YCCMM - 24

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🐰

.

.

.

.

"I would never fall in love,
again until I found him~~
I would never fall,
unless it's you I fall into~~
I was lost within the darkness,
but then I found her,
I found you~~~~~" Gupi terus bernyanyi dengan senyum tidak pernah pudar, membuat orang lain yang lewat menjadi penasaran hal baik apa yang sedang terjadi pada pangeran tampan tersebut.

"DUAR!!!"

Hening

Gupi melirik sekilas ke belakang dan kembali pada kesibukannya merapikan peralatan tulis di atas meja.

"Kok tidak kaget?"

"Menurut mu?"

"Ah--benar. Daddy kan ketua mafia"
"Sudah biasa dengan kejutan kecil, kan?" Menyeringai. Gupi hanya menggelengkan kepala secara singkat sebagai respon.
"Papa dimana, Dad?" Melirik sekitar.
"Di ruang guru tidak ada. Ohm pikir sama Daddy disini"

"Pak cantik sedang istirahat dirumah setelah aku gempur semalam sampai subuh jadi diamlah"
"Mood ku sedang baik sekarang" Menenteng tas.

Ohm mematung sejenak sambil mencerna ucapan Gupi.

"Oihhhhhhhhh????!!"
"Beneran?!"
"Oh My God---Apakah Ohm akan punya adik baru?"

"Terserah" Melewati Ohm dan menuju pintu kelas.

"Hei--tunggu"

Setelah Gupi membuka knop, ia langsung bertatap mata dengan Nanon.

"Eh" Nanon terkejut.

"?" Gupi menatap Nanon dengan tatapan datar.
"Mencari Ohm?" Tanya Gupi.

"Halo, Nanon" Sapa Ohm dari belakang punggung lebar milik Gupi.

"Anu--bisa minta waktu nya sebentar, Gupi?"

"Aku?"

Nanon mengangguk kecil.

"A-Ada yang ingin ku katakan padamu"

"Maaf, sudah ada Pak cantik di hatiku"

Nanon segera menggeleng ribut.

"B--Bukan tentang itu"

"Eyy--padahal tadi aku sedang bercanda tapi kau begitu semangat menolakku"
"Apakah aku seburuk itu di matamu?"

Nanon mulai panik.

"Tidak seperti itu!"

PLAK

"Hoi---seriuslah sedikit. Mungkin ada hal penting yang ingin dia beritahu" Ujar Ohm setelah memukul kepala Gupi, membuat sang empu hanya berdecih kecil lalu mengusap belakang kepala, bekas pukulan Ohm kemudian tersenyum.

"Aku minta maaf jika canda'an tadi keterlaluan. Moodku terlalu baik hari ini jadi--mau bicara dimana?"

"Di atap saja"

"Baiklah dan lalat jelek ini silahkan pulang" Mengusir Ohm lalu menaiki tangga, di-ikuti oleh Nanon.

"Hei--sialan kau!!"

"Sampai bertemu besok, Ohm" Nanon melambaikan tangan pada Ohm.

"Oh, ya! Sampai bertemu besok, Nanon" Membalas lambaian Nanon hingga punggung nya tidak lagi terlihat.
"Barusan Nanon melambaikan tangan?"
"Tumben. Biasa nya mana pernah waktu dekat dulu"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Sudah 25 menit sejak keduanya sampai di atap, tidak terdengar suara atau kalimat dari salah satu nya, sepatah katapun, sampai---

"Aku tidak tahu harus memulainya dari mana dulu"

"Mulai saja dari 0--" Sahut Gupi.

"Bukan itu maksudku"

"Ok"

Hening.

"Hei teman, aku ini orang sibuk--kau jelas tahu itu. Jadi cepat katakan saja apa yang ingin kau sampaikan"
"Aku tidak sabar bertemu dengan istri manisku dirumah"

"A--Aku yatim piatu--"

"Kenapa tiba-tiba sampai kesana??!!"

"Maaf" 

Gupi mulai frustasi di tempat.

"Jangan terus-terusan minta maaf. Kau tidak melakukan kesalahan apapun"

Nanon mengerucutkan bibirnya.

"D-Dari kecil aku seorang yatim piatu. Aku sempat dirawat oleh Nenek sampai usiaku menginjak 5 tahun, Nenekku meninggal"

Gupi mendengarkan secara seksama.

"Sejak itu, aku hidup sebatang kara di jalan. Pada saat umurku menginjak 7 tahun, aku di adopsi oleh satu keluarga"
"Mereka kaya raya, tapi tidak sebanding dengan kekayaanmu"

"Huh--jelas!" Mengusap rambut dengan angkuh.

"Awalnya, aku pikir mereka adalah keluarga yang hidup layak nya orang normal pada umumnya tapi ternyata--aku salah"
"Suatu hari, aku baru tahu jika mereka memperjual-belikan obat terlarang dan organ manusia secara ilegal"

"Kau masih 7 tahun saat itu tapi sudah tahu tentang obat dan organ ilegal?"

"Mereka mengajariku secara terang-terangan memilih obat dan organ dari musuh mereka/gelandangan tanpa keluarga, yang masih segar untuk dijual ke pelelangan ilegal"
"Mereka juga mengajariku bagaimana cara melindungi diri dan memakai senjata" Mulai melirik Gupi.
"Apa kau juga melakukan tindak ilegal seperti mereka?"

"Tentu saja tidak. Aku tidak membunuh orang untuk tujuan kotor seperti itu!" Nanon bernafas lega. Pikiran negatif nya terhadap Gupi rupanya salah sebelum kata-kata selanjutnya membuat Nanon tercengang.
"Tapi untuk kesenanganku saja" Setelahnya Gupi memandangi langit biru sambil menunjukkan ekspresi keren, menurutnya.

*Bukankah itu sama saja?* Nanon menggaruk kepala, bingung.
"Jujur, sejak aku tahu kamu adalah ketua dari dunia gelap yang paling ditakuti, aku menjadi takut"
"Aku takut kau mengenal identitas keluargaku dan aku takut menjadi musuhmu di kemudian hari. Tidak bisa kubayangkan jika aku menjadi musuhmu kelak"

Gupi mengukir senyum tipis.

"Karena pikiran bodoh itu, kau menjauh dari kami selama 1 bulan kemarin? Takut merusak pertemanan kita kedepan?" Nanon mengangguk lemah sebagai jawaban.
"Dengar, aku memang keji. Ku akui itu tapi aku masih bisa memilah mana yang jahat dan mana yang baik"
"Aku memang lahir dari dunia seperti itu tapi aku tidak pernah sekalipun membunuh musuh-musuh ku tanpa alasan. Aku hanya akan bertindak jika mereka yang duluan mengancam keselamatan keluargaku"

"B-Begitu?" Gupi menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Kau tidak pernah berniat menusukku dari belakang, kan?" Tanya Gupi.

"Pernah. 1X"

Jujur, Gupi sedikit shock atas jawaban Nanon.

"Ekhem--aku anggap tidak pernah mendengarnya" Menggaruk leher.
"Dibuat mudah saja. Berteman? Ayo! Tidak mau berteman? Yasudah. Aku benci sesuatu yang rumit"

"Aku masih mau berteman sama kamu"
"Sama Ohm juga"
"Jujur, selama aku menjauhi kalian, diam-diam aku memantau dari jauh" Perlahan Nanon mulai menundukkan kepala.
"Aku rindu masa-masa kita bersama"
"Aku rindu canda tawa kalian"
"Aku rindu semuanya" Kedua mata Nanon mulai berair.
"Aku merasa seperti kalian sangat penting bagiku, terutama kamu" Menghapus air mata yang jatuh di pipi dengan kasar.
"Entah mengapa, kamu terlihat berbeda dari Ohm dan mereka yang kutemui"
"Apa jangan-jangan kamu adalah---"

"---majikanmu"

BUGH

"Aii--shiaa!! Siapa itu??!"

Ohm datang diam-diam lalu memukul belakang kepala Gupi kembali dengan apik.

"Nanonnnn" Ohm langsung memeluk Nanon tanpa berkata apa-apa.
"Ayo kita berteman seperti dulu"
"Aku merindukan waktu dimana kita bersama" Kedua tangan Ohm mengusap punggung Nanon.
"Maukah kamu kembali pada kami?" Ohm menatap Nanon dengan mata berbinar-binar.

Nanon melihat tatapan Ohm dan Gupi kemudian mengangguk kecil.

"Boleh?"

"TENTU SAJA!!!!"

"Baiklah"

"YESS--INI DIA NANON KAMI" Kembali memeluk  Nanon, sementara Gupi hanya melihat sambil mengukir senyum tipis.

"Yosh--jadi kita kembali lagi membentuk four-rangers?" Tanya Gupi dengan semangat sambil mengangkat telunjuknya ke atas. 
(FOUR-RANGERS ( FOUR AVENGERS ) adalah nama kelompok yang terdiri dari Gupi, Miu, Nanon, dan Ohm atas usul Gupi. Kelompok yang mencontohkan kedamaian, kenyamanan, rendah hati, dan contoh yang baik seperti pahlawan dunia fiksi)

Nanon dan Ohm saling melihat sebentar kemudian sama-sama menganggukkan kepala.

Gupi menarik Ohm dan Nanon lalu berpelukan dengan sangat erat. Dan di tengah-tengah suasana haru---

"Nama kelompok kita jelek sekali. Bisa ganti nama lain?"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

MANSION TRAIPIPATTANAPONG

"Aku tidak ingat pernah menyuruhmu untuk keluar dari kamar"

DEG

"Ha----astaga!!! Kaget!!" Miu mengelus dada.
"Sejak kapan kamu ada disana?"

"Sejak kamu sibuk dengan buah itu, sayang" Gupi mendekati Miu lalu menunduk untuk menghirup aroma di ceruk leher si mungil.
"Hmm--kamu wangi sekali seperti bayi" Menangkap kedua pipi berisi Miu lalu mencicipi bibir yang sangat ia sukai tersebut.

CUP

"Mmpp,, mmhhmm,,"
"Mhmmmm,, mmpphhh"

"Hmmppphhhhg,,,mmmmh,,,"

Gupi memasukkan lidah nya ke rongga mulut Miu dan Miu sambut lidah itu dengan mengajaknya bermain. Walaupun permainan lidah Miu kaku, Gupi tidak pernah protes sama sekali dan malah semakin menikmatinya.

Ketika oksigen sama-sama hampir habis, Miu melepaskan ciuman nya lebih dulu.

"Rapat dengan Ayahmu sudah selesai?" Tanya Miu sambil berbalik, kembali sibuk dengan buah-buahan.

"Ya" Memeluk Miu dari belakang. Sesekali ia menerima suapan demi suapan potongan buah yang Miu berikan.
"Pantatmu masih sakit?"

"Lumayan"

"Mau ke dokter?"

Miu tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Tidak perlu. Nanti juga sembuh sendiri"

Gupi diam sambil menenggerkan dagunya pada ceruk leher Miu.

"Aku kenyang, baby" Ucap Gupi ketika Miu hendak menyodorkan buah kembali padanya. Miu mengangguk kecil kemudian memakan potongan buah itu dengan lahap.
"Kalau sudah selesai makan, kembali ke kamar. Aku akan menemui Ibuku sebentar"

"Hm" 

Cup

Gupi mengecup pipi berisi Miu sebelum ia pergi menuju ruang tamu.

"Mommy"

"Gupi"
"Duduk disini" Gupi duduk di samping sang Ibu sesuai perintah.
"Mommy sudah dapatkan referensi dari butik langganan Mommy mengenai pakaian pernikahan kalian. Nah" Memberikan tablet berisi pilihan pakaian pada Gupi.
"Kamu dan Miu tinggal pilih mau desain yang mana. Mommy bingung karena semuanya bagus"

Gupi menerima tablet itu kemudian melihat-lihat.

"Mommy benar. Menurut Gupi juga semuanya bagus" Fokus melihat.

"Benarkan? Pilihan Mommy tidak pernah salah" Ucap sang Ibu, bangga dengan dirinya sendiri.

"Kalau begitu Gupi ke kamar dulu, ya. Mau tunjukkin ini ke dia"

"Baiklah. Nanti kabari mau yang mana segera, ya"

"Siap, kapten" Memeluk sang Ibu lalu beralih ke kamar dengan tablet di tangan.

Sang Ibu menatap punggung anaknya dengan senyum lebar.

"Aku tidak pernah melihat Gupi se-bahagia ini"

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

"Tuan memanggil saya?" Melihat punggung sang Bos dalam posisi berlututnya.

"Kudengar anak buahmu melakukan penyerangan di rumah duka dan kau kehilangan mereka semua dalam semalam"

"Itu benar"
"Saya pikir telah berhasil menyusun rencana untuk memancingnya keluar lalu membunuhnya, namun gagal"
"Tapi tidak kali ini"

"Maksudmu?"

Kao mengeluarkan selembar foto lalu ia taruh di atas meja.

"Pertama, saya akan mati-matian untuk menangkap pria yang ada di foto tersebut baru menjalankan rencana selanjutnya"

Sang Bos yang penasaran, berbalik untuk melihat foto yang Kao taruh di atas mejanya.

"Siapa dia?"

"Namanya Miu Suppasit. Dia adalah target dari clinet ku awalnya. Namun sekarang, dia menjadi target ku juga. Dia memiliki hubungan spesial dengan Kanawut"

"Miu Suppasit?"

"Kudengar dia juga berkerja di salah satu sekolah yang dipimpin oleh Win Metawin"

"Win?"

"Anda mengingatnya, Tuan?"
"Dia adalah anggota keluarga dari Kanawut"

"Ya"
"Aku masih mengingatnya"
"Dia adalah orang yang menjebakku dulu"

Kao menundukkan kepala, tidak berani melihat kemarahan yang terpancar dari kedua bola mata sang Bos.

Sang Bos kembali melihat foto Miu dan diperhatikannya lekat-lekat.

"Kebetulan macam apa ini??"
"Sayang sekali anak manis ini harus berurusan di tengah-tengah kita"
"Anakku, mungkin sudah sebesar dia sekarang jika mereka tidak membunuhnya saat itu"

Kao diam karena ia adalah saksi dari kematian anak sang Bos. Ia juga dapat merasakan betapa sakitnya melihat anak sendiri di bunuh oleh musuh di depan mata.

"Kau yakin mau menangkapnya?"

"Benar tapi sepertinya tidak dalam waktu dekat. Saya harus ekstra berhati-hati karena saya dengar anak itu tinggal di kediaman Kanawut sekarang. Saya akan atur rencana yang baik untuk melakukan menyergapan padanya"

Menaruh foto Miu di atas meja kembali.

"Beritahu aku jika kau sudah berhasil mendapatkannya"
"Aku akan kirim beberapa anak buahku untuk membantumu"

Kao segera membungkuk hormat.

"Baik, Tuan"
"Terima kasih" Menyeringai.

To Be Continue,,,,



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top