YCCMM - 15

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐰

.

.

.

.

Setelah urusan nya selesai, ia kembali ke tenda namun ia harus berhenti di tengah jalan ketika melihat Miu sedang berdiri di depan tenda nya sambil melihat kanan dan kiri.

"Pak cantik, kenapa ada diluar?"

Miu segera melirik ke belakang lalu memukul Gupi bertubi-tubi.

"ANAK NAKAL---KAMU DARI MANA SAJA, HA?!!"

"Gupi ehm--lapar lalu pergi memburu kelinci di hutan, Pak cantik. Hehe"
"Bapak lapar, tidak? Ayo makan bersama" Menunjukkan kelinci di depan Miu.

"KENAPA KAMU TIDAK KE POS PANITIA UNTUK MINTA MAKANAN?"
"KENAPA HARUS MEMBURU---HIKS HIK APA KAMU BODOH? MASA KAMU TIDAK TAHU KALAU DI HUTAN ITU BANYAK HEWAN LIAR???! BAPAK YAKIN TIDAK 1 ATAU 2 KALI MENGATAKAN NYA PADAMU" Mengusap air mata.

"P-Pos nya di kunci"

"LALU KENAPA TIDAK BANGUN'IN BAPAK?? BAPAK BISA BUKA'IN PINTU UNTUKMU--HIKSS!!
"KAMU PERGI TANPA PAMIT SAMA BAPAK! KALAU ADA APA-APA TERJADI PADAMU, BAPAK HARUS BAGAIMANA GUPI---HIKSSS???"
"DASAR EGOIS! EGOIS!" Memukul dada bidang Gupi berkali-kali.
"BAPAK KHAWATIR KAMU TERLUKA! BAPAK HAMPIR FRUSTASI KARENA KAMU TIBA-TIBA TIDAK ADA DAN TIDAK MENEMUKANMU DI TENDA LAIN"
"BAPAK HAMPIR SAJA MELAPOR HAL INI KE KETUA PANITIA--TAHU TIDAK? HIKSS HIKSS!" Menutup wajah nya memakai kedua tangan.

Gupi senang sekaligus merasa bersalah melihat kekhawatiran Miu padanya. Ia pun segera memeluk Miu dengan sangat erat.

"Gupi minta maaf. Gupi tidak akan mengulanginya lagi. Gupi tidak mau Pak cantik khawatir seperti ini. Gupi menyesal. Maafkan Gupi, na" Mengusap punggung dan belakang kepala Miu, menenangkannya.

"Hikss hik--hiksss hik--hikss hik--tolong jangan diulangi lagi--hikss"

"Ya. Gupi janji" Setelah beberapa saat berpelukan dan di rasa tangisan Miu mereda, Gupi sedikit menunduk untuk mengintip wajah Miu.
"Sudah nangis nya?"

"Hikssss hikssss belum hiks" Menjawab secara tidak sadar sambil mengusap air mata dan karena hal itu, Gupi hampir tertawa.

*Brengsek!!! Imut banget--aarrghhhhhh!!!!* Menahan tawa yang sangat tidak mengenakkan.
"Sudah, ya? Oe oe oe. Nanti mata Pak cantik sakit"

.

BUGH

.

Miu memukul perut dan Gupi menerima nya dengan senang hati.

"Semua gara-gara kamu--hikss hik" Mengelap ingus memakai baju Gupi.

Gupi mengulas senyum tampan.

"Ayo masuk ke tenda. Udara malam tidak baik untuk Pak cantik"

Karena masih kesal, Miu masuk lebih dulu, meninggalkan Gupi bersama se-ekor kelinci di tangan nya.

Gupi memandangi kelinci di tangan nya kemudian berkata, "fiuhh! Untung ada kau jadi dia tidak mencurigaiku. Terima kasih, na, Tuan kelinci"

Sebenarnya, kelinci itu tidak benar-benar Gupi buru. Hanya sebuah kebetulan.

Ya. Bisa dikatakan seperti itu.

:

Flashback ON✨

Mild bersembunyi sesuai perintah di balik semak belukar saat Gupi tengah bermain dengan 'buruan' yang sebenarnya.

"Sial. Aku lupa dia begitu menyeramkan karena tertutup oleh sikap manis nya setelah koma" Bergidik ngeri ketika melihat Gupi tengah merobek dada musuh memakai belati tajam pemberian Bright tempo hari dengan senyum dan darah pada wajah tampan nya.

Ketika ketegangan sedang mengudara, tiba-tiba di area kaki ada sesuatu yang bergerak. Mild melirik ke arah kaki dan mendapati se-ekor kelinci tengah mencium area lutut.

"Huss huss. Aku lagi diet. Daging mu sama sekali tidak menggodaku. Pergi sana"

Kelinci itu tidak mau pergi.

"Husssss"

Kelinci itu semakin mendekat dan kali ini berada di punggung Mild. Setiap kelinci itu bergerak, akan menghasilkan bunyi akibat pergesekan daun kering. Itu lah sebab nya Mild berusaha mengusir kelinci itu pergi agar possisi nya tidak terdengar oleh musuh yang kira nya bersembunyi di tempat lain.

"Kelinci jelek, kau cukup menggangguku disini"
"Jangan bilang aku tidak memberitahumu sebelum nya, ya!"

Mild segera menusuk kelinci itu pada area vital sampai mati.

Setelah aksi pembunuhan itu, Gupi memanggil Mild.

"Mild"

Keluar dari tempat persembunyian, "perintahmu"

"Bereskan seperti biasa"

"Baik"

"Kejadian ini---"
"---jangan sampai tercium oleh Ayahku"

"Laksanakan" Mild maju beberapa langkah lalu memberikan mayat kelinci itu ke tangan Gupi.

"?" Gupi menaikkan sebelah alis, tidak mengerti.

"Kelinci itu tadi menggangguku. Aku pernah makan daging nya dan enak. Kau bisa mencoba nya nanti. Kudengar daging nya bagus untuk menaikkan stamina pria" Mulai membereskan kekacauan yang telah Gupi buat.

Gupi hanya ber-oh ria lalu meninggalkan Mild tanpa sepatah katapun dengan kelinci di tangan nya.

Flashback OFF

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Sejak Gupi meninggalkan Miu diam-diam di malam itu, ke-esokkan malam nya Miu mengikat pergelangan tangan Gupi memakai tali rafia yang terhubung ke pergelangan tangan nya sendiri dengan maksud jika Gupi bergerak, maka Miu akan tahu.

"Pak cantik, haruskah Pak cantik melakukan ini?"

"Ya"

Gupi menghela nafas berat.

"Eyy--Pak cantik tidak percaya sama Gupi?"

"Percaya"

"Lalu untuk apa ini?" Menunjukkan ikatan di tangan pada Miu.

"Hanya untuk berjaga-jaga saja"

"Oh" Bibir Gupi membulat dan tiba-tiba ide licik nya terlintas.
"Gupi harap Pak cantik tidak menyesali ini"

"Huh? Apa yang harus Bapak sesali----AHHH???!" Tiba-tiba Gupi mendorong Miu ke atas alas tidur kemudian mengukungnya. Jarak wajah mereka sangat dekat hingga dapat merasakan nafas masing-masing.

"Gupi, apa yang----UMMPPPP"

CUPP

Ketika bibir Miu terbuka, Gupi mengambil kesempatan untuk memasukkan lidah kedalamnya. Apa yang Gupi lakukan, berhasil membuat Miu shock dan tidak bergerak dalam beberapa saat.

"G-Gupi-hmmmmmpppp-----pergi--mmmmmpppp" Mendorong kedua bahu Gupi.

Gupi memainkan lidah nya didalam rongga mulut Miu, memaksa lidah Miu untuk bergerak liar. Gupi juga menekan tengkuk Miu agar lidahnya dapat mencapai rongga terdalam dan menyesap semua nya tanpa kecuali.

Aneh, adalah kata pertama ketika merasakan lidah Gupi untuk yang pertama kali nya.

Kenyal seperti jelly, tapi bukan jelly.

Lebih seperti lemak yang hidup dan bergerak di dalam mulutmu.

Sangat aneh rasa nya di awal bagi orang yang belum merasakannya seperti Miu.

Miu di buat tidak mengerti mengapa teman-teman nya suka melakukan hal seperti ini ketika menjalin hubungan dengan kekasih mereka. Miu sendiri merasa aneh.

"Gupiiiiiimmmmmpppp berhentiiiimmmpphhhh!!!"

Miu mulai merasakan sesak nafas dan secara reflek menendang perut Gupi.

.

BUGHHH

.

Gupi jatuh ke samping sehingga tautan bibir mereka pun lepas.

Miu berusaha lari namun ia lupa bahwa ikatan pada tangan nya masih terhubung pada Gupi.

.

SREKK

.

Tanpa banyak bicara, Gupi menarik ikatan itu dengan kuat, membuat Miu jatuh ke belakang dan menabrak dada bidang nya.

"GUPI--INI TIDAK LUCU!!!"

"Sssssttt" Menaruh satu telunjuk di depan bibir Miu.
"Pak cantik, jangan berisik. Nanti yang lain nya bangun"

"K--KK--KAMU----KA----"

Gupi menarik sudut bibir kemudian memeluk Miu secara lembut. Namun entah mengapa, pelukan Gupi kali ini membawa hawa dingin yang membuat sekujur tubuh Miu bergidik ngeri.

"Kenapa Pak cantik membangun tembok yang sangat tinggi disini?" Tangan kanan Gupi meraba dada rata Miu.
"Gupi khawatir jika ini terus berlanjut, maka Gupi tidak akan segan-segan merobohkan tembok ini secara paksa"

Miu menepis tangan Gupi.

"Apa maksudmu?"
"Gupi, jangan kurang ajar sama gurumu"

"Guru guru guru guru guru guru" Menghela nafas kasar.
"Pak cantik, Gupi bosan dengar nya"
"Lagipula, sejak awal, Gupi tidak pernah menganggap Pak cantik sebagai guru Gupi"

Miu perlahan mundur namun ikatan nya terus di tarik oleh Gupi berkali-kali karena Gupi tidak mau jauh dari Miu.

Miu berusaha untuk melepas ikatan itu namun sia-sia. Ia lupa telah mengikat tali itu dengan kencang sebelumnya karena tidak tahu hal gila ini akan terjadi.

"Pak cantik, jangan melihat Gupi dengan tatapan seperti itu. Gupi tidak suka--ihh" Cemberut lalu menaruh kepala nya di dada rata Miu.

Miu mematung sejenak.

Tidak bergerak. Tidak bersuara.

Gupi memeluk pinggang ramping Miu bak biola dengan kencang dan mencari kehangatan disana.

"Gupi cuma mau Pak cantik selalu ada untuk Gupi dimanapun, kapanpun, dan dalam situasi apapun. Setiap saat"
"Pak cantik, mau kan jadi kekasih Gupi?"

*Maksa ya ini anak* Gondok Miu.
*Tapi, kalau aku menolak, apa yang akan dia lakukan?* Miu tidak dapat membayangkan.

"Pak cantikkk~~~?"
"Kok diam? Jawab dong" Kembali cemberut lalu berbaring di paha Miu.
"Gupi tahu kalau Pak cantik sebenarnya mulai membuka hati beberapa kali, tapi karena profesi Pak cantik adalah guru dan Gupi adalah murid, Pak cantik menepis itu semua"
"Benar atau benar?" Mencolek dagu Miu.

Miu menyembunyikan ekspresi terkejut nya dengan melirik arah lain. Ia tidak menyadari bahwa posisi ia duduk di sudut tenda yang mana ketika Gupi sedikit mendorong nya mundur, maka ia sama sekali tidak bisa kemana-mana.

"Pak cantik? Gupi belum dengar jawaban Pak cantik, lho"
"Pak cantik lagi mikirin apa?"
Ekspresi nya tiba-tiba muram dan berkata, "kalau mikirin pria lain, lupakan sekarang"

"Gupi"

"Ng?" Menatap kedua mata Miu.

"Kamu yakin mau jadikan Bapak sebagai kekasihmu?"

Gupi langsung merubah posisi menjadi duduk.

"YA YA YA---TENTU SAJA"

"Apakah kamu seorang---gay?"

"Gupi bukan gay. Ini adalah yang pertama kalinya"

"Kenapa kamu bisa suka sama Bapak?" Memainkan kuku jari.
"Kalau Bapak tidak sesuai ekspektasimu, bagaimana?"
"Kalau kamu tahu Bapak lemah, kekanak-kanakkan, keras kepala, dan berbeda dari pria lain, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu akan meninggalkan Bapak?" Menatap kedua mata Gupi.

Bukan Gupi namanya jika ia tidak bisa menangkap keluh kesah Miu. Gupi segera memeluk Miu erat-erat.

"Pak cantik takut terlalu jauh"
"Dengar, Gupi menyukai Pak cantik secara pribadi. Jadi, apapun yang terjadi kedepannya dan seperti apapun sifat Pak cantik, Gupi terima semuanya tanpa terkecuali"
"Gupi menyukai Pak cantik dari ketombe di kepala sampai jamur di kaki. Semuanya. Sekali lagi---tanpa terkecuali"
"Pak cantik boleh potong telinga Ohm---jika Gupi berbohong"

Nada bicara Gupi yang lembut dan berat, masuk dengan ramah ke dalam telinga Miu, membuat hati Miu sedikit tenang akan keresahan hatinya selama ini.

"Terima kasih"

Gupi bingung sampai menaikkan sebelah alis nya.

"Hanya itu?" Miu mengangguk kecil sambil menyembunyikan wajah nya yang merah karena malu.
"Eyy---jangan bercanda"

.

SREKK

.

Gupi menarik ikatan sekali lagi sampai Miu jatuh ke dekapan dan menempel dengan tubuhnya.

Miu berusaha menyembunyikan wajah merah nya tapi Gupi selalu berhasil menggagalkannya.

"Kenapa terus disembunyikan? Wajah ini bagus untuk di lihat" Tersenyum.

Di bawah lampu tenda yang remang-remang dan rambut berantakan yang khas, wajah Gupi terlihat 10X lebih tampan dari sebelumnya di mata Miu. Hal itu lah yang membuat Miu malu dan memerah dari tadi.

"Enyahlah" Miu menutup wajah memakai dua tangan.

Gupi menghalau tangan itu dan sekali lagi melumat bibir si mungil.

CUPP

Gupi memasukkan kembali lidah nya dan kali ini Miu menyambut walau hanya diam karena tidak tahu melakukan apa setelahnya.

Ciuman ini adalah yang kesekian kali dari orang yang sama sehingga ia hanya bisa memejam kan kedua mata dan membiarkan Gupi mendominasi rongga mulutnya.

"Emppp----enghhh--Gupimmhhhh"
"Mmmmpppp aneh--mmmmpppp dan s--sse---sesakmppppp"

Gupi melihat mata Miu yang terpejam dari jarak dekat itu lalu berhenti.

Miu mengambil kesempatan itu untuk meraup nafas.

"Buka mata Pak cantik. Keindahan itu seharusnya untuk di perlihatkan" Ibu jari Gupi mengusap pipi bulat Miu.

Ucapan Gupi berhasil membuat wajah Miu semakin memerah.

CUPPPP

Gupi kembali menyesap bibir Miu karena tidak tahan melihat bibir plum yang basah itu. Begitu menggoda iman siapapun yang melihat.

"G--Gupimmmmppppp---"

"BABI HUTANNNN!!!!"

"AWAS, ADA BABI HUTANNNNNNNNN!!!!!"

"KYAAAAAAAAAA---TOLONGG!!!! BABI HUTAN ITU MENGEJARKU!!!!"

Miu reflek mendorong bahu Gupi hingga tautan mereka terlepas.

"Terjadi sesuatu diluar"

"Tidak ada apa-apa, Pak cantik. Ayo kita lanjutkan saja---AW AW AW" Pergelangan tangan Gupi dipaksa-tarik oleh Miu yang sudah mendahului untuk melihat apa yang terjadi sementara Gupi terus merutuk di dalam hati.
*PENGGANGGU SIALAN!!!!!!!!!!*

Miu shock saat melihat se-ekor babi hutan berukuran sangat besar dan berwarna gelap sedang mengejar seorang murid wanita.

"BABI HUTAN??"
"BESAR SEKALI!!! BAGAIMANA CARAKU MENOLONG ANAK ITU?" Melirik kanan kiri, mencari benda untuk memukul.

"Pak cantik, ada Pak Joss dan anak-anak lain yang membantu. Biarkan saja, na"

"Tidak bisa, Gupi. Bapak harus tolong anak itu. Bagaimana kalau dia sampai terluka? Bagaimana kalau yang lainnya gagal menolong anak itu? Bapak harus melihat anak itu selamat memakai kedua mata Bapak sendiri"
"Bapak tidak mau menyesal di kemudian hari"

"MIU AWAS----BABI ITU SEKARANG LARI KE ARAHMU!!!!!!!!!!!!!" Teriak Joss dari jauh namun terlambat, babi hutan itu sudah dekat dan berjarak 20CM saja dari Miu.
"TIDAKKKKK------MIUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!!!"

.

DOR

BRUGHHHH

.

Babi hutan itu jatuh ke tanah. Tubuh nya bergetar karena darah mengalir deras melalui lubang pada kepala.

Hening

Miu, Joss, dan murid lain yang berada di tempat kejadian, mematung karena shock.

Tahu diri nya menjadi pusat perhatian, Gupi mengeluarkan cengar-cengir andalan sambil melihat sekitar dan berhenti pada Miu yang ikut mematung di samping nya.

"Apa?"

To Be Continue,,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top