BAB 1 : INVITATION
'Salam hangat.
Kuharap kau tidak lupa dengan XHO, sebuah sekolah yang pernah menjadi bagian dari hidupmu di masa-masa kelam. Entah apa yang kau lakukan saat ini, atau di mana kau tinggal. Aku secara pribadi ingin mengundangmu kembali ke XHO.
Aku tidak mengharapkan perkelahian sengit, atau insiden tembak menembak seperti yang selalu terjadi di malam Halloween. Aku hanya ingin mengajakmu mengenang kembali masa-masa dulu, di mana rasa haus darah masih ada dalam hati. Menyenangkan, bukan?
Datang ke gedung XHO pada tanggal 1 Oktober. Siapa aku, kau akan tahu karena aku sendiri yang akan menyambutmu di sana. Aku menunggu sembari duduk dengan manis di kursi kebangsaanku.
Kau tahu aku bisa melakukan apa pun yang akan membuatmu menyesal seumur hidup bila kau mengabaikan undanganku ini.'
***
Insomnia. Itu yang dialaminya seminggu setelah menerima undangan di surel pribadinya. Padahal tidak ada seorang pun yang tahu tentang alamat surel ini kecuali beberapa orang terdekatnya saja.
Meski tubuhnya berada di atas ranjang empuk, tapi pikirannya berlarian. Tidak terasa saja matahari sudah kembali muncul dari arah timur dan ia harus kembali melakukan aktifitasnya setiap hari. Ia memaksa tubuhnya untuk bangun dan menuju ke kamar mandi.
"Menyusahkan saja, kantung mataku jadi muncul gara-gara aku tidak bisa tidur," desahnya saat berada di depan cermin, mendekatkan wajahnya hanya untuk melihat lingkaran hitam yang muncul secara samar di bawah matanya.
Ia menarik napas panjang. "1 Oktober, ya? Itu artinya masih tersisa setidaknya seminggu untuk memutuskan apakah aku harus memenuhi undangan itu atau tidak. Namun, jika memang pengirimnya adalah dia … menolaknya itu sama seperti cari mati. Mau bagaimana lagi? Sepertinya aku memang harus mengambil cuti entah sampai kapan."
Ya, dia ingat jelas di mana XHO, seperti apa XHO dan segala macam yang berhubungan dengan hal itu. Dia memang pernah menempati posisi rantai makanan di sana, tapi ia juga pernah beberapa kali hampir mati saat merebutkan posisi rantai makanan tersebut. Kembali ke tempat itu sama artinya seperti menghancurkan dinding pertahanan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun.
***
"Penyanyi sekaligus aktris terkenal Nona Eleazar telah mengumumkan bahwa dirinya akan rehat dari dunia entertainment hingga waktu yang masih belum bisa ditentukan. Alasannya sendiri adalah lantaran Nona Eleazar ingin menghabiskan waktunya untuk berlibur tanpa adanya gangguan. Pengumuman mendadak ini tentu membuat sebagian besar penggemar Nona Eleazar merasa kecewa, bahkan beberapa dari mereka telah menuliskan hashtag jangan pergi Nona Eleazar di media sosial. Apakah ada yang disembunyikan terkait rehatnya Nona Eleazar ini?"
"Jadi, temanmu juga dapat undangan itu sepertinya."
Perempuan itu mengangguk, tak mengalihkan pandangan matanya dari televisi hingga berita berganti topik, kemudian tersenyum saat melihat laki-laki yang dicintainya masuk ruangan dokter. Perempuan itu berjalan melewati dua foto berbingkai yang ada di atas meja kerjanya. Satu foto dirinya bersama seorang laki-laki yang merengkuh pundaknya dengan sebelah tangan, ada anak perempuan berusia tiga tahun berambut pirang yang berdiri di depan mereka. Satunya lagi foto yang diambil jauh sebelum ia memulai keluarga kecilnya, foto bersama dua sahabat yang paling disayanginya.
"Peter."
"Kau lupa makan siangmu lagi sepertinya."
Perempuan itu tersenyum. "Ada kau yang selalu mengingatkanku tentang makan."
"Apa yang ingin kau makan siang ini, Reina?"
"Peter, apa … kau akan datang?"
Pertanyaan yang terucap dari bibir Reina mendadak membuat atmosfer di sekitar mereka menipis. Tentu, topik ini adalah topik berat bagi mereka yang dulu memutuskan untuk pergi dari XHO.
"Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Elena dan juga Edelweiss."
"Tapi … bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada kita?" tanya Reina ragu.
Itulah yang mengganjal di benaknya sedaritadi. Elena mungkin sudah tumbuh menjadi remaja cantik yang mungkin bisa menjaga dirinya sendiri. Sedangkan Edelweiss? Ia masih berusia enam tahun. XHO bukan tempat yang aman, sejak dulu mungkin hingga saat ini, terlebih setelah kejadian itu XHO ditutup.
"Jika memang kita harus menghadapi skenario yang buruk … Elena bisa menjaga adiknya dengan baik. Lagi pula, kita masih punya cukup harta yang bisa diwariskan pada mereka."
Reina terdiam sesaat, meski ragu pada akhirnya ia mengangguk. Sang suami memeluknya, mengusap pelan punggungnya.
"Jangan khawatir, tidak akan ada yang terjadi. Semua pasti baik-baik saja."
"Ya, semoga. Kuharap semua baik-baik saja."
Apa pun yang terjadi nanti, Reina hanya bisa berdoa agar semua baik-baik saja.
#wga
#wgaween
#wgaverse
----------------------
Hai lagi!
Untuk Bab 1 masih pemanasan ya, mungkin di Bab 2 sedikit lebih panjang. Apa masih ada yang bingung tentang XHO sendiri?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top