BAB 14 : POOL
Sore itu, terdengar suara teriakan menggema seorang anak perempuan. Anak perempuan itu tidak sendiri, Santana sang ibu berada di sebelahnya, memeluknya dengan wajah tak kalah syok dari anaknya.
Memang, ini bukan kali pertama Santana melihat mayat, tapi ia sudah lama tidak melihat langsung jasad korban pembunuhan.
Dan dia tahu jasad siapa yang mengambang di kolam!
Itu adalah jasad Melissa Engelbertha.
Tak lama kemudian, datang Rey, Peter, dan Leon. Disusul dengan Pheobe dan Nathan di belakangnya.
Rey melebarkan matanya. "Astaga!"
"Ada apa ini? Holy shit! Bagaimana perempuan itu bisa mengambang di atas kolam?" Andrew yang sudah sembuh, terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Tubuh pucat Melissa, dengan beberapa sayatan di wajah, tangan, dan kakinya, kaku mengambang.
"Karena sudah dua hari tidak ada kabar dari Tuan Xerxes, aku mengajak anakku berkeliling di gedung ini dan kami menemukan Melissa sudah mengambang di kolam saat tiba. Astaga, kasihan Shannon, ia tidak pernah melihat hal seperti ini sebelumnya," terang Santana.
Rey hanya diam. Santana begitu syok melihat mayat Melissa mengambang di kolam, bagaimana bila ia tahu kenyataan bahwa hampir semua yang bekerja di gedung ini adalah mayat hidup yang dikendalikan?
"Ya, kami tahu bukan kau pelakunya. Mungkin saja Melissa sudah mati jauh sebelum mayatnya dibuang ke kolam," ujar Pheobe.
Tak lama kemudian, beberapa orang mulai turun dan berkumpul di kolam. Leon mengerutkan keningnya, tidak mungkin semua orang mendengar teriakan Shannon, bukan? Mereka kebetulan berada di lantai yang dekat dengan lokasi kejadian dan mendengarnya.
"Kenapa kalian semua datang ke sini?" tanya Peter sambil mengerutkan keningnya.
"Kami mendapat pesan yang mengarahkan kami ke tempat ini," jawab Emily sambil menunjukkan layar ponselnya.
Tiba-tiba, seorang perempuan berteriak. Eliza Mai, orang yang berada satu kamar dengan Melissa.
"Apa yang terjadi dengannya?" tanyanya histeris. "Shika! Aku tahu itu kau yang melakukannya! Apa kau membunuh Melissa hanya karena dia menjadi ancaman untukmu?" teriaknya sembari melihat langit, berteriak tak tentu arah.
Tak lama kemudian, terdengar suara lonceng pengumuman dari pengeras suara.
"Terima kasih kalian telah datang memenuhi pesan yang telah kukirim. Sekarang, silakan kalian mendekat ke arah kolam dan melihat sendiri apa yang ada di sana. Bukankah pemandangannya indah?"
Suara di seberang tertawa. "Ini adalah pelajaran bagi kalian agar tidak lagi menantangku di sini! Jika kalian berani datang ke tempatku, nasib kalian tidak akan jauh berbeda dengannya."
Berbagai macam ekspresi terukir di wajah masing-masing dari mereka. Takut, kesal, marah, tapi mereka hanya bisa diam. Dari apa yang diceritakan Eliza, Melissa adalah orang pertama yang pergi ke ruangan Tuan Xerxes di lantai paling atas untuk menantang pengundang mereka. Sekarang, mereka melihat sendri apa yang terjadi pada Melissa. Kini ia tidak bernyawa, mengambang di kolam renang.
"Apa kau melihat sesuatu selain mayat Melissa di sana?" tanya Nathan yang mengintip dari tepi kolam, membuat beberapa dari mereka turut mencari apa yang dilihat oleh Nathan.
Mereka melihatnya.
Selain mayat Melissa yang mengapung, ada beberapa benda yang berkilau di dasar kolam. Entah apa yang ada di sana, dan siapa yang meletakkannya. Tidak hanya satu benda berkilau tersebut, lebih dari itu.
"Binggo! Kalian melihat benda berkilau di dasar kolam tersebut? Jika kalian melihatnya, itu bagus. Karena, ini adalah permainan ketiga kita!"
Suara orang di seberang bertepuk tangan dalam sunyi.
"Peraturannya cukup sederhana! Kalian harus menyelam ke dasar kolam dan mengambil benda berkilau itu sebelum pukul tujuh malam. Ada berapa orang dari kalian yang tersisa? Oh, gawat! Jumlah benda itu hanya ada dua belas! Tidak semua dari kalian akan mendapatkannya! Kalian boleh mengambil semuanya atau satu saja, setelah itu kalian akan dipersilakan masuk ke gedung XHO."
"Ha! Hanya menyelam dan mengambil benda itu? Bukan masalah besar!" ujar Eliza yang sudah menyeringai dan bersiap akan menyelam.
"Sepanjang yang kuingat … kolam ini dalamnya lebih dari satu meter," gumam Rey.
"Ya, mengingat Zueve dulu sangat senang berenang di sini. Tapi … apa mayat itu tidak diambil dulu? Aku sedikit takut dengannya, kau tahu?"
Rey tertawa kecil mendengar ocehan Leon yang ada di sebelahnya.
"Baiklah, kita mulai! Semoga berhasil!"
Dengan berakhirnya denting nada pengumuman, beberapa dari mereka mulai bersiap untuk menyelam. Meraih benda berkilau yang tidak mereka ketahui berupa apa, pun bahaya yang tengah mengintai mereka.
#WGA
#WGAWeen
#WGAVerse
-------------------------
Hai kalian! Aku apdet lagi!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top