YCCMM - 07
Jangan lupa Vote dan Comment, ya!
Selamat Membaca 🐺
.
.
.
"Tuan Miu, ini hasil nilai tengah semester kelas XII D IPA yang anda minta kemarin"
Miu yang saat ini sibuk pada layar komputer, melirik ke sumber suara.
"Oh--iya! Terima kasih, Tuan Takhun. Taruh saja di sebelah sana. Nanti saya lihat"
"Baik. Saya taruh di sini"
"Hm"
Takhun melihat Miu kembali sibuk pada layar komputer.
"Anda tidak ada jam mengajar lagi, Tuan Miu?"
"Ada! Tapi saya tidak bisa meninggalkan bagian penting ini karena saya harus menyerahkan nya segera ke Ibu Puff" Ucap Miu tanpa melirik Takhun.
"Perlu saya bantu? Kebetulan hari ini saya tidak ada jam mengajar"
"Oh--tidak perlu, Tuan Takhun. Sedikit lagi selesai. Terima kasih atas niat baik Tuan" Menyempatkan waktu untuk tersenyum pada Takhun dan kembali sibuk pada layar komputer untuk yang kesekian kali.
*Sedikit, huh? Aku bahkan tidak menyentuh makan siang ku dan bertemu dengan Joss di atap karena ini. Tch* Walau hati nya berontak, jari cantik nya tetap luwes mengetik di atas keyboard.
"Tapi---"
"SELAMAT SIANG, PAK CANTIKKKKK~~~" Gupi langsung berjongkok di sisi Miu sambil menopang dagu memakai dua tangan.
"Pak cantik sedang apa?"
"Pak cantik tidak mengajar setelah ini?"
"Sawadikhap, Pak Takhun" Ucap Ohm dan didengar oleh Gupi.
"Eng--ada Pak Takhun?" Gupi reflek bangkit berdiri.
"Sawadikhap"
"Maaf--tadi Gupi tidak lihat Bapak disini"
"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa" Takhun hanya bisa mengelus dada.
Ini bukan pertama kalinya Gupi tidak melihat dia, tapi sudah yang ke-56x di berbagai tempat yaitu di jalan, koridor sekolah, perpustakaan, dan ruang guru seperti saat ini.
Mungkin di mata nya, hanya Miu yang dapat ia lihat.
Takhun mendadak cemas.
"Hoi, kenapa tadi kau ninggalin aku di kamar mandi, sialan?!"
Gupi melirik Ohm dengan tatapan kesal. "Kau buang air besar sambil tidur, ya? Lama sekali! Gupi kan tidak sabar untuk bertemu dengan Pak cantik"
"Pak cantik juga pasti tidak sabar untuk bertemu Gupi ka--ghhh??!" Reflek menerima tumpukkan buku yang Miu berikan padanya.
"Ini apa, Pak cantik?"
"Dari pada berisik disini, lebih baik kau antar buku itu ke kelas XII F IPA. Katakan pada mereka bahwa Bapak sebentar lagi kesana jadi silahkan kerjakan dulu LKS halaman 24 bagian I-III nanti di kumpul dan kau---kembali ke kelas mu setelah itu" Ucap Miu bernada kesal karena suara berisik di tengah stress nya sampai berhasil membuat Takhun mengundurkan diri diam-diam begitu melihat mood Miu yang mendadak buruk.
Ohm menjulurkan lidah pada Gupi yang sedang cemberut.
"Emang enak? Kekeke" Melirik Miu sambil memberikan jempol nya.
"Kerja bagus, sayang"
"Kau juga kembali ke kelas sama Gupi"
"Sayang sayang sakit jiwa" Menggelengkan kepala.
Kini giliran Gupi yang menjulurkan lidah sementara Ohm menghentak kan kaki, kesal.
"Rasakan" Bangkit berdiri lalu memberikan setengah bagian dari tumpukkan ke tangan Ohm yang terbebas.
"Bantu Gupi bawa--nih"
"Eits, apa-apaan ini?"
"Kau pikir aku pembantumu?"
"Ohm Pawat" Seru Miu di tengah perbedatan mereka.
"Haihh---iya iya, Sayangku. Aku bawakan demi kamu" Ohm melesat pergi sebelum tatapan tajam Miu menembus tubuhnya.
"Gupi pergi dulu ya, Pak cantik"
"Ya, sana pergi"
Gupi tidak puas akan jawaban langsung seperti itu.
"Bapak jangan lupa makan siang, loh"
"Ya"
"Bapak bawa bekal, kan?"
"Ya"
"Nanti malam Bapak temani Gupi makan diluar, ya?"
"Ya----EH?!" Miu melirik Gupi yang tiba-tiba jadi sangat bersemangat.
"SIAP-SIAP YA JAM 7. GUPI JEMPUT"
"HEIIIIIIIIIII---SIAPA YANG SETUJU??!" Melihat bayangan Gupi sudah menjauh.
"Dasar, anak manusia" Menggelengkan kepala. Tak elak, sedikit lengkungan tipis tercetak di bibirnya yang plum.
Walau perilaku Gupi berbeda dari anak lain nya dan terkesan menyebalkan, kadang-kadang anak itu berhasil membuat Miu tersenyum di tengah hidup nya yang punya banyak masalah & kacau.
Sedikit banyak mengisi hari-hari Miu.
Ajaib.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
"Ternyata benar desas-desus dari anak-anak lain kalau kelas ini tampak berbeda" Ujar Ohm sambil memandangi kelas XII F IPA dari luar yang terlihat sangat berantak kan.
Dinding kotor, bekas cat dimana-mana, air bercampur pasir di lantai, pintu yang sudah tidak berbentuk, gambar tidak senonoh di pintu dan dinding luar kelas, suara berisik dari teriakkan dan musik, dll.
Berbeda dari pandangan Ohm, Gupi memandang kelas itu dengan tenang. Mata elang nya menelusuri setiap sudut dinding dan pintu untuk memastikan sesuatu.
Kacau adalah kata pertama yang terlintas di pikiran Gupi.
Ketika Gupi hendak melangkah masuk, Ohm menahan pergelangan tangan nya membuat sang empu berhenti lalu melirik ke arahnya dengan tanda tanya.
"Di dalam sana banyak preman. Kau harus ekstra hati-hati. Usahakan untuk tidak terlibat adu mulut dengan mereka sekesal apapun"
"Kalau kau pernah dengar ada 1 kelas yang dijauhi semua murid, guru, bahkan kepala sekolah sekalipun---adalah kelas ini" Melepas pegangan nya pada Gupi.
"Kudengar hanya Pak cantik yang tahan menghadapi mereka"
Ohm meneguk ludah lalu menundukkan kepala.
"Hanya Pak Miu yang memiliki keyakinan bahwa mereka akan berubah jadi lebih baik suatu hari nanti walau kerap kali menjadi korban bully oleh mereka"
Gupi tidak banyak bertanya lagi dan langsung masuk ke kelas itu, meninggalkan Ohm.
Ohm seketika shock melihat Gupi langsung masuk kelas tanpa basa basi.
"Hei--apa yang kau lakukan?!"
"Selamat siang semua~~~" Sapa Gupi sambil tersenyum.
Baru saja masuk, hidung mancung nya mencium asap rokok yang begitu menyengat, mendengar suara musik yang begitu kencang dan pengabaian mereka atas kehadiran nya selain dari gadis-gadis bertato yang saat ini terpana menggagumi wajah tampan nya.
Gupi mengabaikan gadis-gadis itu dan fokus pada satu perkumpulan pria di sudut kelas. Mereka membentuk lingkaran dan seperti membicarakan sesuatu.
"SELAMAT SIANG~"
",,,,,,,,,,"
"HALO?"
",,,,,,,,,,"
"APAKAH KALIAN MENDENGARKAN GUPI DISINI?"
"Hai, Adik tampan. Lupakan tentang mereka. Mereka tidak akan mendengarkanmu sampai suaramu serak disana"
"Benar"
"Menyerahlah, Adik"
"Jangankan kamu, guru saja semua nya menyerah menghadapi mereka. Hahaaha"
"Lebih baik main sama kami disini" Melihat Gupi tidak bergeming dari tempat nya berdiri, membuat gadis itu menjadi kelewatan.
"Ayo Adik. Jangan malu-malu. Kakak cantik ini menunggumu" Memperlihatkan belahan dada di balik kemeja yang 2 kancing atas nya entah kemana.
"Maaf, Gupi tidak berselera dengan gadis seperti kalian dan Gupi ini seangkatan dengan kalian omong-omong" Melampirkan senyum kemudian kembali fokus pada sekumpulan pria di sudut kelas.
Sekumpulan wanita itu berdesis kesal.
"KAU BARUSAN BILANG APA TENTANG KAMI?!!"
"TIDAK TAHU DIRI!"
"BANYAK PRIA YANG RELA ANTRI UNTUK KAMI TAPI KAU MALAH MENGHINA DISANA!!!"
"JANGAN MENTANG-MENTANG KAU TAMPAN JADI BISA SE-ENAKNYA PADA KAMI!!!!"
Gupi hanya melampirkan senyum kecil kemudian fokus nya teralih pada sekumpulan pria di sudut kelas yang sejak awal menarik perhatiannya.
"HALO?"
"KALIAN YANG DI SANA TULI, YA?"
"HEI---AKU BELUM SELESAI BICARA!!"
Seorang pria berkacamata dan bertubuh kurus di sudut sebaliknya tiba-tiba bangkit berdiri dan menghampiri Gupi.
Bisa Gupi lihat terdapat memar baru di sudut bibir dan lengan tangan yang susah payah pria itu tutupi.
"M-Maaf, kamu murid baru, ya?" Ucapnya sedikit terbata-bata pada Gupi.
"Mereka memang seperti itu. Kamu bisa tinggalin pesan dari Pak Miu di papan tulis agar mereka dapat membaca nya nanti"
Gupi melirik kumpulan pria preman di sudut, kumpulan gadis di sisi kanan, dan pria berkacamata yang sejak tadi terus menundukkan kepala secara bergantian.
Gupi tidak bisa ungkiri bahwa pria di depannya ini terlihat sangat ketakutan dan lemah.
"Walau Gupi menulisnya di papan tulis, Gupi tidak yakin kelas kamu akan membaca nya"
Ohm tidak sabar lagi. Ia masuk ke dalam kelas, menaruh buku dan berkata, "ayo kita pergi saja. Jangan cari masalah disini" Melirik pria berkacamata tersebut.
"Maaf, ya. Kami akan pergi sekarang" Hendak menarik pergelangan tangan Gupi namun dapat ditahan oleh sang pemilik.
"Ohm, Gupi tidak suka di abaikan" Mengatakan nya dengan tatapan kesal.
"Dan mereka jelas-jelas mengabaikan Gupi"
"Gupi, jangan gegabah"
Gupi melirik ke kumpulan pria preman itu kembali. "KALAU TIDAK MAU JAWAB JUGA, JANGAN SALAHKAN GUPI JIKA BERTINDAK, YA?"
Mereka masih mengabaikan Gupi sebelum suara musik berhenti setelah dentuman benda yang sangat keras, menghantam pengeras suara hingga bengkok dan rusak parah.
Hening
"NAH, SEKARANG KALIAN BISA MENDENGARKAN GUPI BICARA DENGAN JELAS, KAN?" Kembali tersenyum.
Ohm menghela nafas lemah dan tidak sengaja bertatap mata dengan pria berkacamata tersebut.
"Dia bukan temanku"
"HOIIIII!!!!! BARUSAN KAU YANG HANCURIN PENGERAS SUARA MILIK KU??!!!" Menunjuk Gupi dengan raut marah.
"KAU TAHU BERAPA HARGA BARANG ITU?! BERANI-BERANINYA!!!!!!!!!!!"
"KAU DATANG UNTUK CARI MASALAH DENGAN KAMI? KAU TIDAK TAHU SIAPA KAMI?"
"BERANI-BERANINYA KAU DATANG DAN MEMBUAT KERIBUTAN DISINI! CARI MATI KAU, KEPARAT??!"
"SIAPA YANG MENGIRIMMU UNTUK MENGUSIK KAMI, HAH??!!"
Mereka maju satu per satu mendekati Gupi.
Gupi tetap tenang seolah tidak terpengaruh sedikitpun oleh gertakkan mereka. Ia duduk di kursi, menaruh tumpukkan buku di atas meja guru lalu mengorek lubang telinga memakai jari kelingking.
"Bla bla bla bla---menggong-gong apa kalian di sana? Gupi tidak mengerti apa yang kalian bicarakan dari tadi" Menyisir rambut ke belakang, tampak jauh lebih tampan 100x lipat di mata kaum hawa.
"Barang murah seperti itu banyak di gudang rumah Gupi. Kalau kalian mau, tinggal bilang dan akan Gupi berikan banyak!"
"KAU---"
"Gupi ke sini baik-baik loh untuk memberitahu kepada kalian bahwa Pak Miu datang terlambat ke kelas ini jadi menyuruh kalian untuk mengerjakan LKS dulu dan---"
"TIDAK MAU!!!"
"BERANINYA KAU DAN KEPARAT ITU MENYURUH-NYURUH KAMI??! HEI---JANGAN SAMPAI KUBERI PERHITUNGAN NANTI PADAMU DAN JUGA JALANG GAY TENGIK ITU!!"
DEG
Mendengar Miu di hina, emosi Gupi menjadi tak tertahan. Ia menunduk kan kepala sejenak lalu mengangkatnya kembali dengan tatapan yang jelas berbeda.
"Apa yang barusan kau katakan?" Kedua tangan Gupi mengepal sempurna.
"Ulangi sekali lagi" Kali ini tatapan Gupi dalam dan sangat tajam.
Tidak seperti sebelum nya, kali ini sangat berbeda.
Ohm yang melihat langsung berani menjamin bahwa mati mendadak jauh lebih ramah dari pada menghadapi Gupi saat ini.
"Gupi, tenang. Jangan dengarkan mereka" Ohm berusaha menyadarkan Gupi tapi gagal. Aura yang dipancarkan Gupi berwarna hitam dan sudah sangat gelap. Mengepul di dalam kelas lalu membentuk dinding antara dia dan Gupi sehingga Gupi sama sekali tidak mendengar ucapan nya.
"Gawat! Lebih baik panggil Pak Miu datang sekarang"
"Hoi! Lebih baik kau ikut aku melapor" Menarik pergelangan tangan pria berkacamata itu dan pergi menuju ruang guru dengan tergesa-gesa.
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
"Hah hah hah---maaf saya terlambat" Miu berdiri tak jauh dari Joss sambil menetralkan nafas.
Setelah menyelesaikan tugas nya dan melihat ada sedikit waktu, Miu mengambil kesempatan dan lari untuk menemui Joss di atap seperti yang telah dijanjikan sebelum nya.
Joss berbalik dengan senyum di wajah nya.
"Miu! Akhirnya kamu datang" Mendekati Miu di ambang pintu.
Miu merasa tidak enak hati melihat wajah Joss yang merah seperti telah dijemur panas matahari berjam-jam.
"Anda sudah menunggu lama?"
"Saya sungguh minta maaf"
"Kenapa tidak angkat panggilan dari saya? Anda jadi tidak perlu menunggu begitu lama"
"Tadi ada sedikit urusan yang tidak bisa saya tinggal"
"Tidak apa-apa. Melihatmu sudah disini, semua rasa lelahku terbayar" Mengusap rambut Miu tanpa izin.
"Jadi, apa yang ingin kamu katakan padaku?"
Miu tiba-tiba kikuk. Alis nya mengerut. Kedua tangan nya meremas celana bahan yang dipakai.
"Anda juga ada yang ingin dikatakan pada saya, kan?"
"Kalau begitu anda bicara lebih dulu"
"No! Ladies first"
"Kalau begitu saya pergi saja" Miu hendak berbalik namun Joss cepat-cepat menahan pergelangan tangan nya lebih dulu.
"Kekekeke"
"Tapi serius--kau adalah gadis yang paling cantik diantara gadis manapun di mataku"
"Saya tegaskan sekali lagi---saya bukan gadis! Lepaskan tangan anda dari saya"
Joss melepaskan pegangan nya pada Miu.
"Ini pertama kali nya kamu mau bicara panjang lebar padaku. Aku jadi sangat bersemangat sekarang dan kurasa aku akan jadi gila"
"Jangan gila dulu. Saya tidak mau mengurus anda disini" Joss kembaki terkekeh, membuat Miu jadi kesal.
"Ayo cepat katakan apa yang ingin anda katakan. Saya harus pergi mengajar sekarang" Paksa Miu. Berbeda dari Joss, Miu ingin cepat mengatakan semua nya dan pergi dari hadapan Joss se-segera mungkin. Lebih dari itu, Miu ingin tahu apa yang akan Joss katakan lebih dulu padanya.
"Tidak mau. Kamu dulu"
"Tidak. Anda"
"Kamu"
"Tidak. Anda!"
"Kamu dulu, Miu"
"Joss!"
"Kalau begitu Ohm duluan, ya"
DEG
Miu sangat terkejut, begitu pula dengan Joss.
Miu berbalik dan menghampiri Ohm dan seorang murid yang Miu kenali dari kelas XII F IPA, Nanon.
"Ohm? Nanon? Kenapa kalian bisa ada disini?"
"PAK, GUPI-----"
"Ya?! Ada apa dengan nya, Ohm?" Tanya Miu mulai khawatir karena ekspresi Ohm.
"GUPI BERKELAHI DENGAN PREMAN DI KELAS XII F IPA, PAK!"
"APA???!!!"
"AYO KESANA SEKARANG" Miu lari bersama dengan Ohm, di ikuti Joss yang penasaran.
Ketika Joss, Miu, Nanon dan Ohm sampai disana, sesuatu yang belum pernah mereka lihat dan mengejutkan---terjadi pada hari itu.
"GUPI?!"
Gupi berbalik dengan senyum ramah di wajah tampan nya seperti biasa.
"Pak cantik---Bapak datang?"
To Be Continue,,,,
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top