kemudian menyuapi Gupi.
"Bagaimana rasanya?" Melihat Gupi ngunyah dengan perasaan berdebar.

"Hmm!! Ini enak banget. Beneran kamu yang masak?"
"Aku mau lagi---aaaaaaa" Membuka mulut lebar-lebar.

Miu salah tingkah setelah Gupi memuji masakannya lalu kembali menyuapi Gupi sampai bekal habis.

Cup

Gupi mengecup bibir Miu kemudian memeluknya erat-erat.

"Aku bangga punya Istri seperti kamu"

Miu senyum malu-malu.

"Aku juga bangga punya suami keren sepertimu"

"Oh jelas"

Miu benar-benar malu hingga memukul dada Gupi.

"Hahahaha---kamu gemesin banget, sih" Menatap mata Miu yang kini juga menatap matanya.

CUP

Saling membuka mulut dan memasukkan lidah masing-masing ke rongga mulut lawan dan memainkan lidah mereka disana.

Ceplak Ceplak

"Mmhhhh"

"Mmmmpphhhh,,,,mmmhhh"

"Mmhhhmm"

"Gupi---hmmmppp,,, mmmhhh"

Dirasa nafas Miu terputus-putus, Gupi menyudahi kegiatan nya.

"Mau lanjut di kamar?" Goda Gupi dengan berbisik di telinga Miu.

"Ini masih di kantor Gupi----aaaaa!!!!" Reflek mengalungkan kedua tangan di leher Gupi ketika Gupi tiba-tiba mengangkatnya ala bridal.

"Jangan khawatir, tidak ada yang berani mengganggu kita"

Miu memukul dada Gupi dengan gerakan pasrah.

"Dasar nakal"

.

CEKLEK

BLAM



To Be Continue,,,,




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top