YCCMM - 33
Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐣
.
.
.
.
RUANG KERJA DALAM MANSION
.
TOK TOK TOK
.
"Silahkan masuk"
.
CEKLEK
BLAM
.
Gupi mendekati Alex yang kini memunggunginya.
"Duduk" Perintah Alex tanpa melihat.
Gupi pun duduk sesuai perintah dalam diam.
Beberapa saat setelah keheningan menyelimuti Ayah dan Anak tersebut, Alex membalikkan tubuhnya, berjalan dari jendela menuju kursi kerja dan duduk di hadapan Gupi.
Mereka saling melemparkan tatapan satu sama lain dan diputus oleh Gupi.
"Kamu masih marah sama Daddy?" Melihat sang Anak tidak menjawab, melainkan lempar pandangannya ke arah lain.
"Daddy bisa mengerti itu. Ucapan Daddy waktu itu memang keterlaluan. Daddy akui itu dan Daddy minta maaf padamu" Melipat kedua tangan di atas meja.
"Daddy semata-mata hanya ingin kau aman. Bukan maksud Daddy memisahkan kalian. Buktinya, Daddy langsung menyetujui pernikahanmu dengannya kemarin---"
"Aku tahu"
"?"
"Lantas, kenapa kamu masih marah sama Daddy?"
"Lagi pengen marah saja"
"Ha?"
Gupi melirik Alex lalu arah lain dalam sekejap.
"Aku memang tidak suka ucapan Daddy terakhir kali tapi aku sudah maaf'in Daddy. Aku tidak mau bicara seolah aku masih kesal, itu agar Daddy mau mengakui kesalahan dan minta maaf" Setelah nya terkekeh, membuat kening di wajah tampan Alex berkedut.
"Dasar Anak nakal"
"Yah, kenapa Daddy kesal dengan sifat yang Daddy sendiri turunkan padaku?" Menyeringai.
"Tidak salah---kamu memang Anak kandung Daddy" Ikut menyeringai.
"Okay--jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku mau pergi"
"Sebentar" Membuka laci, meronggoh sebuah dokumen lalu Alex taruh di atas meja.
"Rapot kelulusanmu sudah keluar. Selanjutnya kamu akan melakukan apa?"
Gupi melirik rapot itu dengan tatapan datar.
"Entahlah. Aku cuma ingin fokus jadi suami yang dapat dibanggakan"
"Bagaimana menurut Daddy?"
"Tch. Kalau begitu, pimpinlah perusahaan Daddy"
"?"
"Tapi aku lulusan SMA---"
"Secara formal, kamu memang lulusan SMA, tapi kecerdasanmu dapat mengalahkan seorang professor sekalipun"
"Tidak apa, pimpin saja perusahaan Daddy"
"Kupikir jika dipaksakan, akan mengakibatkan kecemburuan sosial?"
Alex tertawa.
"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?"
"Kamu adalah penerus perusahaan"
"Tidak peduli kamu lulusan SD, SMP, SMA, mereka wajib menghormatimu"
"Begitu?" Mengusap dagu memakai telunjuk.
"Atau kalau mau, kamu bisa sambil kuliah"
"Hmm"
"Kurasa itu akan merepotkan"
"Terserah padamu saja. Daddy hanya mengikuti" Tiba-tiba wajah Alex jadi serius.
"Daddy mendukungmu jadi apapun tapi tidak kembali memimpin dunia gelap"
"Kamu paham betul tentang itu, kan?"
"Begitupun dengan Type--Daddy akan bicara dengannya nanti"
Sekejap ekspresi wajah Gupi berubah dan berhasil disembunyikan olehnya.
"Baiklah" Tersenyum.
"Tidak ada alasan aku untuk kembali juga. Ditambah ada nya orang tercinta yang harus aku lindungi"
Alex sedikit lega mendengar penuturan putranya tersebut.
"Pilihan yang tepat, Gupi" Melihat ekspresi Gupi.
Ekspresi itu---tidak salah!
Alex sangat mengenali Anaknya itu. Ekspresi yang Gupi keluarkan saat ini adalah ekspresi dimana mulut bicara tidak sesuai dengan isi hatinya.
*Gupi, apa yang sebenarnya menjadi tujuanmu?*
*Apa yang sebenarnya kamu ingin lakukan? Pembalasan dendam pada mereka yang dulu hampir membunuhmu?*
*Kamu selalu seperti ini! Menyimpan semuanya sendirian*
*Andaikan saja kamu mau lebih terbuka pada Daddy, Daddy pasti siap membantumu*
*Tapi kamu tidak mengatakan apa-apa, membuat Daddy takut*
*Dulu, kamu masih terlalu dini untuk terlibat dan mengetahui apapun*
*Gupi, ketahuilah, satu hal dalam setiap tindakan yang kamu ambil---*
*---bahwa, semua ada konsekuensi dan harga yang harus dibayar*
*Entah itu harta, kekuasaan, atau orang terkasih bagimu*
*Kamu harus ingat itu dan jangan sampai menyesal di kemudian hari*
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Sebelum perut Miu semakin membesar dan merepotkan, Gupi dan Miu setuju untuk melakukan perjalanan singkat yang menyenangkan seperti liburan ke berbagai tempat wisata di beberapa negara terpilih dengan destinasi yang terkenal sebagai surganya wisatawan dari berbagai mancanegara.
Gupi dan Miu tidak hanya pergi berdua. Mereka mengikutsertakan Type, Ohm, Nanon, dan Mild atas permintaan Miu sendiri.
Bagaimana tanggapan Gupi tentang mereka? Tentu saja dia menolak dan terus mengoceh sepanjang perjalanan menggunakan pesawat pribadi. Biar begitu, tidak butuh waktu lama bagi Miu untuk menenangkan bayi besarnya itu. Hanya perlu melekatkan bibir Gupi pada pentil nya yang sedikit berisi, maka semua dapat teratasi dengan baik.
Type yang baru pertama kali menaiki pesawat pribadi milik keluarga, memijit pelipis sambil duduk dalam diam.
Ia benar-benar tidak banyak bicara sejak awal keberangkatan, membuat Ohm yang tidak suka padanya sejak awal menjadi penasaran.
Ohm datang dan langsung menepuk bahu Type.
"Kenapa kau? Mabuk udara?"
"Hati-hati dengan tindakan cerobohmu, sialan. Jangan sampai menyesal nanti" Percayalah, Type adalah orang yang tidak tersentuh. Ia tidak suka disentuh walau itu hanya menyentuh bahu atau tangan sekalipun, kecuali jika itu dilakukan oleh sang Kakak atau Kakak Iparnya, Miu.
"Apa sih? Kau terlalu berlebihan tahu, tidak?! Aku kan cuma mau akrab dengan orang yang mirip dengan Daddyku"
"Tch, Daddy pantatmu"
"Pergi sana. Jangan ganggu aku"
"Ohm, ayo kita pergi saja. Jangan ganggu dia" Ajak Nanon. Nanon merasakan suasana tidak enak jika perbincangan ini dilanjutkan.
"Nanon, kamu jangan belain dia terus, ya! Aku kan cuma mau akrab sama dia, tapi dia nya yang kasar duluan" Menunjuk Type.
"Dia harus minta maaf dulu padaku baru aku akan pergi"
Type masih tidak bergeming dari kegiatannya memijit kening.
"Halo? Kau tuli, Tuan Type yang terhormat?"
"Apa mau mu?"
"MIN-TA MA-AF padaku sekarang!"
"Kau sudah bosan hidup?" Mulai membuka kedua mata lalu melototi Ohm.
Mild yang ada di antara mereka sejak tadi, mulai kelimpungan sebab Gupi berpesan padanya untuk menjaga kenyamanan karena Miu harus istirahat dengan tenang di dalam kamar pesawat.
"T-Tuan, tolong tenang. Jangan hiraukan dia" Ucap Mild.
"Tuan Ohm, biarkan saya yang mewakili Tuan Type untuk minta maaf---"
"Aku mau nya dia yang minta maaf langsung padaku. Kau tidak perlu mewakili si berengsek itu, Tuan Mild"
"T-Tapi Tuan--"
"Kau pergilah. Jangan ganggu kami" Akhiri Ohm dengan mendekati Type.
Mild benar-benar dibuat stress oleh sikap kekanak-kanakkan mereka.
"Tuan, jika anda tidak berhenti sekarang, Tuan Gupi akan marah"
"Biarkan saja. Biar orang tidak tahu diri itu dimarahin karena semua keributan ini berawal dari dia" Menunjuk Type.
"Kau buat kesabaranku habis, brengsek!!!" Type tiba-tiba maju, hendak menyerang Ohm sedangkan Ohm, ia sudah memprediksi ini sebelumnya dan tersenyum menerima kedatangan Type.
"Bagus!"
"Rasakan ini!!!"
.
SWUSHHHH
TUK TUK
.
"!!!!!!/!!"
Baik Type maupun Ohm langsung diam ditempat ketika sebuah pisau melayang di depan wajah mereka dan menancap dinding pembatas.
Nanon dan Mild terkejut. Dengan kompak, mereka ber-4 melihat ke arah darimana pisau itu datang.
"Kalau mau berkelahi, silahkan diluar pesawat"
"P-Phi"
"Gupi"
"Tuan Gupi" Mild membungkuk hormat.
"Dia yang mulai, Phi. Padahal aku sudah diam dari tadi" Adu Type sambil menunjuk ke arah Ohm.
"Apa, brengsek? Kau yang mulai menyerangku"
"DIAM!!!"
Hening
Gupi duduk di salah satu kursi dan mengangkat satu kaki.
"Duduk dengan tenang. Istriku baru saja istirahat. Kalau masih mau ribut, jangan salahkan aku karena melempar kalian keluar dari sini" Menuang wine ke dalam gelas lalu diminumnya sekali teguk.
Tubuh Nanon, Type, Ohm, dan Mild tanpa sadar mengikuti perintah Gupi.
Perintah Gupi adalah mutlak, ditambah ekspresi wajah Gupi yang tidak bersahabat, membuat mereka merasakan merinding di sekujur tubuh.
"Type, kamu masih merasa mabuk? Kembali istirahat di kursimu atau kamu bisa pakai kamar Phi yang satunya lagi. Di pesawat ini ada 2 kamar yang bisa dipakai"
"Tidak apa, Phi. Aku istirahat di kursiku saja"
"Terserah"
"Ohm"
"Y-Ya?"
"Aku mengajarimu sampai mahir pegang senjata dan bela diri bukan untuk mengusik"
"M-Maaf"
"Jangan diulangi lagi"
"Mild"
"Saya mendengarkan, Tuan"
"Semua penjagaan sudah siap?"
"Sudah, Tuan. Mereka sudah sampai di titik lokasi tempat tujuan kita dan berjaga dari semalam"
"Hm"
"Aku tidak ingin ada kesalahan/kegagalan"
"Saya mengerti, Tuan"
"Sudah kau dapatkan info mengenai keberadaan mereka?"
"Belum, Tuan"
"Hm. Terus mencari"
"Baik"
Gupi melihat ke arah Nanon yang terlihat cemas dan mengomeli Ohm.
"Nanon" Panggil Gupi.
"Ya?"
"Kamu juga istirahatlah. Aku tahu kamu sudah lelah menjaga kekasih gila mu dari tadi"
"Apa yang kau katakan!!" Semburat merah muncul di kedua pipi Nanon, membuat Gupi terkekeh dan Ohm ikut malu.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
DIAMOND BEACH, NUSA PENIDA, BALI, INDONESIA
"Phi Miu, hati-hati" Melihat tangga yang curam, Type ikut memegangi Miu bersama dengan Gupi.
"Ya, terima kasih. Kamu juga hati-hati, ya"
"Hei--kenapa kalian mau ke bawah? Tangga ini berpasir dan tidak aman. Kalau terpeleset sedikit, langsung disambut malaikat pencabut nyawa"
"Kau berisik sekali, Ohm. Lihat saja mereka yang sudah naik ke atas. Aman-aman saja, kan?" Sahut Gupi.
"Kalau takut, kau tinggal saja di pesawat bersama Mild. Jangan ikut kami. Dasar penakut bodoh" Ujar Type.
"APA KAU BILANG? HEI--JAGA MULUTMU SEBELUM KU DORONG DARI SINI!" Geram Ohm sambil terus menuruni tangga secara perlahan dengan berpegang erat pada Nanon.
"H-Hei, sir, seriously, is this safe?" Tanya Ohm pada seorang turis asing yang sedang naik dan kebetulan tepat ada di samping nya.
"50/50"
"50/50 what like?"
"50% we live, 50% we die?"
"What the fuck!" Tiba-tiba sebuah tangan berpegangan padanya dan setelah ditelusuri, itu adalah tangan Type.
"Kenapa kau berpegangan padaku, keparat?"
"Supaya 50% kemungkinan hidupku jadi 100%, bertambah dari hidupmu"
"SIALAN KAU--PERGI DARIKUUUU!!!"
------------:::-------------
GUNUNG TIANMEN, CHANG JIAJIE, CHINA
"Kenapa aku bisa ada disini?" Lutut Ohm tambah lemas dan bergetar, sehingga ia tidak bisa melanjutkan perjalanan nya untuk menyelesaikan jembatan kaca ter-ekstrim di negara tirai bambu tersebut.
"H--Hei k--kalian tidak t--takut?" Melihat Miu, Gupi, dan Type berada 15 kotak didepan hingga tidak terlihat sedangkan Nanon masih setia memegangi lengan tangan nya seperti pengasuh.
"B-b-bagaimana jika k-kaca ini p-pecah?"
"Dari tadi kau berisik sekali--ya kalau pecah tinggal jatuh ke bawah" Cicit Gupi dan menerima pukulan dari Miu.
"K---kau mudah sekali m-mengucapkannya, brengsek"
"Cepat jalan jika tidak ingin aku tinggal" Gupi kembali melangkah menjauh bersama Miu.
Type melirik dengan ekspresi menyebalkan menurut Ohm.
"Selamat tinggal. Semoga selamat" Type mengeluarkan seringai kemudian bertingkah seolah ia akan memecahkan jembatan kaca tersebut memakai satu kakinya.
"Y---YA BAJINGAN!!! KU PUKUL KAU SETELAH AKU SAMPAI DISANA NANTI!!!"
------------:::-------------
SKY DIVE, DUBAI
"Sir, now it's our turn to jump in" Ucap seorang pemandu wisata sambil mendekati Miu.
"No, let us both jump in. We don't need your help"
Sang pemandu terkejut karena baru kali ini ada pengunjung yang ingin terjun sendiri tanpa bantuan.
"Are you sure, Sir?"
"Hm"
"But, if something happens, it is not our responsibility"
"I know. Go away"
Daripada menjadi masalah, pemandu itu mendekati teman 1 tim yang harusnya membantu Gupi untuk terjun.
"I'm sick of this job"
"Keep calm, bro"
"Sayang, kamu sudah siap?" Memastikan topi dan tas parasut terikat dengan benar di tubuh kesayangannya.
"Huh, jantungku berdebar sekali rasanya mau mati" Ucap Miu sambil meraba dada.
"Hahaha"
"Mau membatalkannya?"
Miu reflek menggenggam kedua tangan Gupi.
"J--JANGAN!!"
Gupi tertawa.
"Ayo" Gupi mengulurkan tangan kanan nya pada Miu.
Miu segera meraih tangan itu dan mereka bersiap di ambang pintu pesawat.
"Siap? Hitungan ke-3 kita sama-sama lompat" Menerima anggukkan dari Miu.
"1"
"2---!!!" Baru hitungan ke-2, Miu sudah menjatuhkan diri ke depan, membuat Gupi ikut jatuh. Awalnya Gupi terkejut, namun dalam hitungan detik ia sudah bisa menguasai medan karena jam terbang nya yang tidak pernah bohong.
"YUHUUUUUUUUUUU!!!!!!!"
"KAMU SUKA, SAYANG?" Teriak Gupi, takut Miu tidak dengar.
"SUKAAAAAAA SEKALI!!!!! INI SERUUU!!!!!"
"SERU YA KAN, GUPI???!!" Minta validasi.
"YA!!!! SERU SEKALI!!!" Tersenyum sambil melirik ke arah Miu dibawahnya. Jujur, ini sudah penerjunan yang ke-18X dalam hidupnya, jadi Gupi merasa biasa saja. Tapi, pada hari ini, ia terjun bersama orang yang paling dicintai sekaligus orang yang telah menjadi dunia dan rumah tempatnya bernaung, sehingga rasa nya pun berbeda. Ia merasa hangat dan merekam semua kenangan bersama Miu untuk ia ingat seumur hidupnya.
"MAU COBA GANTI POSISI?"
"HUH? AYO" Perlahan Gupi memindahkan Miu dari bawah ke depan, berhadapan dengan nya. Kedua tangan Gupi memegang Miu dengan sangat erat.
"SIR, I'II HELP TAKE PICTURES OF YOU" Ucap salah satu pemandu yang tugasnya mengambil gambar di udara.
"OKAY, WE READY"
.
CEKREK
.
"DONE!! YOUR POSITION IS VERY GOOD WHEN VIEWED FROM ABOVE"
"I KNOW"
"OKAY, SEE YOU BELOW" Menurunkan sayap parasut sehingga sang pemotret dapat terjun lebih cepat ke bawah, meninggalkan Gupi dan Miu.
Di langit Dubai yang indah, Gupi dan Miu bertatapan mata dalam posisi sama sejak 2 menit yang lalu.
Melihat kedua manik Miu yang menatapnya dengan penuh cinta, Gupi terus melayangkan ucapan syukur bagaimana ia sangat beruntung mendapatkan Miu.
Gupi sudah berjanji untuk tidak mengecewakan Miu sejak ia jatuh cinta padanya.
Gupi sudah berjanji akan selalu ada untuknya.
Dan, Gupi telah berjanji untuk tidak pernah mengkhianati & membohonginya.
Membohonginya.
Bohong.
Tidak.
Setelah dipikir ribuan kali, ia tidak pernah bermaksud untuk berbohong sekalipun adanya satu kenyataan pahit yang ia sendiri telan mentah-mentah. Selama Miu tidak mempertanyakan dan ia tidak memberikan jawaban palsu, itu tidak jadi masalah, kan?
Ya, hanya biarkan waktu yang dapat mengungkapkan semuanya.
"MIU, I LOVE YOUUUUU!!!! VERY VERY LOVE YOU IN THIS WORLD"
Miu terkejut ketika Gupi tiba-tiba mengatakan cinta tapi tak elak, ia pun bersemu karenanya.
"I LOVE YOU TOO, GUPI"
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top