36


"Lihat baik-baik!"

Tzuyu melemparkan beberapa map ke lantai, tepat di bawah kaki Tuan Kim. Tatapan matanya mengancam, masih melirik lekat ke arah Sohyun yang tergeletak dengan Taehyung di sisinya.

Tuan Kim mengambil tumpukan map itu dengan tangan bergetar. Darah—yang ia duga milik istrinya—mengering menghiasi hampir seluruh bagian map.

Kertas itu pun dibuka. Isinya mengenai kartu pengenal, passport, visa dan berkas lain yang semuanya adalah milik seseorang bernama Kim Seoyun. Tuan Kim menggelengkan kepalanya, tidak mengerti. Kenapa Tzuyu melemparkan semua barang itu kepadanya?

"Jangan bodoh, kau tau, 'kan? Kakakku mayatnya tidak ditemukan. Tidak satu pun identitasnya terlacak. Juga kopernya. Jika ia jatuh dalam kecelakaan pesawat, paling tidak satu dari barangnya ditemukan, meskipun ia dinyatakan hilang. Menurutmu, apa ini, Tuan Kim?" sinis gadis itu sambil memainkan pisaunya.

"Di mana kau menemukannya?!" tanya Taehyung, dengan nada sedikit membentak.

"Tentu saja di kamar ibumu. Di mana lagi?"

"Jadi, kau yang telah membunuhnya?"

"Menurutmu? Untuk apa aku kemari kalau bukan menghabisinya?"

"Sinting!"

Taehyung bergerak mengeluarkan ponselnya. Ia hendak menelepon polisi, namun Tzuyu dengan kesit menarik Sohyun dan mengarahkan ujung pisau yang lancip itu ke jantungnya.

"Berani kau memanggil polisi, nyawa gadis ini akan kubuat melayang. Menyusul wanita sialan itu!"

"Tzuyu...."

Kali ini, pandangan Tzuyu mengarah pada seorang wanita dengan wajah khas Cina. Tentu itu ibu angkatnya.

Sayang, hati Tzuyu dikuasai dendam. Matanya menggelap, tidak peduli lagi pada orang tua yang sudah membesarkannya. Bahkan, tidak menyadari keberadaan Jungkook, yang merupakan kekasihnya yang paling setia.

Jungkook yang menyaksikan ini menjadi tidak tega. Tujuannya membawa Dongmin dan Mingzhu ke sana adalah untuk menyentuh hati Tzuyu. Harusnya, gadis itu menyerah karena Jungkook tahu, orang tua angkat itu adalah kelemahan kedua Tzuyu setelah Seoyun.

Namun sepertinya memang sia-sia. Tzuyu seakan tak bisa dihentikan oleh apapun. Gadis itu menggila. Jungkook bisa membayangkan bagaimana ketika gadis itu benar-benar lepas kendali. Semua akan hancur, hancur hari itu juga jika Jungkook tak segera bertindak.

"Tzu.... Hentikan semua ini. Ayo kita pulang."

"Pulang?! Tidak. Aku tidak akan pulang sebelum keinginanku terwujud!"

"Kau sudah membunuh Nyonya Kim, apalagi yang kau inginkan? Kemarilah."

Jungkook berjalan menuju Tzuyu, namun tindakan bodoh itu justru menimbulkan pekikan menyakitkan dari mulut Sohyun. Nyaris! Ujung pisau itu nyaris menyentuh kulitnya. Semua orang jadi was-was sekarang.

"Dia! Gadis ini.... Tak akan kubiarkan hidup dan merebut Taehyung dari kakakku!"

"Tzuyu...."

"Diam!"

Jungkook kehabisan akal. Rasanya, ingin ia memukuli dirinya sendiri karena tak berhasil menaklukkan Tzuyu.

"Kau mau dia jauh-jauh dariku, 'kan?" tanya Taehyung dengan hati-hati.

"Bukan hanya jauh-jauh, aku ingin dia tersingkir dari kehidupanmu. Dia harus pergi jauh, dia harus mati."

"Baiklah! Jika itu maumu, tak perlu sampai menghabisi nyawanya. Aku akan menjauhinya, lepaskan dia."

"Kau tidak menipuku, 'kan? Kau serius?"

"Aku serius, lepaskan dia. Aku janji, akan menjauhinya. Dan tidak akan pernah mengingatnya lagi."

Taehyung tak menyangka, Tzuyu menurut padanya semudah itu. Ia melepaskan belenggunya pada Sohyun. Gadis itu dibiarkan berjalan tergopoh.

"Bagus...." gumam Taehyung sebelum insiden selanjutnya terjadi.

Jleb.

Tzuyu menusuk punggung Sohyun dari belakang. Gadis itu berteriak kesakitan.

"Sohyun?!"

Jungkook memanfaatkan kesempatan. Melihat Tzuyu yang tertawa seperti orang gila, Jungkook berupaya membuang pisau yang masih dipegang kekasihnya. Pisau yang sudah berlumur darah.

"Mau apa?!"

Tzuyu memergoki tindakan Jungkook dan berusaha menepis tangan lelaki itu, ia menodong Jungkook dengan pisaunya. Namun, yang ada malah tangan Jungkook tersayat. Cukup dalam. Jungkook mengerang menahan perih, tapi ia tidak berhenti untuk mendekati Tzuyu.

Saat itu juga, sirine mobil polisi datang. Tuan Kim yang menelepon 119 selama terjadi perdebatan antara Tzuyu dan Taehyung tadi. Mengetahui itu, Tzuyu menjatuhkan pisaunya. Ia menjambaki rambutnya sendiri, berteriak histeris, lalu lari terbirit-birit keluar. Entah ke mana. Yang jelas, gadis itu sedang dalam kejaran polisi sekarang.

Taehyung segera menggendong tubuh Sohyun untuk di bawa ke rumah sakit. Sementara Jungkook dan Tuan Kim ikut bersama polisi menemukan keberadaan Tzuyu. Selama gadis gila itu belum ditemukan, anggap saja, nyawa Sohyun tidak aman.

***

Keributan muncul di saat Hanbin datang membawa orang tua Sohyun, Taehyung yang meneleponnya. Lelaki itu tidak tahan ingin menghajar Taehyung. Ia pikir dosen itulah penyebab dari semua masalah ini timbul. Kalau saja Sohyun tidak dekat-dekat dengan Taehyung, mungkin sekarang ia baik-baik saja.

"Tenang, Hanbin. Ibu mohon ...," pinta ibu Sohyun agar Hanbin menghentikan aksi pukulnya ke wajah Taehyung.

"Kamu tidak apa-apa, Nak?"

"Saya pantas mendapatkannya, Bu. Saya pantas...."

"Tidak, Nak. Kamu tidak salah, Sohyun sudah menentukan siapa lelaki yang terbaik untuknya. Jika ini risiko yang harus dia tanggung, ibu tidak akan menyalahkan siapapun. Mungkin memang sudah takdir. Tapi setidaknya, sekarang Sohyun bisa terselamatkan."

"Bu ... maafkan saya," ucap Taehyung dengan dadanya yang sesak. Ia memeluk wanita itu, berharap dirinya diberikan maaf yang tulus.

"Tidak. Ini semua salahku. Aku tidak becus sebagai bapak. Andai saja aku lebih peka terhadap masalah putriku, dia pasti tetap aman."

Taehyung menoleh. Pria dengan tinggi badannya sedikit lebih rendah darinya itu bermonolog. Di rahangnya tumbuh jenggot. Tampak sedikit tak terawat. Namun, entah mengapa, Taehyung melihat kebijaksanaan dalam diri pria itu.

"Bapak ... orang tua Sohyun?"

"Jangan. Aku tidak pantas disebut sebagai orang tua gadis malang itu. Aku terlalu egois mengabaikan putriku selama belasan tahun. Tidak menanyakan kabarnya, tidak pernah menengoknya. Aku payah!"

"Sudahlah, Pak. Lupakan masa lalu. Sekarang Tuhan memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri," ujar ibu Sohyun sambil merangkul suaminya dari belakang.

Dokter pun keluar dari ruang UGD. Ia melepas maskernya, kemudian mengatakan bahwa Sohyun baik-baik saja. Luka tusuknya tidak terlalu dalam, gadis itu hanya syok dan butuh banyak istirahat.

Pada akhirnya, Taehyung dan yang lain dapat bernapas lega. Sekarang, mereka tinggal menunggu kabar dari Jungkook.

"Pasien sedari tadi memanggil nama 'Taehyung'. Apa ada di antara kalian yang namanya disebutkan?"

"S-saya, Dok."

"Silakan masuk, Tuan. Anda pasti orang yang sangat berharga."

Taehyung melirik ke kedua orang tua Sohyun. Ketika mendapat sebuah anggukan, barulah lelaki itu masuk ke dalam ruangan yang penuh peralatan medis.

***

"Bagaimana keadaanmu?"

"Baik...."

Taehyung menggenggam tangan Sohyun, lalu menciumnya lembut. Sebelah tangannya yang lain mengusap kepala gadis itu.

"Jangan menangis," kata Sohyun berbisik. Ia menghapus air mata yang turun dari kedua mata Taehyung dengan gerakan lambat.

"Jangan menyalahkan diri," lanjutnya.

"Maaf ... maaf ... maaf. Aku tidak bisa berbuat apapun untuk menolongmu tadi."

"Yang penting, aku baik-baik saja."

Bagaimana kau bisa berpikiran begitu, Sohyun? Tzuyu masih berkeliaran di luar sana. Kau belum aman.

"Aku ... mendengar suara ibu. A-apa?"

"Iya. Beliau ada di luar. Dan kau mungkin akan senang melihat seseorang yang datang bersama ibumu."

Kalimat Taehyung mengundang penasaran. Tanpa basa-basi, lelaki itu keluar. Diajaknya masuk dua orang yang kini membuat Sohyun berkaca-kaca.

"Ibu ... b-bapak?"

"Bapak?" panggilnya sekali lagi. Lalu, pria berjenggot itu pun datang dan memeluk tubuh putrinya.

"Sembilan belas tahun sudah, Nak. Maafkan bapakmu yang tidak berguna ini."

"Bapak...."

Taehyung terenyuh menyaksikan pemandangan di depannya. Akhirnya, gadis yang pernah merasa kehilangan kasih sayang ayahnya itu mendapatkan apa yang ia selalu impikan. Dipeluk, dan dicium oleh sang ayah.

Diam-diam, Taehyung meninggalkan ruangan. Menyisakan ketiga keluarga bahagia itu untuk saling berpelukan.

***

"Taehyung?! Taehyung!"

Baru saja keluar, seseorang meneriaki namanya.

"Jungkook? Kenapa kau di sini? Tzuyu bagaimana?"

Hanbin yang masih di luar, bingung. Tak mengerti apa yang sedang Taehyung dan Jungkook bicarakan.

"Kami, aku dan polisi, menemukan titik keberadaan terakhir dari Tzuyu. Dia masuk ke rumah sakit ini!"

"Apa?! Kau pasti bercanda.... Ya Tuhan!"

"Ada apa? Kenapa?" tanya Hanbin ingin tahu.

"Hanbin, tolong jaga Sohyun untukku. Aku akan segera kembali. Mengerti?"

"Iya, tapi ada apa, Pak. Jelaskan dulu."

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Pokoknya, jika ada wanita dengan wajah yang mirip dengan Sohyun datang, kau harus mencegahnya masuk. Atau hubungi aku!"

"Tapi Bapak mau ke mana?"

"Aku dan Jungkook akan ikut mencari gadis gila itu. Tidak akan kubiarkan dia mengetahui ruangan Sohyun. Kau berjagalah!"

Taehyung dan Jungkook pun berlarian. Seharusnya mereka tak melakukan itu di rumah sakit. Hanbin sedikit mendesah, sekarang apa? Laki-laki itu bingung. Menjaga Sohyun dari apa? Gadis gila yang mana? Wajahnya mirip dengan Sohyun, siapa?

"Tunggu. Apa itu gadis yang pernah Sohyun ceritakan? Yang pernah mengambil posisinya? Gadis yang dinikahi Pak Taehyung?"

Lama-lama putaran ingatan itu muncul. Tentang Tzuyu, seorang gadis yang menyamar sebagai Sohyun. Membuat Sohyun difitnah banyak orang. Gadis itu—

"Permisi, apa benar ini ruangan Nona Sohyun?"

"Eh, i-iya, Sus. Suster mau apa?"

"Saya membawakan obat dan vitamin. Baiklah, saya masuk dulu, ya."

Hanbin mengangguk ragu. Dalam pikirannya, ia terheran.

Bagaimana bisa ada suster yang tidak tahu ruangan pasien yang harus dibawakan obatnya?

Dan ... kenapa wajah susternya familiar, ya?










Tbc.

Yay. Beberapa part lagi akan tamat T_T



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top