第八章

第八章
[Chapter 8]
◆◇◆◇◆◇◆◇

"Onii-chan! Minna!" Nezuko yang melihat siluet saudara-saudaranya langsung berlari kecil ke arah mereka, meninggalkan Shiroi yang jalan santai di belakangnya.

'Melihat kehangatan mereka, jadi penasaran bagaimana keadaan mereka selama 3 tahun, ya? Otou-san pasti panik waktu Kuro tidak mengikutiku lagi.' pikir Shiroi menatap kehangatan keluarga Kamado di hadapannya.

"Nezuko, siapa yang di belakangmu?" tanya saudara Nezuko yang nampaknya si sulung.

"Shiroi desu. Tadi kami sempat bertemu di jalan dan setelah mengobrol, saya ingin bertemu dengan kalian." balas Shiroi dengan senyuman manis.

Tudung jubahnya ia buka sedikit untuk menampilkan wajahnya saja, ia tidak ingin ada yang tahu jejaknya selama berkelana.

"Dia juga yang membantuku merawat lukaku ini, Onii-chan." sambung Nezuko menunjukkan lukanya yang sudan tertutupi oleh perban.

"Arigatou gozaimasu, Onee-san. Bagaimana kalau kita ke rumah kami saja? Tapi, jaraknya sedikit jauh dari desa." kata si sulung dengan penuh senyuman.

"Tidak masalah. Justru saya yang berterima kasih karena sudah diperbolehkan mengikuti kalian." balas Shiroi menampilkan senyuman manisnya setelah sekian lama ia tidak tersenyum kepada orang-orang yang ia temui.

"Pertama perkenalkan saya Kamado Tanjirou dan ini adik-adik saya, Nezuko, Takeo, Hanako, dan Shigeru." kata si sulung, Kamado Tanjirou(12) sembari memperkenalkan saudaranya yang lainnya.

"Shiroi desu. Yoroshiku onegaishimasu." Shiroi pun mengikuti Kamado bersaudara pulang dengan berjaga di belakangnya.

'Si anak sulung itu ... dia punya potensi. Tapi aku tidak bisa memaksanya untuk masuk ke Kisatsutai dan jadi muridku seperti Hajime-kun.' batin Shiroi ketika melihat punggung Tanjirou.

"Saburo-ji san?" gumam Shiroi ketika ia tidak sengaja melihat ke salah satu pondok yang tak jauh dari mereka.

"Kuroichi-sama, kenapa Anda ke wilayah ini?" orang yang Shiroi lihat ternyata juga menyadari Shiroi dan keduanya sempat mengobrol sebentar sebelum Shiroi menyusul rombongan keluarga Kamado.

"Hanya ingin lewat saja. Bagaimana kabar Saburo-ji san? Apakah masih ada oni yang menghantui?" kata Shiroi dengan ramah.

"Sudah tidak. Terima kasih atas pertolonganmu tempo hari, Kuroichi-sama. Saya berhutang budi." balas Saburo sedikit menundukkan badannya.

"Sudah tugas seorang Kisatsutai untuk melindungi manusia dari oni. Kalau begitu saya permisi dulu, takutnya Kamado-san menyadari jika saya menghilang. Mata ne, Saburo-ji san." Shiroi dengan langkah cepat namun tenang langsung menyusul rombongan keluarga Kamado yang hampir sampai di kediaman mereka.

"Tadaima!" seru Kamado bersaudara dengan kompak. Mereka mulai membereskan barang yang mereka bawa dari desa dan seorang wanita dengan seorang anak digendongannya keluar dari kediaman.

"Okaeri. Kalian langsung cuci tangan kaki sebelum masuk. Lalu, siapa yang kalian bawa?" Shiroi maju dan memperkenalkan diri.

"Kie-san ohisashiburi desu, Shiroi desu. Maaf belum sempat berkunjung ataupun membalas surat dari Tanjurou-san." wanita itu, Kamado Kie, langsung menyadari siapa Shiroi dan langsung menyuruhnya untuk masuk.

"Silahkan masuk dulu. Kami tidak mempermasalahkan soal itu, justru kami merasa terhormat jika Kuroichi-ojou sama mau membalas surat dari suami saya." keduanya mengobrol sembari berjalan ke dalam kediaman.

Aksi keduanya tidak luput dari pandangan Tanjirou. "Sebenarnya ada hubungan apa Shiroi-san dengan Tou-san dan Kaa-san?" gumam Tanjirou ketika melihat Shiroi yang terlihat akrab dengan sang ibu.

Singkat cerita, setelah Kie dan Shiroi mengobrol empat mata, Shiroi pamit untuk kembali. "Terima kasih telah meluangkan waktunya, Kie-san. Sekali lagi saya turut berduka cita atas meninggalnya Tanjurou-san." katanya sebelum ia benar-benar pergi.

"Saya juga berterima kasih karena Kuroichi-ojou sama mau berkunjung ke kediaman kami yang terhitung jauh ini." balas Kie dengan senyuman.

"Kebetulan saja saya melewati daerah ini, jadi tidak apa. Kalau begitu saya pamit, semoga Kami-sama selalu melindungi Kie-san dan keluarga." Shiroi berjalan menuruni gunung dan ia memutuskan untuk kembali ke rumah setelah lama "menghilangkan diri".

"Mereka pasti terkejut karena aku kembali. Selama 3 tahun tidak ada kabar dan jejak tiba-tiba saja kembali. Dan Otou-san pasti akan mengomel setelah ini." gumam Shiroi sebelum dirinya melesat melewati hutan ke hutan sebelum ia akhirnya tiba di kawasan kediamannya.

Selama 3 tahun ini, Shiroi tidak hanya berkelana menyusuri daerah-daerah yang jarang tersentuh. Selama 3 tahun itu juga, Shiroi mengembangkan kekuatan dalam dirinya. Baik fisik, batin, teknik pernafasannya, dan kekuatan Yin serta Yang miliknya.

Bahkan fisik Shiroi saat ini semakin terlihat perbedaannya daripada 3 tahun yang lalu. Wajahnya memang tidak terlalu berubah, akan tetapi badannya terlihat lebih tinggi. Jika ia memakai pakaian yang terhitung ketat, maka akan terlihat hasil latihannya selama 3 tahun ini.

"Tadaima." suara yang sudah lama tidak terdengar itu akhirnya memasuki kediaman yang sudah lama ia tinggalkan.

Beberapa kakushi yang kebetulan sedang bertugas di sana langsung memeriksa ke depan untuk memastikan jika suara itu benar milik Shiroi.

Shinobu(17) dan Yuriko yang kebetulan sedang bersantai di ruangan Shinobu juga ikut ke depan untuk memastikan sesuatu.

"Shinobu-nee, Okaa-san, minna tadaima." Yuriko yang akhirnya melihat batang hidung anaknya yang sudah 3 tahun tidak ada kabar langsung memeluknya, begitu juga Shinobu.

"Okaeri, Shiroi-chan. Kenapa kau susah sekali dilacak, Shiroi-chan? Kau tahu bagaimana paniknya kami begitu Kuro kembali dengan suratmu dan kau tidak bisa dilacak sama sekali setelahnya." Shiroi hanya tersenyum dan membalas pelukan kakak dan ibunya.

"Gomen na, Shiroi harus melakukan sesuatu. Dan agar para oni tidak tahu posisiku, Shiroi harus tidak meninggalkan jejak satu pun. Gomen na." balas Shiroi dengan nada lembut.

"Kaa-san tidak masalah, Shiroi-chan. Apa kau sudah menemui Kagaya-sama?" kata Yuriko menghapus air matanya yang mengalir, ia terlalu senang bertemu lagi dengan anaknya.

"Shiroi akan menemuinya setelah bertemu dengan kalian." jawab Shiroi membuka tudung jubahnya dan ada hal yang cukup membuat kakak serta ibunya kaget.

Garis wajah Shiroi semakin tegas namun masih ada kesan lembut. Mata dan rambut Shiroi juga berubah, dari yang awalnya hanya putih, kini menjadi putih dengan gradasi hitam; matanya dwiwarna dengan hitam ditengah dan garis lingkaran putih diluarnya, kemudian rambutnya sepunggung putih dengan hitam di ujungnya.

"Kau berubah, ya? Penampilanmu mirip dengan Hime yang Kaa-san kenal." kata Yuriko mengelus wajah Shiroi lembut.

"Apa aku mirip dengan Oba-san?" Yuriko terkejut, tentu, tapi ia langsung membenarkannya.

"Benar. Kaa-san sempat mengira kalau kau adalah dia, tapi kalian memang mirip satu sama lain." Shiroi hanya tersenyum lembut menanggapi Yuriko.

"Kebetulan rapat hashira akan segera dimulai, bagaimana kalau kita pergi bersama?" ajak Shinobu dan di setujui oleh Shiroi.

"Kaa-san akan menunggu ayah kalian. Pergilah, mereka pasti senang ketika melihatmu kembali." Shiroi pun berangkat ke markas Kisatsutai untuk melaksanakan rapat.

Selama perjalanan Shinobu menceritakan banyak hal yang sudah mereka alami selama 3 tahun. Shiroi juga ikut menceritakan beberapa pengalamannya kepada sang kakak.

Sesampainya di markas, terlihat para hashira yang diceritakan Shinobu sudah tiba beserta Kagaya dan anak-anaknya.

"Tadaima." satu kata dari Shiroi langsung mengalihkan seluruh atensi orang-orang yang ada di pertemuan.

"Kuroichi-sama./Kuroichi-san./Shiroi-chan./Shi-chan."

"Minna tadaima. Ohisashiburi desu ne?" seseorang langsung berlari dan memeluk Shiroi tanpa memperdulikan yang lainnya.

"Dasar kau ini, kau tahu betapa paniknya aku ketika kau tidak bisa dilacak sama sekali. Jangan membuat kami khawatir lagi, Shi-chan." orang itu tak lain adalah Kyoujurou(19) sendiri.

"Gomen na. Demi tidak dilacak oleh Kibutsuji, aku harus seolah menghilang. Sudah jangan menangis, Kyou-kun." Kyoujurou melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

"Syukurlah kau sudah kembali, Shiroi-chan. Bagaimana kabarmu selama 3 tahun ini?" Shiroi mendekati Kagaya dan duduk di sebelahnya.

"Kabarku baik, Kagaya-kun. Sepertinya kau banyak berubah, ya? Terakhir aku ingat kau masih sepundakku." balas Shiroi dengan santainya, menyebabkan beberapa hashira baru terkejut.

'Dia bisa berbicara santai dengan Oyakata-sama? Setinggi itu kah posisi Kuroichi-sama?' para hashira sudah tahu siapa Shiroi, namun beberapa dari mereka belum pernah melihat langsung sosok Shiroi.

"Kau juga banyak berubah, Shiroi-chan." Shiroi tertawa pelan sebelum ia melepas jubahnya dan menunjukkan dirinya yang sudah berubah.

Para hashira terpana dengan penampilan Shiroi yang berubah drastis dari 3 tahun yang lalu. Bahkan beberapa hashira sampai terdiam karena sosok Shiroi yang cantik bak putri yang turun dari kayangan.

"Ara ... Shiroi ternyata semakin feminim, ya." komentar Shinobu yang kagum dengan perubahan adiknya.

"Shinobu-nee juga banyak berubah. Tokorode ... Aku tidak melihat Kanae-nee sedari tadi. Kemana dia?" seketika ruangan langsung berubah menjadi sunyi.

Shiroi langsung bisa membaca keadaan dan memilih mendekati sang kakak yang terdiam. "Shinobu-nee, tolong ceritakan." Shinobu masih setia menunduk dan melepas haori yang ia pakai, kemudian memberikannya kepada Shiroi.

"Nee-san, dia sudah tiada. Dia tiada 3 bulan setelah kau pergi berkelana ... " Shiroi menerima haori itu dan ia mengenali haori yang kini ada di tangannya, haori milik Kanae.

"Kanae-nee ... Bagaimana bisa? Siapa yang Kanae-nee lawan ... " Shiroi masih menatap haori yang ada di tangannya dengan tatapan tidak percaya.

"Jougen 2." Shiroi langsung mengeluarkan aura permusuhan yang kuat, bahkan Yuriko yang sedang menunggu di rumah bersama Kazumi ikut merasakan aura yang Shiroi keluarkan.

"Douma ... Aku tidak akan memaafkanmu karena membunuh Nee-san." tapi aura permusuhan itu langsung mereda begitu ia memeluk haori Kanae.

"Bisakah aku berkunjung ke makamnya setelah ini?" gumam Shiroi kepada Shinobu. Shinobu mengangguk pelan dan kedua saudari itu berpelukan cukup lama.

"Maaf sudah mengungkit soal kematian Nee-san." kata Shiroi setelah suasana sedih itu sedikit berkurang.

"Tidak apa, Shiroi-chan. Sudah wajar jika kau menanyakan keberadaan kakakmu. Lalu, apa yang kau lakukan selama 3 tahun ini? Sampai kami tidak bisa melacakmu." balas Kagaya memaklumi.

"Hanya berkelana, menolong orang, berlatih, meneliti sesuatu, dan bertarung dengan oni. Aku sengaja menghilangkan jejak karena takut Kibutsuji itu tahu apa yang aku rencanakan." jawab Shiroi menatap ke arah langit.

"Kazumi-sama sampai panik karena gagaknya kembali dengan sepucuk surat darimu." Shiroi hanya tertawa hambar.

"Aku mungkin akan menerima omelan dari Otou-san. Oh ... Sampai lupa berkenalan dengan para hashira yang baru." Shiroi bangkit dari duduknya dan menunduk layaknya seorang bangsawan.

"Kuroichi Shiroi desu, Taikyokuzu hashira, peringkat Kinoe, dan adik dari Kochou Shinobu. Yoroshiku onegaishimasu minna-san." Shiroi memperkenalkan dirinya dan para hashira, termasuk Kyoujurou, Shinobu, dan Gyomei yang sudah lebih dulu mengenal Shiroi langsung menunduk hormat.

"Semoga Kami-sama senantiasa memberkati."

"Semoga kalian diberkati oleh Kami-sama, Amaterasu-sama, dan Tsukuyomi-sama."

Para hashira menyempatkan diri untuk berbincang ringan dengan Shiroi sebelum Shiroi pamit untuk pulang bersama Shinobu dan Kyoujurou. Sebelum benar-benar kembali, mereka bertiga mengunjungi makam Kanae dahulu dan menyempatkan diri untuk singgah di sebuah kedai makan.

"Aku tidak menyangka kau akan berubah drastis, Shiroi. Hanya dalam 3 tahun kau sudah menjadi seorang gadis dewasa sepenuhnya." kata Shinobu ketika mereka sedang menunggu pesanan mereka dihidangkan.

"Ayolah, Nee-san juga berubah kok. Sepertinya Nee-san terlalu banyak tersenyum." Shiroi.

"Nee-san dan kau sangat suka ketika aku tersenyum, bukan?" Shinobu

"Memang benar, tapi jika Nee-san keberatan... Shiroi tidak akan memaksa untuk terus tersenyum. Shiroi sangat suka Nee-san yang lama, tapi Shiroi juga suka Nee-san yang sering tersenyum." Shinobu tertawa pelan ketika melihat sang adik gelagapan karena takut dirinya salah paham dengan kalimatnya.

"Aku mengerti, Shiroi. Lalu, kalian berdua tidak ingin melanjutkan hubungan?" Shiroi yang sedang minum langsung tersedak karena pernyataan Shinobu.

"Apa maksudmu, Kochou?" kali ini Kyoujurou yang berbicara.

"Iya, bagaimana kelanjutan hubungan kalian? Aku tahu kalian saling suka, tapi jika hanya cinta dalam diam akan menyiksa, lho." Shiroi dan Kyoujurou langsung terdiam tanpa memandang satu sama lain, padahal mereka duduk berhadapan.

Hingga mereka selesai makan pun, keduanya masih terdiam. "Nee-san pergi misi dulu, kau istirahat dulu, Shiroi. Pasti lelah menempuh jarak jauh." Shinobu yang baru saja mendapatkan misi pun pamit.

"Nee-san kiwotsukete. Shiroi akan di kediaman kupu-kupu untuk beberapa hari." Shinobu meninggalkan Kyoujurou dan Shiroi yang masih terdiam tanpa ada niatan beranjak dari tempatnya.

"Nee ... Shi-chan. Apa kau ada waktu malam nanti?" akhirnya setelah lama terdiam, Kyoujurou mengeluarkan suara untuk pertama kali.

"E? Oh ... Ya, ada. Doushita, Kyou-kun?" Shiroi pun akhirnya menatap pemilik mata jingga yang selama ini ia sukai.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Tapi, kalau kau ada acara tidak apa. Kita masih ada lain waktu." tawar Kyoujurou yang nampaknya sedang malu-malu kucing, terlihat dari telinganya yang memerah.

"Aku kosong, kok. Kau jemput saja aku di kediaman kupu-kupu, aku akan menunggu. Aku duluan, Kyou-kun." Shiroi berjalan ke arah kediaman kupu-kupu, meninggalkan Kyoujurou sendirian.

"Semoga berhasil." gumam Kyoujurou sebelum ia berjalan ke kediamannya dengan hati yang berbunga-bunga.

Sementara Shiroi, ia baru saja memasuki kediaman kupu-kupu langsung disambut oleh suara sang ayah.

"Baru pulang?" tatapan Kazumi kepada Shiroi seperti memergokinya baru pulang setelah berhari-hari tidak pulang, padahal kenyataannya sudah 3 tahun ia tidak pulang.

"Otou-san ... Ta-tadaima. O-ohisashiburi desu." Shiroi mulai berkeringat dingin ketika ia menatap sang ayah yang sepertinya sudah siap dengan 1001 omelannya.

'Amaterasu-sama, Tsukuyomi-sama, tolong Shiroi.' tapi harapan itu tidak terwujud karena Shiroi tetap diomeli oleh sang ayah.

Shiroi hanya bisa diam mendengarkan omelan sang ayah yang panjangnya sudah seperti kereta. Yuriko sendiri juga hanya menonton tanpa ada niatan membela ataupun menambahkan omelan.

"Ha'i, moshiwakearimasen. Shiroi sudah salah karena memutuskan komunikasi dan menghilangkan jejak hingga tidak bisa dilacak." ucap Shiroi setelah sesi omelan Kazumi yang sudah 2 jam berlangsung.

"Hah ... Lain kali jangan seperti itu. Kau tahu bagaimana khawatirnya kami ketika kau menghilangkan jejak. Jika kau dalam bahaya, kami tidak bisa cepat menolongmu." pada akhirnya ayah dan putrinya itu saling berpelukan setelah 3 tahun tidak bertemu.

"Bagaimana kalau kita bersantai di halaman belakang sembari mendengarkan kisah Shiroi-chan ketika berkelana. Kaa-san sudah menyiapkan teh dan camilan." keluarga kecil itu menghabiskan sisa hari mereka dengan menceritakan dan mendengarkan cerita selama 3 tahun tidak bertemu.

⋇⋆✦⋆⋇
ℕ𝕖𝕩𝕥...
2024年03月16日(土)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top