YCCMM - 28

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐰

.

.

.

.

"Aku paham apa yang kamu rasakan, tapi kamu beneran tidak mau keluar?" Ingatkan Gupi bahwa ia berada dalam posisi yang sama selama 1 jam, menggoyangkan selimut dimana Miu mengurung diri didalamnya.

"Aku tidak mau!! Aku malu--ih!!" Mengeratkan selimut.
"Kalau kamu masih maksa aku, aku akan marah!" Ancam Miu dari dalam selimut.

"Kamu mau melewatkan makan malam juga?"
"Bagaimana jika nanti tengah malam kamu kelaparan?"

"Aku masih kenyang. Serius--aku tidak ingin keluar apalagi bertemu dengan kloningan mu"

"Dia kembaranku, sayang"

"Sama saja!" Miu tiba-tiba membuka selimut lalu duduk dengan ekspresi wajah kesal dan rambut berantakan.
"Kenapa kamu tidak pernah cerita tentangnya padaku dari awal?"

"Kamu tidak bertanya" Baru saja tangan kanan Gupi terangkat untuk merapikan rambut Miu, Miu sudah lebih dulu kembali masuk ke dalam selimut lalu berbaring.

"Hmph!" 

Gupi menghela nafas lemah.

"Aku minta maaf"

"Lupakan"
"Aku mau sendiri dulu"

Gupi mengusap bahu Miu di balik selimut.

"Aku mau temui mereka. Aku akan kembali dengan cepat" Tidak ada jawaban dari si manis.

Gupi bangkit berdiri kemudian meninggalkan kamar.

"Ihhh----malu!!!! Malu malu malu bangetttt!!!!! Arrrggghhhhh!!!!!" Bergerak kesana kemari sambil mengayunkan kaki.

:

Ruang Makan Keluarga

"Kakak Iparku tidak ikut makan malam, Phi?" Tanya Type sambil menghembuskan asap rokok ke udara begitu Gupi hadir di tengah mereka.

Gupi memberikan tatapan tajam pada Type sambil duduk di salah satu kursi kosong.

"Semua gara-gara kau!"

"Aw? Apa salahku? Dia yang tiba-tiba datang dan memelukku" Ucap Type diakhiri cengiran licik.

SWUSHHH

Gupi melayangkan sebuah pisau buah dan berhasil ditangkap oleh Type dengan tangan kosong.

"Eyy--apakah ini salah satu sambutan untukku di rumah ini?" Ujar Type sambil memainkan pisau di tangannya.

"Hentikan kalian berdua" Ujar Bright yang sudah jengah dengan tingkah kekanakkan mereka.

"Kau semakin nyebelin tiap tahunnya, Type" Ujar Gupi dan setelahnya menyuap sesendok nasi ke dalam mulut.

"Terima kasih atas pujiannya, Phi"

Gupi merotasikan mata ke arah lain sambil melanjutkan makan.

"Sebelumnya dari mana saja kamu, Gupi? Kata Istri Uncle, kamu sudah keluar dari kediaman kami jam 4 sore, tapi baru tiba di sini jam 8 malam? Kau terjebak macet sampai 4 jam?"

Type menajamkan telinganya.

"Aku di hadang oleh seseorang"

"Siapa?" Tanya Type.

"Tidak tahu"

"Jawaban macam apa itu?" Gerutu Type.

"Mereka tiba-tiba menyerangku di jalan tanpa memberitahu lebih dulu dari mana asal mereka----jawaban apa yang harus aku berikan?"

"Kamu tidak apa-apa kan, Gupi?" Tanya Bright.

"Tentu saja apa-apa!! Mobilku terbakar, mesinnya hancur total setelah tabrak tiang rambu lalu lintas, ponselku rusak, dan baju ku sobek"
"Sebentar lagi Daddy pasti terima surat denda dari kepolisian atas insiden itu dan menginterogasiku 7 hari 7 malam" Mengusap wajah, membayangkan interogasi yang membuatnya muak. Belum lagi hubungannya dengan sang Ayah masih buruk.

"Tapi kok tampilanmu sekarang tampak baik-baik saja?" Tanya Bright.

"Aku pergi ke rumah temanku untuk pinjam pakaiannya. Aku tidak mau Miu khawatir melihat tampilan ku setelah insiden itu"

"Wow. Untung saja kau masih hidup, Phi. Jika tidak, mungkin aku yang akan menggantikanmu besok di altar" Sahut Type dan---

.

DOR

PRANGG

.

Berkat kemampuan menghindar yang dimiliki, sebuah peluru peringatan lewat di sisi wajah Type dan menghancurkan sebuah guci di atas meja, persis belakang tempat duduk Type.

Bright duduk tenang dan menyerah pada keduanya.

"Kau harus melewati mayatku dulu jika ingin hal itu terjadi, Type"

Type mengukir senyum lebar sambil menopang dagu di atas meja.

"UWOWW!!!"
"Skill tembak milik Phi masih keren seperti 3 tahun yang lalu. Aku kagum sekali" Puji Type.

"Aku tidak membutuhkannya"

"Eyy--kenapa Phi sensitif sekali padaku?" Type mempoutkan bibirnya.

Gupi menaruh pistolnya di atas meja lalu meneguk segelas air putih sampai tidak bersisa.

"Bagaimana suasana penjara?"

Type merenggangkan kedua tangan di atas.

"Menyenangkan sekali, Phi. Aku bisa bermain sepuasnya dengan mereka disana tanpa khawatir apapun"

"Jika begitu---kembali saja"

Type reflek melirik Gupi.

"Tch. Bukannya Phi yang menyuruhku untuk pulang?"

"Tidak jadi"

"Au---Phi!!!" Mempoutkan bibir.

"Gupi. Type. Uncle harus pergi sekarang"

"Baiklah/Hati-hati di jalan, Uncle" Ucap Type dan Gupi secara serempak.

"Jangan berkelahi terus, nanti Ibu dan Ayahmu marah. Sebentar lagi mereka sampai" Bright meninggalkan mereka berdua dalam kecanggungan. 

Gupi fokus menghabiskan sisa makanannya dan Type memperhatikan Gupi dalam diam.

Type sangat mengagumi Kakaknya, dari dulu hingga sekarang. Walau seringkali ia membuat sang Kakak kesal oleh perbuatannya, percaya atau tidak itu adalah bentuk cinta yang ia sampaikan dan Gupi mengerti akan hal itu.

Type dan Gupi adalah kembaran yang memiliki sifat saling bertolak belakang. Gupi seorang yang baik hati, riang, ramah, menyukai bersosialisasi, dan mencintai banyak hal sedangkan Type, dari kecil ia sudah menyukai pekerjaan sang Ayah dalam dunia gelap. Menyukai darah dan daging. Menurutnya, mengoyak daging menjadi beberapa bagian adalah kesenangan tersendiri yang tidak bisa di ungkapkan oleh kata-kata.

Biarpun berbeda, mereka tidak pernah di anak-tirikan oleh Ayah dan Ibunya. Mereka justru mendapatkan kasih sayang yang sama, pengertian, dan hukuman yang sama jika berbuat kesalahan. Itu sengaja dilakukan agar tidak menimbulkan dendam di masa depan karena bagaimanapun, orang tua tidak bisa selamanya mendampingi anak mereka sampai mati. Justru, yang dapat mendampingi sampai akhir adalah saudara kandung sendiri. Bukan begitu?

Terkadang, jika Type melakukan sesuatu yang salah, Alex memberikan hak istimewa pada Gupi untuk mendidik adiknya secara langsung.

Di samping itu, Type tidak keberatan sama sekali karena ia tahu, ia hidup paling lama bersama sang Kakak dan Kakak nya lah orang yang paling ia percayai lebih dari siapapun.

Bisa dibilang, Type sangat menyayangi Kakaknya dan nekat meninggalkan apapun demi sang Kakak.

"Phi, jaga dirimu baik-baik. Kita tidak pernah tahu musuh akan bertindak apa kedepannya. Bawa aku kemanapun Phi pergi"

"Aku tahu tapi tidak dulu, terima kasih. Membawamu adalah hal yang paling merepotkan dari apapun"

"Sialan" Lirih Type.

Tiba-tiba Gupi bangkit berdiri.

"Phi kembali ke kamar dulu untuk menenangkan kucing manis Phi dan kau, bereskan kekacauan disana" Menunjuk pecahan guci memakai dagu kemudian pergi begitu saja meninggalkan Type. Baru jalan beberapa langkah, Gupi berhenti di tempat kemudian berbalik.
"Phi tidak tahu kamu sudah dengar kabar ini atau belum tapi---bajingan itu masih hidup"

"APA???!!!" Type shock.

"Setelah pernikahan Phi besok, kita bicarakan lagi tentang masalah ini. Selamat malam" Kembali berbalik dan pergi hingga punggungnya tidak terlihat.

"Tchh---bajingan itu masih hidup??" Kedua tangan Type mengepal sempurna.

"APA YANG KAU LAKUKAN, KEPARAT??! T-TURUNKAN SENJATAMU DARI KAKAKKU!!!!"
"BAJINGAN----APA KAU TULI???!!"
"BERANI TARIK PELATUK ITU, AKU AKAN MENCABIK-CABIK TUBUHMU SAMPAI MATI!!!!!!!!!!"

"Terlambat"

DOR

"Hahh,, hahhh hahh" Type nafas dengan buru-buru.
"Aku tidak akan pernah lupa kejadian itu sampai mati" Menekan semua jari hingga kuku nya memutih.
"Aku janji akan datang dan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri, tua bangka keparatttttt!!!!"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Pukul 02:47

Miu bergerak seperti cacing di dalam selimut sampai ia tidak tahan dan duduk secara perlahan.

"Lapar" Memindahkan tangan kekar Gupi dari pinggangnya lebih dulu dengan sangat hati-hati agar tidak terbangun dan setelah itu, Miu beranjak ke dapur.

.

KRESEK KRESEK KRESEK

.

Miu sebenarnya sudah mengantongi 2 bungkus snack tapi ia tetap berdiri disana selama 15 menit.

"Apakah sebaiknya aku bawa lebihan? Jarak dapur ke kamar itu butuh waktu 10 menit. Kalau aku cuma ambil 2 bungkus, belum sampai kamar sudah lapar lagi" Setelah berpikir panjang, ia kembali mengambil 3 bungkus lalu menutup pintu doraemon miliknya.
"HAHH----H----HANTU!!!!!!" Baru saja berbalik, Miu dikejutkan dengan sosok Type, sedang berdiri di dekat pintu dapur, menyenderkan punggungnya pada lemari pendingin sambil melipat kedua tangan.

Kaki Miu seketika lemas dan alhasil ia jatuh ke lantai beserta semua snack yang ia pegang.

"Halo, Kakak Ipar. Sebuah kebetulan kita bertemu lagi di tempat yang sama" Mengeluarkan senyum ramah lalu berubah sikap ke posisi sopan.
"Tadi siang belum sempat memperkenalkan diri, maaf atas perilaku buruk saya"
"Perkenalkan, nama saya Type Thiwat Traipipattanapong. Saya Adik kandung sekaligus kembaran Phi Gupi, bukan hantu"

Sial, Miu tidak ingin bertemu dengan Type untuk sementara waktu karena kejadian memalukan sebelumnya malam masih terngiang-ngiang di otak. Tubuhnya membeku dan lidahnya kelu.

"Y Y--Y Y-Ya"

Type mendekati Miu lalu membungkuk.

"Maaf--bolehkah saya membantumu berdiri, Kakak Ipar? Lantai dapur itu dingin, tidak baik untuk kesehatan Kakak Ipar"

Miu tersadar dirinya masih duduk di lantai dapur yang dingin.

"S--S S--Saya bisa sendiri, terima kasih" Miu bangkit berdiri dan lari terbirit-birit, meninggalkan semua snacknya di lantai dan Type yang bingung melihat kepergiannya.

"Aw? Dia kenapa?" Menggaruk bagian belakang kepala.

.

CEKLEK

BLAM

.

"Hahh hh hahh" Miu naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut dimana Gupi berada.

"Sayang? Habis dari mana, hm?" Tanya Gupi dengan suara serak khas bangun tidurnya sambil mengusap pipi Miu yang terlihat.

"Dapur"

Gupi yang masih ngantuk tidak ambil pusing. Ia merengkuh tubuh mungil itu erat-erat.

"Kalau begitu kembali tidur. Besok kita akan sangat sibuk dari pagi"

Cup

Mengecup pucuk kepala Miu.

"Ya"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Pukul 06:50

Miu bangun dari tidurnya dan langsung lari ke kamar mandi.

"Hoekkkkkkk"
"Ekkk Hoeeekkkkk" Sejak semalam Miu tidak makan apapapun, sehingga ia hanya memuntahkam cairan saja.
"Oh--ada apa dengan tubuhku? Kenapa aku tiba-tiba merasa mual sekali?" Menyentuh perut.

Selanjutnya, Miu menuju dapur kembali untuk meracik jamu herbal, berharap mualnya akan membaik setelah itu.

Sambil minum, ia melihat sekitar lantai yang bersih dan rapi. Ingatannya kembali pada bungkus jajan yang ia tinggalkan semalam.

"Hng? Dia yang merapikan semuanya?"
"Terima kasih, anak baik"

Setelah minum jamu herbal, Miu merasa sedikit lebih baik. Ia kembali ke kamarnya untuk membangunkan Gupi karena sebentar lagi mereka harus pergi ke tempat lain.

Dalam perjuangan panjang, Miu berhasil membangunkan Gupi. Setelahnya, ia membersihkan diri, menyiapkan baju untuk Gupi, dan menunggu di atas ranjang sambil bermain ponsel.

"Huh? Joss tunangan?" Terukir senyum di sudut bibir Miu.
"Syukurlah, dia sudah menemukan wanita yang lebih baik dari aku"

"Siapa yang tunangan?"

Miu reflek melirik ke arah suara dimana Gupi baru saja keluar hanya memakai handuk, memperlihatkan pahatan six pack nya yang begitu sempurna dan dada bidang yang mumpuni.

Miu terpesona. Bahkan ia tidak menarik pandangan matanya selama beberapa menit.

"Wow" Suara yang reflek Miu keluarkan dan di dengar oleh Gupi.

Gupi menarik sudut bibir kemudian naik ke atas tubuh mungil sang kekasih.

Gupi menundukkan sedikit tubuhnya dan berbisik, "kita masih punya banyak waktu. Tidak ingin bersenang-senang dulu?" Goda Gupi diakhiri menggigit daun telinga Miu serta membawa tangan Miu untuk menyentuh pahatan six pack tersebut.

Miu tersadar lalu menggeleng dengan cepat.

"Aku tidak mau sakit pinggang---"

"1 ronde saja"
"Na?" Tawar Gupi.

Gupi dan Miu saling bertatapan mata di tengah nafas yang memburu.

To Be Continue,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top