ENAM

Enam

Besok adalah hari pertama ujian kenaikan kelas, Risha belajar dengan sungguh-sungguh agar nilainya memuaskan, setidaknya tidak berada di bawah sembilan puluh. Bisa-bisa hukumannya tidak jadi berakhir.

"Kak mau bakpao nggak? Tadi gue beli ini untuk lo," tawar Rahardian.

"Lo makan aja deh, gue lagi sibuk. Tutup pintunya kalau lo keluar," balas Risha.

Ketika dia sudah fokus seperti ini, Risha tidak akan bisa diganggu, pikirannya tidak akan teralihkan, oleh siapapun dan apapun itu. Termasuk adik dan juga makanan.

"Yaampun, Kak. Fokus sih fokus, tapi jangan terlalu juga kali," protes Rahardian.

Risha yang memang sedang tidak ingin berdebat hanya diam saja, lagipula apa masalah adiknya itu? Seharusnya dia senang karena beberapa hari ini tidak akan ada yang mengganggunya lagi.

"Lama amat sih! Gue tunggu dari tadi."

Rahagi ikut masuk ke kamar Risha lalu duduk di sebelah Rahardian, Risha tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan adik-adiknya.

"Kak Risha nggak mau bakpao," adu Rahardian.

"Kenapa Kak?"

Risha berdecak kesal karena konsentrasinya terpecah. "Gue lagi belajar, jadi jangan ganggu gue. Kalian keluar sana, main kek apa kek."

Rahagi menyenggol lengan Rahardian, bermaksud mengajak saudaranya itu untuk keluar dari kamar kakaknya. Sepertinya Risha memang sedang tidak bisa diganggu, dia terlalu serius sehingga Rahagi sendiri enggan membuatnya kesal.

Rahardian menggeleng untuk menolak ajakan Rahagi, kakaknya sedang sibuk sehingga Rahardian tidak mau kakaknya sakit karena lalai terhadap makanannya.

"Kak makan sedikit aja, lagipula kalau perut lo kosong, belajarnya nggak konsen. Sebentar aja kok, nanti lanjut lagi," ucap Rahardian.

Risha menandai tulisannya dengan stabilo lalu menatap Rahardian dengan jengkel, jika di hari-hari biasa, Rahagi yang sering mengganggunya, kenapa di saat Risha sedang mode kalem justru Rahardian yang mengganggunya?

"Gue nggak lapar, lagipula tadi gue udah makan," ucap Risha walau tak yakin, tadi dia sudah makan atau belum, ya?

"Mana ada, daritadi lo cuma di kamar." Kali ini Rahagi yang membalasnya. Walaupun sering bertengkar, tetapi tetap saja Rahagi menyayangi Risha, sangat malah.

"Kalau lo terlalu maksa, nanti justru nggak ada yang bisa lo mengerti, loh. Enjoy aja, Kak, lo kan emang pintar."

"Yaudah, sini. Biar gue makan bakpao nya."

Rahardian mendekat ke arah Risha, bukannya memberikan bakpao itu, Rahardian malah mengoyak sebagian bakpao dan menyuapkannya kepada Risha.

"Baik banget adek gue yang ini," ucap Risha bermaksud menyindir Rahagi yang hanya melihatnya.

"Aduh punggung gue pegel banget karena kelamaan duduk, kalau ada yang mijit bahu gue bakal gue julukin adik yang baik juga. Kalau ada yang mau, sih." Risha memejamkan sebelah matanya untuk melihat Rahagi yang kini menampilkan raut wajah jengkel.

"Kalau ada yang mau jadi adik berbakti gitu."

Rahagi berdecak lalu melangkah hingga berada di punggung Risha.

"Pelan-pelan dong, kenceng amat," protes Risha karena pijatan yang diberikan Rahagi terlalu kuat untuk tubuh kecilnya.

Kini Risha benar-benar menikmati pelayanan kedua adiknya, Rahardian yang menyuapinya dan Rahagi yang memijitnya.

Ini tugas adik yang sebenarnya, batin Risha sambil tersenyum senang.

"Eh tumben akur," ucap Ara ketika melihat anak-anaknya berada di ruangan yang sama tanpa keributan apapun.

"Yaampun, Ma. Kami ribut dimarahin, kami akur dicurigain."

"Mama cuma heran."

Risha tampak tak peduli dengan ucapan Ara, dia masih menikmati pelayanan langka dari adik-adiknya. Risha menyentuh lehernya, Rahardian yang peka langsung memberikan minum kepada Risha.

Risha mengulurkan tangan kanannya ke belakang, Rahagi mendengus kesal tetapi tetap saja memijat tangan kanan Risha.

"Lebih kuat, Gi, tangan gue pegel karena kebanyakan balik buku," titah Risha karena pijatan Rahagi kali ini tidak terlalu terasa.

"Aaww sakit! Pelanin!" bentak Risha karena sepertinya Rahagi mengeluarkan seluruh tenaganya, jika diteruskan bisa-bisa tangan Risha jadi remuk.

"Tadi minta dikencengin, sekarang minta dilambatin," gerutu Rahagi.

"Ya kira-kira dong, tangan gue nih lembut."

"Sanking lembutnya sekali tekan bisa remuk," ejek Rahagi.

Ara tertawa melihat interaksi anak-anaknya, Risha sungguh pandai mengambil kesempatan.

"Sekarang kaki gue aja, Gi. Pegel banget."

"Ngelunjak lo, ya!" tutur Rahagi karena kesal dengan kelakuan kakaknya yang semakin menjadi, niatnya kan cuma memijat bahu Risha, malah merambat ke tangan dan sekarang kaki.

"Eh nggak usah, deh. Dian aja yang mijit kaki gue, lo terusin pijit punggung gue."

Rahardian yang memang lebih penurut daripada Rahagi melakukan perintah kakaknya tanpa membantah. Risha pura-pura bersendawa membuat kedua adiknya menatap dirinya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, antara terkejut, geli dan juga kesal.

"Badan gue mengapresiasi kerja kalian, bagus-bagus."

"Jorok lo!" tukas Rahagi.

"Daritadi Papa cariin ternyata di sini, Risha kamu sakit, sayang?" ucap Fauzan yang baru masuk ke kamar Risha.

"Enggak, Pa, Risha cuma lagi memanfaatkan sumber daya manusia yang ada di rumah kita, sayang kalau disia-siakan."

"Lo tuh, ya!"

"Sayang jangan gitu, kasian adik-adik kamu dikerjain gini," tegur Fauzan dengan lembut, pria itu kasian juga melihat kedua putranya dimanfaatkan dengan baik oleh Risha. Satu memijat kaki dan satunya memijat bahu, tumben sekali.

"Mereka yang nawarin diri, Pa, masa Risha tolak, nggak baik nolak rezeki." Risha memberi alasan daripada Fauzan kembali menegurnya.

"Seingat gue kami cuma nawarin lo bakpao, bukan nawarin pijatan," ucap Rahardian sekedar mengingatkan, manatau kakaknya itu lupa dan semakin mengarang bebas.

"Loh bukannya kalian pijitin gue karena emang inisiatif sendiri? Seingat gue, gue nggak ada maksa loh," ucap Risha sok polos.

"Yaudah deh, kalau kalian terpaksa, nggak usah dilanjutin, males gue kalau orangnya terpaksa kayak kalian. Udah-udah," ucap Risha seraya menepis tangan Rahagi dan Rahardian.

Risha menahan senyumnya karena kedua adiknya tetap melanjutkan pijatannya, sepertinya mereka takut jika Risha merajuk. Ara dan Fauzan juga melakukan hal yang sama dengan Risha, Rahagi dan Rahardian itu sangat menyayangi Risha walaupun mereka jarang menunjukkannya, biasanya mereka selalu saja ribut.

"Gue bilang nggak usah dilanjutkan lagi, nanti kalian bilang kalau gue maksa."

Risha sangat pandai bersandiwara, sampai-sampai kedua anak kembar itu tidak mau berhenti karena takut Risha sedih. Adik yang malang.

"Pa liat, nih, aku udah ngelarang tapi mereka tetap aja nggak berhenti, nggak salah aku dong."

Rahagi yang gemas langsung meraup wajah Risha dengan kedua tangannya, lalu memeluk leher kakaknya dengan gemas.

"Jangan sok merajuk gitu, deh. Ini emang kemauan kami kok, kami kan sayang banget sama lo," ucap Rahagi pelan.

"Bener tuh, lo kan princess bagi kami."

Risha menampilkan raut wajah tengilnya, dia suka sekali menggoda mereka seperti ini hingga mereka menunjukkan kasih sayangnya. Keduanya sangat lucu di mata Risha.

"Gue juga sayang banget sama kalian, tapi lebih baik kalau sekarang kalian pergi. Gue mau belajar biar bisa bebas dari hukuman mama, gue udah cukup terhibur kok."

"Emangnya kami ini hiburan?"

Risha mengecup pipi Rahagi lalu Rahardian. "Keluar sana," usir Risha langsung.

"Papa keluar dulu, ya, jangan terlalu dipaksakan belajarnya, Papa nggak nuntut apa-apa dari kamu, yang penting kamu bahagia. Itu udah cukup bagi Papa dan mama."

Fauzan mencium kening Risha lalu keluar dari kamar itu bersama istrinya.

🐇🐇🐇

Sabtu, 28 Agustus 2021

Hallo, semuanya. Aku sekalian mau promo, ya, hehehe

Judul: Byakta Family
status: On going
akun: @MimiRawdha
blurb:

Ini sequel dari cerita Laqueta, aku sarankan untuk membaca cerita tersebut terlebih dahulu ❤

Sifat Laqueta tidak akan bisa berubah walaupun status dan kehidupannya telah berubah. Setelah memiliki keluarga kecil yang tampak sempurna, Laqueta tetap kesusahan untuk merubah sifat dan kebiasaan lama.

Jika sifat tersebut bisa diterima dengan baik, tidak akan menjadi masalah, tetapi bagaimana jika Meesam mulai merasa kehadirannya tidak pernah dianggap?

Ini kisah Laqueta beserta keluarga kecilnya yang tampak sempurna di mata orang-orang.

Ayo, ikuti kisah ini!

*link*:
https://www.wattpad.com/story/276230895?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading&wp_page=library&wp_uname=MimiRawdha&wp_originator=%2FUEiK42YuikFPLqMFE24c7tyrfE32LdoEekXL%2Bvu%2FmqsqQtfGABaEjEfU2FzvBtwHTTb3cGUGabkcwqa2L2b9qZNCzFwubhapdyaw%2BqiwK8SNIFur%2FWuurLfSTRjEzDF

Di cerita ini, Risha dan Sima juga ada walaupun hanya beberapa kali muncul. Di sini mereka masih TK.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top