(9)


Cahaya lilin menerangi sebuah ruangan kayu, buku-buku dan juga tongkat-tongkat kayu.

Seorang wanita berambut panjang dan kalung besar di leher nya menghampiri ku .

"Ada tujuan apa datang ke barat Pangeran kraymon?". Tanya Elisabeth.

" Seperti yang aku katakan tempo lalu"

Ia tersenyum dan mengambil sebuah serbuk emas dalam botol kaca.

" Permintaan mu sungguh sangat sulit, bahkan bertahun-tahun aku harus mencari mantra nya"

"Tidak ada yang sulit bagi ratu penyihir"

"Kau terlalu memujiku Xander".

Elisabeth menabur serbuk itu kedalam kolam, sesekali membaca mantra dan mengayunkan tongkat nya.

Tujuan ku sebenarnya mengetahui tentang kedua orang tua ku, dan mengapa aku menjadi manusia dan tinggal di panti asuhan.

Tetapi ternyata melihat masa lalu itu sulit dan langkah di dunia vampire, jadi aku memutuskan untuk bertemu ratu penyihir.

Pelan pelan air biru berganti dengan abu-abu, bunga teratai dan segala isi nya meredup dan layu, di tengah-tengah kolam membentuk lingkaran.
Aku memperhatikan Elizabeth yang tersenyum kepada ku.

"Lihat lah dan pastikan".

Aku kembali melihat kedalam kolam, mata ku terkunci dan tubuh ku mati rasa.
Aku melihat kilasan peristiwa waktu aku di lahirkan, sama persis seperti waktu dimana aku menjadi vampire.

Setelah itu aku melihat sebuah peperangan di kerajaan kraymon, kedua orang tua ku yang sekarat sedang mengayuh sampan ke pulau kecil, tampak seorang bayi yang tertidur pulas didalam gendongan sang ibu.

"Maafkan kami putra ku, kelak kau akan kembali menjadi pemimpin kraymon"

Di sebuah pulau kecil dan gelap, seorang bayi di letakkan di pasir putih dengan beralaskan daun kelapa.

"Arggg" aku memegang jantung ku, rasanya sangat sakit bagai ditembus samurai.

Aku melihat bayangan hitam di kolam tersebut dan seketika juga jantung ku merasakan sakit yang luar biasa.

Ku lihat kolam kembali seperti semula.

"Bahkan cerita nya belum berakhir"

"Pergilah ke pulau itu jika kau ingin mengetahui nya".

"Terimakasih atas bantuan mu"

"Anggap saya permintaan maaf atas kelakuan suami dan anak ku"

Aku hanya mengangguk dan meninggalkan rumah pohon Elisabeth.

....

Ku lihat jendela kamar Amora yang terbuka, tampak seorang gadis menatap bintang dengan takjub dan senyuman hangat.

Aku rasa sekarang aku hanya memiliki Amora, tapi bagaimana jika gadis itu pergi dan tak kan kembali?. Menjadi pemimpin kraymon bertahun tahun membuat ku lupa dengan kehidupan ku sendiri, tapi setelah bertemu Amora, gadis yang tersesat di hutan , perlahan-lahan mengubah kehidupan ku. Aku tak berbohong dengan bahaya yang akan menimpa Amora jika terlalu lama di dunia vampire.

"Hey pria dingin, apa kau sedang menjadi penjaga kastil sekarang?!" Teriak Amora dari atas.

Aku melompat dan masuk kedalam kamar nya, mendorong tubuh nya hingga menempel pada dinding, dan mencium bibir nya sekilas.

"Kenapa kau sangat mesum sih?"

Aku tersenyum melihat wajah imut nya.

"Aku merindukan mu " lirih ku

Aku berjalan ke kasur dan duduk di sana sembari memerhatikan wajah pucat nya.

"Bagaimana keadaan mu?"

"Lebih baik dari sebelumnya" ia menghampiri ku dan duduk di sebelah ku.

"Apa kau ingin pulang?"

Ku lihat dia terkejut dan terdiam sesaat. "Aku ingin, tapi akan sama seperti tidak mempunyai keluarga"

Aku paham akan perkataan nya, keluarga yang tidak peduli dan
ketidakadilan bagi nya.

"setidaknya itu lebih baik daripada tidak memiliki keluarga sama sekali"

"Kau tidak yatim-piatu dan juga tidak tinggal di panti asuhan".

Ujar ku melirik ke arah nya , memperhatikan ku dengan mata sayu nya.

"Kau benar, aku memiliki keluarga dan tinggal bersama,tapi rasanya sama saja seperti tidak memiliki keluarga".

"Apa aku boleh egois untuk saat ini Amora? Aku membutuhkan mu , tapi aku tak mau menyakiti mu" lirih ku.

"Apa kau mengatakan sesuatu?"

Aku hanya diam dan tersenyum kearah nya."jika aku mengantar kan mu pulang, aku akan mencari tempat tinggal yang nyaman dan memastikan kau bahagia sebelum aku kembali" aku mengelus rambut nya, entah mengapa perasaan ku mengatakan bahaya akan datang.

" Padahal kau melarang ku untuk pulang Xander"

Aku menghentikan pergerakan tangan ku dan menatap kedua bola matanya.

"Aku lapar, ayok kita makan bersama" aku beranjak dan mengandeng tangan mungil nya.










Enggak tau makin hari, makin bagus atau makin hari makin bosenin. Intinya makasih buat yang baca dan jangan pelit kasih vote:v

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top