第七章
第七章
[Chapter 7]
◆◇◆◇◆◇◆◇
"Tidak boleh."
"Ayolah, Otou-san. Hanya sebentar saja, lagipula Kuro akan selalu bersamaku. Onegai yo, Otou-san."
"Sudah kubilang tidak, berarti tidak. Kau lupa bagaimana gencarnya Muzan dan bawahannya mengejarmu begitu tahu jika kau adalah Hime dan masih bertahan hidup. Kau lupa jika kau pernah di ambang kematian hanya gara-gara bertarung dengan 3 Jougen sekaligus? Kau lupa akan hal itu?"
"Mou Otou-san ayolah ..." Kazumi dan Shiroi sudah berdebat sejak 1 jam yang lalu dan tidak ada yang mengalah, baik dari Shiroi maupun Kazumi. Shiroi tetap ingin berkelana, dan Kazumi tetap pada pendiriannya untuk tidak membiarkan Shiroi pergi berkelana.
"Mereka benar-benar serasi ketika bertengkar, ya. Tidak mau kalah." kata Kanae tertawa pelan ketika melihat ayah dan adik angkatnya sedang berdebat tanpa ada yang mengalah, tentunya ia melihatnya bersama dengan Yuriko dan Shinobu.
"Kau benar, Kanae-chan. Mereka keras kepala dan tidak mau mengalah." balas Yuriko yang tertawa geli karena melihat kemiripan dari putri dan suaminya.
"Mereka tidak akan membuat rumah hancur, bukan? Nichirin mereka mulai keluar dari sarungnya." berbeda dengan kakak dan ibu angkatnya, Shinobu justru khawatir dan panik jika keduanya berkelahi hanya karena perdebatan kecil.
"Kalau benar-benar berkelahi, tinggal lerai saja." jawab Yuriko dengan ringannya.
'Aku terkadang lelah dengan keluarga baru ini.' pikir Shinobu menepuk dahinya pelan.
Dan benar saja, ketika Shiroi dan Kazumi hendak berkelahi, Yuriko langsung maju dan menghentikan keduanya dalam satu kali pukulan. 'Okaa-san kuat./mengerikan.' pikir Kanae dan Shinobu ketika melihat aksi Yuriko.
"Kazu-kun, aku tahu maksudmu melarangnya berkelana. Tetapi Shiroi-chan sudah besar dan dia bisa menjaga dirinya sendiri, sudah saatnya dia tidak kita anggap sebagai anak kecil lagi." kata Yuriko lembut.
"Dan Shiroi-chan, tolong lembut sedikit dengan ayahmu, ya. Dia hanya tahu cara menyelesaikan masalah dengan bertarung, jadi lembutlah ketika meminta sesuatu, oke?" lanjut Yuriko menepuk pelan kepala Shiroi.
"Ha'i Yuri-chan/Okaa-san." jawab Kazumi dan Shiroi lesu.
"Yosh ... Jadi bagaimana kalau kita beri kesempatan Shiroi-chan untuk membuktikan kekuatannya? Dengan kata lain adalah ..."
"Tes penerus keluarga ... Hah ... Kau harus bertahan di dunia luar tanpa mengandalkan namamu atau gelarmu, jika kau berhasil bertahan selama 4 tahun maka kau lolos dan resmi menjadi penerus keluarga." Kanae dan Shinobu yang mendengar itu tentu saja merasa senang, berbeda dengan Shiroi yang hanya diam dengan wajah kebingungan.
"Tapi kan ... aku hanya ingin berkelana ... Kenapa tiba-tiba jadi tes penerus keluarga?" heran Shiroi dan seketika mereka semua terdiam tidak percaya.
"Bukannya itu alasanmu ingin berkelana?" tanya Shinobu yang ikut kebingungan.
Mereka semua mengira Shiroi berkelana karena ingin cepat di akui sebagai penerus keluarga Kuroichi, maka dari itu sang ayah melarangnya.
"Bukan itu! Aku memang hanya ingin berkelana. Aku bahkan belum ingin mengambil tes penerus keluarga, setidaknya aku ingin punya pasangan hidup dan anak dahulu sebelum melakukan tes itu." hening melanda dan tawa dari Yuriko memecahkan suasana hening tersebut.
"Ahahahaha ... Astaga ... Sia-sia juga kau memarahinya, Kazu-kun." Yuriko tertawa lumayan keras dan wajah Kazumi memerah karena malu.
"Kalau begitu, boleh. Asalkan tetap menjaga diri dan tidak gegabah. Tou-san akan keluar dulu sebentar." Kazumi langsung keluar rumah, malu karena sempat salah paham.
"Otou-san wa hen. Padahal cuma berkelana, kenapa sampai ke tes penerus keluarga? Lagipula Shiroi masih 13 tahun." gumam Shiroi yang sedikit jengkel dan heran dengan sang ayah.
"Sudah sudah, kapan kau akan berangkat? Kau harus mengurus persiapanmu, kan?" kata Kanae menepuk pundak Shiroi pelan.
"Rencana aku akan pergi 3 hari lagi, setidaknya hari ini aku akan pamitan dan besok mempersiapkan keperluan lagi." balas Shiroi memasang wajah berpikir.
"Sokka, kalau begitu keperluanmu apa saja bisa bilang ke Kaa-san. Nanti akan Kaa-san persiapkan." kata Yuriko yang sudah berhenti tertawa.
"Nee-san juga akan bantu menyiapkan obat-obatan yang sekiranya kau perlukan." sambung Shinobu yang tak kalah semangat.
"Arigatou na, Okaa-san, Shinobu-nee. Kalau begitu aku pamit ke tempat Kyou-san dulu, aku ingin pamit dengan keluarganya sekalian." Shiroi bangkit dari posisinya untuk bersiap ke rumah Kyoujurou.
"Shiroi-chan, bisa sekalian tolong berikan ini kepada mereka ya. Kaa-san kemarin lupa memberikan ini kepada mereka jadi minta tolong, ya." cegah Yuriko memberikan sebuah keranjang yang ditutupi oleh sehelai kain.
"Wakarimashita, jaa ittekimasu." Shiroi memakai geta(sandal Jepang) dan berlari kecil ke arah rumah keluarga Rengoku.
"Shiroi sangat semangat, ya, setiap kali ke rumah Rengoku-san." komentar Kanae setelah Shiroi berjalan cukup jauh.
"Biarkan saja, namanya juga jatuh cinta. Dulu Kaa-san juga seperti itu dengan Kazu-kun." balas Yuriko tertawa pelan.
"Kalau begitu Kanae ke pasar dulu. Ittekimasu, Okaa-san." Kanae keluar rumah dan kehidupan dalam kediaman kupu-kupu kembali normal.
Di sisi Shiroi, ia baru saja sampai di depan gerbang kediaman keluarga Rengoku dan bertemu dengan Shinjurou yang baru saja pulang dari pasar—terlihat dari belanjaan yang ia bawa.
Shinjurou memutuskan untuk pensiun dari Kisatsutai sejak 6 tahun yang lalu karena ia harus merawat Ruka yang sakit.
Sebagai seorang dokter dan teman dekat Kyoujurou, Shiroi kerap mengunjungi kediaman Rengoku ketika ada waktu dan ketika waktu pemeriksaan rutin Ruka.
"Shin-ji san, konnichiwa." sapa Shiroi dengan penuh senyuman.
"Shiroi, kenapa kau kemari? Ini bukan jadwal pemeriksaan rutin, kan?" tanya Shinjurou dengan senyuman andalannya.
"Sebenarnya saya kemari karena hal yang ingin saya katakan dan kemarin Ruka-ba san baru saja diperiksa, kok. Bisakah kita bicara di dalam saja?" kata Shiroi tanpa melunturkan senyumannya.
"Kalau begitu, masuklah. Ruka pasti senang ketika melihat anak perempuan kesayangannya datang." kata Shinjurou sedikit menggoda Shiroi, Shinjorou merangkul Shiroi ketika keduanya akan masuk ke kediaman.
"Shin-ji san yamenasai." Shinjurou hanya tertawa ringan setelah menggoda Shiroi. Shiroi hanya bisa memasang wajah cemberut setelah berhasil digoda oleh Shinjirou.
"Ojamashimasu./Tadaima." keduanya masuk ke dalam kediaman Rengoku bersamaan dan langsung disambut oleh Senjurou(10).
"Chichi-ue, okaerinasai. Shiroi-nee sama, irrashaimase." sambut Senjurou dengan senyuman lebar.
Senjurou selalu merasa senang jika Shiroi datang berkunjung, entah itu untuk menemui kakaknya atau memang jadwal pemeriksaan rutin sang ibu. Bagi Senjurou, Shiroi adalah kakak perempuan yang ia idamkan.
"Sen-kun hisashiburi, bagaimana keadaan kalian?" kata Shiroi menyamakan tingginya dengan Senjurou dan mengelus kepalanya pelan.
"Kami baik, Shiroi-nee sama. Tetapi tadi malam Haha-ue sempat batuk sampai berdarah." balas Senjurou dengan wajah yang sedikit murung.
"Nanti akan Nee-san periksa lagi keadaan beliau, oke? Jangan khawatir, ya. Lalu, apa kakakmu ada di rumah?" balas Shiroi yang setia dengan senyumannya, ia sedikit mencuri pandang ke sekitar rumah untuk mencari Kyojurou.
"Aniki masih dalam misi dari bulan kemarin dan belum pulang hingga saat ini." jawab Senjurou mempersilahkan Shiroi masuk dan membukakan pintu ke kamar Ruka.
'Kurasa aku tidak bisa pamit ke Kyou-kun. Padahal ada yang ingin aku berikan padanya.' senyuman di wajah Shiroi sedikit memudar untuk beberapa saat, namun tidak ada yang menyadarinya.
"Ruka-ba san, Shiroi datang." Shiroi masuk dengan nada yang ceria, berbanding terbalik dengan hatinya yang sedang murung.
"Shiroi ka? Masuklah sayang." tanpa di perintah dua kali, Shiroi langsung masuk dan memposisikan dirinya di sebelah Ruka.
"Bagaimana kabar Ruka-ba san? Sen-kun bilang kalau Ruka-ba san sempat batuk sampai berdarah." balas Shiroi tanpa menurunkan keceriaannya.
"Hanya batuk biasa, tapi selebihnya baik-baik saja. Terima kasih sudah menghawatirkanku, Shiroi." Ruka mengelus pelan kepala Shiroi dan tak lama Senjurou masuk dengan membawa minuman untuk mereka.
"Shin-ji san kemana?" tanya Shiroi ketika belum melihat keberadaan Shinjurou sedari mereka memasuki kediaman.
"Chichi-ue sedang berbicara dengan seseorang di depan, nanti beliau akan kemari. Silahkan tehnya, Shiroi-nee sama." balas Senjurou menuangkan teh ke dalam gelas Shiroi.
"Arigatou gozaimasu, Sen-kun. Sebenarnya saya kemari karena ingin menyampaikan sesuatu, tapi karena Kyou-kun tidak ada di sini, jadi saya ingin kalian menyampaikan kepadanya jika—" belum selesai Shiroi berbicara, seseorang masuk ke ruangan mereka dan itu adalah Shinjurou dengan wajah panik.
"Gomen, ada kabar jika Kyoujurou pulang dari misi dalam keadaan terluka parah." tanpa basa-basi, Shiroi langsung pamit dan kembali ke kediaman kupu-kupu.
"Kyou-kun!" Shiroi langsung masuk ke dalam ruangan yang digunakan untuk merawat Kyoujurou. Di sana ia langsung disambut oleh tatapan dari orang yang ia cari.
"Shi-chan, bukannya kau sedang di rumahku?" pertanyaan Kyoujurou tidak dibalas dengan jawaban yang diinginkan, namun dibalas dengan pelukan.
"Kau tahu betapa khawatirnya aku ketika dengar kabarmu dari Kakushi yang datang. Apa yang sakit? Kenapa kau bisa seperti ini? Misi apa yang kau lakukan? Dengan siapa kau bertarung?" Shiroi langsung menjadi cerewet begitu ia yakin jika Kyoujurou baik-baik saja.
'Dia langsung cerewet.' pikir orang-orang yang ada di ruangan tersebut; Kyoujurou, Shinobu, dan Yuriko.
"Sudahlah Shiroi-chan. Jika kau omeli terus, Kyoujurou-kun tidak akan pulih." kata Yuriko menenangkan putri semata wayangnya.
"Tapi dia pasti terluka karena tidak ingin kabur dari pertarungan, aku akan tetap cerewet." Shiroi sadar jika dia itu cerewet, namun ia tidak peduli.
"Aku tidak apa, Shi-chan. Hanya terluka karena bertarung dengan Kagen(Iblis bulan bawah), tapi tidak apa. Tidak separah misi pertama, kok." balas Kyoujurou mengelus kepala Shiroi, menenangkannya.
"Tetap saja itu membuatku khawatir." gumam Shiroi yang sepertinya menahan tangis. Sudah dua kali ia mengkhawatirkan Kyoujurou yang pulang dari misi dengan luka parah.
Yang pertama saat Kyoujurou selesai misi pertamanya, saat itu gendang telinga Kyoujurou pecah dan menyebabkan pendengaran Kyoujurou kurang baik.
Saat itu Kyoujurou pulang dengan keadaan luka parah dan Shiroi yang kebetulan tidak ada misi, langsung merawat Kyoujurou dengan perasaan khawatir memenuhi dirinya.
"Gomen na. Jangan menangis, oke? Cantiknya hilang nanti." hibur Kyoujurou, akan tetapi malah mendapatkan jitakan dari Shiroi.
"Baka! Jangan mengatakan hal itu di sini!" Shiroi langsung bersembunyi dibalik Yuriko yang memperhatikan keduanya sejak tadi. Shinobu sudah tidak ada di ruangan itu karena ada kisatsutai yang harus diperiksa.
"Ara ... Kenapa malu, Shiroi-chan? Bukankah wajar, ya?" goda Yuriko dan hanya di balas gelengan oleh Shiroi.
"Aku akan menunda keberangkatanku hingga Kyou-kun sembuh dulu." Shiroi pamit keluar dan ia bersembunyi di kamarnya yang tidak jauh dari kamar rawat Kyoujurou.
"Dia mengatakan apa tadi?" tanya Kyoujurou dengan rasa penasaran.
"Dia ingin menunda keberangkatan hingga kau sembuh. Dia ke rumahmu karena ingin pamitan sebelum berkelana, tapi karena kau kembali dengan luka parah ... Jadi, dia menundanya." balas Yuriko mendekati Kyoujurou dan mengelus kepalanya pelan.
"Berkelana? Kenapa dia ingin melakukannya? Dia berkelana dengan siapa?" tanya Kyoujurou dengan rasa penasaran tinggi.
"Sendiri. Kami bahkan sempat mengira jika dia ingin mengambil tes penerus keluarga, tapi ternyata dia hanya ingin berkelana." balas Yuriko berjalan ke arah jendela dan mengamati langit yang kebetulan sedang cerah.
"Sokka ... Padahal dia sedang diburu oleh para oni, tapi dia tetap ingin keluar melihat dunia." gumam Kyoujurou menatap tangannya yang terbalut oleh perban.
"Dia anak yang berani mengambil resiko, dan juga anak yang kuat. Padahal di keturunan kami, anak perempuan yang di takdirkan sebagai Hime hanya bisa bertahan hingga usianya 10 tahun."
"Termasuk saudariku yang saat itu juga memiliki takdir yang sama, tapi ia tidak bertahan." Yuriko sejenak mengenang masa lalunya ketika ia masih bersama keluarga besarnya.
"Saudariku mirip sekali dengan Shiroi-chan, bahkan aku sempat mengira jika Shiroi-chan adalah reinkarnasi dari saudariku."
"Tapi kenyataannya, saudariku sudah tenang di alamnya dan Shiroi-chan adalah jiwa baru yang lahir dari rahimku." Yuriko menceritakan masa lalunya dengan tatapan sendu, mengingat momen indah yang dulu ia pernah lalui.
Kyoujurou yang sedari tadi mendengarkan kisah masa lalu Yuriko langsung bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa keluarga Shiroi dan Kuroichi memiliki takdir yang rumit. Ia pernah mendengar cerita dari Kazumi tentang keluarga Kuroichi dan cerita itu tidak jauh berbeda dari apa yang Yuriko katakan tadi.
Kazumi punya saudari juga, yang kebetulan menerima takdir Hime. Akan tetapi yang berbeda adalah saudari Kazumi meninggal karena dijadikan semacam "tumbal" kepada salah satu Jougen oleh ibu mereka. Belum genap usia saudari Kazumi 10 tahun, saudarinya harus meninggalkan mereka karena ulah ibu mereka.
"Kyoujurou-kun, sebaiknya kau istirahat. Shiroi-chan akan terus mengomelimu jika kau tidak cepat pulih." Yuriko meninggalkan Kyoujurou sendirian di ruang rawatnya tanpa memperlihatkan bagaimana raut wajahnya.
"Nee-chan ... Aitakatta yo." Yuriko pamit untuk kembali ke kediamannya bersama Kazumi yang baru saja kembali entah darimana.
Singkat cerita, Shiroi baru pergi berkelana setelah 2 minggu kemudian. Awalnya ada beberapa hashira dan kenalannya yang tidak rela Shiroi berkelana sendiri, masih berbahaya keadaannya.
Tetapi Shiroi berhasil meyakinkan mereka dan mulai berkelana dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Shiroi juga sempat memetakan lokasi yang ia kunjungi, sebagai dokumentasi.
Semuanya berjalan normal tanpa adanya halangan walau berkali-kali Shiroi berpapasan dengan Jougen atau bahkan Muzan sendiri. Shiroi berhasil lolos dengan teknik yang ia pelajari dari kekuatan Yin dan Yang miliknya.
Hingga 3 tahun tidak sadar sudah terlewati begitu saja. Shiroi menginjak usia 16 tahun dan kini ia berada di lokasi terakhir dari pengelanaannya, di sebuah desa dekat dengan gunung bersalju.
"Lokasi terakhir ... Huft ... Setelah 3 tahun berkelana ... Akhirnya sampai di desa ini. Semoga bisa bertemu dengan Kamado Tanjurou-san." gumam Shiroi sebelum ia memasuki wilayah desa.
Desa tersebut nampak damai tanpa adanya aura oni yang berkeliaran. Penduduknya ramah dan kehidupan mereka berjalan normal tanpa adanya kekhawatiran terhadap oni.
"Itta—" Shiroi melihat seorang gadis terjatuh karena tersandung hingga bawaan yang ia bawa tercecer di tanah.
"Ojou-chan daijoubu?" tanya Shiroi menolong gadis yang terjatuh itu.
"Watashi daijoubu desu, Onee-san. Arigatou gozaimasu." gadis itu menundukkan badannya atas pertolongan Shiroi.
"Tapi lututmu berdarah, ayo Nee-san obati dulu sebelum infeksi." mata Shiroi tidak bisa lepas dari luka yang gadis kecil itu terima.
"Ini tidak masalah, Onee-san. Saya harus lanjut mengantarkan arang ini ke Ojii-san di pinggir desa sebelum Onii-chan mencari." jawab gadis itu menolak dengan halus.
"Nee-san memaksa, Ojou-chan. Ini harus segera dibersihkan dan diobati walau hanya luka kecil. Nanti akan Nee-san bantu antarkan arangnya." mau tidak mau gadis itu menerima kebaikan Shiroi dan sesuai apa yang dikatakannya, Shiroi membantu gadis itu mengantarkan arang ke tempat tujuan.
"Kamado-chan ka ... Ayo masuk ke dalam, terima kasih sudah diantarkan arang pesanannya." ucap kakek yang memesan arang dari gadis itu.
"Tidak masalah, Ojii-san." singkat cerita gadis yang di tolong Shiroi menyelesaikan tugasnya dan kembali ke tempat saudara-saudaranya berkumpul.
"Ano ... apakah namamu tadi Kamado?" tanya Shiroi ketika gadis itu akan kembali setelah mengantarkan arang.
"Aa ... Ha'i, watashi no namae wa Kamado Nezuko desu. Terima kasih sudah merawat luka saya tadi." kata gadis bernama Kamado Nezuko(11) itu seraya menundukkan badannya.
"Apa kau kenal Kamado Tanjurou-san?" Nezuko yang awalnya masih membereskan barang bawaannya, langsung menatap Shiroi dengan wajah terkejut.
"Bagaimana Onee-san tahu ayah saya?" tanya Nezuko dengan wajah terkejut.
"Saya sempat berkomunikasi dengannya 5 tahun yang lalu dengan surat. Apakah Nee-san bisa bertemu dengan beliau?" Nezuko tampak terdiam beberapa saat sebelum bergumam.
"Otou-san ... sudah meninggal tiga tahun yang lalu." pendengaran Shiroi yang memang tajam tentu bisa mendengar gumaman Nezuko.
"Saya turut berduka cita atas meninggalnya beliau. Maaf sudah mengungkitnya." balas Shiroi dengan perasaan bersalah.
"Iie, daijoubu desu. Saya hanya terkejut Onee-san kenal dengan ayah saya." Shiroi menatap mata Nezuko untuk beberapa saat sebelum ia menepuk pelan kepalanya.
"Bolehkah Nee-san ikut denganmu pulang? Kalian masih kecil untuk pulang sendirian lewat gunung dan Nee-san juga ingin bertemu dengan keluargamu, boleh?" Nezuko mengijinkannya dan mereka pun bertemu dengan rombongan keluarga Kamado yang ikut ke desa.
⋇⋆✦⋆⋇
ℕ𝕖𝕩𝕥...
2024年03月15日(金)
Note from Amy:
Halo👋 ehe...
Sudah berapa bulan ya tidak saya up... 3 bulan ya? Ehe... Gomen ne~
Bukan bermaksud menelantarkan, hanya saja... Hehe... buntu sesaat...
Oke, Amy akan coba sesering mungkin up. Amy sedikit santai karena uprak sudah selesai... Tinggal US... Hehe...
Kalian yang tahun" terakhir semangat juga ya. Yang lainnya juga semangat juga menjalani hidup, okey
Jaa ne~(´∩ω∩`)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top