BAB 19 : LABORATORIUM

Ruang laboratorium milik XHO sangat luas. Ketika keluar dari lift, akan disuguhkan pemandangan barisan meja dengan peralatan yang lengkap. Ada beberapa etalase kaca, juga lemari-lemari besi tempat menyimpan berkas. Jika berjalan melewati barisan meja tersebut, akan menemui sekat yang memiliki dua pintu, dua pintu itu akan mengantar ke ruangan yang berbeda. Satu untuk ruang penyimpanan obat-obatan dengan suhu dingin, sedangkan satu lagi ruangan khusus di laboratorium.

Seharusnya terlihat begitu, jika pencahayaannya cukup terang.

Rey berjalan maju perlahan, menelan ludah dengan susah payah. Di sampingnya Leon bersiaga, memegang pisau barangkali memang diperlukan untuk menyerang. Kazuki tak jauh dari mereka, sudah bersiap dengan pistol, sama, tak jauh berbeda dengan Andrew. Santana dan Amanda juga membawa senjata, meski Amanda tidak yakin apakah ia bisa menyerang. Tangannya gemetar, ia berkali-kali menelan ludah.

"Kau takut? Jika kau takut untuk apa ikut?" ejek Andrew.

"Aku tidak takut, Paman!"

"Paman? Siapa yang kau panggil dengan sebutan Paman?"

"Tentu saja kau, Paman!"

Tiba-tiba, terdengar suara kaca yang pecah. Spontan mereka melihat ke satu arah, di sana ada sosok misterius, baru saja menjatuhkan tabung reaksi yang terbuat dari kaca.

"Sial!" umpat Kazuki.

Sosok misterius itu tiba-tiba mendesis dan bergerak ke arah mereka, tidak hanya satu tapi jumlah mereka bertambah semakin banyak.

"Astaga! Mereka pergi ke arah kita!" Amanda mulai panik.

Kazuki, Andrew, dan Santana mulai menembak. Namun, meski mereka tumbang, tetap saja bangkit lagi dan menyerang.

Karena di antara mereka tidak ada yang ikut dalam penyerangan, jadi tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana cara mengalahkan makhluk mati yang dikendalikan oleh seseorang.

"Mereka tidak bisa dikalahkan? Bagaimana ini?" Santana mulai diserang panik.

"Rey, kau tahu di mana ruang penyimpanan obat?" tanya Kazuki tanpa mengalihkan pandangannya dari mayat hidup.

"Lurus saja, pintu nomor dua." Rey juga memegang pistol dan menembak.

"Aku tidak suka mereka!" Leon berteriak kemudian berjalan maju dan menerjang mayat hidup yang terdekat. Saat ia menusuk mayat hidup tepat di kepala, makhluk itu tumbang dan tak bangkit lagi.

Ini masih belum berakhir, nanti akan diedit lagi.

--------

#wga
#wgaverse
#wgaween

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top