Miya Osamu

Miya adek bernama Osamu yang merupakan versi gelapnya Miya Atsumu membuka handphone, ia bersenandung senang tak peduli manusia berambut coklat yang duduk di belakangnya makan onigiri yang dibuat Osamu untuk beliau makan pagi.

Kalau kalian mengira itu Atsumu, maaf, kalian salah besar. Pasalnya Osamu sekarang berada di Miyagi dan bukannya di Hyogo. Dia yang tidak kusebutkan namanya mendengus bukan karena onigiri buatan Osamu gak enak. Tapi karena bisa-bisanya manusia ini numpang di rumah orang. Osamu menutup hpnya dan menyimpannya di kantong celana selututnya.

"Gausah asem gitu, gue udah minta maap semalem kan? Plus lu udah gue buatin onigiri spesial pake rebon."

"Mentang-mentang bonyok gue lagi pergi lu bisa seenaknya numpang gitu?" Sahut manusia yang sekarang sedang terganggu dengan kehadiran manusia kelabu di rumahnya.

Osamu datang ke Miyagi hari sabtu kemarin, tepat jam 8 malam ia sampai di stasiun tujuan dan berjalan tanpa arah sampai akhirnya menemukan sebuah rumah berdinding toska berpapan nama Futakuchi. Tanpa diundang Osamu menggedor pintunya dan muncullah manusia bernama Futakuchi Kenji yang terkedjoet akan kedatangannya. Demi menemui ayang Yamaguchi, Osamu mengambil hari sebelumnya untuk sampai ke Miyagi. Agar Yamaguchi tidak perlu jauh menghampirinya juga.

Perdebatan sempat terjadi namun pada akhirnya Osamu dipersilahkan numpang tinggal di rumah Futakuchi setelah Kenji dijewer oleh adik perempuannya. Jadilah Osamu numpang tinggal di rumah Futakuchi untuk semalam, dengan bayaran ia harus membuatkan Onigiri Spesial dengan udang rebon dan cumi asin untuk Futakuchi dan adeknya.

Menjelang jam sembilan Osamu mandi sambil menyanyikan lagu Kasmaran. Alhasil di semprot Futakuchi karena berisik. Ia datang ke rumah Futakuchi sebagai backpacker alias gak bawa apa-apa kecuali tas gemblok. Itu isinya juga cuma sedikit, pertama: bekal dia buat di kereta sama minum. Kedua: dompet, powerbank, hape, sama masker dan kaos kaki.

Dia gak bawa baju buat kencan wkwkw.

Dan dia baru sadar pas mandi.

Dengan handuk melilit pinggang ia menginterupsi Futakuchi yang lagi goleran di karpet kamarnya sambil baca wattpad, kupingnya tersumpal earphone sampai ia tidak mendengar langkah kaki Osamu mendekat ke arahnya. Futakuchi dengan kepala di bawah menatap kaki Osamu yang berdiri di sebelah.

"ANJI-- Kaget bambang! Gue gak ngumpat ini gue lagi denger lagunya Anji." Latah Futakuchi bangkit dengan terburu-buru dari rebahannya. Ia terkedjoet dengan lekuk tubuh Miya adek yang sangat nyeme ini. Padahal di book yang baru-baru ini lewat di berandanya, Osamu kebanyakan jadi ukenya Atsumu atau Suna.

Tapi ada sih tipe-tipe uke yang buff gitu kayak si Shingun. YTTA.

"Fut gue mau minjem baju dong, plis, gue lupa bawa baju ganti dong. Mana mungkin gue make baju yang sama dari pas gue berangkat kesini,"

"Kebanyakan alesan lu, ambil noh di lemari. Walau gue gak yakin baju gue bakal muat di badanlu sih. Secara lu lebih gen--" Futakuchi menghentikan kata-katanya saat mata Osamu berkilat menatap tajam. "Gen-- ganteng..."

Osamu berbalik setelah Futakuchi mengubah kata gendut jadi ganteng. Ia menghela napas dan berdiri, "gue saranin lu ambil kaos aja dah jangan kemeja."

"Kenapa?" Tanya Osamu yang ternyata sudah tengah memakai kemeja merah milik Futakuchi. Osamu mengancing semuanya sampai atas. Sebelum Futakuchi menjawab pertanyaan Osamu, Osamu sudah lebih dulu mengetahui jawabannya. Kancing kemeja di bagian dada copot dan terpental menabrak hidung Futakuchi dan bergelinding ke bawah kasur. Futakuchi meringis hidungnya yang mancung bertabrakan dengan kancing yang melesat dengan kecepatan cahaya. Ia menghela napas. Baru juga dibilangin.

"Gak kayaklu, gue gak punya man boobs."

"Emang gue ada ya?"

"Kalo gak ada kenapa itu kancing bisa mental bodooohhh :) sakit idung mancung gue anjjjiiiiingggg,"

Osamu memperhatikan dadanya di cermin, kemejanya sekarang sudah berubah jadi kemeja yang biasa dipakai gadis cantik berkepang tiga yang suka makan sakura mochi dari anime pemburu belis. Belahan dadanya mengintip dari balik kemeja membuat Futakuchi sakit mata, keknya dia harus jait kancing abis ini.

"Dada gue gede ya?"

"Ngomong lagi gue remes tuh oppai, nih pake kaos aja." Futakuchi melemparkan kaosnya yang ia rasa muat dengan ukuran tubuh Osamu yang jauh lebih tebal darinya. Osamu memakai kaos hitam, lagi-lagi kaos hitam, terus aja baju dia kaos item semua. Tinggal di ganti aja nanti gambarnya mau onigiri, atau rubah.

"bosen njir kaos item mulu."

"udah sam, terima aja, hiduplu tuh dark kayak tu kaos. Masih untung lu dikasih kembaran."

"kembaran gue setan begitu."

"halah nanti kalo jadi anak tunggal juga nangis, kek di penpik-penpik."

Meanwhile Atsumu:

"HUACHUAH!!!!!"

"kenapa Tsum? Hamil?" -Sunat

"Ada gitu orang hamil bersin? Ini pasti kembaran gue ngomongin gue..."

Osamu selesai ganti baju, ia berkaca di cermin melihat wajah gantengnya yang entah mengapa mirip banget sama Atsumu, dia juga gak ngerti kenapa, padaha dia udah berdoa di setiap jumat malam, saat turun hujan, saat berpuasa, dan di dalam sujud, diantara dzikir, untuk tidak memiliki wajah mirip Atsumu, tetep aja mirip. Osamu mengenakan kaos hitam, dan celana bahan warna hijau army. Ia menatap dirinya di cermin, ganteng sih, tapi kok ada yang kurang.

Osamu merogoh tasnya, menemukan topi bergambar onigiri yang bertuliskan Onigiri Miya, yang dia beli custom di shopi. Dikenakan topi itu di kepalanya, ya masa di sikut?

(Bayangin aja itu gambar onigiri plis)

"ini mah dandanan gue main ke rumah Suna... lu gak punya baju yang lebih fancy apa Fut? Bosenin bat bajunya," tanya Osamu pada Futakuchi yang masih nyantai di karpet sambil baca wattpad. Futakuchi dengan cepat menggeleng.

"numpang tinggal, numpang makan, numpang mandi, numpang tidur, minjem baju, protes, ngatain baju gue lagi."

"gue sumpahin gak dapet tempat PKL lu."

"bukannya berterimakasih."

Pemuda berambut abu-abu tikus yang ia warnai dengan alasan gak mau kembaran sama kembarannya berjalan dengan santai ke tempat janjian mereka yaitu di depan halte bis menuju ke universitas Shiratorizawa yang hari ini menggelar festival budaya. Dia datang ke tempat janjian agak terlalu pagi, tadinya mau nunggu dulu sampe jam setengah sepuluhan, tapi apalah daya dia ditendang Futakuchi keluar.

"mwehehehe untung hari ini cerah banget, bagus deh jadinya gw gak usah khawatir gak bawa payung."

Osamu bersandar di halte bisa, lumayan banyak orang disana, ada beberapa ciwi-ciwi yang kelojotan ngira dia Atsumu. Dan dia cuma bisa bilang, 'oh, gue bukan Atsumu, gue orang bukan monyet.' dengan santainya. Membuat para cewek yang kegenitan itu berpikir bahwa kalau Atsumu monyet berarti Osamu juga monyet dong? Kan mereka kembar. Sambil menunggu Osamu membuka hapenya dan melihat-lihat brosur digital Festival di Universitas Shiratorizawa. Sampai jemari-jemari menoel pundaknya.

"Osamu-san?"

Nah ini dia yang ditunggu-tunggu.

Ia menoleh ke arah kirinya, Yamaguchi berdiri di situ dengan tote bagnya yang bergambar moon fish.

Kaos putih simple, celana panjang item, luarannya kemeja motif. Senyumnya manis kayak si nona. Aura di belakangnya kayak ada bunga-bunganya begitu. Rambutnya terlihat fluffy dan minta di elus-elus jangan lupakan jambul yang selalu mencuat diatas kepalanya. Yamaguchi berjalan santai menghampiri Osamu. yang lebih tua senyum-senyum sendiri dengan pipinya yang merona. Ih Ya Allah imut banget sih anak orang, pingin tak hiih. Batin Osamu menjerit-jerit.


(Kalo kamu tau ini foto siapa, kita sama2 tahu hehe)

"yo, Yamaguchi." Osamu menyapa Yamaguchi dibalas anggukan, "udah baca chat?"

"udah kok bang, makanya saya pake baju yang santai aja hari ini." senyum Yamaguchi cerah.

Kamu baju santai, baju formal, baju sekolah sampe baju maid juga imut kok dek. Osamu mengacungkan jempolnya, kemudian mengirimkan brosur digital ke kontak Yamaguchi.

"nih, sori ya kencannya gak mewah-mewah amat gak kayak Sakusa, gue lagi bokek sebenernya," Osamu mengakui bahwa sebenarnya akhir-akhir ini dompetnya tidak aman karena baru saja nonton Haikyuu Dumpster Battle bersama Suna serta membeli merchandise nya. Jangan lupakan mereka pergi ke event cosplay dan banyak membeli fanmade... gimana gak bokek ya kan.

"tanggal tua?"

"tepatnya kemaren sempet kebanyakan pengeluaran..."

"sama sih aku juga, enak kali ya kalau pacaran sama Daisuke Kambe. saldo unlimited" sirine di kepala Osamu pun berbunyi. Ia memang tau kalau kebanyakan uke itu matre, tapi cuapan Yamaguchi ini membuatnya sedikit sakit hati. Ia memantapkan hatinya untuk membuka gerai Onigiri Miya lebih besar lagi, dan tidak hanya berjualan di sekolah. Dia akan buka cabang di seluruh jepang, dan membuat Onigirinya terkenal sampai ke seluruh dunia. Dengan begitu saldonya akan unlimited dan bisa menjadi tipe ideal uke jaman sekarang.

wait.

kalau tipe uke jaman sekarang adalah seme yang saldonya unlimited, berarti...

Peluang setter Nekoma mengharemi semua uke di Haikyuu!! sangat besar mengingat di umur 15 tahun beliau sudah punya black card sendiri. Lagian sultan kan gak aneh kalo misalnya punya banyak selir.

Gini amat punya saingan sultan sementara dia hanyalah rakjel yang jualan nasi bungkus.

"Btw kok Osamu-san tau kalau Shiratorizawa ada festival kampus? Padahal rumah Osamu-san nun jauh disana." tanya Yamaguchi penasaran. Overthinking Osamu langsung buyar ketika Yamaguchi melontarkan pertanyaan padanya. Oiya, meski dia gak punya harta tapi dia punya hati yang setia. Tulus padanya.

"ohh aku punya temen di Shiratorizawa, namanya Shirabu kamu tau gak?"

"tau, tau, kakelnya Goshiki tuh," Kok kayaknya kencan sama Osamu-san lebih kek hangout bareng temen aja ya? pikir Yamaguchi. tapi ya kalau gitu malah enak, walau ia tau kalau ia harus tetap waspada. Sakusa dan Osamu termasuk pada harem yang diam-diam menghanyutkan, salah salah kamu meleng tiba-tiba masuk jebakan. Mau bagaimana pun Yamaguchi tidak boleh langsung percaya dengan orang lain, ia harus serba hati-hati.

Osamu bukan orang yang banyak mengobrol, Yamaguchi tau itu, meski dia rubah liar namun ia rubah liar yang jinak atau setidaknya lebih jinak dari Atsumu. Lebih jinak dan lebih terlihat depresi. Namun pembicaraan mereka masih lebih nyambung ketimbang Yamaguchi dengan Sakusa. mungkin juga di pengaruhi aura Sakusa yang mengintimidasi makanya Yamaguchi agak takut memulai obrolan dengannya. Dan Yamaguchi sudah tau, dari baunya saja sudah kecium kalau Osamu itu.... wibu...

Yamaguchi bukannya gak nonton anime sih, tapi ya, dia nonton aja bukan wibu.

"tapi emangnya kalau acara gini orang luar boleh ikutan ya, belom pernah ikutan kayak gini sih, tapi kalau SMA orang luar boleh, walau dibatesin sih, misalnya keluarga siswa."

"kalau SMA aja boleh harusnya kampus malah lebih bebas bukannya?"

"bener juga sih."

"Yaudah yok, langsung--" Osamu reflek menggandeng tangan Yamaguchi. Ia melirik ke gebetannya yang manis takutnya merasa tidak nyaman atau gimana. Alih-alih risih, Yamaguchi justru malah balas menggandeng, membuat Osamu kelojotan dalam hati seperti sedang mendapat rezeki dati tuhan yang maha kuasa.

"Kuy,"

'Anjeerrrr kalo gak diluar udah gue maem lu Yam,'
.
.
.

'Baru hari kedua njir berasa jadi rental kareshi... gue sekalian kerja sambilan rental kare aja kalinya... lumayan duit jajan tambahan...' Yamaguchi menghela napas ketika mereka keluar dari bis, jalan sedkkit mereka akan sampai di Universitas Shiratorizawa.

Osamu memperhatikan jalan Yamaguchi yang agak lunglai, beberapa kali Yamaguchi menhibaskan tangannya. Osamu inisiatif membuka topinya dan memakaikannya pada Yamaguchi.

"Panas ya? Beli es yu,"

"Ah... oke, makasi Osamu-san," Osamu terseyum membawa Yamaguchi ke stand es. Dari kejauhan terlihat maid berrambut abu-abu dan maid rambut coklat sedang memperhatikan mereka dari jauh.

"Wah kampret gandengan segala,"

"Ketentuannya emang udah dari sananya begitu Oik, pas kencan kita bebas gandeng, cium, asal gak diewe aja,"

"Suga omongannya kagak di filter..."

"Oikawa! Akhirnya kamu masuk Shiratorizawa?!"

"AAAAAaaaaAAAAaaAAAaaaaaAaaA IWA CHAN ADA SAPIK TAKUT,"

"Iwa gak disini plis..."

Tinggalkan dua mata-mata dari Yamaguchi Harem. Selain Suga dan Oik yang jadi maid. Kalian bisa liat Sakusa lagi jualan es krim. Bukan hal aneh kalau mereka mengintai pergerakan masing-masing.

Yamaguchi membuka kembali brosurnya sambil mengantri membeli cumi bakar, walau saat ini di tangannya masih ada donat gula. Dalam brosur semuanya tertulis mulai dari acara yang susunan acara yang diadakan sampai seluruh stand yang buka pada hari ini, besok, dan lusa. Festival kampus Shiratorizawa ini memang berlangsung selama 3 hari, Osamu dan Yamaguchi datang pada hari pertama festival kampus.

"kita dateng hari pertama festivalnya ya, berarti gak dapet malam penutupan dong?"

"ah, bener juga ya. Justru yang seru malam penutupan yah."

"biasanya sih karena ada api unggun. Btw kak Osamu dari Hyogo kesini dari kapan? oh aku di pedesin ya." tanya Yamaguchi, ia menoleh pada Osamu yang selesai memesankan cumi bakar untuk mereka berdua.

"Kemaren malem sih sampe sini, nginep di rumah Futakuchi semalem. Kalau hari ini kita pulangnya sekitar jam 8an mungkin aku pulang malem ini aja kali ya. Tapi besok minggu sih jadi paling gapapa, Atsumu nginep di rumah kak Kita ini sama kawan-kawan. Yamaguchi suka pedes ya,"

"Dikasih makan sambel terus sama bang Suga makanya udah biasa." Yamaguchi menyuap satu suapan besar cumi bakar pedas, Osamu hanya memerhatikan. Biasanya ia sangat marah pada Atsumu kalau makan gak bagi-bagi. Tapi melihat Yamaguchi makan membuatnya kenyang hanya dengan melihatnya, malah lapar dengan hal lainnya.

"Sori... Yam. Gak ikut malam penutupan festival, padahal keknya seru bisa liat api unggun." Osamu duduk di sebelah Yamaguchi, dan mulai melahap cumi bakarnya.

Yamaguchi menggeleng. "Gapapaa serius, tenang aja Osamu-san. Malah aku minta maaf karena kakak jauh-jauh dateng kesini tapi aku gak bisa nemenin lebih lama. Gimana ya besok masih sekolah sih." Yamaguchi tersenyum, menampilkan senyum terhangat yang membuat pipi Osamu terasa panas meski mereka berada di bawah pohon yang sejuk.

Osamu membawa tangan Yamaguchi yang kosong ke genggaman. Ia menyenderkan kepalanya pada bahu Yamaguchi dan berterimakasih dengan suara lirih.

Yamaguchi terkekeh sebelum akhirnya melanjutkan makanannya.

"Kereka ke Kyoto terakhir jam berapa?" Tanya Yamaguchi.

"Jam 9 malam sih."

Yamaguchi menyodorkan pamflet festival kepada Osamu.

"Kita masih bisa lihat kembang api hari ini."
.
.
.
.

Mereka menghabiskan waktu di festival dengan bersenang-senang. Semua stand yang ada disana mereka coba, bahkan mereka sempat bertemu dengan Ushijima dan kawan-kawan Shiratorizawa. Yamaguchi semoat mengibrol dengan Goshiki namun  ia tidak lupa kalau sedang bersama Osamu. Bagaimanapun Yamaguchi tidak mau Osamu merasa tersingkir karena ia bertemu dengan temannya.

Dengan teriknya pagi hari itu mereka bersinggah pada bagian kampus yang tidak terlalu ramai orang. Menyegarkan diri dengan keran air ledeng yang biasa dipakai anak olahraga untuk membasuh keringat mereka. Yamaguchi iseng menyipratkan air ke wajah Osamu dan berakhir mereka saling menyiprat. Bermain air di sekolah orang.

Yamaguchi memerhatikan Osamu yang basah oleh keringat dan cipratan air. Dadanya menjiplak pada kaos hitam Futakuchi yang emang agak kekecilan. Ia melotot.

Waduh. Keknya berat.

"Kenapa Yam?"

"Engga wkwkw."

Mereka melanjutkan acara mereka dengan jajan lagi, karena keduanya memang pemakan segala, Osamu menemukan Yamaguchi teman yang sangat cocok untuk diajak kulineran. Lain kali jika ada kesempatan lagi, Osami ingin Yamaguchi makan masakan buatannya.

Ia sadar diri. Ia bukan orang bertempat yang spesial di hati Yamaguchi. Meskipun ia menunjukkan semua kebolehan yang ia miliki. Namun ia tau, hubungan mereka tidak akan lebih dari kenalan. Tapi jika memang ia diberi kesempatan untuk berada di hatinya, Osamu akan memberikan apa saja untuk bisa mengambil kesempatan itu.

Matahari sudah hampir terbenam. Ia dan Yamaguchi duduk di depan stand permainan tembak hadiah. Yamaguchi memenangkan gantungan kunci berbentuk kodok dan menberikan kepada osamu sedangkan osamu sendiri memberikan boneka onigiri dari permainan yang sama.

"Sebentar lagi gelap ya,"

"Hm," Yamaguchi mengangguk. "Kembang api dimulai jam 7...."

Yamaguchi menoleh pada Osamu yang menonton festival kampus yang masih ramai, banyak orang-orang yang baru datang juga. Osamu merasakan berat di bahunya. Yamaguchi bersandar, samar-samar harum sampo yang kini telah bercampur dengan bau keringat akibat panas-panasan seharian tercium dari kepala pemuda berfreckles.

Samasekali bukan bau yang menganggun, justru Osamu menikmatinya. Entah feromon apa yang dimiliki Yamaguchi sehingga ia malah merasa nyaman dengan baunya.

Ini bukan omegaverse.

"Hei, Yamaguchi."

"Hem?"

"Aku tau spot yang bagus untuk menikmati kembang api."
.
.
.
.

Yamaguchi mengikuti Osamu yang pergi ke belakang salah satu gedung di kampus Shiratorizawa. Osamu mengajaknya menaiki tangga yang membawa mereka ke atap gedung. Tidak ada seorang pun disana, namun sebaliknya di gedung sebrang sudah ramai orang.

"Kebanyakan pengunjung melihat kembang api dari gedung sebrang. Tapi karena kita sama-sama introvert..."

"Hahaha, bener juga sih ya."

"Betul kan, kita cari yang sepi aja. Dari sini pemandangan juga bagus kok."

Yamaguchi bisa melibat jelas panitia yang sibuk mondar mandir di bawah. Osamu bersandar pada pagar pembatas. Matahari sudah terbenam sepenuhnya. Langit yang menyala keorenan kini pudah dan berganti dengan warna ungu gelap yang tenang. Bintang-bintang mulai terlihat namun bulan belum terbit.

Stand makanan yang dibuat oleh para mahasiswa menyalakan lampu-lampu mereka. Warna warni berbeda setiap standnya.

"Aahh satu dua, satu dua tiga, test mic, test mic!!" Panitia dari bawah mereka sudah mulai bersuara. Membawa semua pengunjung untuk berkumpul di depan panggung.

"Etto semuanya, selamat datang di Festival Kampus Shiratorizawa. Dengan ini kami para panitia menyambut kalian di malam pertama festival ini. Bagi para pengunjung yang sudah menyempatkan diri untuk datang, kami ucapkan terimakasih."

Tepuk tangan meriah daei oara pengunjung memeriahkan malam itu. Alunan musik yang seru terdengar dari speaker disamping panggung. Panitia mengajak pengunjung untuk menggandeng oasangan mereka dan mengajaknya berdansa.

"Waahahaha seru banget di bawah. Pada joget."

"Coba tadi kita dibawah dulu ya," sambung Osamu.

"Yakin? Nabrak-nabrakan sama orang banyak gitu aku sih engga ya."

"Bener juga, aku juga gak bisa nari."

"Sama"

Osamu menatap Yamaguchi lama, pantulan cahaya dari bawah samar menerangi wajahnya. Manis sekali. Senyuman tulusnya menonton orang-orang menarj dibawah sungguh membuat hati Osamu penuh dan jantungnya terasa dipompa lebih cepat.

Tangannya menggapai wajah cantik tersebut. Yamaguchi menoleh. Manik kecoklatan kehijauan milik Yamaguchi bertemu dengan manik hitam Osamu. Keduanya tanpa suara, hanya Osamu yang sekilas terlihat merona.

Osamu dengan mantap mendekap wajah Yamaguchi. Dan membawanya mendekati wajahnya.

DUAR

Yamaguchi membelalak, kembang api pertama sudah diluncurkan. Cahaya warna-warni menyirami keduanya, namun tidak ada yang peduli dengan hal itu sekarang. Keduanya sedang menikmati kehangatan yang mereka bagi melewati sentuhan bibir mereka.

Bukan ciuman panas, hanya sekedar bertempelan, namun itu sudah cukuo untuk mengantarkan perasaan Osamu pada Yamaguchi. Peluncuran kembang api kedua, bersamaan ciuman itu dilepaskan.

"Suki da yo... Yamaguchi."

.
.
.
.

Diary Yamaguchi Tadashi

Kenyang banget hari ini. Makan terus. Kak Osamu emang temen paling perfek buat diajak kulineran. Lumayan, jarang-jarang ke festival.

Cuma kaget aja mendadak di kokop.

Aku males ngasih rating untuk kencan kali ini. Hehe. Kalo dipikir gak sopan aja wkwkwk.

Selamat malam semua.

Selamat tidur.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top