Jum'at, 21 April 1826

Dear Diary,

Aku bersikeras merayu Nenek untuk bisa keluar rumah. Butuh waktu lebih dari setengah jam bagiku untuk merayunya hingga akhirnya beliau pasrah. Beliau hanya memintaku untuk tiba di rumah sebelum waktu sore tiba dan aku pulang lebih cepat seperti janjiku.

Jalanan kota benar-benar sepi. Beberapa penjaga sempat mencegatku dan bertanya kemana aku akan pergi. Mereka tidak menahanku dan hanya memintaku untuk segera pulang ke rumah setelah urusanku selesai.

Sejak awal, perintah walikota hanya untuk tidak keluar dari kota, bukan dari rumah. Semua orang sebenarnya masih diizinkan untuk keluar, hanya saja mereka terlalu ketakutan. Bahkan, aku baru tahu dari penjaga bahwa ada rumor yang mengatakan bahwa kejadian menghilangnya orang-orang saat ini menyebar seperti penyakit flu.

Kak Polina memberitahuku jika Paman masih belum pulang sejak aku menanyai kabarnya minggu lalu. Selama mengunjungi rumahnya, aku terus mencoba menenangkannya. Kak Polina sangat khawatir dan bertanya-tanya apakah Paman sudah makan atau belum dan bagaimana kesehatannya. Dia takut Paman meninggal dan membuatnya harus hidup sendiri.

Aku mengerti perasaannya. Aku juga khawatir mengenai kabar Recy. Aku takut dia akan mati kelaparan dan membuat Nenek makin sedih.

Di sisi lain, ada satu hal yang mengejutkan juga hari ini, yaitu kabar ibu Goz yang menghilang sejak kemarin malam. Goz yang kutemui di jalan pulang memintaku untuk mengantarkannya ke danau itu untuk mencari ibunya. Goz bilang bahwa dia tahu jalan rahasia untuk keluar dari kota dan langsung berkata bahwa dia akan datang ke rumah besok pagi.

Goz tidak memberikanku waktu untuk berpikir. Meski begitu, melihat gurat wajah khawatirnya, aku paham mengenai badai yang saat ini pasti melanda pikirannya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top