5
Kicau burung terdengar merdu, udara sejuk menerpa wajah. (Name) menghirup oksigen sebanyak mungkin, ia merasa seperti sudah terkurung di suatu tempat pengap untuk waktu yang lama. Keranjang cucian disanggul pada pinggulnya, ia baru saja selesai menjemur beberapa kain dan pakaian. Matanya menelusuri pemandangan indah dari atap kediaman Phanthomhive. Hanya ada hutan sejauh mata memandang, jauh di ujung hutan terdapat sebuah danau indah yang berhasil membuat dirinya penasaran.
"Kapan kapan aku kesana." Gumam nya seraya berbalik hendak kembali turun.
"(Name)!"
Namun langkahnya tertahan setelah sebuah teriakan meneriaki namanya. Ia mengurungkan niat. Dirinya kembali berhimpitan dengan pembatas atap, menatap kebawah. Ada Sebastian disana.
Seketika ingatan kemarin lusa terlintas di kepalanya, wajahnya sedikit terasa panas.
"A-ada apa?" Tanya nya setengah berteriak.
"Lemparkan keranjang cucian mu."
"Untuk?"
"Lempar saja cepat."
Gadis itu segera melepas keranjang nya kebawah, harap-harap Sebastian menangkapnya dengan tepat.
"Terimakasih." Ucap pria itu setelah mendapatkan apa yang ia inginkan kemudian berlalu entah kemana.
"Ha?"
《♡●●♡●●♡●●》
"Ini daftar belanja yang akan kau beli." Ucap kepala pelayan seraya memberikan secarik kertas padanya.
Ia tatap deretan tulisan disana dengan cermat, mengabaikan Sebastian yang menunggu sebuah pertanyaan darinya.
"Apa aku pergi sendiri?"
Sebastian mengangguk singkat, "semua sibuk mengurus pekerjaan mereka masing-masing. Maaf (name) kau bisa sendiri kan? Kita harus membuat lady Elizabeth bahagia dengan acara ulang tahun nya."
(Name) menghela nafas. Ia memasukkan kertas kedalam saku.
"Baiklah."
"Jangan lama karena aku memerlukan bahan itu secepatnya."
"Iya iya aku berangkat dulu." (Name) berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.
Sebuah keganjalan yang tiba-tiba datang membuat langkahnya tertahan. Tangan ramping nya itu tak jadi memutar knop pintu, ia lalu berbalik kembali menatap Sebastian.
"Dengan apa aku ke pasar?"
"Benar juga. Ah aku akan memberikan mu kereta kuda."
"Tapi itu kan milik bõcchan."
"Bõcchan pasti mengerti tenanglah. Tunggu sebentar ku siapkan kereta kudanya dulu."
《♡●●♡●●♡●●》
Karena perintah Sebastian yang menyuruhnya untuk cepat membuat ia harus berlari dari satu toko ke toko lain nya. Sudah ada tiga keranjang penuh di kedua tangan nya. Hanya tinggal satu barang lagi dan selesai sudah tugasnya.
Dengan tubuh kecilnya ia berhasil menyelinap diantara kerumunan orang. Bergerak gesit seakan diburu waktu.
"Akh!"
Namun dirinya gagal untuk kali ini.
Tanpa sengaja ia menabrak seseorang dengan cukup keras. Beberapa barang belanjaan nya terjatuh berceceran. (Name) mendesah kecewa.
Tanpa mempedulikan seseorang yang telah ia tabrak menurutnya belanjaan itu lebih penting.
"Maaf maaf aku membuat belanjaan mu terjatuh."
"Eh? Aah...ma-maafkan saya sungguh maafkan saya."
Seorang pria dengan surai perak tersenyum seraya menggeleng. Ia membantu (name) mengumpulkan barang barang nya kemudian membantu dirinya berdiri.
"Terimakasih tuan..."
"Earl Charles Grey." Sambungnya cepat.
(Name) segera menyadari seseorang dihadapan nya tersebut setelah melihat lencana ratu di bahunya. Ia segera membungkuk hormat.
"Maafkan kelancangan saya tuan."
"Ya memang sakit tapi ku rasa masalah mu lebih serius, kalau boleh tau kenapa kau terburu buru?"
"Saya diburu waktu sebab itulah-ah tuan maafkan saya, saya tak ada waktu untuk berbicara. Kalau begitu saya ijin pamit."
Tidak menunggu jawaban dari pria bernama Earl, gadis itu langsung pergi begitu saja. Berlari kecil kemudian menghilang diantara kerumunan.
Earl menatap punggung gadis tersebut seraya menyunggingkan senyum tipis diwajah tampan nya.
"Ku rasa aku kenal dia."
《♡●●♡●●♡●●》
"Sebastian ini pesanan mu!" Teriak (name) seraya berlari.
"Kenapa lama sekali? Kita hampir kehabisan waktu kau tahu?" Sebastian segera menyambar ke empat keranjang dari tangan (name).
Yang namanya iblis tetaplah iblis. Tanpa memberikan waktu istirahat untuk (name) ia langsung menyuruh gadis tersebut membantu Finny di kebun.
"Tunggu aku istirahat du-"
"Tak ada waktu, ku bilang sekarang."
"Baiklah." (Name) segera berlari menuju kebun.
《♡●●♡●●♡●●》
Diluar turun hujan. Tak deras memang namun cukup besar dan cukup dingin hingga masuk ke kediaman Phanthomhive. (Name) sepertinya faham mengapa Sebastian memberinya perintah untuk membantu Finny. Remaja itu tak akan bisa merapihkan kebun jika hujan turun sederas ini.
"Finny!"
"Syukurlah kau datang (name) san! Tolong bantu aku." Rengek nya.
"Ada apa?"
"Banyak mawar yang mati dan bõcchan tidak akan suka melihatnya." Jelas Finny.
(Name) mengedarkan pandangan ke seluruh taman dan memang benar banyak mawar yang sudah layu dan mengering. Dibawah hujan sederas ini dengan pakaian maid yang terlalu besar sepertinya akan memakan waktu cukup lama.
"Finny kau punya gunting?"
"Ada tapi gunting untuk tangkai mawar, tak apa?"
"Hn, berikan padaku."
Setelah Finny memberikan gunting padanya gadis itu segera memotong bawahan seragam maid nya hingga sebatas lutut. Finny tersentak melihatnya.
"Ha! (Name)- san?"
"Susah bergerak jika tak ku potong. Ayo ku bantu kau mencabut mawar yang mati."
"Ba-baiklah."
《♡●●♡●●♡●●》
Sebastian menatap puas hasil kerjanya, tentu saja dengan bantuan Mey-rin dan Brad. Kue besar tiga tingkat telah berdiri rapih diatas meja ruang tengah. Beberapa tumpukan minuman dan dessert berjejer rapih di setiap sudut ruangan. Dinding dan beberapa hiasan ulang tahun lain nya sudah terpasang rapih dan cantik.
Sebastian mengangguk puas ketika melihat beberapa tumpuk mawar menghiasi setiap sudut ruangan. Mawar itu akan diberikan kepada setiap tamu laki-laki untuk acara dansa nanti.
Ia menghela nafas melihat Mey-rin, Finny serta Brad saling bersenderan bahu di pojok ruangan.
"Finny ganti pakaian mu kau bisa mengotori lantai."
Akibat Finny bangun secara tiba-tiba membuat kedua teman nya itu jatuh menghantam lantai.
"Baik!" Tanpa merasa bersalah ia segera pergi.
"Ah tunggu Finny." Tahan Sebastian.
"Ya? Sebastian-san?"
"Dimana (name)?"
"Sepertinya ada diruangan nya."
"Baiklah kau boleh pergi. Mey-rin, Brad kalian sebaiknya cepatlah berganti. Acara akan dimulai satu jam lagi."
《♡●●♡●●♡●●》
"Apa semua sudah selesai?"
"Ya, bõcchan sesuai perintah anda dan keinginan lady." Jelas Sebastian seraya mengancingkan pakaian Ciel.
"Kue besar itu?"
"Anda bisa melihatnya sendiri nanti."
Sebastian berdiri setelah selesai memasangkan kedua sepatu pada kaki Ciel. Kepala keluarta muda tersebut turun dan meminta Sebastian memandu nya ke ruang tengah.
"Aku ingin semua pelayan ku menghadiri acara ini. Elizabeth akan sedih nantinya."
Sebastian menunduk hormat, "yes, my lord."
《♡●●♡●●♡●●》
Tubuhnya akan menyentuh lantai jika saja ia tak sempat berpegangan pada pegangan kursi. Pusing menghantam kepalanya, ia berdesis kecil berusaha menghilangkan rasa sakit.
"(Name) kau ada di dalam?"
Suara Mey-rin segera membuatnya memasang sikap normal, seolah tak terjadi apapun padanya.
"Ya masuklah."
Gadis bersurai itu muncul setelah membuka pintu. Mereka saling bertatapan untuk beberapa detik.
"Ada apa dengan pakaian mu?"
(Name) menatap pakaian nya yang berantakan.
"Oh ini. Aku habis membantu Finny di kebun tadi."
Mey-rin mengagguk, "kau benar baik-baik saja kan? Wajah mu sedikit memerah."
Mey-rin berjalan mendekat hendak menyetuh dahinya akan tetapi gadis tersebut segera mundur beberapa langkah menghindarinya.
"A-aku tak apa sungguh hanya sedikit kedinginan. Setelah berganti pakaian semua akan baik-baik saja."
Gadis dihadapan nya terbungkam, menciptakan kecanggungan yang cukup terasa.
"Baiklah kalau ada sesuatu beritahu pada ku. Bõcchan sudah memberikan kostum pada mu kan? Sebaiknya kita segera berganti."
(Name) mengangguk, "baik."
《♡●●♡●●♡●●》
Sebastian dan Ciel menyambut para tamu yang hadir di depan pintu. Mereka membungkuk hormat seraya mengucapkan kalimat terimakasih. Sementara (name) melayani para tamu didalam dengan menawarkan minum padanya.
Ah...dirinya lemas untuk berjalan. Ia sebenarnya ingin duduk sejenak untuk mengisi tenaga namun hal itu pastinya akan mengundang kecurigaan Mey-rin serta Sebastian.
"Selamat datang tuan, anda ingin anggur?" Tawarnya pada seorang pria bersurai coklat pendek.
"Tidak, nanti saja." Jawabnya singkat kemudian berlalu.
(Name) tak menyerah ia kembali menawarkan minuman pada tamu lain nya.
"Selamat datang tuan, anda ingin anggur?"
"Ha! Kau gadis yang tadi." Ucap seorang pria dihadapan nya.
(Name) ikut terkejut melihat tamunya yang datang. Ia segera membungkuk hormat.
"Ah tuan Earl Charles Grey. Senang anda bisa menghadiri acara ini."
"Wah kau langsung menghafal nama lengkap ku, itu luar biasa."
"Terimakasih atas pujian nya. Anda ingin anggur?"
"Boleh."
"Baik saya ambilkan terlebih dahulu."
《♡●●♡●●♡●●》
Sebastian berdiri tegak di hadapan ke empat anak buahnya. Wajahnya penuh akan keseriusan.
"Baiklah aku harap kalian tak membuat kesalahan. Jaga nama baik bõcchan dan buat lady Elizabeth senang, kalian faham?"
"Faham!" Jawab mereka serempak.
"Bagus." Mata merah Sebastian tertuju pada (name) yang sedari tadi menghela nafas. Dari hanya melihat pria itu tahu kondisi (name), gadis itu tidak baik baik saja.
"(Name) kau baik baik saja?"
Yang ditanya tersentak terkejut seakan ia melamun.
"Ah..iya iya aku baik."
"Sungguh? Kau bisa memilih istirahat."
"Tidak, aku sudah bekerja keras untuk acara ini. Setidaknya ini acara pertama untuk ku sebagai pelayan tuan Ciel."
Sebastian terdiam sesaat. Ia tatap wajah kemerahan itu dengan khawatir kemudia menghela nafas.
"Baiklah tapi ku sarankan kau berjaga dipojok ruangan saja, karena jika kau pingsan akan repot nantinya."
(Name) mengangguk faham. Sakit di kepalanya semakin terasa.
"Baiklah ku bacakan jadwal acaranya. Acara pembuka tentu saja perayaan hari ulang tahun lady kemudia dilanjut dengan acara makan dan dansa. Kesatria ratu juga turut hadir jadi diharap kalian tak membuat keributan yang akan-"
Brugh.
Tubuh (name) terjatuh menghantam lantai kayu membuat ucapan Sebastian terpotong. Finny yang berada tepat disampingnya segera sikap mengangkat tubuhnya.
"(Name) san!"
Semua ikut panik akibat (name) yang roboh secara mendadak tersebut.
"Sebastian san, tubuhnya panas."
Sebastian melepas sarung tangan putihnya untuk memeriksa suhu badan (name). Keningnya berkerut dalam.
"Demam. Finny, berapa lama kau dan (name) di kebun?"
"Hampir dua jam."
"Pantas saja. Bawa dia ke ruangan nya terlebih dahulu, para tamu sudah menunggu."
"Tapi tak ada yang menjaga nya." Sela Brad.
"Biar aku yang menjaganya." Mey-rin menengahi.
"Kau bisa?" Tanya Sebastian.
Yang ditanya mengangguk mantap.
"Baiklah. Finny bawa gadis itu ke ruangan cepat. Sekarang."
Finny mengagguk. Remaja itu segera berlari di ikuti Mey-rin. Sebastian kembali menghela nafas.
"Kalau ingin bohong rencanakan di awal dong." Gumam nya yang masih bisa terdengar oleh Brad.
"Kalau begitu akan ku coba."
"Apanya?"
"Bohongnya. Akan ku susun rencana untuk berbohong."
"Kau ini. Baik tak ada waktu, ayo kita layani para tamu itu."
-Halimah2501-
Dia sakit gegara kau abang iblis 😬
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top