BAB 20 : PLAN
Ruang kamar Diana begitu sunyi, diselimuti duka dan juga rasa bersalah lantaran tidak bisa menjaga dua orang lagi dengan baik.
Tentu, kehilangan Santana dan juga Amanda kemarin, membuat mereka harus menghadapi amarah Mathew, atau bahkan tangisan pilu Shannon.
Rey sangat ingat bagaimana wajah Santana saat terakhir kali ia memohon. Ia tidak ingin diselamatkan, ia hanya ingin putrinya baik-baik saja.
"Aku tidak tahan lagi! Aku ingin memukul siapa pun yang ada di balik ini semua." Eliza yang sejak tadi hanya diam kini bangkit dari duduknya.
"Kau tidak bisa pergi begitu saja, Eliza. Bagaimana jika di sana kau dalam bahaya? Sudah cukup banyak dari kita yang tewas di sini." Rey mencegahnya.
"Lalu, kau mau ikut denganku?"
"Tidak, Reina. Kau tahu bagaimana aku begitu cemas terhadapmu. Keberuntungan tidak selalu datang, kau tahu?" cegah Peter.
"Hei, cara yang digunakan Rey dalam menghabisi mayat hidup itu bukanlah keberuntungan, tapi skill," ujar Pheobe sembari melipat kedua tangannya.
"Besok."
Semua mata menatap pada Kazuki.
"Besok kita bagi kelompok saja, seperti ini, bawa personil yang kuat, tapi sisakan beberapa di ruang ini untuk berjaga-jaga," terang Kazuki.
"Benar juga. Jika dilihat dari kejadian kemarin, justru di ruangan ini tidak terjadi apa-apa, tapi perimbangkan juga karena kita akan menerobos masuk ke ruangan Tuan Xerxes dan sudah pasti nanti ada resikonya," ujar Leon.
"Itulah mengapa kita bawa tim kuat dengan jumlah sedikit dan sisakan banyak orang di ruangan," sahut Kazuki.
"Ikutkan aku! Aku yang punya ide untuk pergi ke sana." Eliza mengajukan diri.
"Aku juga akan menerobos ke sana. Leon dan Rey juga sebaiknya ikut."
Rey dan Leon saling menatap saat Kazuki menyebut namanya, kemudian mengangguk.
"Kita bisa ikutkan Pheobe," saran Rey.
"Tidak apa-apa. Aku, Eliza, kalian berdua, dan Pheobe yang akan naik ke ruang Tuan Xerxes. Andrew kau berjaga di sini."
"Baik!"
Rey melirik pada Peter kemudian memeluknya.
"Tidak akan terjadi apa-apa padaku, Peter, percayalah."
Peter hanya menarik napas panjang, kemudian mengangguk dan memaksakan senyumnya.
"Semoga begitu, aku tidak ingin kehilanganmu."
"Ehem!"
Mereka berdua menoleh pada Diana yang saat ini tengah mengobati Shannon.
"Jangan mengumbar keromantisan di sini!"
Rey dan Peter tertawa kecil, kemudian Peter mengecup pipi Rey singkat.
***
Masih belum selesai ya
#wga
#wgaween
#wgaverse
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top