13
Pagi ini mungkin ia merasa sudah terbangun dari tidur namun sikap Sebastian membuatnya berfikir bahwa ia masih berada di dalam mimpi. Pelayan pria itu dengan tiba-tiba masuk ke kamar, membawa beberapa makanan di atas nampan lalu menanyakan keadaan nya.
"Aku baik-baik saja, kenapa memangnya?"
"Aku bertanya yang di sini." Ucapnya seraya mengelus perut (name) yang sedikit membuncit.
Sontak wajahnya sedikit memerah karena hal itu dan ia membiarkan Sebastian mengelus sepuasnya.
"Kau yakin ingin menjaganya sampai lahir?"
"Kau tidak ingin tanggung jawab?"
"Bukan masalah ingin atau tidak...," Ia kemudian berhenti mengelus lalu mendudukan diri di sebelah kasur.
"... Aku iblis dan kau tau tentang hal itu. Mengandung anak iblis bukanlah-"
(Name) meletakkan telunjuk tepat pada bibir Sebastian. Wanita itu tersenyum sejenak.
"Aku tahu resiko nya. Itu juga tergantung dari mu Sebastian karena."
Karena anak yang lahir dari hasil persilangan iblis dan manusia akan dimakan oleh sang iblis. Banyak kasus yang ia temui di London dan sudah tidak sedikit wanita yang mengalami nya.
Wanita manusia jatuh cinta pada iblis ataupun sebaliknya yang sang iblis itu sedang berubah bentuk menjadi manusia kemudian mereka saling menyayangi hingga menghasilkan darah daging. Anak tak bersalah itu ketika lahir bukan nya dirawat hingga dewasa melainkan dijadikan santapan untuk sang iblis.
Namun ada juga yang dirawat hingga dewasa. Itu dikarenakan wangi dari bayi yang baru lahir memikat nafsu iblis hingga sangat kuat, membuatnya merasa sangat kelaparan sampai darah pun tak dapat menutupi rasa lapar nya itu.
Anak iblis yang hidup sampai dewasa mereka harus berjauhan sampai wangi anak itu hilang sepenuhnya.
Dengan kata lain jika Sebastian tidak ingin memakan anak ini, (name) harus berpisah dengan nya sebelum melahirkan hingga usia anak nya mencapai sepuluh tahun.
"Sebastian?"
Lamunan itu buyar begitu suara (name) memanggil nya. Ia lalu tersenyum dengan mengelus pipi nya lembut.
"Aku sudah tahu resiko nya. Apa kau ingin berpisah?"
Bocchan akan marah jika ia mendengar pertanyaan Sebastian. Anak itu padahal yang memberikan tanggungjawab untuk menjaga (name) padanya.
"Berpisah? Kemana lagi aku harus pergi?"
"Merrie yang akan menjaga mu. Membantu mu mengurusnya. Bukan berarti aku tidak ingin tanggung jawab tapi-"
"Aku mengerti. Untuk sekarang biarkan aku tinggal di sini. Masih ada tiga bulan lagi mendekati kelahiran. Saat usianya sudah mendekati sembilan bulan aku akan pergi."
Sebastian tidak ingin namun ia harus melakukan nya. Melepaskan wanita ini demi keselamatan nya serta anak mereka.
Mereka.
Sebastian tak lagi ragu untuk mengakui janin itu adalah anak nya. Ia juga sudah tidak ragu untuk menganggap (name) sebagai wanitanya.
Tangan kiri diraih, ia mengambil cincin dari saku kemudian memasangkan nya pada jari manis (name)
"(Name) bertunangan lah dengan ku. Kelak anak itu dewasa aku akan menjemput mu." Ia mencium permukaan tangan nya.
"Kau mengikat ku?"
"Ya, dan tidak akan pernah ku lepaskan sampai kapanpun."
Kekehan pelan terdengar. Dasar memang iblis pria satu ini. Tadi dia menunjukkan ekspresi khawatir dan sekarang wajah khawatir itu lenyap, digantikan dengan ekspresi serius yang menggoda.
(Name) mengelus pipi Sebastian dengan lembut.
"Aku milik mu, sampai kapanpun jadi jangan khawatir."
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Memangnya kau fikir apa yang kau lakukan?"
Suara Bocchan membuatnya sedikit terkejut. Ia refleks berhenti membersihkan permukaan meja lalu menoleh menatap tuan nya.
"B-bocchan." (Name) menunduk memberi hormat.
"Apa yang kau lakukan? Membersihkan rumah? Kau fikir bagaimana keadaan mu sekarang (name)?"
"Tapi bocchan jika hanya di kamar dan diam saja itu akan membuat bayi nya susah saat melarikan."
Bocah laki-laki berwibawa itu mendecak kesal dengan mengambil kain lap yang dipengangnya.
"Dimana Sebastian?"
"Dia sedang di taman, memetik beberapa bunga."
"Hah?" Ciel mengangkat salah satu alis kemudian menepuk kening dengan gusar.
Ia tidak habis fikir dengan tingkah pelayan laki-laki nya itu. Semua tabiat nya berubah setelah ia akan menjadi seorang ayah.
"Ah benar juga." Kemudian ia teringat sesuatu. lupakan saja Sebastian, ada hal penting yang haru Ciel tanyakan.
"Kau sudah tahu resiko besar dari semua ini?"
Ruangan besar itu mendadak jadi lebih hening. Wanita di hadapan nya menunduk menatap ujung sepatu dengan memainkan ujung jari jemari.
"Ya, saya sudah mengetahui nya."
"Kau tidak masalah jika berjauhan dengan nya selama sepuluh tahun?"
Tentu saja itu berat, menjadi ibu seorang diri ditambah lingkungan yang tidak tahu seperti apa nantinya apakah ia akan kuat menghadapi semua itu? Kehadiran Sebastian membuatnya kuat namun memaksakan pria itu untuk menemaninya mengasuh anak justru lebih berbahaya.
"Apa Sebastian tidak bisa menahan diri untuk tidak tergoda dengan wangi bayi nya sendiri?"
Entahlah, Ciel pun belum mendengar kasus jika iblis merawat bayi campuran nya. Yang bertahan kebanyakan ini adalah mereka yang ditinggal selama sepuluh tahun.
"Entahlah, daripada mengambil resiko besar lebih baik kau tinggalkan dia. Tidak perlu khawatir dengan tempat tinggal, aku akan minta tolong Elizabeth untuk mengurusnya."
"Itu tidak perlu, bocchan. Akan merepotkan nantinya-"
"Setidaknya biarkan aku membalas budi dengan apa yang telah kau lakukan dulu, onee san." Ucap Ciel seraya mengecup permukaan tangan (name)
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Malam ini begitu dingin, (name) membiarkan angin memainkan anak rambutnya. Menatap bulan seraya berharap untuk kehidupan di masa depan. Perut yang membuncit itu sudah terlihat membesar, ia mengelusnya dengan lembut, penuh kasih.
Ada darah Sebastian di sini wajar saja jika ia terkadang merasa tubuhnya sangat lemah. Bocchan bilang itu pengaruh dari darah iblis milik Sebastian, (name) diwajibkan untuk menjaga kesehatan nya.
"Kau bisa sakit, masuk lah."
Mantel disampirkan pada pundak, ia lalu menoleh ke arah sumber suara. Sebastian dengan rambut sedikit berantakan itu datang menghampiri. Membiarkan tangan berbalut sarung tangan putih mengelus perut nya.
"Di dalam panas, di sini sejuk."
"Panas? Ku rasa ventilasi udaranya baik baik saja."
"Sepertinya karena hormon ku naik, bukankah itu hal yang wajar?"
Terdapat jeda sejenak sebelum akhirnya Sebastian membalikkan tubuh (name) untuk menatap nya. Ia kemudian bersimpuh dengan satu kaki kiri yang ditekuk, mengeluarkan kotak dari saku lalu menunjukkan nya pada (name).
"Bersediakah kau menjadi istri ku?"
Kejutan yang tiba-tiba ini membuat (name) sedikit lama merespon. Ia bingung harus memberikan jawaban apa, otaknya tertahan karena perasaan yang sangat menggebu hingga dada terasa panas. Safir indah itu berkilau ketika terpantul cahaya bulan.
Lihat wajah yang merona serta iris yang hampir menangis itu, pahatan yang sangat Sebastian sukai. Pria itu memasangkan cicin pada jari manis sebelah kiri tanpa menunggu jawaban setelahnya ia kecup permukaan tangan itu.
"Aku mencintaimu."
Tanpa persiapan (name) menariknya ke dalam dekapan erat, mengalungkan lengan pada leher nya dengan isakan kecil.
Sebastian tidak tahu arti dari isakan itu, mungkin senang mungkin juga sedih. Sebab bulan depan mereka akan berpisah hingga sepuluh tahun berikutnya.
Sebastian balas pelukan itu dengan membelai surai nya lembut. Bocchan benar, ia harus menjauhi (name) sebab wangi harum itu sudah mulai bisa ia hirup walau tipis hingga membuat kedua irisnya berubah merah tanpa (name) ketahui.
"Aku juga mencintaimu."
Mereka melepaskan pelukan. Sebastian merengkuh sisi wajah (name), menatapnya lekat lalu menyatukan bibir dengan lembut. Ia mengekspresikan betapa besar cintanya melalui ciuman malam.
Hingga ia tidak dapat menahan rindu selama sepuluh tahun. Mungkin sepuluh tahun adalah waktu yang singkat untuk iblis tapi ini menunggu seorang (name) yang jika ia tidak melihat kehadirannya setengah hari saja ia sudah rindu berat.
Namun Sebastian akan menjaga keluarga kecilnya itu dari kejauhan. Hal yang akan ia lakukan.
Kehadiran (name) benar benar mengubah dirinya
Bersambung
Next?
20/06/22
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top