YCCMM - 08

Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐣

.

.

.

.

NEW YORK

Seorang pria ber-jas hitam turun dari mobil nya dengan angkuh. Sambil memakai kaca mata hitam, ia melangkah masuk ke salah satu club ter-mewah di kota tersebut.

Di pintu club, ia bertemu dengan seorang pria bersetelan putih, yang siap menyambut kedatangan tamu-tamu penting di club tersebut.

"Selamat datang, Tuan" Menunduk hormat.
"Ada yang bisa saya bantu?"

"Vivere per morire"
( 'Vivere per morire' adalah sebuah kalimat yang di jadikan tanda pengenal oleh sekelompok mafia tertentu yang memiliki arti 'hidup untuk mati' )

"Lantai 2 ruang nomor 5 VVIP, Rose Garden, Tuan"
"Anda sudah ditunggu sejak setengah jam yang lalu oleh beliau"

"Hm" Setelah mendapatkan informasi, pria itu segera melesat menuju lantai 2 dan membuka ruangan yang bertuliskan nomor 5.

"Selamat malam, Tuan Kennedick" Pria itu memberi hormat dengan cara mencium ujung sepatu sang bos besar.

"Sepenting apa dirimu hingga membuatku harus menunggumu begitu lama, Toey?"

"Saya minta maaf, Tuan. Ada banyak tikus di markas yang harus saya tangani lebih dulu"
"Hal ini tidak akan terjadi lagi kedepan nya"
"Saya janji"

Kennedick menyesap wine di tangan nya dengan nikmat.

"Berdirilah"

"Terima kasih, Tuan" Toey bangkit berdiri secara perlahan.

"Sudah dapat informasi tentang nya?"

"Sudah, Tuan"

Kennedick sempat memegang area dada sejenak kemudian kembali bersikap biasa seperti semula.

"Katakan"

"Sekarang mereka ada di Thailand dan menjalani hidup layak nya orang biasa"

"Pfttttt"

Informasi Toey berhasil membuat Kennedick memuntahkan kembali minuman yang sebelumnya ia teguk.

"Tuan!" Kedua bodyguard yang sejak tadi berdiri di samping Kennedick sigap untuk memberikan sapu tangan kepada bos besar mereka.

.

PRANGG

.

Kennedick marah besar. Ia melempar gelas dan botol kaca ke dinding hingga pecah.

"Hidup seperti orang biasa?" Kening nya mengerut padat di kulit nya yang berkeriput.
"Jangan katakan padaku bahwa mereka berpikir bisa hidup tenang setelah berhasil melumpuhkanku 3 tahun yang lalu?"
"Serius?" Awalnya bibir Kennedick mengulas senyum tipis, perlahan melebar hingga berakhir menjadi tawa yang begitu angkuh.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!" Bertepuk tangan.
"APA MEREKA JUGA BERPIKIR BAHWA AKU SUDAH MATI?!"

Kedua bodyguard dan Toey hanya bisa diam.

"Aku ingin datang dan menampar wajah mereka satu per satu---betapa naif nya!!!!" Kedua tangan Kennedick mengepal sempurna.

"Tuan, berikan saya perintah anda" Sela Toey sambil membungkuk hormat.

Hening

Kennedick masih menyimpan dendam, terlihat dari kedua mata nya yang bernyala-nyala.

"Sementara kau awasi dia"
"Kirim satu mata-mata kepercayaanmu untuk masuk ke dalam keluarga itu"
"Cari tahu kelemahan nya" Tangan kanan Kennedick terangkat lalu melakukan gerakan meremas di udara.
"Buat mereka hancur dari dalam dan setelah itu---"
"----kita hancurkan dari luar"
"Hancurkan keluarga itu sampai berkeping-keping!!!!!!!!!!!!!!"

"Baik, Tuan" Toey kembali membungkuk hormat.

"Aku ingin dengar perkembangan selanjutnya darimu se-cepat mungkin, Toey" Menyeringai.
*Mari kita lihat. Kalian yang akan mati lebih dulu di tanganku atau aku yang mati di tangan kalian*

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶


BENIHANA RESTAURANT, BANGKOK, THAILAND

Restauran Benihana adalah salah satu dari restauran mewah di Thailand yang berkecimpung di dunia sushi dan makanan Asia.

Berlokasi di tempat yang strategis, 3,6 KM dari sungai Chao Phraya, membuat restauran tersebut tidak pernah sepi pengunjung, terlebih pengunjung manca negara.

Untuk dapat mencicipi hidangan di restauran tersebut bukan lah hal yang mudah. Para wisatawan harus memesan bangku jauh-jauh hari dan harus ekstra bersabar karena restauran ini tidak memiliki banyak bangku untuk di pesan.

Tidak lupa, harga makanan yang disajikan cukup menguras dompet dan mental. Jadi, bersiaplah jika restauran ini menjadi salah satu tujuan kalian untuk datang.

Meski memiliki banyak kesulitan di awal, rupa nya tidak serta merta membuat para pecinta makanan di berbagai wilayah putus asa begitu saja untuk dapat menjadi bagian dari daftar pengunjung yang pernah makan di restauran terkenal tersebut, salah satu nya Gupi dan Miu saat ini.

"Peluang atau probabilitas adalah sebuah kesempatan. Sedangkan di dalam matematika peluang ini bisa diartikan sebagai kemungkinan yang terjadi atau muncul dalam sebuah peristiwa"
"Ada berbagai macam peluang dalam rumus matematika, mulai dari permutasi dan kombinasi, peluang kejadian majemuk, peluang saling bebas, peluang saling lepas, dan peluang bersyarat"
"Nah, di pelajaran matematika kamu akan mempelajari beberapa sub bab tentang peluang, seperti permutasi dan kombinasi, kejadian majemuk, peluang saling lepas, peluang saling bebas, dan peluang bersyarat" Bibir Miu terus berceloteh sedangkan manik cantik nya fokus pada buku yang ia bawa.

Jangan tanya Gupi mengapa Miu membawa buku ke restauran karena ia sendiri pun tidak tahu.

"Kekongruenan dan Kesebangunan adalah 2 hal yang berbeda"
"Kamu sudah pernah mendengar tentang kedua hal tersebut?"

Gupi menggeleng kan kepala. Jika boleh jujur, kepala nya sudah panas dari tadi karena di paksa untuk mencerna apa yang kesayangan nya jelaskan.

"Dengar---Kekongruenan berlaku pada jenis bangun datar yang pertama yaitu ruas garis. Dua ruas garis kongruen merupakan dua garis yang memiliki panjang sama. Sedangkan untuk Kesebangunan merupakan dua bangunan datar dengan sudut atau bentuk sama. Ukuran 2 bangunan tersebut tidak mesti sama, misalnya bentuk persegi panjang dengan ukuran yang berbeda!"
"Gupi, di kelas 12 ini kamu harus mulai serius. Tolong. Sebentar lagi kamu akan menghadapi yang nama nya Ujian Nasional! Kamu mau melihat tulisan 'TIDAK LULUS' di dalam buku rapotmu?"

Gupi menggeleng ribut.

"Maka dari itu Bapak harap setiap pulang sekolah, kamu selalu pelajari ulang materi yang sudah Bapak/Ibu gurumu kasih di sekolah"
"Ke depan nya kamu harus sering meninjau"

"Hah---menikah?"
"Aw aw aw aw aw sakit--hiks" Ringis Gupi dikala daun telinga nya di tarik oleh Miu.

"ME-NIN-JAU!" Eja Miu.
"Fokus, Gupi"

"Iya--meninjau" Beo Gupi.
"Gupi lebih suka menikah daripada meninjau"

"Apa?"

"Lagian kenapa sih kita harus belajar disini, Pak cantik?"
"Gupi bawa Bapak kemari itu bukan untuk belajar" "Gupi kan mau kencan sama Pak cantik. Huaaaa" Rengek Gupi sambil menghentakkkan kaki ke lantai dan mendapat perhatian dari pengunjung restauran.

"Berhenti atau Bapak tinggal"

Seketika tubuh Gupi diam namun bibir nya tidak berhenti merengek.

"Jadi kesimpulan nya, peluang dalam matematika itu----"

"MASIH LANJUT LAGI??!" Gupi shock.

"Ada masalah?"

Gupi yang duduk di sisi kiri mulai menaruh dagu nya tanpa izin di bahu Miu.

"Gupi"

"Pak, cukup belajarnya. Kita bicarakan hal lain saja, na?" Rayu Gupi sambil menjauhkan buku dari tangan Miu.

"Baik!" Baru saja Gupi akan tersenyum, harus ia batalkan oleh kalimat Miu berikut nya.
"Jelaskan pada Bapak apa yang terjadi di kelas XII F IPA tadi siang saat kamu sendirian disana"

Gupi seketika mengalihkan pandangan nya ke arah lain.

"Gupi, Bapak sedang bicara padamu"

"Eoh? Gupi sudah bilang yang ke---" Menghitung memakai jari.
"----7X  nya kalau Gupi tidak melakukan apa-apa di kelas itu. Kenapa Pak cantik tidak percaya sih sama Gupi?" Menarik dagu nya dari bahu Miu.
"Apakah Gupi harus roll depan dulu baru Bapak percaya?"

Percaya?

Bagaimana Miu bisa mempercayai bahwa Gupi tidak melakukan apa-apa di kelas itu??

Jika orang lain yang melihat, mereka akan sependapat dengan Miu bahwa 'ada apa-apa' saat itu.

"Gupi, kamu menyembunyikan sesuatu dari Bapak, kan?"

"Gupi tidak"

"Yakin?"

Gupi mengangguk ribut dengan poni yang melompat ke atas dan ke bawah.

"Yakin!"

"Lalu ceritakan bagaimana mereka bisa tiba-tiba berubah 180° setelah kamu ada disana?" Tanya Miu terus-terusan sambil memberikan tatapan mencurigakan.

.

Flashback ON

"GUPI?!"

Gupi berbalik dengan senyum ramah di wajah tampan nya seperti biasa.

"Pak cantik---Bapak datang?"

Miu menghampiri Gupi yang tengah berdiri di depan papan tulis.

"Apa yang kamu lakukan?" Melirik ke seluruh kelas yang 180° berbeda.

Kelas mendadak hening.

Murid laki-laki yang biasa nya berkumpul di sudut kelas kali ini duduk di tempat masing-masing sambil menulis sesuatu pada buku mereka.

Gadis-gadis memakai jaket mereka untuk menutupi belahan dada yang selama ini dibiarkan terlihat.

Tidak hanya itu, lantai terlihat sedikit bersih.

Begitu juga dengan meja, lemari, dan kursi yang tertata sedikit rapi.

Joss, Miu, Ohm, dan Nanon begitu shock.

Semua yang mereka lihat sekarang diluar prediksi BMKG.

Perilaku buruk murid di kelas ini sudah terkenal dari kelas X dan sekarang---MEREKA BERUBAH TOTAL!

Bulu halus di tubuh Miu seketika berdiri.

"?!"
"Mereka masih hidup, kan?"

"Eyy--apa maksud Pak cantik? Tentu saja mereka masih hidup"
"Gupi tes, ya?" Tersenyum lalu melihat ke arah mereka semua.
"Semua nya berdiri!"

Seluruh murid laki-laki dan perempuan langsung bangkit berdiri sesuai perintah Gupi dalam keheningan.

"Beri salam pada guru kalian"

Setelahnya mereka kompak membungkukkan tubuh mereka 90° sambil mengatakan, "Selamat siang, Pak Joss, Pak Miu"

"Bagus bagus. Sekarang duduk" Perintah Gupi dan mereka kembali duduk.

Dari awal mereka beri salam, berhasil membuat rahang Miu tidak berhenti menganga.

"Apa ini mimpi?" Miu menepuk kedua pipi nya sendiri.
"Seseorang tolong cubit tanganku"

Cup

Gupi mencium punggung tangan Miu tanpa izin.

Miu masih shock sehingga tidak merespon tindakan Gupi.

"Ini bukan mimpi"
"Pak cantik kenapa, sih?"
"Ini kan sikap hormat dan wajar yang seharusnya di lakukan oleh seorang murid kepada guru nya"
"Kenapa Pak cantik begitu terkejut?" Melihat ke arah Joss, Ohm, dan Nanon yang juga ikut terkejut.
"Kalian kenapa ikut-ikutan terkejut?"

Flashback OFF

.

Gupi menarik nafas panjang.

"Iya iya Gupi mengalah"

"?"  Memperhatikan ucapan Gupi secara seksama.

"Sebenar nya Gupi bilang ke mereka kalau mereka tidak serius belajar mulai sekarang, nanti tidak naik kelas. Tidak bisa jadi orang sukses dan kaya seperti Gupi"
"Dan kalau tidak hormat pada Bapak/Ibu guru, mereka bisa durhaka"
"Itu saja" Menggaruk belakang leher.

Kedua manik Miu melotot.

"Terserah. Bapak pulang saja"
"Terima kasih atas makan malam nya" Bangkit berdiri dan berhasil di tahan oleh Gupi.

"E--Eyy--kenapa cepat sekali? Ini masih sore. Baru jam 8"

"Bapak tidak sepertimu yang terbiasa pulang larut malam"

"T--Tapi Gupi juga belum pernah pulang larut"
"Ini adalah yang pertama"
"Gupi merasa waktu cepat sekali berlalu jika berdua'an bersama Pak cantik"
"Pulang sebentar lagi, na?" Rayu Gupi sambil memberikan puppy eyesnya.

Miu menghela nafas lemah. Melihat jam tangan sekilas lalu kembali duduk di tempat nya.

"10 menit"

"Deal!"

"Lain kali berpakaian biasa saja. Kita tidak sedang berkencan"

"Tidak mau"


To Be Continue,,,,

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top