6. Selir Ketiga

Keesokan harinya

"Kau menempatkanku untuk menjadi sekertarismu?"

Naruto tidak habis pikir, baru kenarin dia menempati sebuah ruangan kecil di lantai satu. Kini ia tiba-tiba dipanggil ke ruangan Direktur untuk menerima jabatan sekertaris di lantai teratas. Mimpi apa dia?

"Supaya kau bisa kapan saja menyusui Orion saat di haus."

"Ini akan sangat tidak adil bagi karyawanmu yang lain," protes Naruto. Tidak ia bayangkan untuk menerima kebaikan terlalu besar. Ia hampir menghabiskan tiga tahunnya dengan banting-tulang sekuat tenaga agar dapat mencapai lantai tujuh. Kini hanya dalam kurun waktu satu hari, dia sudah bisa berdiri di lantai 18 yang dapat disejajarkan sebagai singgasana kerajaan.

"Ha-ha-ha ... sejak kapan aku harus adil di perusahaanku sendiri? Ini bukan kerajaan yang bergantung pada upeti rakyat hingga aku harus adil. Semua di sini milikku. Yang tidak terima silahkan pergi."

Apa Sasuke membaca pikirannya lagi?

Kadang Naruto sedikit merasa ada koneksi di antara mereka. Seolah Sasuke memahaminya. Padahal dia bukan Sakura. Pemikiran mereka berdua jelas berbeda. Namun Naruto merasa, Sasuke telah mengenalnya sekian lama, dan memahaminya luar dalam.

"Bila aku menolak?" tanya Naruto mencoba peruntungannya.

"Maka kau bisa membawa Orion bersamamu untuk memasarkan produk di jalan-jalan. Apa kau tega untuk melakukannya? Dia tidak bisa minum apa pun selain ASI-mu."

"Baiklah, aku menerimanya," jawab Naruto cepat, tidak ingin menyia-nyiakan keruntungan besar yang tiba-tiba menghampirinya.

"Baiklah, kursimu di sana."

Naruto mengawasi dengan mata berbinar, meja kursi sederhana di pojok kanan depan ruangan Sasuke yang luas, yang kini menjadi tempatnya bekerja.

"Sekarang tugas pertamamu adalah mengambil Orion dari penitipan, dan menyusuinya di kamar."

Naruton kehilangan senyuman kemenangan, terdiam di tempat, dan merasa dibodohi. Jabatannya kali ini bukanlah sekertaris Sasuke yang sesungguhnya, melainkan sekertaris pengurus bayi Sasuke Junior. Seberapa beruntungkah dia? Naruto hanya bisa mengumpat pada pimpinannya dalam hati.

Namun setidaknya tugas ini adalah untuk menjaga anaknya sendiri. Kalau bukan, mungkin Naruto sudah angkat kaki dan meninggalkan perusahaan. Pekerjaan ini hanya seperti sebuah olok-olok bahwa dirinya lebih mampu mengurus bayi ketimbang tumpukan dokumen.

***

Hari-hari berlalu dengan damai. Naruto mulai dapat membiasakan diri dengan jabatannya yang baru. Tidak hanya menyusui rupanya, melihat kinerja Naruto yang baik, dan efisiensi waktu yang Naruto tunjukan dalam bekerja, membuat Sasuke menghargainya lebih. Kini Naruto tidak hanya mengurusi masalah rengekan minta susunya Orion, tapi juga beberapa dokumen juga mengatur jadwal rapat juga kegiatan sehari-hari yang harus Sasuke lakukan.

Total sekertaris dalam ruangan besar Sasuke ada tiga. Satu asisten utama, yang akan menemani Sasuke bila ada tugas keluar kota, juga mengurusi urusan janji, dan segla urusan yang harus Sasuke tangani di luar ruangan.

Sekertaris ke dua, jabatan Naruto saat ini. Cukup ringan. Ia menerima telephon penting, laporan perihal janji, metting, pembatalan urusan, dan jadwal kunjungan tamu penting, hingga dapat ia olah sebagai rencana harian bahkan bulanan yang harus Sasuke lakukan. Dia juga mengurusi masalah tamu Sasuke, juga urusan klien yang datang langsung ke perusahaan.

Sekertaris ke tiga, mengurusi dokumen-dokumen yang harus ditandatangani Sasuke segera. Menyortir berbagai dokumen yang lengkap dan tidak lengkap, juga urusan pencatatan yang biasa sekertaris biasa lakukan, ada pada jabatan sekertaris ke tiga.

Jabatan sekertaris dokumen dipegang oleh Sumimura, wanita berkacamata yang ramah numun sangat serius ketika bekerja. Karena itu Naruto sangat menyukainya, sebab pemikiran mereka mengenai Uchiha Sasuke benar-benar sama. Mereka sering berkumpul di pojok untuk membicarakan pimpinan mereka yang sungguh perfectionis. Juga tampangnya yang benar-benar tampan.

"Kau tahu, jabatan sekertaris utama belum ada yang mengisi sejak Kakashi dipindah untuk mengurusi kantor cabang baru di Fukuoka. Aku dengar dari bagian HRD, Tuan Sasuke memanfaatkan ini untuk menambah harem-nya lagi," tukas Sumimura, saat makan siang mereka.

Baik Naruto dan Sumimura tidak pergi ke kantin karena malas. Memilih memakan bekal mereka dalam kantor bersama-sama, sambil melebarkan wawasan mereka mengenai informasi terbaru yang ada dalam lingkungan kantor. Alias sedang asik bergosip.

"Maksudmu?" tanya Naruto belum paham, seraya engmbil bola-bola daging buatannya untuk masuk mulut.

"Setelah menjadikan kita selir pertama dan ke dua, ia akan mengangkat selir ke tiga," penjelasan Sumimura.

Naruto menutup mulutnya, mencegah makannya tersembur keluar. Setelah menelannya dengan benar, akhirnya ia berani menanggapi. "Oh Tuhan. Dengan adanya Putra Mahkota dia masih ingin menambah selir lagi? Sungguh keterlaluan. Bahkan dia tidak pernah mengunjungi kita lagi, bukan?" jawab Naruto, berpura-pura menghapus air mata.

Perlu diketahui. Sumimura telah mengangkat dirinya sebagai selir Uchiha yang pertama, dan mengangkat Naruto senagai selir Uchiha yang ke dua. Kisah Harem kerajaan yang dipadukan dengan kondisi lingkungan kantor, benar-benar menarik untuk diikuti.

Misalnya, Sumimura yang diangkat sebagai selir karena ia memiliki otak yang sangat brilian hingga dapat menjadi pnasehat pribadi, tapi tidak untuk urusan ranjang. Sedangkan Naruto, diangkat sebagai Selir pribadi ke dua karena kemampuannya untuk mengurus Putra Mahkota.

Tidak ada satu pun orang kantor yang mengetahui identitas Sakura yang merupakan mantan istri Sasuke, hanya menganggap wanita itu adalah sekertaris sekaligus pengasuh dari putra pertama Sasuke Uchiha. Hal tersebut sangat baik menurut pendapat Naruto. Karena bila ada satu saja orang tahu tentang siapa dia, Sakura pasti akan mendapat pembullyan karena tetap menempel pada sang suami walau telah diceraikan.

Sumimura menepuk punggung Naruto yang sedang asik makan, sebelum mengutarakan pendapatnya.

"Kita lihat saja nanti. Kalau sampai si selir baru macam-macam, kita singkirkan saja dia. Kau setuju, selir ke dua?" Sumimura menyipitkan matanya, sambil menyeringai keji, menjiwai perannya sebagai selir kesepian dan haus belaian.

"Kakak selir pertama sungguh cerdas dan bijaksana. Aku akan selalu mendukungmu." Naruto membentuk untaian dua tangan khas orang cina yang sedang berterima kasih, untuk menytakan dukungannya pada Sumimura.

"Hahahaha ...." lalu mereka tertawa bersama oleh lelucon yang mereka buat sendiri. Setidaknya ini mengurangi tingkat stres mereka saat di kantor. Berpura-pura menjadi harem istana yang teraniaya, karena tidak pernah dikunjungi oleh sang raja.

"Apa kau sungguh-sungguh? Sasuke akan segera mengambil sekertaris ke tiga?" tanya Naruto penasaran.

"Iya, aku menerima info dari Tanaka-san mengenai sekertaris yang baru. Katanya, Sasuke secara langsung menunjuknya sebagai pengganti Kakashi," jawab Sumimura.

"Dari Devisi?"

"Purchasing."

Naruto terkejut karena devisi tempatnya bekerja dulu tiba-tiba di sebut. "Purchase? Siapa namanya? Honda-san? Mikoto-san? Homaru-san? Sinichi-san? Tapi aku tidak tahu kalau ada perempuan di devisi Purchase, kecuali ...." Dirinya yang sudah mati tentunya.

"Iya. Ada. Dan seminggu lagi, mungkin dia akan menempati posisinya. Ngomong-ngomong, kau kan juga orang baru di sini, bagaimana kau tau nama-nama mereka?" ujar Sumimura penasaran.

Naruto tidak menjawab, hanya menaikan bahunya sekali, lalu termenung lagi karena penasaran.

****

Seminggu kemudian.

Naruto tercengang pada pemandangan di depannya. Ia dan Sumimura berdiri menyambut sekertaris baru yang datang hari ini. Lebih-lebih Naruto yanghampir pingsan karena mendapati siapa orang di depannya.

Bersambung .....

Hallo, maaf telat ya ....

leptop baru beres ini.

Syukurlah data-data tidak hilang. Kalau tidak, mungkin akan aku hapus cerita ini dari wattpad (males nulis lagi).

Oh iya, selamat Ujian Nasional untuk SMA ya ..... Jangan baca Watpad saja, belajar yang benar. Besok adalah perjalanan panjang.

Tapi tetap jangan lupa berdoa. Sukses untuk semua.

Jangan lupa Vote + commet. Aku tunggu ...

Pst, pst, may be, besok aku up date lagi. Jangan pelit-peit vote ya ...

See you ...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top