Yakusoku
Dia menatap malas tingkah laku seseorang yang selalu membuat dirinya lelah dan tak jarang membuatnya dalam masalah.
Sosok itu berterbangan kesana-kemari--mencoba mencari perhatian dirinya yang malas menatap sosok itu. Lebih baik ia pergi ke kedainya saja tadi, daripada berada di tempat ini bersama seekor Yokai yang telah ia rawat selama bertahun-tahun.
"Onibi. Hentikan itu. Teriakan mu membuat ku sakit kepala"
Sosok bola api itu langsung berubah menjadi sesosok manusia tampan dan tinggi. Sosok itu maju ke arahnya, meletakkan tangan kanan ke dahinya seolah sedang mengecek suhu tubuhnya.
"..tidak panas..."
Dia menepis tangan dengan kuku panjang itu dari dahinya.
"Kau kira aku manusia yang bisa demam.. aku itu Kyubi no Kitsune. Yokai rubah yang terkuat"
"Iya aku tahu itu.. kemampuan mu jaaaaauh lebih hebat di bandingkan diriku"
Dia mengangguk setuju dengan penuturan sosok itu. Dirinya memang Yokai yang kuat dan bahkan di puja oleh para manusia.
Kyubi no Kitsune. Itu lah dirinya, seekor siluman rubah ekor sembilan yang memiliki kekuatan magis yang sangat hebat. Dia juga mempunyai 'anak', bukan-bukan. Bukan anak yang ia kandung lalu lahir, Kyubi ini lelaki tahu!
Maksudnya dengan anak adalah sesosok siluman yang lahir dari kekuatan magisnya. Nama Siluman itu adalah, Onibi.
Siluman bola api yang dapat menyerap jiwa kehidupan manusia hanya dengan menyentuh bola apinya saja. Bagi kalangan manusia, Onibi merupakan Yokai berbahaya namun berbeda jika untuk ukuran siluman. Onibi masih termasuk siluman yang lemah dan bahkan tak sepadan dengan Kyubi.
Si Onibi dengan Surai merah seperti senja itu menatapnya lekat, manik merah itu berbinar.
Kyubi melayangkan tatapan jijik lalu sedikit menjauh dari Onibi. Dia tahu si siluman kecil ini pasti ingin meminta sesuatu tak berguna lagi.
"Apa?"
"Ayo kita berkeliling kota!"
"Tidak!"
Permintaan kecil itu di tolak mentah-mentah oleh Kyubi, membuat Onibi bersedih dan memajukan bibirnya. Melihat itu, bukannya iba atau merasa kasihan, Kyubi justru memasang tatapan tajam. Onibi tak menyerah begitu saja.
Dia tetap saja gigih membujuk Kyubi untuk pergi berkeliling sampai akhirnya Kyubi setuju dengan permintaan Onibi. Dengan syarat tidak boleh lama-lama dan tidak boleh membeli apapun.
Onibi setuju saja. Dia melompat dan berteriak kegirangan dengan perasaan bahagia, ia menarik tangan Kyubi.
"Kita mau kemana?"
"Kemana saja! Asalkan bisa bersama Kyubi-san!"
Kyubi sedikit terkejut dengan penuturan Onibi namun sedetik kemudian dia tersenyum tipis.
"Dasar bodoh"
Dengan menutup hampir seluruh wajahnya dengan kipas, Kyubi tersenyum senang. Dia mengikuti langkah Onibi yang masih menggenggam tangannya dan entah ingin membawa dirinya pergi kemana.
• • •
'Sakura..'
"Indah bukan Kyubi-san. Aku tahu tempat ini dari Kamaitachi"
Manik magenta serupa sakura itu melihat pemandangan menakjubkan di sekeliling. Suasana tenang dan damai yang sangat jarang ia temukan di Hikagemachi.
Pohon Sakura itu terlihat sedang berbunga lebat, beberapa kelopak bahkan ada yang gugur dan jatuh ke rerumputan.
Dia berdiri tepat di samping pohon sakura yang senada dengan surainya.
".. sangat indah..."
Manik magentanya melihat ke arah kota Hikagemachi yang terlihat indah jika di lihat dari bukit kecil itu. Dirinya baru tahu jika ada bukit kecil di dengan pemandangan seindah ini di Hikagemachi.
"Hehe~ Kyubi-san sepertinya sangat suka ada disini. Aku juga suka disini"
Dia tak menggubris pernyataan Onibi, Kyubi masih terpana dengan keindahan kota Yokai tersebut.
Boku wa Kimi to hitori ni shinai♪
Telinga nya menangkap sebuah suara yang indah. Dia menoleh ke arah kiri, melihat si Onibi tengah bernyanyi. Ia tak tahu jika sosok itu mempunyai suara yang sangat indah.
"Lagu itu.... Kau belajar bernyanyi darimana?.."
Onibi menghentikan nyanyiannya dan menoleh ke arah Kyubi yang tengah menatapnya penuh tanya. Onibi langsung tersenyum lebar.
"Uta dan Aoi! Mereka mengajari ku lagu yang ada di dunia manusia. Salah satunya yang aku nyanyikan itu, lagunya sangat indah!"
Kyubi tersenyum manis, tangannya terulur untuk mengusap Surai merah dengan tanduk kecil itu. Tangannya berhasil menyentuhnya, Surai yang terasa halus dan lembut mengenai tangannya.
Onibi tetap memasang senyum lebar miliknya, dia juga menikmati sentuhan Kyubi yang seperti menyalurkan kasih sayang.
"Kau banyak berubah.."
"Tentu saja! Tapi ada satu yang tidak berubah dari ku"
Kyubi memiringkan kepalanya. Tangannya yang masih berada di kepala Onibi ia tarik dan sekarang ia menyilangkan tangan di depan dada.
"Apa maksud mu?"
Bukan menjawab, Onibi semakin melebarkan senyumnya.
Angin sepoi-sepoi bertiup melewati surainya dan mahkota merah Onibi, kelopak bunga sakura terbawa angin lewat di sekitar mereka.
"Yang tidak berubah dariku adalah aku tidak akan meninggalkan Kyubi-san"
Kyubi tersentak. Mulutnya sedikit terbuka.
"Aku berjanji akan selalu bersama Kyubi-san, hihi~"
Dia mengeluarkan senyumannya yang paling bersinar, senyuman yang mengalahkan sang Surya.
Tak!
"AW! Kyubi-san itu sakit!"
Kyubi memukul kepala Onibi menggunakan kipas miliknya lalu dia berjalan meninggalkan Onibi.
"Aku tak peduli. Ayo kembali, kita sudah cukup lama berada disini"
Dengan perasaan kecewa Onibi berjalan lesu mengikuti Kyubi. Tanpa ia sadari pipi Kyubi sedikit memerah dan dia menyembunyikan itu di balik kipasnya.
'dasar bodoh. Ada-ada saja..'
•
•
•
"Selamat datang di ramen Kuzunoha! Ada yang ingin anda pesan?"
"Onibi.. kau tak perlu melayani ku begitu. Aku sudah sering datang kesini.."
"Hihi"
Sosok Yokai itu menghela nafas panjang, dia merasa risih dengan pelayanan dadakan dari Onibi. Sebelumnya dia tidak pernah di layani seperti itu, terlebih si pemilik kedai yang terlihat acuh kepadanya.
Dia duduk di meja paling pojok tempat dia biasa duduk. Tetiba ada sebuah gelas teh yang berisi teh hijau di sana, dia melihat ke arah Onibi yang masih berdiri di sebelahnya.
"Kau tahu saja apa yang aku suka"
"Tentu saja! Kyubi-san memberitahu ku"
Karasutengu tersenyum tipis lalu segera ia meminum teh itu. Rasanya seperti yang biasa ia minum.
Lalu ia melirik ke arah Onibi.
"Mengapa kau masih disini?"
"Menemani Tengu-san"
"Aku tidak perlu di temani, lebih baik kau bantu Kyubi di dapur sana"
"Kyubi-san sedang pergi.. jadi aku sendirian disini"
"Pantas saja sedikit sepi"
Dia kembali meminum tehnya, Onibi masih setia berdiri di sampingnya. Entah apa yang Yokai kecil itu pikirkan, dia terus berdiri tanpa ada niatan ingin kembali ke tempatnya.
Tengu kembali melirik Onibi, kali ini manik abu-abunya sedikit membelalak.
"Oi Onibi.. kau baik-baik saja?... Wajahmu pucat.."
Si Yokai kecil itu menoleh dan tersenyum kecut. Wajahnya tampak pucat, padahal beberapa menit yang lalu ia terlihat baik-baik saja.
Apa yang terjadi dengannya?
"Aku baik.. hanya saja aku mendadak sedikit lemas... Mungkin hanya kelelahan.."
Tengu tak percaya. Onibi ini merupakan Yokai yang sangat hiperaktif menurutnya, tidak mungkin dia kelelahan hanya karena menjaga kedai ramen itu sebentar.
"Lebih baik kau istirahat.. aku akan menunggu kedai ini sampai Kyubi kembali"
"Tidak perlu. Tengu-san kan pelanggan disini, mana mungkin aku meminta Tengu-san menjaga kedai. Nanti aku di marahi Kyubi-san"
Tengu menyerah. Onibi memang keras kepala dan susah di atur, dia kembali meminum tehnya walau dalam hati ia masih sedikit khawatir dengan kondisi Onibi.
Seraya meminum teh ia berpikir apa yang terjadi dengan Onibi ini. Mengingat Yokai itu tidak pernah sakit atau pun kelelahan karena sesuatu yang sepele.
Lalu ia teringat sesuatu.
"Onibi"
"Ya?"
Dia menatap Onibi dengan intens, membuat Yokai merah itu merasa aneh dan tidak nyaman dengan tatapan Tengu.
"Apa kau.... Pernah menyerap energi manusia sebelumnya?.."
Onibi diam, dia masih tidak mengerti dengan pertanyaan seperti itu.
"Ti-dak.. tidak pernah. Kyubi-san melarang ku mendekati manusia selain para pendekar pedang. Memang kenapa?"
Tengu menggeleng lalu tersenyum tipis.
"Tidak.. bukan apa-apa. Sekarang kau istirahat saja, aku akan menjaga kedai"
"Tapi nanti--"
"Ini perintah ku jadi cepat laksanakan!"
Tengu menatap tajam Onibi. Onibi pun mengangguk cepat dan langsung berlari. Tengu menghela nafas panjang dan memegang kepalanya yang berdenyut.
'Kyubi harus tahu hal ini.. jika tidak--'
Dia menoleh ke arah tempat di mana Onibi tadi berlari dan menatapnya sendu.
'--akan ada masalah...'
• • •
"Onibi kau kenapa? Wajahmu pucat sekali"
"Tak tahu.. entah kenapa aku merasa sangat lesu dan lemas. Tak biasanya aku seperti ini.."
"Le-lebih baik kau istirahat.. biar aku saja yang mencuci semua mangkuk ini!"
"Tidak! Aku ingin membantu Kamaitachi!"
Onibi bersih keras ingin mencuci mangkuk itu walau Kamaitachi sudah melarangnya dan menyuruhnya untuk istirahat tapi tetap saja dia tidak mau.
Sungguh. Kamaitachi khawatir dengan kondisi Onibi, wajahnya sangat pucat dan tidak terlihat seperti biasanya. Dia berpikir untuk memanggil Kyubi agar menyuruh untuk istirahat.
Bruk!
Atensinya teralihkan, ia menoleh ke arah Onibi dan melihat--
"ONIBI!!"
Mata jingganya melebar kala melihat sosok Yokai yang terbaring dengan wajah lesu dan lemas, siapa lagi jika bukan Onibi.
Kamaitachi langsung mengangkat tubuh Onibi yang lebih besar darinya, membawa Yokai itu menjauh dari tempat mereka mencuci mangkuk.
Membawanya keluar dapur, beruntung sekali ada Kyubi dan Mizuchi serta Ungaikyo.
"Eh? Onibi kenapa?!"
"Kamaitachi kenapa Onibi tak sadarkan diri seperti ini?!!"
"A-aku tidak tahu. Tadi kami sedang mencuci mangkuk di belakang lalu tiba-tiba dia tidak sadarkan diri"
Kamaitachi merasa khawatir, Kyubi mengambil alih tubuh Onibi dan membawanya pergi. Sebelum ia pergi ia meminta Kamaitachi dan Mizuchi untuk menjaga kedainya.
Kyubi membawa Onibi ke rumahnya, sampai di sana ia menaruh tubuh Yokai itu di kasur lalu ia pergi memanggil Tengu untuk meminta bantuan. Sebelumnya Onibi tidak pernah seperti itu, dia jenis Yokai yang sangat aktif dan ceria.
Akhirnya ia sampai di tempat Tengu berada.
"Tengu!"
"Ada apa Kyubi? Tumben kau kemari--"
"Tolong aku!"
Dia mendekatkan diri ke Tengu dan menatapnya lekat.
"Ada apa?"
"Onibi! Dia tidak sadarkan diri!"
Tengu membelalak tak percaya. Apa yang dia takutkan ternyata sudah terjadi, seharusnya dia memberitahu Kyubi sejak 3 hari yang lalu tapi dirinya terlalu takut untuk memberitahu Yokai rubah itu.
"Dimana dia?.."
"Di rumah ku"
Tengu langsung pergi tanpa mengucapkan apapun pada Kyubi, Yokai Rubah itu tampak bingung lalu dia mengikuti Tengu dari belakang.
Sesampainya di rumah Kyubi, Tengu langsung masuk menuju ruangan di mana Onibi berbaring. Dia melihat wajah Onibi yang pucat dan lemas.
Apa yang ia takutkan akhirnya terjadi. Peristiwa yang sudah dia angan akan terjadi tak lama setelah dia mengetahui hal itu.
"Apa yang terjadi dengannya?.."
Tengu diam. Pertanyaan Kyubi tak ia gubris sama sekali. Dia memilih untuk tetap melihat Onibi, memperhatikan wajahnya yang tampak kesakitan.
"Oi Tengu! Aku bertanya padamu!"
Tengu terkejut karena Kyubi menarik pakaiannya, terlihat jelas di wajah Kyubi raut ke khawatiran dan gelisah. Tengu tidak bisa tidak memberitahukan ini kepada Kyubi, orang yang telah merawat Onibi selaam bertahun-tahun.
"Ikut aku.."
Kyubi heran namun dia menuruti perkataan Tengu. Ia mengikuti Tengu dari belakang, mereka sekarang berada di luar ruangan itu. Tengu menatap Kyubi dengan raut wajah serius.
"Ada yang harus aku katakan padamu"
"Apa? Apa itu tentang Onibi?!"
Tengu mengangguk pasrah.
"Iya.. jadi... Kau tahukan Onibi tidak pernah menyerap energi manusia sama sekali?"
"Ya. Aku tahu, aku melarangnya untuk melakukan hal itu.. kau tahu kan apa alasannya"
"Ya aku tahu. Kau takut jika Onibi melakukan itu maka dia akan di habisi oleh para Katanashu. Tapi--"
"Tapi apa?!"
Kyubi menatap Tengu dengan tatapan tajam. Tengu menghela nafas panjang. Dia tidak siap mengatakan ini tapi dia harus.
"Onibi merupakan Yokai yang hidup dari energi manusia, mereka selalu menyerap energi dan jiwa manusia sebagai sumber kekuatan mereka namun jika seekor Onibi tidak pernah menyerap energi manusia sekali pun dalam hidupnya maka--"
"Maka apa?! Jangan bertele-tele!"
Tengu melirik ke arah Onibi dari ambang pintu, menatap sendu Yokai kecil itu. Kyubi pun mengikuti arah pandangnya dan akhirnya dia mengerti.
"Kau tahu kan apa yang akan terjadi.."
Kyubi terkejut, tubuhnya bergetar hebat dan dia mundur beberapa langkah lalu menangis.
"A-apa yang harus aku lakukan?... Apa tidak ada cara lain untuk membuatnya kembali seperti semula.... Nee Tengu. Beritahu aku...."
Tengu menggeleng pelan, Kyubi yang melihat itu menangis dengan histeris. Dia tak tahu harus berbuat apa.
Kyubi merutuki dirinya yang melarang Onibi untuk menyerap energi manusia padahal itu sumber kekuatannya. Sekarang ia tak tahu harus apa.
•
•
•
"Unghh~"
Tangan kecil itu bergerak sedikit demi sedikit, kelopak mata terbuka, menampilkan manik serupa senja yang sekarang tampak redup.
Dia mencoba membiasakan cahaya yang masuk ke matanya.
Kira-kira apa yang terjadi padanya? Bukankah kemarin dia sedang mencuci mangkuk dan sedikit berbincang dengan Kamaitachi.
'ini.... Di rumah...'
Dia akhirnya sadar berada di mana. Ia penasaran siapa yang membawanya ke rumah.
'apa Kyubi-san yang membawa ku... Ah! Dimana Kyubi-san?'
Dia mencoba bangun dari tidur, berusaha mengubah posisi baring itu menjadi duduk namun dia tidak memiliki tenaga sedikit pun untuk bangun.
'kenapa tubuhku lemas sekali.. mau bangun saja susah'
Krieet~
Dia menolehkan kepalanya ke arah pintu yang terbuka, ia tersenyum kala melihat sosok yang ia kenal berjalan masuk.
"Kyubi-san...."
Sosok yang di panggil Kyubi itu membelalak matanya. Ia tak percaya sosok itu ternyata telah sadar dan sekarang tengah tersenyum ke arahnya.
"O-Onibi..."
"Hehe~... Ohayou.."
Grep~
"E-eh Kyubi-san.. kenapa kau--"
"Diam. Kau baru saja sadar setelah 4 hari pingsan"
"Apa?! Bagaimana bisa--"
"Jangan berteriak!"
Onibi terdiam. Sadar akan posisinya, akhirnya ia membalas pelukan Kyubi dan mengusap punggung Yokai itu dengan lembut.
Kyubi yang menerima perlakuan seperti itu rasanya ingin menangis, menumpahkan segala kesedihannya saat itu namun tidak bisa. Ia harus bersikap seperti biasanya di hadapan Onibi.
"Kyubi-san.."
"Ya..."
"Apa yang terjadi padaku?.."
Pertanyaan yang di takutkan oleh Kyubi sendiri, ia tahu Onibi tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada tubuhnya itu.
"Kau tidak apa-apa... Hanya... Kelelahan.."
"Benarkan. Kenapa Tengu-san selalu menyuruhku beristirahat padahal aku tidak apa-apa"
'Tengu sudah tahu sejak awal ya....'
"Sudah jangan banyak bicara. Kau istirahat saja. Aku akan ada disini jika kau butuh sesuatu"
Onibi menurut. Dia langsung memejamkan kembali matanya padahal ia baru saja terbangun dari pingsannya itu.
Kyubi terus disana. Memperhatikan wajah tertidur yang terlihat tenang itu, mengusap pipi Onibi dengan lembut.
• • •
1
2
Dan sebulan pun berlalu. Kondisi Onibi saat ini sudah jauh dari kata baik-baik saja, dia semakin melemah dengan energi dan kekuatannya yang terus menerus terkuras dari tubuhnya. Tidak ada cara apapun yang bisa di lakukan agar ia kembali seperti semula bahkan Kyubi pun sudah menggunakan kekuatan namun tetap itu tidak merubah apapun.
Saat ini sosok Yokai itu tengah duduk di atas kasur. Dirinya yang dulu selalu berkeliaran kesana kemari, sekarang hanya bisa duduk di atas kasur tanpa bisa keluar dari kamar barang sedetikpun.
"Onibi, ayo makan"
Dia menoleh ke arah pintu. Kyubi berdiri disana, membawa makanan yang ia buat dengan susah payah.
Kyubi masuk dan duduk di pinggir kasur.
"Kyubi-san"
"Apa?"
"Boleh aku keluar dan berjalan-jalan?.."
"Tidak. Kau harus--"
"Aku mohon! Hanya sekali. lalu aku akan istirahat sebanyak yang kau mau!"
Tatapan memohon di layangkan kepadanya, tatapan yang sama dengan yang waktu itu. Kyubi menghela nafas dan dia akhirnya mengangguk. Onibi tersenyum senang dan dia memeluk Kyubi dengan erat.
Selesai makan. Mereka langsung pergi menuju suatu tempat yang ingin di kunjungi Onibi. Kyubi membiarkan Onibi berkeliling kota sesuka hatinya, mungkin saja ini terakhir kalinya ia menuruti perkataan Onibi.
Setelah melewati beberapa pepohonan akhirnya mereka sampai.
"Tempat ini..."
"Ternyata Sakuranya masih mekar ya Kyubi-san.. ku kira sudah gugur"
Ia tahu tempat ini, tempat yang sama dimana Onibi terakhir kali mengajaknya. Pohon Sakura yang belum gugur itu ia masih mengingatnya dengan jelas. Pemandangan kota yang terlihat indah jika di lihat dari bukit itu.
"Hehe~ Kyubi-san suka dengan tempat ini kan? Kata Kyubi-san disini indah"
Onibi tersenyum ke arahnya.
"Oh ya Kyubi-san. Ada yang ingin aku katakan"
"Apa?.."
"Kau ingat sebulan yang lalu aku bilang akan selalu bersama Kyubi-san"
Kyubi menganggukkan kepala, mana mungkin ia lupa dengan hal itu lagipula Onibi sudah berjanji padanya.
"Aku hanya ingin mengatakan jika aku menang berjanji pada Kyubi-san akan selalu bersama Kyubi-san. Sampai aku tidak ada disisi Kyubi-san tapi aku tetap ada bersama Kyubi-san"
"Apa maksud mu?... Kau tidak akan pergi kemana-mana kan? Kau akan selalu disini... Kan?.."
"Ya.. Aku akan selalu disini!"
Onibi tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi yang putih dan bersih. Senyum secerah matahari yang mungkin akan ia rindukan.
"Ah. Matahari tenggelam.."
Dia mengikuti arah pandang Onibi, menatap Sinaran senja yang mirip sekali dengan Surai merah dan mata Crimson itu.
Onibi berbalik menatapnya dengan senyum sendu.
"Kyubi-san.."
Kyubi diam. Dia tak menjawab apapun dan juga perasaannya sangat tidak enak.
"Aku harus pergi tapi aku janji akan selalu ada bersama Kyubi-san"
Pergi? Dia pergi kemana? Bukankah dia mengatakan akan selalu ada bersamanya tapi ia ingin pergi kemana.
Dia melihat sebuah butiran cahaya berterbangan disekitarnya. Butiran cahaya yang seperti kunang-kunang malam. Manik magentanya melihat ke arah bawah, melihat kaki Onibi yang sudah tidak terlihat lagi.
Dia langsung mendongak dan menatap Onibi, Kyubi mendekat.
"Kyubi-san... Aku harus pergi.. Aku sudah tahu dari awal mengapa diriku sangat lemah. Itu karena aku tidak pernah menyerap energi manusia yang merupakan sumber kekuatanku dan mengakibatkan aku mengambil energi kehidupan ku sendiri tanpa ku sadari.."
Kyubi menggelengkan kepala dengan cepat. Dia memegang pipi Onibi dan air mata keluar.
"Tidak! Ka-kau harus disini! Bersama ku!.. kau tidak boleh pergi!"
Onibi mengusap air mata itu dengan tangannya.
"Aku tidak akan kemana-mana! Lagipula aku tadi bilang aku akan ada disini bukan?"
"Apa maksud mu?..."
"Aku akan ada disini.. di tempat ini. Di samping pohon Sakura ini. Aku akan terus berada disini"
Tidak! Bukan itu yang Kyubi inginkan. Dia hanya mau Onibi berada disisinya, dalam wujudnya yang seperti biasa, sebagai Onibi jahil dan periang yang ia kenal. Bukan sebagai seseorang yang telah tiada!!
Onibi melihat ke arah matahari tenggelam. Sudah tinggal hitungan detik sebelum matahari menghilang dari langit dan berganti menjadi malam.
10
"Jangan menangis lagi Kyubi-san.. muka mu terlihat jelek"
Onibi kembali menghapus air mata itu.
9
"Jangan pergi! Aku.... A-aku bisa menyembuhkan mu!"
Kyubi berteriak keras.
8
"Haha~ kau tidak bisa Kyubi-san.. aku tahu itu"
Onibi tertawa, ia mengeluarkan tawa yang sangat pilu.
7
Tubuhnya sudah menghilang sampai dada. Kyubi yang melihat itu semakin menangis kencang.
6
"Kyubi-san"
Onibi memanggil namanya.
5
"Apa?"
Kyubi menjawabnya seraya terisak.
4
"Terimakasih"
Onibi tetap memasang senyum manis di wajahnya.
3
Kyubi diam dan menatapnya, air mata itu masih mengalir dengan deras.
2
"Untuk segalanya.. aku merasa sangat senang bisa bertemu dengan mu dan merawat ku selama bertahun-tahun.."
1
"Terimakasih dan Selamat tinggal"
Tubuhnya melebur menjadi butiran cahaya bersama dengan tenggelamnya senja, langit sudah bertukar menjadi gelap.
Kyubi masih diam di tempat dengan wajah terkejut. Ia masih tak percaya dengan semua itu dan berharap jika semua yang terjadi hanyalah mimpi.
Tapi itu terlalu nyata untuk di sebut mimpi.
Ia sadar Onibi sudah menghilang dari sisinya.
Sekarang ia kembali sendirian. Sama seperti waktu sebelum Onibi muncul dalam kehidupannya.
Dia teringat kembali janji Onibi beberapa saat lalu. Yokai itu berjanji akan selalu berada disisinya, akan selalu bersama dengannya. Sekarang sosok itu pun masih bersamanya, masih berada disisinya dalam wujud angin yang berhembus di sekitar pohon Sakura yang masih berdiri ini.
Ia menghapus air matanya dan menatap kota Hikagemachi yang indah, sama seperti pertama kali ia datang ke tempat itu.
"Zutto Kimi no Soba ni itai to♪"
(Selamanya, aku akan berada disisimu)
Kaze ni nosete haruka kanata e
(Aku berkata pada angin yang jauh)
Kyubi tersenyum manis.
"Akan ku pegang janji mu itu"
The End~
----------------------------------
Sip aku nangis padahal gaje gini.
Tenn: .......
Apa? Udah aku bikin loh buku kamu sama Riku walau bukan versi idol sih.
Tenn: ya tapi jangan bikin Adek gue mati juga kali. Perasaan tiga buku Oneshoot lu yang lain hepi end semua ngapa yang ini doang yang sad end.
Suka-suka saya dung:>
Riku: aku sedih Onibi nya mati.
Yamato: tapi kan itu lu Rik--
Ssh! Udah diem.
Banri: jadi semuanya silahkan vote--
Banri minta stellar!!!!*ngejar Banri
Banri: gue belom selesai ngomong!!*kabur
Yuki: aku lanjutin perkataan Ban tadi. Jadi silahkan vote dan komen untuk buku Author kita yang ini.
Momo: maaf jika gaje dan feel-nya ga berasa. Author kita ga jago bikin yang sedih-sedih.
All(-Author): bye bye
Banri lu ngumpet dimana?!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top