Chapter 10

Di sebuah ruangan yang dipenuhi kaca tertempel di dindingnya dengan lantai kayu khusus sesuai dengan kriteria untuk sebuah ruang latihan koreografi. Di mana ruang kotak itu menjadi saksi bisu perjuangan para idola dimulai dari senior mereka hingga menjadi ruang latihan milik mereka, TXT. Lantai kayu pun selalu sigap menjadi tempat menadah peluh usaha mereka.

Sang leader, Choi Soobin, tengah berlatih koreografi bersama sang maknae, Hueningkai. Sementara di pojokan sana pria berahang tegas dengan mata bulatnya yang terpejam menghayati lagu yang diputarnya melalui earpods. Taehyun selalu begitu saat jam istirahat, selain melatih vokalnya juga membuatnya menjadi lebih relaks. Begitu pula dengan pria yang dikenal dengan emoji beruang di kalangan para penggemar, Choi Beomgyu, dirinya sibuk memainkan ponsel. Entah apa yang ia lakukan.

"Soobin Hyung, kau tahu kemana Yeonjun Hyung?" tanya si pria blasteran di sela gerakannya.

Sementara Soobin mencoba mengingat kemana tepatnya sang tertua berpamitan sebentar di tengah jam istirahat. "Aku lupa dia akan ke mana, tapi ia berkata takkan lama kembali."

"Jangan bilang ia bertemu kekasihnya karena terlalu rindu," celetuk adik termanisnya, tentu saja Hueningkai.

Soobin tergelak. "Jika pun ia punya kekasih, mungkin ia sudah bercerita pada kita."

"Ya, mungkin saja ia takkan bercerita, tetapi cepat atau lambat ia akan langsung mengenalkannya pada kita," terkanya dengan mulut yang asal jeplak.

Di tengah kesibukan mereka, daun pintu terbuka menghadirkan presensi dua insan berlawan jenis. Seluruh atensi orang-orang di dalam sana teralihkan pada kedua eksistensi yang masih berada di ambang pintu. Sosok sang pria tentu saja mereka mengenalinya, tetapi untuk seorang gadis di belakang Yeonjun agaknya asing bagi mereka, kecuali Soobin. Ia membulatkan matanya, lalu dalam sekejap maniknya berbinar menatap eksistensi gadis itu. Begitu pun Beomgyu agaknya terkejut hingga mata bulatnya semakin membulat.

"Sudah kubilang, 'kan dia akan mengenalkan kekasihnya," bisik sang termuda.

"Dia itu Penulis Ahn, mana mungkin ia kekasihnya. Dan aku penggemar gadis itu," bisik Soobin menyanggah pernyataan Hueningkai.

"Soobin-ah, lihat aku bawa siapa. Dia temanku, Penulis Ahn," teriak Yeonjun.

Jira dengan cepat membungkuk sopan lalu memperkenalkan dirinya, tak lupa dengan senyuman manisnya yang selalu terpatri pada paras cantiknya. Sialnya, siapa pun pasti terpesona padanya. Pasti orang-orang akan mengira ia seorang idola juga, begitu pun mereka. "Halo semuanya, perkenalkan aku Ahn Jira."

Mereka semua berkumpul mendekati kedua insan itu dan masing-masing memperkenalkan diri kendati sebenarnya Jira sudah tahu masing-masing nama anggota. Mereka dengan sibuk mencari kursi untuk gadis itu, tetapi Jira menolak hingga akhirnya mereka duduk tanpa alas di lantai kayu.

"Aku tak enak kau harus duduk di lantai, Jira-ssi," ujar Soobin kecewa. "Maaf jika kami bau keringat, kami tak tahu tamu spesial sepertimu akan datang. Yeonjun tak memberi tahu apa-apa pada kami, bahkan kami baru tahu kau adalah temannya."

Senyuman Jira tak pernah memudar dari wajahnya, mata yang menyipit terlihat semakin manis tatkala labium merah muda itu terbentuk menjadi kurva manis nan elegan. "Tak apa, lagi pula aku tidak se-spesial itu," ujarnya lembut.

"Tentu saja kau spesial bagiku, aku itu penggemarmu, seluruh buku yang kautulis pun aku sudah membacanya."

Manik cokelatnya membulat. "Benarkah? Terima kasih, aku sangat tersentuh. Aku pun suka mendengarkan lagu kalian," pujinya balik.

"Terima kasih, juga selamat atas perilisan bukunya kemarin. Ceritanya memang selalu menarik, maaf aku tak bisa datang ke acara perilisanmu. Sebenarnya aku ingin sekali datang, namun jadwalku sibuk. Aku saja mendapatkan bukumu dari Yeonjun Hyung, makanya aku terheran dari mana ia bisa mendapatkan buku novelmu lengkap dengan tanda tangan, ternyata kau temannya, pantas saja. Ah, juga terima kasih atas pesan kecilmu, aku menjadi semangat setelah membacanya," jelas Soobin.

Sementara Jira merasa sebal tatkala sudut matanya menangkap sosok Yeonjun yang tengah memasang raut angkuhnya, seperti biasa membuat gadis itu mual. Melupakan tingkah pria itu, lengan jenjangnya terulur menyodorkan beberapa kotak pizza juga cola sebagai pelengkap kepada para anggota. "Aku bawakan ini, kukira ini waktunya jam istirahat latihan, 'kan?"

Tanpa basa-basi, lengan kokoh pria blasteran itu terulur membuka salah satu kotak pizza, matanya berbinar menemukan seonggok lingkaran yang lezat. "Terima kasih, Noona. Pas sekali, awalnya kami memang mau memesan makanan."

"Terima kasih, sebenarnya kau tak perlu repot-repot, Jira-ssi," ujar Soobin.

"Sekali lagi aku bilang tak apa, Oppa. Lagi pula aku tak enak jika datang membawa tangan kosong."

Sementara Yeonjun mendengar tuturan kata gadis itu yang menurutnya berpura-pura manis di depan mereka membuatnya mencibir di belakang. Dirinya kesal tak diperlakukan semanis dan sesopan itu, sangat berbeda. Layaknya seekor kucing di depan anggota lainnya, tetapi ketika berhadapan dengannya bagai seekor singa yang menemukan mangsa.

Manik mata Jira berbinar tatkala melihat para anggota melahap pemberian kecilnya, hingga tatapannya bersirobok dengan Beomgyu yang masih belum menyentuh roti khas Italia itu. Jira tersenyum. "Beomgyu-ssi, kau tak suka pizza?" tanyanya tiba-tiba.

Beomgyu mengerjap tatkala sadar bahwa dirinya terlalu lama menyorot manik mata cokelat sang gadis, ia menggaruk tengkuknya tak gatal dengan kikuk. Ingin ia merutuki dirinya sebab tertangkap basah oleh sang empu. "Ah, tidak, maksudku aku suka," jawab Beomgyu sekenanya dengan nada gugup yang kentara.

Jira tak bisa memudarkan senyumannya itu, ia membukakan kotak pizza lalu menyodorkannya pada Beomgyu. Dia semakin terkejut akan ramah tamah gadis itu. "Cobalah, ini rasa favoritku, mungkin cocok dengan lidahmu."
Lengannya terulur meraih sepotong dari lingkaran penuh pizza, lalu menjejalkannya ke dalam mulutnya. Sebelum itu, ia tak lupa berterima kasih sebagai tata krama budaya timur yang tak boleh memudar dari kebiasaan.

Sepasang mata keduanya berbinar, Beomgyu yang terkejut akan rasanya, sementara Jira yang menunggu respons rekomendasi rasanya …  "Bagaimana? Enak?"

Beomgyu mengangguk juga senyuman manisnya berusaha terpatri kendati mulutnya penuh. "Benar-benar enak, kau memang memiliki selera yang bagus," puji Beomgyu.

Sementara di antara mereka ada sepasang mata menyorot tajam ke arah dua insan yang seakan-akan kehadiran lainnya tak dianggap sama sekali, tak terkecuali dirinya. Begitulah opini sang empu. "Ya! Beomgyu juga bukan anak kecil yang harus disodorkan makanannya, ia pun bisa mengambil sendiri," protesnya dengan mulut penuh.

Jira mendelik. "Aku hanya merekomendasikan rasa pizza favoritku, tak boleh? Dan sudah kubilang, jangan pernah berbicara ketika mulutmu penuh dengan makanan!"

Balasannya sukses membuat Yeonjun membisu, ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat lalu menjejalkan sepotong roti khas Italia itu lagi dengan perasaan yang kacau. Begitu hingga mereka selesai makan, bahkan saat bermain kartu UNO pun ada perbedaan suasana antara Yeonjun dan Jira yang asyik tertawa renyah bersama anggota lain. Kendati memang ia ikut dalam permainan pun tak begitu menikmati kesenangan.

"Ya! Taehyun-ssi, bantu aku. Kau, kan, sudah menang lebih awal," rengek Jira yang memang sesingkat itu ia mudah berbaur dengan para member.

"Tentu saja aku menang dengan kemampuanku sendiri, maka kau juga harus menang dengan kemampuanmu sendiri," ujarnya pongah dengan diakhiri kekehan ringan tatkala Jira mencebik kesal.

Yeonjun beranjak dari duduknya, menyimpan beberapa kartu UNO yang dimilikinya. Tungkainya berderap menuju sang empu manik mata cokelat yang menyorot padanya. Gadis itu mengernyit menatap sosok yang menjulang di hadapannya saat ini. Alisnya menukik bingung meminta penjelasan. Seakan Yeonjun tahu apa isi kepala gadis itu, ia menjawab, "Aku akan mengantarmu bertemu dengan Sunbaenim, mungkin mereka ada waktu luang," ujarnya dengan nada tak seperti biasanya, terkesan dingin.

Namun, Jira tak peduli akan hal itu. Dia hanya peduli dengan tawaran menggiurkan yang terucap dari ceruk bibir Yeonjun. Toh, kapan lagi, 'kan ia bisa masuk gedung perusahaan idolanya lalu bertemu dengannya. Sungguh, ia takkan menyia-nyiakannya. Lantas ia menyimpan kartu UNO, lalu berpamitan juga meminta maaf pada anggota lain di sana. Tungkainya pun berayun mengekori Yeonjun yang sudah jalan terlebih dulu.

"Soobin Hyung, apakah perkiraanku tidak salah?" bisik Hueningkai.

Soobin mengernyitkan kedua alisnya. "Apa?"

"Yeonjun Hyung seperti … cemburu?" ujarnya berhati-hati.

Sementara Soobin tergelak. "Mana mungkin, Penulis Ahn terlalu kebagusan untuk Yeonjun Hyung. Penulis Ahn lebih pantas bersamaku," tuturnya diiringi gelak tawa dengan mendapat respon dengusan kesal dari anggota termudanya itu.

Di seberang lain, sebuah lengan kokoh dikibaskannya di hadapan pria bermata bulat yang terus saja memandang ke arah daun pintu tanpa mengerjap sekali pun. "Hyung, aku tahu Jira Noona memang cantik, tapi kau tak seharusnya menatapnya seintens itu hingga ia lenyap dari balik pintu," ujar Taehyun, sang pemilik lengan tadi.

Beomgyu mengerjap lalu menoleh pada teman sekaligus adik satu grupnya. "Apa? Aku tak begitu," elaknya.

"Kau tak usah mengelak, aku tahu sejak awal kau memang terpesona olehnya. Aku pun tak bisa mengelak. Jira Noona itu seakan-akan bisa menarik seluruh atensi kita dengan pesonanya," jelas Taehyun sembari membereskan kartu yang berserakan selepas mereka bersenang-senang.

"Taehyun-ah, kau pun menyukainya?" tanya Beomgyu berhati-hati diiringi respon kekehan Taehyun.

"Sudah kubilang, aku pun tak bisa mengelak. Aku menyukainya—ah, lebih tepatnya mengagumi seperti seorang penggemar, mungkin ia punya pesonanya tersendiri," jelasnya, lagi.

Jawaban Taehyun cukup membuat Beomgyu menghela napas lega. Entah kenapa ia merasa seperti itu. Intinya ia lega, juga merasa senang secara tiba-tiba. Semangat yang sempat padam pun kembali berkobar. Mungkin ia telah menemukan energi tambahannya. Entahlah, yakin tak yakin. Dia belum bisa menentukan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya akhir-akhir ini.

***

Pengen jadi Jira atuhlah dikelilingi cogan dan sehoki itu😭 Tapi, ya namanya juga fiksi wkwk

Btw, jan lupa klik button bintang atau vote juga ketikkan jarimu di kolom komentar. Aku tunggu ya, here's a million loves for uu bbies ❤️

—luv, araaa

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top