Side Job, Side Life
"Side Job, ya? Aku tahu beberapa orang di kota ini yang memiliki Side Job, tapi tidak semuanya ada." Jawaban Heinrich memberikan kebahagiaan kepada Party itu. Hanya Bayle yang tidak ada di sana karena anggota Sect lain dilarang memasuki gereja The Black Sect. Meskipun Wanderer itu sudah bertamasya ke gereja Sect lain. Tentu saja Noctis dan Haybusa harus menenangkannya dulu.
"Kalau begitu, aku ingin menjadi Spy," ucap Hayabusa singkat. Keempat pemain lain menatapnya licik. [Spy], sesuai namanya, adalah Side Job untuk memata-matai sesuatu. Entah itu seseorang, monster, kereta pengantar barang, sampai sarang monster dan dungeon. Pilihan terbaik untuk Job ini adalah Rogue yang bisa menghilang, dan Hayabusa menyadari hal itu.
"Kau bisa belajar dariku. Misinya akan kuberikan setelah percakapan ini selesai." Semua pemain terkejut mendengarnya. Tanya hanya mengangguk pelan, seolah mengiyakan fakta kalau ternyata pendeta tua ini dulunya adalah seorang Spy, mata-mata. Pertanyaan-pertanyaan baru muncul di pikiran para pemain itu, tapi Ringo lah yang menyuarakan isi hatinya.
Sebuah pertanyaan yang konyol.
"Lah, kau seorang Spy tapi perlu informan? Spy macam apa kau?" Heinrich tersenyum pahit. Saat itu Ringo sadar kalau hal tersebut pastilah sesuatu yang sangat personal bagi sang pendeta. Tapi tetap saja fakta kalau seorang Spy butuh informan terdengar seperti seorang dosen butuh guru. Sangat terdengar tidak logis.
"Aku mengurus gereja ini. Itu saja."
"Pasti lebih dari 'itu saja', pak pendeta." Acolyte itu hanya mengangguk saja. Untuk saat ini, masa lalu pendeta itu yang hanyalah sebuah rekayasa tidak penting. Yang dia perlukan adalah sebuah kepastian mengenai Side Job yang dia butuhkan untuk memulai misi tujuh tahun yang terdengar absurd miliknya.
"Ehem.... Kembali ke topik. Mengingat ada enam Side Job, apa saja Job yang kalian inginkan?"
"Spy."
"Aku ingin jadi Chef!"
"Alchemist."
"Kalau begitu aku pilih Miner."
Hayabusa dan Ringo menginginkan Side Job yang cukup selaras dengan Job utama mereka. Rogue dengan Spy tentu saja paling cocok dengan Skill menghilang Rogue. Alchemist dan Acolyte juga begitu karena Potion ciptaan Alchemist akan menambah jumlah HP yang diberikan Acolyte.
Tapi, Revenger dengan Chef? Ranger dengan Miner? Terdengar konyol.
"Hmm.... Pilihan kalian cukup unik, gadis-gadis Naix." Shiori dan Killa tidak menyukai panggilan itu sedikitpun. Sepertinya dipanggil gadis-gadis seseorang membuat mereka merasa jijik. Heinrich hanya mengangguk melihat reaksi mereka lalu menunjuk kearah Killa.
"Aku kenal seorang Miner. Memang masih pemula, tapi kurasa dia bisa mengajarimu. Aku akan memberikan arah ke kotanya untukmu setelah ini." Jari sang pendeta berubah arah ke wanita Revenger satu-satunya di tempat itu.
"Kau cukup pergi ke Trattoria Thanos. Chef Stark pasti akan mengajarimu. Dia orangnya baik tapi tegas, jadi persiapkan dirimu." Setelah itu, jarinya bergerak ke arah Ringo. Namun, wajah pendeta itu berubah masam, membuat Support itu mengernyitkan alisnya.
"Dan kau.... Alchemist, ya. Aku tidak kenal siapapun di kota ini yang punya Job itu. Kau harus pergi jauh, nak. Bahkan lebih jauh dari Killa. Kau harus pergi ke ibukota kekaisaran ini."
"Kekaisaran ini?" Ulang Ringo. Ringo-- bukan, Bobby tidak pernah membaca mengenai hal-hal yang tidak berhubungan secara langsung dengan cara bermain di Wyburn Online. Tidak, bahkan mengenai hal itupun jarang. Saat ini, dia selalu bertindak sesuai dengan pengalamannya di Dragun Online sehingga ia selalu lupa kalau ada banyak hal baru di game ini.
"Ah, kau tidak tahu, ya? Aku akan menjelaskan mengenai benua ini. Kalian bertiga juga dengar baik-baik. Benua ini adalah Pangent, sebuah benua yang sangat besar dan dikelilingi pulau-pulau kecil. Di atas benua raksasa ini ada lima kekaisaran yang berdiri. Di timur, ada Dragun's Son Empire, sebuah kekaisaran yang memegang teguh prinsip bahwa manusia adalah ras terhebat. Disanalah tempat terjadinya perbudakan ras-ras lain yang cukup menyeramkan. Di selatan, ada musuh bebuyutan Dragun's Son, Cyan Finch Empire. Hanya ada satu alasannya. Cyan Finch menganggap manusia adalah mahkluk rendahan. Sungguh sebuah keunikan kedua kekaisaran ini sedang berdamai."
"Dunia ini cukup rumit juga." Ringo harus mengakui kalau semakin lama dia bermain, semakin banyak juga hal-hal yang tidak dia ketahui. Ia tidak menyadarinya, tapi bibirnya menyungging karena rasa penasaran.
"Di barat, ada sebuah kekaisaran yang dikenal dengan sebutan Oriental Empire. Nama aslinya adalah Agile Tiger Empire, tapi hampir semua orang menyebutnya Oriental dikarenakan di tempat itulah penduduk pulau Oriental, pulau terbesar dari pulau-pulau yang mengitari Pangent, bertransmigrasi. Di utara ada kekaisaran yang berhasil menyatukan sihir dengan teknologi, Mystic Tortoise Empire. Merekalah yang berhasil menciptakan senjata api." Keempat Player di dalam gereja itu, beserta seorang gadis kecil, mengangguk bersamaan. Heinrich tersenyum kecil, lalu kembali menunjuk Ringo.
"Dan yang terakhir adalah sebuah kekaisaran gerejawi yang dipimpin oleh Paus yang merupakan orang pilihan Sang Dewa Genesis yang berada di tengah keempat kekaisaran tadi, Genesis Empire. Menurutmu, Ringo, kita ada dimana?"
"Dragun's Son. Aku hanya melihat manusia sejauh mata memandang." Lebih tepatnya, Ringo pasti tidak akan tahu kalau ada ras lain selain manusia yang ada di game ini jika pendeta itu tidak mengatakannya. Meskipun dia sedikit bingung apakah ketiga pemain lain yang ada bersamanya memang tidak tahu atau hanya sekedar mengangguk tak peduli.
"Tepat. Dan kau harus berkelana ke pusat kekaisaran ini, kota Nagah. Aku akan memberi Killa sebuah peta karena dia juga akan berkelana. Kalau kau mau ke Nagah, akan kuberi penanda di peta itu. Semoga saja dia mau memberikannya."
"Aku pasti akan memberikannya." Respon Killa membuat Heinrich menatap Ringo. Sang pendeta tidak menyangka pria itu akan terlihat murung. Acolyte itu hanya menatap tanah dengan tangan kanan menopang dagunya. Pendeta itu berpikir kalau anggota pertamanya dalam waktu yang lama ini akan marah. Tapi faktanya dia benar-benar jauh dari kata marah.
"Rencananya kami butuh Side Job untuk bisa bertualang. Tapi, aku harus bertualang untuk mendapatkan Side Job. Ditambah lagi aku tidak pernah bisa bertualang sendiri. Heh, ternyata jadi seperti ini juga, ya." Ringo pun menyeringai, menatap pendeta gereja itu dengan tatapan yang mantap. Sang pendeta langsung memberikan sebuah peta kepada Ranger party itu.
"Semoga Naix memberikan rahmatnya kepada kalian."
...
"Jadi, hanya kita berdua yang ada di Party ini sekarang?"
"Ya. Bayle, Noctis, dan Hayabusa akan menyusul kita ketika misi Side Job mereka selesai. Noctis akan mengambil Side Job sesuai saran Bayle. Bagaimana dengan Shiori?" Perempuan yang ditanya kembali, Killa, mengangkat jari jempolnya. Ringo sedikit tersenyum melihat hal itu. Sang Acolyte tidak tahu sedekat mana pertemanan mereka, tapi sepertinya sudah masuk ke tingkat sahabat karib.
"Sama seperti biasa. Ribut tidak jelas, teriak penuh riang, kebebasan tiada tara, apalagi ya?" Ranger itu menutup matanya, mengingat-ingat kebiasaan aneh teman Revengernya itu. Pria dihadapannya bahkan sampai menampar jidatnya.
"Wanita itu bahkan lebih parah dari teman pria sekelasku ketika SMA."
"Jadi, bagaimana rencana perjalanan kita?" Ringo mengganti topik, membahas sesuatu yang lebih penting dibandingkan kebiasaan aneh seseorang. Killa mengangguk lalu membuka peta yang berada di Inventory-nya. Peta itu hanya mencangkup daerah Dragun's Son, tapi ada banyak sekali kota-kota didalamnya. Bahkan ada beberapa kerajaan kecil yang menjadi daerah istimewa kekaisaran itu.
"Sekarang kita berada di Revere. Pertama, kita akan melewati Riviera Plains dan Forest. Lalu, kita akan menemui sebuah kota bernama Lindbeck dengan gua yang bernama Lindbeck Cave. Di dalam gua itu sangat gelap dan ada sebuah monster tak terlihat bernama Charlie. Kita harus mencari info sebelum memasuki gua itu," jelas Killa sembari menunjukkan posisi-posisi tempat yang ada di petanya. Ketika wanita itu melihat Ringo, dia bisa dengan jelas mengetahui kalau pria itu memiliki sebuah pendapat. Terlihat dari air mukanya yang sedikit kebingungan.
"Oke, aku bukannya ingin terdengar kasar, tapi menurutku sebaiknya kita tidak mengambil jalan ini. Dari Riviera Forest ke kota Lindbeck ada jalan setapak kecil yang tidak diberi nama sebelum mendapat jalan raya. Sebut saja aku paranoid, tapi menurutku di sana pasti ada jebakan. Sebaiknya kita mengambil jalan memutar, keluar dari bagian timur Riviera Forest ke kota Hignam. Dari sana kita bisa ke Lindbeck melalui jalan yang sudah diperiksa." Killa menatap Ringo dengan alis yang diangkat. Ya, ada kemungkinan kalau di jalan tanpa nama itu ada jebakan, tapi siapa yang akan membuat hal itu? Tidak ada manusia yang memiliki kemampuan untuk menciptakan jebakan secepat itu apalagi jalan itu pastiah jalan yang paling sering disusuri pemain ataupun NPC.
"Jika ada jebakan, aku mengharapkan kepemimpinanmu untuk menghentikannya. Jadi, tidak. Kita tetap akan mengambil jalan ini."
Sungguh sebuah kalimat yang menyenangkan hati.
...
"KAU UDAH MAEN AMPE TENGAH MALAM SEKARANG, BOBBY!!! BESOK KAU AKAN KUHUKUM! TIDUR SEKARANG!"
Itulah perkataan ibunya ketika ia terbangun. Jam menunjukkan ke angka 12 dan langit berwarna hitam pekat. Bukan sebuah angka yang sehat. Hampir seharian dia menghabiskan waktunya bermain Wyburn Online. Sudah pasti ibunya akan memarahinya dengan berat.
Meskipun begitu, dia tidak akan menyangka kalau hukumannya seberat ini.
"Mak, mamak mau melatih aku jadi tentara? 100 push up sama sit up itu gak normal, mak, pas baru bangun tidur."
"Halah, banyak kali alasanmu. Sudah, buat sana!" Bagi kalian yang ingin tahu, ibunya Bobby bernama Hani Samosir, seorang wanita Batak tulen dengan watak keras yang diturunkan dari ayahnya. Meskipun ia sudah melunak karena umur dan juga pengalaman, dia akan kembali menjadi seorang Batak sejati apabila anaknya memiliki masalah.
Bobby, sekali lagi, menyesali pilihannya.
"Buat cepat! Ini jam 5 pagi. Jangan terganggu orang karena kau."
"Iya, mak."
Meskipun Bobby menjawab seperti itu, pada push up yang ketiga puluh ia sudah meronta dan berteriak seperti terkena siksaan algojo berpengalaman. Tidak, menurutnya ini memang siksaan dari algojo berpengalaman dengan kostum 'Hani Samosir'. Pakaian ibunya yang merupakan pakaian militer wanita memperkuat opini sang pengangguran.
"Kapan mamak beli baju itu?"
"Woi, cepat! Lambat kali!"
"Iya, mak!"
...
"Nasi... goreng... nya... satu..."
Bobby sudah merebahkan badannya yang kini penuh akan keringat di atas sebuah meja di tempat makan umum. Tempat itu bernama Restu, sebuah tempat makan yang memang dibuat untuk orang-orang yang berolahraga dengan hebat di pagi hari, terutama para tentara, polisi, dan mereka yang menggunakan gym. Ini kali pertama Bobby kemari karena dia yang berolahraga.
"Nah, kalo mau kau berolahraga seperti ini tiap hari mamak bolehkan kau main ampe malam. Tapi ingat makan sama minum, ya nak." Bobby hanya bisa mengangguk lesu. Sudah tidak ada lagi tenaga di tubuhnya. Semuanya dihabiskannya untuk melakukan sit up dan push up yang akan membuatnya botak itu. Dirinya bisa menjadi sedikit bertenaga karena datangnya nasi goreng pesanannya.
Nasi goreng itu hanyalah sebuah nasi goreng biasa. Dimasak menggunakan micin dan diberikan sepotong ayam, sebuah telur mata sapi, dan juga ikan-ikan teri yang disambal. Meski terlihat biasa, Bobby sangat menyukainya. Jika ada makanan yang menurutnya layak untuk disajikan kepada Dewa Masakan, dia pasti akan memberi nasi goreng. Atau In**mie, tapi kita tahu kalau benda itu cukup mematikan.
"Silahkan, tuan! Ini nasi gorengnya! Dan ini ada sebuah formulir jika tuan terta-- Bobby?"
Mendengar namanya dipanggil secara tiba-tiba oleh pelayan tempat itu, sang pengangguran mengangkat tubuhnya lemas. Dihadapannya ada seorang wanita dengan tinggi 155 senti berambut kuncir kuda hitam dan berkulit sedikit gelap. Di pipi wanita itu ada cukup banyak jerawat dan ada sebuah tahi lalat dibawah mata kanannya. Pakaian pelayan di tempat itu, seragam kuning cerah dengan dua garis coklat ditengah-tengahnya lalu berpisah pada bagian rok selututnya yang berlogo R2M itu melekat ditubuhnya dengan baik. Stoking dan high heels hitamnya menambah kesan kedewasaan yang dimiliki wanita itu. Meskipun wanita itu tidak memiliki tubuh yang cukup bagus, tapi pakaian itu membuat keseluruhan wanita itu menjadi cantik seperti lukisan Da Vinci.
"R-Rachel?"
"Bah, Bobby! Tumben kesini. Makin ganteng aja."
"B-biasa aja." Bobby memalingkan wajahnya. Rachel adalah gadis yang ia puja selama masa SMA. Saat itu si pengangguran adalah seorang penggila anime akut yang sering melakukan hal-hal yang bodoh. Rachel, sebagai teman sekelasnya, tentu saja melihatnya dan dia tidak mengejeknya secara berlebihan. Sementara itu teman-temannya menganggap Bobby sudah cocok dilayangkan ke rumah sakit jiwa. Jika Bobby tidak meraih juara 5 dikelasnya setiap ujian dia pasti sudah tidak memiliki teman lagi.
"Ah, masa? Badanmu jadi agak bagus, tuh. Walau masih jauh dari cowok-cowok Wattpad."
"Mati aja kau sana." Pria itu tidak tahu bagaimana caranya berbicara yang benar dengan wanita. Itulah kenapa dia tidak memiliki pacar di dunia nyata. Padahal Bobby memiliki paras yang cukup tampan menurut teman perempuan sekelasnya. Tentu saja dirinya cukup terkejut ketika dia dipuji seperti itu, karena ketika dia berkaca yang dia lihat adalah wajah seseorang yang kurang makan.
"Hehe.... Nanti kita bicara lagi, ya. Udah lama gak bicara kita, kan? Sejak perpisahan SMA,ya?"
"Iya." Rachel mengangguk lalu meninggalkan meja itu. Ibu Bobby yang sejak awal menyimak percakapan itu langsung membuka topik baru yang cukup tiba-tiba bagi Bobby.
"Dek, mamak mau cucu baru."
"Masih lama, mak." Bobby pun mulai memakan nasi goreng itu. Sembari makan, ia melihat formulir yang tadi diberikan Rachel padanya. Alisnya sedikit terangkat ketika ia membaca formulir itu, dan menjadi semakin terangkat semakin lama ia membaca. Bertepatan dengan habisnya setengah porsi nasi goreng itu ia sudah selesai membacanya.
"Siapa sangka kalau Elric Thohir sendiri akan merekrut orang-orang sampai ke kota kecil seperti ini. Aku hanya akan menuliskan IGN dan levelku. Semoga saja kalian akan membuat Dunia Wyburn itu lebih menarik, Guild Barong Garuda."
...
Jangan lupa vote, comment, dan krisarnya ya. Let your heart burn your way in Wyburn Online.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top