YCCMM - 16
Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca🐺
.
.
.
.
Entah sudah berapa kali Gupi menghela nafas didepan Miu, Puff, dan Joss saat ini.
Setelah melewati malam yang panjang, ia kembali di interogasi mengenai kepemilikan senjata tajam.
Beberapa pertanyaan terus ia dapatkan dan ia mampu menjawabnya dengan lugas dan jujur, seperti salah satunya yang hendak ditanyakan oleh Joss berikut ini.
"Kenapa kamu berani bawa pistol ke sini?"
"Kamu punya izin atas senjata itu atau tidak?"
"Memangnya kalau tidak ada izin, kenapa?" Kali ini Miu bertanya karena penasaran.
"Mendekam di penjara atas kepemilikan senjata illegal"
Miu seketika shock.
"APA???!!"
"Gupi----"
"Gupi punya surat izin nya, Pak cantik" Mengeluarkan senyum tampan nya.
Miu menghela nafas lega.
"Lagi pula Uncle cantik tidak mempermasalahkan Gupi membawa mainan ke sini. Bapak/Ibu guru bisa tanyakan saja padanya" Memutar-mutar pelatuk seperti seorang ahli di hadapan para domba yang ketakutan.
"Uncle cantik? S-Siapa dia?" Joss dan Puff saling pandang dalam kebingungan sementara Miu menggaruk tengkuk leher.
"Ehm--anu---orang itu---pemilik yayasan" Ujar Miu.
"HAHHHH/APAAAAAA????!!!" Giliran Puff dan Joss yang shock.
"Jadi kamu----keponakan dari Tuan Win?" Joss menunjuk ke arah Gupi sedangkan yang ditunjuk hanya cengar-cengir bangga.
"Sudah, ya? Gupi pegal, nih" Melakukan perenggangan ke kanan dan ke kiri.
Gupi tidak habis pikir bagaimana mereka melakukan interogasi sampai 2 jam hanya untuk sebuah mainan.
Jika pistol saja di interogasi sampai 2 jam, bagaimana jika mereka tahu ia membawa belati juga? Bisa-bisa sampai seharian.
Tidak! Gupi tidak mau itu terjadi.
Dari pada menghabiskan waktu seharian untuk jawab pertanyaan, lebih baik ia habiskan untuk bercinta dengan Miu.
Berpikir untuk bercinta dengan Miu, Gupi tidak sadar bahwa bibir nya terus mengukir senyum lebar yang membuat Miu terheran-heran.
Beruntung, Joss dan Puff sudah keluar karena dipanggil oleh siswa lain di tengah Gupi melamun, sehingga hanya ada Miu dan Gupi berduaan di tenda besar tersebut.
"Hoi!" Miu menepuk pipi Gupi sekali dan untungnya Gupi langsung sadar sebelum tamparan berkali-kali mendarat padanya.
"Eh?"
"Apa yang kau pikirkan dari tadi?? Wajah mu terlihat mesum 100X lipat, tahu!"
Malu?
Oh--tentu tidak.
Gupi menarik pinggang ramping Miu tanpa aba-aba sampai Miu jatuh ke pangkuan nya.
"Hei---lepas!!" Memukul dada Gupi.
"Pak cantik, kapan Pak cantik bisa membalas cinta Gupi??"
"Huh! Kamu kira mencintai seseorang itu mudah?"
Gupi mengangguk singkat.
"Kata Daddy, cinta dapat tumbuh dengan sendirinya ketika bercinta di atas ranjang. Bagaimana kalau kita mencoba nya?"
TUK
Miu segera menjitak kening Gupi sampai bersuara cukup nyaring.
"Aw!" Pekik Gupi.
"Bercinta sana sama kambing!" Miu bangkit dari paha Gupi kemudian cepat-cepat meninggalkannya.
"ii--ihh---Gupi kan mau nya sama Pak cantik"
"Pak cantik---tunggu!!!!"
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
LOS ANGELES, CALIFORNIA
1 mobil.
2 mobil.
10 mobil berhenti di lobby sebuah hotel mewah yang berada di pusat Ibu kota California tersebut.
"Selamat datang, Tuan Kao. Bos sudah menunggu anda di ruangan biasa"
Pria yang di sebut merapikan jas dengan angkuh kemudian masuk kedalam hotel. Menaiki lift dan menekan tombol 14 dimana pertemuan di adakan.
Kaki jenjang nya melangkah masuk ke sebuah ruangan nomor 4 dengan penjagaan super ketat dari para bodyguard.
"Selamat datang, Tuan Kao" Membungkuk hormat.
"Silahkan masuk" Membukakan pintu.
Kamar itu tidak langsung mempertemukan tamu atau tempat pertemuan, melainkan sebuah lorong yang mana terdapat banyak cabang di dalam. Tujuan nya untuk mengecoh musuh ketika ada serangan dadakan datang.
Kao yang sudah hafal dengan rute kamar misteri tersebut, kembali melangkahkan kakinya masuk ke lorong hingga bertemu dengan ruangan yang sangat terang.
"Akhirnya kau sampai"
Setelah tiba, Kao lebih dulu memberi hormat kepada seorang pria yang lebih tua, di klaim sebagai pimpinan tertinggi disana.
"Maaf saya datang terlambat"
"Duduk"
Kao segera duduk. Ia sedikit gugup ketika semua pemimpin cabang dunia gelap berkumpul dan melihat ke arah nya, meminta penjelasan.
"Langsung saja pada intinya---apa kau yakin jika orang itu masih hidup?" Tanya sang ketua.
"Awalnya saya sama ragu nya seperti anda, Tuan. Tetapi, ketika saya dengar suara itu--tidak salah lagi. Itu adalah dia"
"Saya berani jamin 100% bahwa itu adalah dia dan dia masih hidup sampai sekarang"
"Bagaimana kau bisa bertemu dengan nya?"
"Dan--jika benar kau bertemu dengannya, kenapa kau masih hidup? Maksudku, kita semua tahu orang se-kejam apa dia. Dia adalah orang yang kalau sudah melihat musuh di depan mata, dia tidak akan membiarkanmu berkeliaran bebas begitu mudah" Pertanyaan datang dari salah satu peserta rapat yang hadir.
"Itu benar. Saya tidak menyangkalnya"
"2 orang suruhan saya tewas di tempat, dibunuh olehnya"
"Apa??"
"2 hari yang lalu, saya dapat tawaran dari akun anonim untuk membunuh seseorang. Karena bayaran cukup besar, saya terima. Malam nya, saya kirim orang untuk melakukan eksekusi tapi dia datang entah dari mana--menggagalkan semuanya"
"Apakah dia tahu tentangmu?"
Deg
Kao sempat diam sebentar lalu menggeleng kecil.
"Tidak"
Semua yang ada di ruangan sedikit lega tapi tidak dengan Kao. Ia sadar bahwa ia sedang berbohong sekarang. Bukan tanpa sebab, ia takut dibuang dari perkumpulan jika data diri nya sudah ketahuan oleh orang itu. Karena aturan tentang pembuangan beban tim sudah diatur sejak lama, yaitu dengan cara di bunuh.
TUK
Ketika sang ketua berdiri dari kursi kebesaran nya, semua orang yang ada di ruangan terkesiap untuk berlutut dan membungkuk.
"Aku lihat dengan jelas--hari itu----dia mati di hadapanku. Tapi--bagaimana bisa dia---hidup lagi?" "Apakah omong kosong ini terdengar masuk akal?"
"Aku sulit mempercayainya jika tidak melihat dengan kedua mataku sendiri"
Hening
Tidak ada satupun yang berani bicara ketika sang pemimpin sudah mengambil alih, termasuk Kao.
"Dimana kau menemukan dia?"
"S-Sapporo, Tuan"
"Tempat itu adalah tempat menginap murid sekolah yang menjadi target saya"
Pria itu mengerutkan kedua alis nya.
"Sapporo?"
"Ada kepentingan apa dia bisa sampai disana?"
Kao tidak berani menjawab.
"Kao"
"Y-Ya, Tuan?"
"Sebar orang sebanyak-banyaknya dan tangkap dia hidup-hidup"
"H-Hah?"
"Aku harus memastikan sendiri itu dia atau hanya kloningan semata"
Kao merasa ini adalah mimpi buruk. Itu jelas GodFather, si paling kejam dan licik. Sebanyak apapun orang yang ia bawa, Kao tidak menjamin akan berhasil untuk menangkapnya.
Tidak mendengar jawaban, pria paruh baya itu bertanya sekali lagi.
"Kao Jirayu?"
"S-Saya mengerti, Tuan. Saya akan kirim orang untuk menangkapnya"
"Aku tunggu kabar baik darimu segera"
"Aku tidak suka menunggu terlalu lama"
"B-Baik, Tuan"
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Hari ini adalah hari terakhir yang panjang bagi siswa/siswi kelas 12 karena ini adalah hari terakhir mereka berada di tempat tersebut.
Menginap 5 hari 4 malam di hutan ternyata tidak terlalu buruk bagi sebagian orang, termasuk Gupi.
Tentu nya karena ia bisa selalu dekat dengan Miu kemana pun dan dalam melakukan hal apapun.
Saat ini Ohm, Miu, dan Nanon tengah sibuk mengumpulkan kayu bakar dari hutan untuk acara api unggun yang akan diadakan 2 jam lagi dari sekarang dan Gupi, tengah sibuk merayu Miu.
"Hei--daripada kamu terus merayu Bapak, lebih baik kamu bantu pegang kayu-kayu ini" Miu memberikan setumpuk kayu dari tangan nya kepada Gupi.
Gupi menerimanya dengan tangan terbuka.
"Bayaran nya apa setelah Gupi bantu bawakan ini?"
"Apa? Bayaran?" Alis Miu berkedut.
"Dasar perhitungan"
"Kembalikan saja kalau begitu"
"Canda~~bercanda~~~~" Ledek Gupi.
"Hiii----kurang ajar!!!" Geram Miu. Kuku jari nya tidak tahan untuk menggaruk wajah tampan dan menyebalkan milik Gupi.
Acara api unggun akan dimulai 20 menit lagi. Berkali-kali Miu memastikan semua perlengkapan sudah siap tanpa kurang suatu apapun seperti kayu, korek, marshmellow, dan daging untuk dipanggang. Termasuk daging kelinci yang Gupi bawa kemarin malam.
"Pacar Gupi sangat teliti dalam hal apapun. Gupi jadi bangga"
Miu sengaja tidak jawab karena dirasa pernyataan Gupi tidak penting.
Drrrtt Drrttttt
Drrttt
Ponsel Gupi berdering dan di jawab olehnya setelah melihat nama pada layar ponsel.
"Khab, Uncle cantik"
"Kehebohan apa lagi yang kau buat disana?"
"Eng?"
"Tidak ada" Bohongnya.
"Lalu kenapa Uncle mendengar kericuhan tentang se-ekor babi, ledakan, dan tembakan? Ini pasti ulah Dessert Eagle mu, bukan?"
"Kau suka membawa mainan itu kemana saja"
(Dijuluki sebagai Prestige Resolve in the World, Desert Eagle dilengkapi peluru magnum yang dapat menusuk sekaligus menciptakan ledakkan pada target)
Gupi akhir nya jujur setelah ketahuan. Memang benar, sebagai orang yang telah lama berkecimpung di dunia gelap, membuat orang tersebut lebih peka terhadap suatu kebohongan.
"Haihh--iyaa iya. Gupi tidak sengaja memakainya waktu ada babi hutan mau serang Gupi dan Pak cantik"
"Babi nya tidak apa-apa?"
"Babi nya mati dan---kenapa malah tanya keadaan babi nya, sih? ihh---Gupi jadi sebel!!"
"Di banding babi, kamu lebih menakutkan, tahu"
"Gupi marah loh! Hmph" Mendengus kasar dan setelahnya mendengar kekehan dari Win.
"Dimana Uncle tampan? Tumben tidak menghubungi Gupi selama Gupi di sini"
"Kamu yakin menanyakan keadaan nya?"
"Dia sedang menggantikan Picasso di aquarium"
"Ini pasti idemu, kan?"
"Tidak"
"Siapa yang kamu coba bohongi?"
"Tch!"
"Ahh--Uncle cantik. Tahu tidak?"
"Tidak"
"ishh----Gupi belum selesai!!" Cemberut.
"Uncle ingat Kao Jirayu?"
"Ya"
"Gupi bertemu dengan anak buah nya"
"Anak buah nya tidak apa-apa?"
"Sudah Gupi pertemukan dengan pencipta nya"
"Aw--astaga. Kasihan sekali nasib mereka setelah bertemu denganmu"
Gupi menarik nafas kesal.
"Gupi punya firasat akan bertemu dengan nya lagi dan atasan nya itu"
"Jadi kamu mau Uncle cari tahu tentang mereka?"
"Hm"
"Baiklah tapi bayaran nya tidak murah"
"Selalu saja---" Melihat Miu mendekat.
"Gupi tutup dulu, ya. Pacar Gupi menuju kemari"
Tuttt tuttt tutttt
"Pak cantik, ada apa?"
"Panggil Ohm, Nanon, dan yang lainnya untuk berkumpul. Acara sudah mau dimulai"
"Khab!"
"Pak cantik jangan kemana-mana, ya!"
"Tunggu Gupi disini" Cepat-cepat menjalankan perintah Miu.
"Terserah"
Baik Miu maupun Gupi tidak menyadari seseorang tengah memantau gerak gerik mereka dari kejauhan.
"Permisi"
"Apakah anda yang bernama Miu Suppasit?"
Miu melirik ke arah suara dengan sebongkah kayu di tangan kanan nya karena ia tengah menyusun balok kayu kembali agar terlihat rapi.
"Ya---anda siapa?"
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya salah satu petugas di tempat ini"
"Saya di minta oleh Bu Puff untuk memanggil anda segera"
"Huh?"
"Bu Puff memanggil saya?"
"Ya. Mari saya antar menemui Ibu Puff"
Tanpa rasa curiga, Miu mengiyakan ajakan nya. Miu menaruh bongkahan kayu lebih dulu lalu mengikutinya masuk ke dalam hutan.
Baru beberapa meter dari pintu masuk hutan, "permisi, apa benar Ibu Puff menunggu saya di dalam hutan?"
"Benar, Tuan. Mari. Ibu Puff menunggu anda didepan sana"
Pria itu memiliki wajah yang terlihat baik sehingga Miu dibuat percaya oleh kata-katanya.
Miu terus mengikuti orang itu hingga berhenti di pinggir jurang.
"K-Kenapa kita berhenti disini?"
"Dimana Ibu Puff?" Perasaan Miu mulai tidak enak karena orang itu hanya diam disana tanpa berkata apa-apa.
"Permisi??"
"A-Anda tidak mencoba untuk membohongi saya, kan?" Orang itu tetap diam di tempatnya.
Diam nya orang itu membuat Miu ketakutan setengah mati. Miu takut orang itu akan berubah jadi monster yang menyeramkan lalu menerkamnya seperti di film-film. Di tambah lagi keadaan hutan yang sangat gelap. Bicara tentang itu, sejak awal masuk, mereka hanya ditemani sebuah senter milik pria tersebut.
"Saya mau kembali saja" Baru saja Miu berbalik, seseorang tiba-tiba memekik kesakitan, sekitar 3 meter ke depan dari tempat nya berdiri.
"AAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!"
Gelapnya hutan, membuat Miu tidak dapat melihat apapun dengan jelas dan kerasnya teriakkan kesakitan entah dari siapa, berhasil membuat Miu merinding ketakutan.
"S--S--Siapa disana?" Kedua kaki Miu lemas dan jatuh ke tanah. Jantung nya memompa darah 20X lebih cepat sampai terasa sakit.
Tidak lama kemudian suara lengkingan datang dari arah belakang, tepat di mana orang yang membawanya masuk ke dalam hutan berada.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!"
Miu kembali terkejut ketika senter jatuh ke tanah dan pria itu hilang dari tempat nya.
"S-S-S-SIAPA DISANAAAA???!!!"
"A-APA YANG SEDANG TERJADI--HIKSSS??"
"SIAPAPUN--TOLONG SAYA!!!!!!!!!!! HIKS HIKSS" Teriak Miu sambil memegangi lututnya yang bergetar hebat.
"S-S-SAYA MOHON JANGAN BUNUH SAYA--HIKSSS HIKS SAYA MINTA MAAF JIKA SAYA ADA SALAH. SAYA MINTA MAAF--HIKS HIK HIKSSS" Mengatupkan kedua tangan lalu bersujud ke segala arah karena Miu tidak tahu dimana orang mengerikan itu berada saking gelapnya cahaya di tempatnya sekarang.
"Pak cantik"
DEG---DEG
"G-G-G-GU--GUPI??!"
"GUPI---KAU KAH INI?!"
Miu dapat merasakan kedua pipi nya di pegang oleh tangan yang begitu dingin dan berair.
Entah itu air atau apa karena sifatnya kental seperti darah
Hidung pesek Miu juga menangkap bau amis tapi karena gelapnya pandangan, tidak dapat memastikannya secara langsung cairan apa itu.
"Pak cantik, kenapa tidak pernah mendengarkan ucapan Gupi tentang berhati-hati pada orang asing?"
"Kenapa mau mengikuti orang asing sembarangan, hm?"
"Pak cantik, Gupi sedikit kecewa"
"Pak cantik harus di hukum"
"A-A-APA???!"
"APA YANG------AAAAAKH??"
Gupi mendorong Miu hingga telentang di tanah.
"Pak cantik keras kepala, maka Pak cantik harus di hukum" Ia menaikkan sweater yang Miu pakai hingga memperlihatkan kedua pentil berwarna pink, bercahaya di gelapnya hutan.
"TIDAK----GUPI GUPI---HENTIKANNNN!!!" Miu panik dan kaget ketika Gupi menghisap pentilnya secara paksa.
"GUPI---STOPPPPPPPPPP!!!!"
"TIDAKKKKKKKKKKKKKK---------"
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top