mencari perlindungan

"Tadashi... Lusa kamu ada camp pelatihan kan? Apa gak siap-siap?" Tanya sang emak yang lagi menyiapkan makan malam. Melihat anak bujangnya yang cuma rebahan sambil baca majalah 'Tumbuh Kembang' miliknya cuma bisa bikin dia sakit mata. Ini anak bukannya bantuin malah santuy-santuy, pengen unanak tapi semata wayang... Bikin lagi? Ogah ah, udah kepala 3. Batin sang emak.

"Mah besok kita gak ada acara apa gitu? Kerumah nenek yu ke Surabaya," Tadashi merubah posisinya jadi duduk, baju oversizenya tersingkap dan menunjukkan bahunya yang mulus, minta di tandain.

"Kamu bukannya ada pelatihan? Gimana sih, katanya mau ngejar Kei?! Katanya gak mau kalah sama Kei?"

"Masalahnya mah... Aduh ih, mama gak tau apa besok aku camp pelatihan sama sekolah lain? Masalahnya sekolah lainnya itu sekolahnya haremku semua mah! Aku pengen bolos aja rasanya!"

"Loh jangan dong, bagus kan kalo sama sekolah lain? Jadi banyak temen..."

"Iya sih... Lagi pula aku pengen ketemu Sakunami en Inuoka... TAPI masalahnya gak aman mah! Ada harem aku semua disitu! Gimana kalau aku pulang-pulang bawa cucu?!"

Tadashi panik, sementara emaknya cuma ketawa-ketawa. "Ngaco kamu Tads, ini bukan genre Omegaverse, bukan juga M-preg. Mentok-mentok kamu bawa calon suami, bukan cucu, makanya tenang aja!"

"Iishh... Tetep aja... Nanti Tadashi gak perjaka lagi,"

"Perawan nak,"

"AKU COWOK MAMAH!"
.
.
.

Ini di kantin, air muka Yamaguchi berubah dari yang unyu-unyu menjadi tak ada energi kehidupan. Seperti habis dicium dementor. Sementara duo ribut di depannya sudah bekoar-koar kesenangan karena pelatihan akan diadakan besok.

"BESOK YAM BESOK AKSAJJSJKA GAK SABAR GUE!"

"JANGAN RIBUT BOGEL INI DI KANTIN," Yamaguchi bodo amat dengan HinaKage yang ribut di depannya, ia memilih untuk melanjutkan makan nasi kucingnya dengan wajah masam. Hal itu di tangkap oleh Hinata.

"Yama, Kenapa? kamu sakit? Mau ke UKS, aku temenin ya?" Hinata menyentuh dahi milik pemuda hijau itu, mengecek suhu.

"Iya Yam kok mukamu lesu? Mau aku rawat?" Tanya Kageyama dengan wajah sehalus sutra, ayo bayangin ges.

"Ngadi-ngadi lo! Lu bukan anak PMR emang lu bisa ngerawat Yamaguchi yang notabenenya anak PMR teladan?!"

"Iya bisa lah! Kan Yamaguchi bantuin ya kan Yam?!"

"Itu sama aja dia ngerawat diri sendiri dodol!" Memijit kepalanya pusing, Yamaguchi pengen pindah duduk aja rasanya. Betewe kalau kalian nyari Tsukishima, alhamdulilah dia lagi dipanggil guru.

"Sshh... Kalian diem dikit ngapa sih... Gw lagi capek mikirin besok..."

"Capek mikirin besok? Ohh Yama juga gak sabar ya? Sama dong kek kita-kita,"

"Kalau gw urusannya bukan itu, tapi lu engeh gak sih sekolah mana aja yang dateng? Sebenernya di klub aja udah bikin gw cape soalnya ada 6 orang,"

"Ohh... Kamu ngomongin harem ya?" Hinata akhirnya konek, dia ngambil tempat duduk di samping Yamaguchi. "Tenang aja deh Yam kan ada gw, siap melindungimu kapan saja."

"Hylyh lu juga anggota harem ya,"-Yama

"Hinata mah gak bisa dipercaya Yam, sama gw aja, gw bakal ngejagain lo dari buaya-buaya laut." -Kage

"Sama aja Kags, lu juga buaya laut, lebig parah malah lu beruang laut," -Hina

Akhirnya mereka gelud dan Yamaguchi pergi diam-diam dari kantin. Menuju atap sekolah. Jam istirahat belum habis kan? Jadi tidak masalah jika ia kesini sebentar, menikmati angin dari atap sekolah bukan hal buruk.

Ia memandang ke bawah, tidak, Yamaguchi tidak ada niatan sama sekali untuk bunuh diri. Dia masih cinta sama badannya yang semok tapi uke, padahal tingginya 180.

"Ha... Kalau gini gw musti ngelindungin diri sendiri, mustahil minta ke orang lain yang ga ada hubungan apa-apa... Aku tau sih aku punya Protection Squad, tapi mereka juga masuk harem njer..." Gumamnya sambil makan permen kis.

Kebiasaan makan permen digigit, bodo amat kalau dibilang nanti gupis. Pasalnya Yamaguchi sikat gigi lima kali sehari, jadi tetap putih dan kinclong bebas kuman. Pastinya memiliki senyum pepsiden.

Suara pintu terbuka. Ia menoleh.

"Ah,"

"Suga-san?" Sugawara terlihat berdiri di depan pintu. Ia tersenyum manis melihat anak kesayangannya di atap sendirian. Ia menutup pintu.

"Yamaguchi? Kenapa disini?" Tanyanya, Yamaguchi cuma menggeleng. "Ada masalah?"

"Ah... Tidak Suga-san..."

"Sepertinya kau resah? Aku paham kok, kamu takut jika besok bertemu haremmu mereka langsung menyerangmu kan?" Yamaguchi tersentak, ia menatap Suga.

"Suga-sa—

"ahaha tidak Yama aku bukan cenayang kok" Yamaguchi makin kaget, fix Suga cenayang. Yamaguchi menghela napas ia duduk bersandar pada pagar pembatas, Suga ada disampingnya memandang lapangan sekolah yang terlihat dari atas, banyak yang lagi main bola dan lain-lain.

"Sebenarnya... Apa maksud kalian membuat grup seperti itu Suga-san... Aku pernah bertanya pada Tsukki, namun yang ia berikan bukan jawaban."

Suga hanya diam menikmati angin.

"Aku... Aku merasa bukan orang yang pantas untuk mendapatkannya, aku bukan kalian yang pada dasarnya sudah memiliki wajah tampan atau manis seperti Hinata atau Suga-san sendiri, aku mengerti jika kalian yang mendapatkannya.... Tapi aku? Aku tidak mengerti."

"Yamaguchi itu..." Suga berbicara, ia mengalihkan pandangannya ke Yamaguchi. "Yamaguchi hanya tidak tahu saja, kau terlalu sering merendahkan diri sendiri, padahal kau lebih hebat dari yang kau tahu."

"—Jika dibandingkan dengan Hinata, kau lebih tinggi dan badanmu lebih memungkinkan untuk menjadi pemain voli yang hebat. Jika dibandingkan dengan Kageyama kau jauh lebih pintar, diantara seupul tes Kageyama hanya mendapatkan 3 diatas KKM sedangkan kamu mendapat 9. Kau tiga kali lebih pintar darinya."

"—jika dibandingkan dengan Tsukishima sifatmu lebih friendly dan mudah untuk berteman, kau memikirkan apa yang akan kau ucapkan dan berusaha untuk tidak menyakiti perasaan orang lain. Kau ramah dan perhatian."

"—kau dan Yachi cukup mirip, kalian sama-sama canggung, dan agak ceroboh, tapi Yachi memang lebih pintar dari mu karena ia anak kelas 1-5 yang merupakan kelas unggulan... Tapi dalam keberanian dan kemandirian kau lebih unggul, Yachi memerlukan Hinata dan Kageyama untuk mendukungnya saat pertama kali menjadi manejer, itu pula karena ia terpikat oleh Shimizu. Tapi kau bermain voli karena kemauanmu sendiri— mungkin sedikit karena ingin keren seperti Tsukishima— tapi kau berlatih privat dengan Shimada-san karena kau tak ingin menjadi sati-satunya anak kelas 1 yang tidak bermain di pertandingan."

"—jangan bandingkan keburukanmu dengan kebaikan orang lain, kau melihat kebaikan orang lain sementara kau hanya melihat keburukanmu itu salah. Kau lebib baik dari yang kau tau, jika tidak kenapa aku dan yang lainnya bisa membuat grup semacam 'grup harem'? Jangan terlalu rendah diri, percayalah kau lebih baik dari itu."

Yamaguchi mengigit bibirnya sendiri, ia merasa tertohok dengan kata-kata Suga. Seburuk itukah ia menganggap dirinya sendiri? Tapi kata-kata itu membuatnya lebih menyukai dirinya sendiri. "Suga-san memang motivator yang hebat ya..."

"Ehh?? Tidak seperti itu kok, aku hanya mengatakan apa yang kupikirkan ehh ahaha..."

"Suga-san sangat keren, aku jadi malu mengingat Suga-san salah satu haremku..." Sugawara tersenyum lembut pada Yamaguchu yang menatapnya dengan binar.

"Kau tau jika kau merasa tidak aman besok, Tadashi. Aku akan melindungimu, karena sebenarnya aku masuk harem dengan tujuan agar bisa lebih dekat untuk melindungi, dan juga karena aku mencintaimu." Suga meraih wajah Yamaguchi, menangkupnya dengan dua tangan. Sementara Yamaguchi sendiri sudah merona malu.

Melihat ekspresi yang di tampilkan Yamaguchi, Suga merasa gemas. Kenapa adik kelasnya ini sangat manis? Ia tak mengerti, melihat adik kelasnya ini dari dekat membuat jantungnya berdetak hebat, tapi ia menyukai sensasinya.

Suga menarik wajah Yamaguchi mendekat, menyatukan bibir mereka. Yamaguchi kaget saat benda hangat nan kenyal menyentuh bibirnya. Walau hanya sekedar 'menempel' namun itu bisa membuat wajahnya makin memerah menyamai buah apel. Selang 30 detik, Suga melepaskan, ia nyengir lebar mengetahui kouhai nya mematung karena perlakuannya.

Ting tong ting tong istirahat sudah selesai, siswa siswi diharapkan kembali ke dalam kelas masing-masing, terimakasih.

"Sudah bel masuk, ayo ke kelas." Suga menepuk pundak Yamaguchi dan meninggalkannya.

Yamaguchi menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Sialan... Sudah kuduga, meminta perlindungan pada siapapun tidak ada yang aman."










Hiyah TBC!


Gw Diabetes Ngeship Mereka
Sugar x Gula
Gimana Gak Diabetes Coba?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top