Jealousy are Bad for You
KaraChoro. MafiaAU.
...
"Oi Karamatsu!"
Choromatsu berteriak, wajahnya pucat pasi ketika melihat salah satu rekannya memukul wajah salah seorang tamu.
Padahal mereka sedang berada dalam pertemuan penting, negosiasi antar Famiglia.
Famiglia mereka sedang memperebutkan wilayah dengan Iyami Famiglia. Hari ini Chibita sebagai kepala keluarga mengundang perwakilan dari Hatabou Famiglia untuk menawarkan aliansi sementara.
Lalu apa yang dilakukan si bodoh Karamatsu itu?
Pria tersebut baru saja memukul salah satu perwakilan Hatabo, membuat sisi mereka gigit jari dengan jantung berdebar kencang karena grogi. Hal ini bisa mempengaruhi kesepakatan mereka.
Chibita yang sedang duduk bersama seorang wanita berkacamata--yang merupakan asisten Hatabo, juga mulai panik. Pria kerdil tersebut menatap Osomatsu dengan tatapan berharap, memintanya untuk menghentikan adiknya yang brutal tersebut.
Namun sebelum Osomatsu bergerak, Choromatsu sudah menanganinya. Dia menarik pria berkaca mata hitam tersebut menjauh dari pria malang yang telah di pukulnya.
"Karamatsu ada apa denganmu!?" tegurnya sambil memeluk Karamatsu dari belakang.
"Haaa!?" kali ini kemurkaan Karamatsu berpindah menuju Choromatsu. Menoleh ke belakang, kedua manik berwarna biru gelap tersebut menatap tajam pihak hijau, sungguh mengintimidasi "Bukannya kau yang paling tahu jawabannya huh?"
"Kau tahu kita sedang berada dalam posisi terancam bukan?" balas Choromatsu tidak mau kalah, dia tidak takut sedikitpun dengan gestur intimidasi yang lebih tua tersebut.
Osomatsu terkekeh pelan. Meskipun dari tadi dia duduk menemani bosnya, dia juga tahu alasan Karamatsu mengamuk tadi. Iya, itu semua karena tamu barusan menggoda Choromatsu.
Biasanya Karamatsu tidak suka menjadi mencolok, pria itu selalu menghindari perkelahian yang sia-sia. Namun jika ada sesuatu yang mengusik emosinya akal sehatnya bakalan hilang, dia tidak akan peduli dengan nasib target amukannya.
Hmm....,dan Osomatsu tidak mau jika adiknya tersebut menjadi subjek perkelahian kelompok mereka dengan kelompok Hatabo.
Jadi lebih baik dia segera melakukan sesuatu.
"Perdona il mio fratellino," Osomatsu mencoba mendapatkan perhatian kedua belah pihak di dalam ruangan, dan dia segera mendapatkannya. Semua orang yang berada di ruangan bergaya eropa abad pertengahan tersebut meletakkan pandangan mereka pada pria tinggi bersurai hitam tersebut.
Osomatsu berjalan kembali ke tempat duduknya. Mata merahnya memperhatikan wanita berkacamata yang duduk berseberangan dengannya dan Chibita. Dia tersenyum kalem dan pandangannya melembut. "Adikku yang satu ini sedang mabuk. Padahal sudah kuperingatkan untuk mengkontrol minumnya," saat mengatakannya, untuk sekilas dia melirik Choromatsu.
Pihak hijau segera mendapatkan pesannya. Choromatsu mengangguk.cepat" Hmm, malam ini kau terlalu banyak minum wine Karamatsu."
"Hmph!" Karamatsu memalingkan wajahnya sambil bersedekap dada, hanya kali ini saja dia akan bekerja sama. Apalagi lirikan Osomatsu juga sudah sangat mengintimidasinya, bukannya takut tapi risih. Entah apa yang di lakukan si anak tertua itu jika.kali ini dia tidak menurutinya.
Karamatsu menyerah, dia juga tahu kalau kelompoknya sedang dalam bahaya.
Puas dengan kelakukan kedua adiknya Osomatsu kembali tersenyum. "Kuharap kau memakluminya mio signora, " lanjutnya sambil mengambil tangan kanan wanita tersebut lalu mengecupnya lembut.
Chibita yang berada di dekatnya menatap risih tindakan tersebut. Bukannya itu pelecehan seksual?
"Seperti yang di katakan
Choromatsu," Osomatsu melepaskan tangannya. Umpannya telah di ambil, wajah wanita tersebut memerah dan dia tidak bisa memalingkan pendangannya dari Osomatsu.
"Kita sedang dalam keadaan terpojok. Kaedaan kita tidak se prima sebelumnya. Cepat atau lambat kelompok Iyami akan merebut semua wilayah kami dan mungkin saja akan jadi ancaman untuk wilayah kalian nantinya," jelas Osomatsu lalu duduk kembali di kursinya "Kita tetangga kuharap kita bisa saling membantu..."
....
Di saat Osomatsu mulai memimpin negosiasi, menggantikan Chibita. Karamatsu menarik Choromatsu keluar dari ruangan tersebut.
Choromatsu tidak melawan ia membiarkan Karamatsu menariknya sampai ke kamarnya.
Pihak biru mengkunci pintunya lalu melempar pihak hijau ke atas ranjang.
Choromatsu enggan melihat wajah Karamatsu, dia hanya menelengkan kepalanya menghindari tatapan tajam pria yang sedang merangkak di atas tubuhnya tersebut.
#PLAK!
"Itte," keluh Choromatsu sambil memegangi pipinya yang memerah, di saat bersamaan bibirnya juga ikut berdarah karena sobek. Karamatsu sama sekali tidak sungkan padanya huh. "Kau tidak perlu memukulku.sekeras ini bukan?" Choromatsu protes dengan salah satu alis yang terangkat, kelihatannya ini bukan pertama kalinya Karamatsu memukulnya.
"Pria itu yang menggodaku duluan."
"Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya menanggapinya. Apa? Jangan jangan kau berencana tidur dengannya setelah negosiasi selesai?"
Choromatsu masih memalingkan wajahnya "Kenapa kau selalu mengaturku?" tanyanya seraya mengangkat kedua bahunya "Kau bukan kekasihku atau apa, Karamatsu nii san."
Yang dikatakan Choromatsu benar. Hubungan mereka berdua bukan kekasih tapi juga bukan kakak adik biasa, rekan juga kurang cocok.
Hubungan mereka adalah teman sex atau yang biasa orang sebut dengan sex buddy. Mereka sudah menjalin hubungan sejak lama. Choromatsu tahu kalau Karamatsu ada rasa padanya, tapi dia lebih memilih pura-pura bodoh. Menurutnya, lebih baik begitu daripada nanti jadinya canggung.
Karamatsu yang posesive terhadapnya saja sudah membuat semuanya canggung, entah apa jadinya jika mereka resmi jadian?
"Tsk," Karamatsu mendecih kesal, dia memang tidak bisa menolak kenyataan tersebut.
Choromatsu meliriknya dan secara kebetulan pandangan mereka bertemu.
Semenjak bersama dengan adiknya tersebut, Karamatsu jadi menemukan fetish baru. Mungkin karena Choromatsu selalu cari gara-gara dengannya, membuatnya main pukul, dan berakhir melukai adiknya tersebut.
Dia yakin dia bukan S, tapi kenapa?
Karamatsu menyeringai, mengusap pipi merah Choromatsu. Semenjak dia jadi kebiasaan memukul orang yang di cintainya, dia jadi mulai berpikir jika luka seseorang--khususnya luka di tubuh Choromatsu, sangatlah seksi.
Melihat Choromatsu yang mengeluh kesakitan itu sangat merangsang birahinya. Memang ini gila, tapi Choromatsu juga tidak mengatakan apapun meskipun dia mengetahuinya.
"Nah Choromatsu," Karamatsu memeluknya. Pelukan yang hangat dan nyaman, sampai kau dengar apa.yang dikatakannya selanjutnya.
"Aku selalu memikirkannya,"
"Bagaimana kalau aku membutakan matamu agar kau tidak bisa melihat siapapun. Aku akan membuatmu hanya mengingat wajahku saja,"
"Atau bagaimana misalnya kalau kau bisu, jadi kau tidak bisa berbicara dengan orang lain. Dan aku akan terus bersamamu."
Karamatsu melepaskan pelukannya, kedua tangannya memegang kuat kepala Choromatsu, memaksa pria di bawahnya untuk melihat matanya.
Tatapan gila bak psikopat yang di berikan Karamatsu padanya membuat senyumnya merekah.
"Kelihatannya kau tahu kalau aku juga tidur dengan Osomatsu nii san."
"Brother, kau tahu betul bagaimana memprovokasiku."
Mereka berciuman. Karamatsu meraup bibir mungil Choromatsu dengan serakah.
Choromatsu tidak mau kalah, dia juga berusaha melilitkan lidahnya ke lawannya. Mereka terus memperebutkan posisi dominan selama 5-6 menit, sampai akhirnya berhenti karena kehabisan nafas.
Wajah mereka berdua berantakan, basah dengan air liur. Karamatsu pindah menyerang leher, menggigit dan menghisapnya sampai meninggalkan bekas berwarna merah dan biru.
Karamatsu seperti hewan buas yang memakan mangsanya, gigitannya lebih keras daripada sebelumnya. Choromatsu mendesah, merasakan rasa nikmat dan sakit di saat bersamaan.
"Ber- berhenti sampai kapan kau mau..."
"Dengan cara seperti ini tandanya tidak akan hilang begitu saja," Karamatsu menyela dia sudah banyak menandai leher. Tangannya mulai bergerak, berlahan mulai melucuti pakaian Choromatsu "Apapun yang terjadi kau adalah milikku."
Choromatsu menghela nafas panjang. Karamatsu bertingkah seperti anjing liar yang rebutan makanan dengan anjing lainnya, dia tidak akan pernah bisa melatihnya.
Menjadi objek obsesi seseorang tidak buruk juga huh.
To be Continue....
A/N:
Di sini Karamatsu terkesan OOC. maksud awalnya sih mau ambil kepribadiannya yg d F6, tp jd nya begini haha...
plot setiap ch g ada hub annya sama ch lainnya kecuali klo ada note sbg sequelnya. jd jgn binggung.
trima kasih krn telah membaca sampai d sini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top