第四章

第四章
[Chapter 4]
◆◇◆◇◆◇◆◇

Dalam suatu desa yang terletak di pesisir pantai, seorang pria yang sedang menggendong wanita yang tak lain adalah istrinya itu mendatangi sebuah rumah dengan  lambang bunga wisteria. Sang istri seperti sedang menahan sakit dan suaminya berusaha untuk menenangkan istrinya.

"Astaga, Tuan, Nyonya. Apa yang terjadi kepada kalian?" pemilik rumah langsung menyuruh pasutri itu untuk masuk dan menyuruh salah satu pelayan rumahnya untuk memnggil dokter.

"Akan saya jelaskan nanti, Obaa-san. Yang paling penting adalah istri saya, dia menerima luka di daerah vital. Saya takut tidak sempat jika harus menjelaskannya terlebih dahulu." kata pria itu dengan tergesa-gesa.

"Bawa dia ke ruang rawat yang ada di lantai dua, saya akan membawakan dokternya dengan segera." dengan dibantu beberapa pelayan di rumah wisteria, pria itu membawa sang istri ke lantai dua dan membaringkannya ke futon yang sudah disiapkan.

"Kumohon kau bertahan, jangan tinggalkan aku sendiri." tak lama dua dokter datang dan mulai menangani pasutri tersebut. Si pria dibawa ke ruangan sebelah untuk diobati lukanya sembari menunggu sang sitri yang sedang di tangani oleh dua dokter.

"Bagaimana bisa kalian berdua terluka sangat parah, Tuan?" kata wanita pemilik rumah yang merawat luka si pria, mari kita panggil dengan Nenek pemilik.

"Kami bertemu dengan Muzan dan gerombolannya secara tidak sengaja, lalu ... sepertinya dia sudah mengetahui jika kami memiliki anak."

"Obaa-san tahu bukan jika kami memiliki seorang anak, maka kekuatan kami akan berkurang setengah dan hal itu benar-benar dimanfaatkan olehnya." jelas si pria usai diobati.

"Ya, kabar jika kalian sudah memiliki anak sudah terdengar hingga ke Oyakata-sama. Lalu yang saya dengar, anak Tuan juga menjadi kisatsutai." balas Nenek pemilik ketika membereskan kotak obat.

"Semoga dia bisa menghindari Muzan dan bawahannya. Kami tidak bisa melindunginya dari dekat karena batasan yang ditetapkan oleh leluhur, kami harus berpisah dengan anak kami hingga usia dia 10 tahun." kata si pria menundukkan kepalanya.

'Padahal hampir semua anak yang mendapatkan takdir menjadi Hime-sama tidak akan bertahan lebih dari 10 tahun.' pikir Nenek pemilik menatap si pria dengan wajah sendu.

"Saya akan menyiapkan makan malam untuk Tuan dan Nyonya. Saya permisi." Nenek pemilik keluar dari ruangan yang di tempati si pria dan meninggalkannya seorang diri.

"Semoga kau bertahan, Nak. Ayah tidak sanggup jika kau pergi juga seperti bibimu." gumam si pria ketika menunggu sang istri siuman.

***

"Hachu! Berdebu sekali gudang ini. Semoga bersinku tadi tidak terdengar hingga keluar." gumam Shiroi diam-diam melepaskan ikatan dari kisatsutai yang ada di gudang tersebut.

'Beruntung mereka hanya tertidur. Aku harus cepat sebelum oni tadi menyadarinya.' pikir Shiroi ketika ia berusaha membangunkan kisatsutai dengan wewangian yang ia gunakan untuk menyadarkan orang.

Namun ketika ia akan membangunkan kisatsutai terakhir, pintu gudang terbuka dan menmpilkan pelayan yang melayani Shiroi. 'Aura yang sangat kuat. Tidak mungkin dia oni biasa jika auranya sekuat ini.' batin Shiroi ketika ia melihat aura gelap yang keluar dari pelayan di depannya.

"Kau ... Kau hebat juga bisa tidak jatuh dalam jebakanku, Ojou-chan." pelayan itu perlahan berubah wujud dari yang awalnya hanya seorang pelayan kedai biasa menjadi sosok iblis yang mengerikan.

Tapi bukan penampilan iblis itu yang membuat Shiroi terkejut bukan main, tapi kedua bola mata iblis itu yang membuatnya terkejut. 'Iblis Bulan Bawah Pertama! Kenapa misi pertama langsung menghadapi 12 iblis bulan, astaga.' batin Shiroi yang masih mematung sejenak.

Iblis itu mulai menyerang Shiroi menggunakan senjatanya dan juga kekijutsu khasnya, dan Shiroi memilih untuk mengamati kemampuan iblis itu. "Kau hanya menghindar saja tidak seru. Bagaimana kalau kita menari sebentar sebelum makanannya siap."

Iblis itu mulai menyerang dengan brutal dan membuat Shiroi sedikit kewalahan. Setelah berusaha mencari celah sembari menghindari serangan dari iblis itu, Shiroi mengirimkan serangan untuk pertama kalinya dengan menggunakan teknik pernafasan miliknya.

✨✨✨

Hikari no kokyu” (Pernafasan cahaya)
Ichi no kata” (Bentuk pertama)
Hikari no tsurugi” (Pedang cahaya)
✨✨✨

Pedang Shiroi bersinar terang dan sangat menyilaukan bahkan para kisatsutai yang baru saja sepenuhnya sadar pun tidak bisa melihat apapun. Memanfaatkan kesempatan, Shiroi langsung maju ke tempat iblis itu dan menebas kepalanya tanpa ada yang menyadarinya sebelum kilau cahaya menghilang.

"Hah ... selesai juga." gumam Shiroi memendekkan pedangnya dan menyimpannya di dalam saku seragamnya.

"S-sugoi, kau bisa mengalahkan Iblis Bulan Bawah Pertama sendirian. Apa kau seorang hashira?" kata salah satu kisatsutai menatap Shiroi tidak percaya. Siapa juga yang percaya jika gadis usia 7 tahun bisa sekuat hashira yang latihan lebih dari 10 tahun.

"Iie, ini adalah misi pertamaku. Senpai tachi tidak ada yang terluka bukan? Apakah Senpai merasakan sesuatu yang aneh dengan tubuh Senpai?" tanya Shiroi dengan tatapan kahwatir kepada kisatsutai yang ia selamatkan.

"Kami tidak apa, terima kasih sudah datang untuk menyelamatkan kami. Semoga Kami-sama selalu memberkahi perjalananmu, Ojou-chan." balas kisatsutai tersebut menunduk 90 derajat.

"Semoga kita bisa bertemu lagi di suatu misi, Senpai tachi. Jaga diri kalian, semoga Kami-sama selalu memberkahi perjalanan Senpai tachi." bak melihat seorang bidadari turun dari langit, kisatsutai yang Shiroi selamatkan mematung sejenak sebelum akhirnya sadar jika Shiroi sudah tidak ada di tempatnya.

"Anak tadi, benar-benar seorang kisatsutai bukan?" tanya salah satu dari enam kisatstutai yang diselamatkan Shiro, Kisatsutai A.

"Melihat dari seragam yang dia gunakan, anak tadi memang seorang kisatsutai. Kurasa tadi anak itu mengatakan jika ini adalah misi pertamanya." balas Kisatsutai B membantu Kisatsutai A berdiri.

"Kita yang bertahun-tahun menjadi kisatsutai saja tidak pernah melakukan misi dengan target Iblis 12 Bulan, itupun harus pergi bersama dengan orang setingkat hashira." sambung Kisatsutai C berusaha berdiri dengan bantuan dinding.

"Tapi anak itu sudah menerima misi dan bertemu dengan Iblis 12 Bulan padahal dia baru saja bergabung. Apakah ada anak sekuat itu diantara para hashira terdahulu?" heran Kisatsutai D membantu kakushi yang baru saja datang.

"Seingatku hashira yang saat ini belum memilki murid, kecuali Rengoku-sama yang pasti sedang mengajari anaknya. Anak itu entah kenapa mirip sekali dengan orang yang dirumorkan." balas Kisatsutai E yang tadi berbicara dengan Shiroi.

"Orang yang dirumorkan?" beo Kisatsutai F yang baru diobati oleh kakushi.

"Ya, katanya orang itu adalah keturunan darI Tsukiyomi-sama dan menikahi orang keturunan Amaterasu-sama." jelas Kisatsutai E berjalan keluar dari gudang lewat pintu belakang.

"Oh ... yang katanya dia adalah salah satu keturunan terhormat itu? Apa kau berspekulasi jika anak tadi adalah anak mereka?" kata Kisatsutai B menyusul Kisatsutai E, diikuti yang lainnya.

"Tidak mungkin ada anak sekuat dia diumurnya yang baru 7 tahunan. Kecuali jika dia adalah keturunan dari orang kuat dan orang kuat yang ada di pasukan hanyalah orang yang dirumorkan itu." kata Kisatsutai E dengan wajah serius.

"Itu masuk akal. Tapi kita tidak tahu dengan kebenarannya, bagaimana jika salah?" kata Kisatsutai C berjalan beriringan dengan Kisatsutai E.

"Hanya waktu yang bisa menjawab." keenam kisatsutai itu kembali menerima misi mereka dan melanjutkan perjalanan.

'Apakah dia anak dari Kuroichi-sama dan Shiroi-sama? Mata yang menatapku itu, sama seperti beliau.' pikir Kisatsutai E ketika ia teringat dengan mata Shiroi yang menatapnya walau tertutup topeng.

Sementara itu, Shiroi baru saja meninggalkan desa tempat misinya dan menemui Kuro yang sudah terlebih dahulu keluar desa. "Kuro, apakah ada misi lagi?" tanya Shiroi ketika ia bertemu lagi dengan Kuro.

"Belum ada misi lagi, Nona. Tapi Ubuyashiki Kagaya-sama memanggil Anda ke markas utama. Kwak!" balas Kuro bertengger di pundak Shiroi.

"Kagaya-sama memanggil? Apakah selama misi pertamaku tadi, aku berbuat suatu kesalahan ya?" gumam Shiroi yang sedikit khawatir ketika tahu jika dia harus menghadap kepada Kagaya setelah selesai dengan misi pertamanya.

"Saya tidak tahu, Nona. Lebih baik Nona segera begerak karena kedatangan Nona tepat saat rapat dengan para hashira, jadi sebisa mungkin Nona mendapatkan kesan baik dari para hashira. Kwak!" jawab Kuro.

Shiroi pun kembali ke markas dengan langkah yang cepat agar ia bisa tepat waktu. Dirinya tiba di markas tepat saat matahari mulai memancarkan sinar hangatnya.

Untuk sesaat ia menikmati pemandangan matahari terbit dari atas bukit belakang markas sebelum dirinya pergi ke markas.

"Kuro, menurutmu kenapa aku disuruh menghadap saat rapat para hashira diadakan?" ketika dia menunggu kehadiran Kagaya bersama dengan para pilar.

"Saya tidak tahu Nona. Tapi yang saya yakini adalah Nona akan mendapatkan berita baik. Kwak!" balas Kuro yang setia bersama dengan Shiroi.

"Kuharap itu benar." gumam Shiroi mengelus bulu lembut Kuro. Tak berselang lama, Kagaya datang bersama para pilar di belakangnya. Shiroi langsung memberikan hormat namun langsung dicegah oleh Kagaya.

"Anda tidak perlu hormat kepada kami, Kuroichi-san. Tolong jangan bersikap formal kepada kami." kata Kagaya membantu Shiroi bangun.

"Padahal Kagaya-sama dan Hashira tachi adalah atasan saya. Kenapa saya tidak perlu melakukan hal tersebut?" tanya Shiroi keheranan.

"Anggap saja kami adalah teman sepermainanmu, Kuroichi-san. Lagipula saya hanya satu tahun lebih tua dari Anda." balas Kagaya dengan nada yang lembut.

"Kagaya-sama sendiri formal kepada saya, bagaimana saya bisa tidak formal kepada Anda? Kecuali jika Anda mau memanggil saya dengan nama depan saya, saya akan menghilangkan sikap formal saya seperti yang Anda minta." kata Shiroi merasa tidak enak jika arahan Kagaya tidak ia laksanakan, tapi dirinya sendiri enggan melakukannya.

"Baiklah Shiroi-san, bagaimana kalau kita bertemn mulai sekarang? Tidak perlu bersikap formal dimana pun dan kapanpun, bagaimana?" Kagaya mengajukan jari kelingkingnya dan disambut baik oleh Shiroi.

'Yah ... Tidak masalah menambah teman, walaupun itu Kagaya.' pikir Shiroi.

"Tentu saja. Tapi Kagaya-kun, apa kau mengundangku kemari hanya untuk berteman?" kata Shiroi yang kebingungan.

"Shiroi-chan ternyata peka dengan maksudku, ya. Ya, aku tidak mengundang Shiroi-chan hanya untuk berteman tapi juga menerima sebuah tawaran." jawab Kagaya perlahan berjalan ke arah teras dan menikmati udara pagi.

"Tawaran?" beo Shiroi mengikuti Kagaya dari belakang. Para pilar hanya memperhatikan keduanya dari belakang, para pilar sudah melakukan rapat sebelum Shiroi datang dan mereka mendukung apa yang Kagaya rencanakan.

"Ya, tawaran untuk mengisi posisi hashira yang masih kosong. Para hashira di belakang kita ini beberapa akan segera pensiun dan hal itu tentunya menyebabkan kursi hashira akan banyak yang kosong. Bagaimana?" tawar Kagaya berputar menghadap ke Shiroi yang mematung tidak percaya.

"He? Menjadi hashira? Kepalamu tidak terbentur sesuatu bukan?" siapa juga yang akan percaya jika anak usia 7 tahun, baru saja resmi menjadi anggota kisatsutai 4 hari yang lalu, langsung ditawarkan posisi tinggi sebagai seorang pilar.

'Aku baru 4 hari menjadi anggota ... Lagipula peringkat ku masih rendah dan kemampuanku belum setinggi itu.' batin Shiroi berteriak.

"Kami semua yang ada di sini sudah setuju, Shiroi-chan. Kami sudah tahu jika kemampuanmu itu sudah bisa setingkat para hashira yang ada di sini walaupun kau belum menunjukkannya." balas Kagaya yang tetap tersenyum seperti biasa.

Sudah terima saja, Shiroi-Ojou sama. Hal ini akan menjadi keuntungan Nona suatu hari nanti.” Shiroi mendengar suara tidak asing di kepalanya, suara milik Hikari.

'Tapi ini masih terlalau cepat untukku, Hikari. Aku baru 4 hari resmi menjadi anggota,lho. Baru 4 hari!' pikir Shiroi menjawab perkataan Hikari dipikirannya.

Terima saja apa susahnya, Ojou-sama. Saya kali ini setuju dengan baka Hikari dan saya punya firasat baik tentang hal ini.

'Bahkan Yami juga berpikiran seperti itu? Hah ... baiklah, tapi apakah yang lainnya akan setuju? Maksudku para hashira di belakangku.' pikir Shiroi melirik ke arah pilar yang ada dibelakangnya.

Kau akan tahu nanti, Ojou-sama.

Ganbattekudasai, Shiroi-Ojou sama. Kami mendukung Nona.

Setelahnya Shiroi tidak lagi mendengar gema suara dua kekuatannya dan dia pun menatap serius Kagaya yang menunggu jawaban atas tawarannya.

"Baiklah, aku terima tawarannya tapi dengan syarat salah satu hashira harus bertarung denganku agar mereka juga percaya jika pilihan kalian tidak salah. Percuma jika aku memiliki posisi hashira namun tidak ada yang mengetahui kemampuanku sedikitpun." jelas Shiroi dengan wajah serius.

"Baiklah. Kalau begitu, kau akan melawan Rengoku Shinjurou. Bagaimana?" Shiroi menatap sosok Rengoku Shinjurou yang merupakan ayah dari sahabatnya, Kyoujurou, dan juga pilar api. Sosok yang sudah ia anggap sebagai pamannya itu hanya menganggukkan kepalanya tipis sebelum Shiroi menyetujuinya.

"Aku terima." mereka pun pindah ke luar ruangan, tempat yang biasanya digunakan Shiroi untuk berlatih selama 1 tahun sebelumnya.

Shiroi dan Shinjurou akan berduel dengan menggunakan pedang kayu, dan boleh memakai berbagai teknik pernafasan ataupun taktik lainnya.

"Jangan menahan diri, Shiroi. Kalau kau ingin membuktikan seberapa kuatnya dirimu, maka jangan menahan diri." ucap Shinjurou bersiap dengan kuda-kudanya.

"Tentu saja, Shinjurou-ji sama." mereka awalnya diam di tempat mereka masing-masing hingga tanda dimulai pertarungan dimulai.

Keduanya melesat dengan kecepatan masing-masing dan jika mereka bukan seorang pilar maka yang mereka lihat hanyalah siluet juga debu yang berterbangan.

"Sugoi, gadis kecil itu benar-benar bisa mengikuti kecepatan Rengoku." komen Kuwajima Jigoro, pilar petir.

"Kau benar, tidak banyak orang yang bisa mengikuti kecepatan Rengoku kecuali para hashira dan anak sulungnya." balas Urokodaki Sakonji, pilar air.

"Bukan, Kuroichi-kun bukan mengikuti kecepatan Rengoku. Namun Rengoku yang mengikuti kecepatan Kuroichi-kun." kata Gyomei, pilar batu.

"Itu benar, kecepatan Shiroi-chan lebih cepat daripada Shinjurou. Selain Shiroi-chan, kedua kakaknya juga berlatih keras bahkan mereka bertiga menciptakan pernafasan sendiri." jawab Kagaya dengan bangga.

"Benar-benar anak yang berbakat, kami paham kenapa Anda langsung mengangkatnya menjadi salah satu hashira setelah misi pertamanya." mereka pun menyaksikan pertarungan itu dan mereka baru selesai 2 jam kemudian.

"Kau hebat Shiroi, tidak salah jika Kyoujurou suka denganmu." kata Shinjurou menyeka keringatnya usai pertandingan.

"Tolong jangan membawa nama Kyou-san, Shinjurou-ji sama. Lagipula kami hanya teman, kok." jawab Shiroi dengan pipi memerah, ia tidak menyangka jika kata-kata tadi keluar dari mulut sosok pamannya.

"Kami sudah melihat kemampuanmu dan kami menerima dirimu sebagai salah satu hashira, Kuroichi Shiroi." kata Sakonji dari balik topengnya.

"Mulai hari ini, kau akan dikenal sebagai pilar Taikyokuzu dan peringkatmu saat ini naik menjadi Kinoto. Sekali lagi, selamat Shiroi-chan." kata Kagaya. Kinoto peringkat kedua teratas dan Shiroi mendapatkannya dalam 4 hari, dimana para kisatsutai lainnya harus membutuhkan waktu bertahun-tahun.

"Arigatou gozaimasu. Saya Kuroichi Shiroi, Taikyokuzu hashira akan melaksakan tugas dengan baik." jawab Shiroi dengan tekad yang berkobar jelas. Pada hari itu, seluruh Kasugaikarasu menyebarkan berita tentang diangkatnya hashira baru yaitu Shiroi dengan posisi Taikyokuzu hashira.

Di tempat Kanae saat ini, ia baru saja di perjalanan menuju misi keduanya dan saat mendengar berita itu, Kanae tersenyum senang. "Ara ara ... Aku tertinggal, ya. Omedetou, Shiroi." kata Kanae pelan dan dia kembali melanjutkan perjalanan.

Sementara di tempat Shinobu yang sedang memantau kawasan misi pertamanya, ia juga senang saat mendengar berita itu. "Omedetou Shiroi, kami akan secepatnya mengejarmu." gumam Shinobu dan ia melanjutkan pengawasannya.

Di sisi Kyoujurou yang sedang istirahat di sebuah kedai soba milik seorang mantan kisatsutai, ia langsung tersenyum senang setelah mendengar berita tersebut. Bahkan pemilik kedai juga ikut bahagia walau ia tidak tahu siapa Shiroi sebenarnya.

"Omedetou Shiroi, kau bahkan bisa melawan Chichi-ue dengan mudah yang bahkan aku sendiri kesulitan menghadapinya." gumam Kyoujurou menatap ke arah langit yang sedang cerah.

"Anak itu berarti berbakat ya, buktinya dia baru 4 hari menjadi kisatsutai langsung diangkat menjadi hashira dengan peringkat Kinoto." kata pemilik kedai.

"Kau benar, Ji-san." Kyoujurou melanjutkan aktivitasnya kembali dan melanjutkan misinya. 'Aku akan mengejarmu, Shiroi. Aku akan mengejarmu hingga kita bisa berjalan beriringan.' pikir Kyoujurou ketika ia sedang berjalan menuju ke tempat misinya.

***

"Taikyokuzu hashira ka? Anak itu lebih berbakat dari yang aku kira."

"Anata, apakah kau bergumam tentang anak kita?"

"Ya, dia membawakan berita gembira untuk kita. Kau tahu siapa nama anak kita?"

"Siapa? Aku penasaran nama apa yang dia pilih."

"Kuroichi Shiroi, nama anak kita adalah Kuroichi Shiroi. Seorang Taikyokuzu hashira yang baru saja dianggkat setelah 4 hari resmi menjadi seorang kisatsutai. Bagaimana menurutmu?"

"Dia anak yang kuat dan berbakat ternyata. Lalu Taikyokuzu hashira, sudah lama tidak ada yang mengisi kekosongan kursi itu setelah Obaa-sama."

"Kau benar, semoga dia menjadi anak yang kuat dan kita bisa bertemu dengannya lagi."

"Semoga Shiroi-chan diberikan keberkahan oleh Kami-sama, Amaterasu-sama, dan Tsukiyomi-sama."

⋇⋆✦⋆⋇ 
ℕ𝕖𝕩𝕥...
2023年12月24日(日)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top