Aliansi yang Bermasalah
U.N. Owen. Nama yang berasal dari novel misteri Agatha Christie. Dia memang tidak membaca buku berjudul "And Then There Were None" itu, tapi ia tahu kenapa nama itu cukup keren.
Terdengar seperti 'unknown'-- tidak diketahui.
Itulah hal yang dilakukannya selama bermain Wyburn Online. Tidak ada yang mengetahuinya. Alasannya bergabung ke Guild Barong Garuda, yang notabenenya adalah Guild Indonesia? Atau memasuki The Yellow Sect, Sect yang paling fenomenal soal membela kepercayaannya? Tidak ada yang tahu. Hanya ada satu kalimat sebagai petunjuk tentang tujuannya ketika ditanya ingin menuju kemana.
Mencari Artifact langka.
Artifact. Kebanyakan orang hanya mengetahui The Black Artifact, itupun karena video Limit Break Eleanor. Hanya sedikit orang yang benar-benar mengetahui apa itu Artifact, apa kegunaannya, apa efek sampingnya, dan tentu saja yang paling penting: apa pengaruhnya terhadap pemain yang mengetahuinya.
U.N. Owen adalah Artifact Collector.
Jika ditanyai jumlah Artifact yang ia miliki, maka ia sendiri tidak yakin. Artifact yang ia miliki fungsinya beragam, mulai dari memasak nasi instan sampai mengubah Job seseorang. Meski begitu, hanya ada satu Artifact yang ia gunakan dari keseluruhannya: mendapatkan Special Job Chrono Controller. Tidak ada alasan lain, selain fakta bahwa pengendali waktu itu sangatlah keren. Dan ia sangat ingin mencoba kekuatannya.
Tapi, tidak ada mahkluk yang benar-benar membuatnya serius. Sepulangnya dari tempat Artifact pengganti Job, sebuah villa bernama Garnet Villa, tidak ada satupun mahkluk yang bisa melawannya. Fakta kalau merubah Job menjadi Special Job tidak akan membuat seseorang kehilangan Skill dari Job lamanya membuat dirinya menjadi sangat kuat. Mahkluk berlevel 250 ia tumbangkan sendirian, meski batas level pemain saat ini adalah 200.
Tentu saja ia merasa bosan.
Dia menunggu, menunggu, dan menunggu. Menunggu datangnya sesuatu, seseorang, apapun itu, yang akan menghilangkan rasa bosannya. Entah karena kepintarannya, kelicikannya, kebodohannya, kekejamannya, ia tidak peduli. Dia hanya ingin merasa bahagia lagi bermain Wyburn Online.
"Tuan! Maafkan aku! Ini darurat! Tolong rawat anak ini!"
Seorang wanita, Job Revenger sepertinya dari senjatanya, membawa seorang gadis kecil dengan sepasang sayap yang mencolok kedalam kediamannya. Ia tentu saja terkejut, tapi ia langsung saja menolong gadis itu ketika menyadari apa yang terjadi.
"Dia terkena Rain of Thunder-nya Lake Drake. Kenapa dia melawan mahkluk itu? Kenapa dia masih hidup?" Owen tahu ras Animan memiliki fisik yang kuat. Tapi ia juga tahu Animan varian burung lemah terhadap Skill dengan elemen petir. Bagaimana bisa seorang Animan burung masih hidup walaupun pingsan?
Secara tak sadar, tangannya meraih tubuh gadis itu, sebuah papan status muncul dihadapannya.
"Level-nya segini tapi berani melawan Lake Drake?!" Semakin lama ia memperhatikan papan itu, semakin mengkerut dahinya. Level-nya yang rendah adalah masalah yang besar, tapi ada fakta aneh yang lebih besar lagi.
HP-nya tepat 1.
Itu artinya gadis ini masih hidup karena efek [Grit], skill pasif khusus yang akan membuat HP seseorang menjadi 1 apabila sebuah serangan fatal mengenainya. Tapi, orang tersebut akan pingsan dan sebuah timer akan muncul dibawah namanya. Jika timer itu mengenai '00:00', maka orang tersebut akan mati. Cara menghilangkannya adalah menggunakan Skill penambah darah selama durasinya belum habis. Durasinya adalah satu jam.
Bagi seorang pengendali waktu, satu jam adalah waktu yang sangat lama.
"Heh, untung sebelum ganti Job aku punya Skill penambah darah. [Peaceful Pitfire]."
...
Menghidupkan api unggun di dalam rumah kayu adalah pilihan bodoh. Untung saja Owen bisa menghentikan waktu. Jika tidak rumahnya pasti sudah hangus. Dan lagi, gadis Animan yang bernama Sonia Ululia itu sudah sadar dan kini sedang meminum teh yang dibuat dengan cinta disetiap seduhannya.
Tapi Owen masih belum berhenti memikirkan apa yang dikatakan gadis itu. Seorang gadis Animan, seorang budak yang bekerja kepada seorang pemain. Terdengar konyol, tapi nyata. Belum lagi orang tersebut bernama Ringo dengan Job Acolyte. Dia sudah bertemu banyak Ringo dengan Job Acolyte, tapi class mereka semua adalah Fighter. Sonia mengatakan Ringo yang ini memiliki Class Support.
Mungkin terdengar mengada-ada, tapi alam bawah sadarnya berteriak sekencang mungkin kalau Ringo yang ini adalah sang White Dictator.
"Mana mungkin." Meski dalam pikirannya ia berkata begitu, hatinya masih saja merasa gundah. Ringo adalah pemain yang membuatnya bermain Dragun Online, dan jika ia bisa bertemu dengannya, hidupnya akan lengkap. Hampir lengkap. Alasannya bermain Wyburn Online sudah tiada dan sekarang dia sedang mencarinya.
"Tuan Owen?"
"Hmm?" Sekarang ia sedang memperbaiki koleski Artifact-nya, dan pandangannya masih belum bergerak dari barang-barang antik itu.
"Kau tadi mengatakan kepadaku kalau aku selamat karena Grit. Aku sudah tahu kenapa." Owen menatap sang Animan dengan mata melebar. Ketika ia memeriksa status si gadis, ia tahu kalau teorinya benar. Masalahnya, Grit hanya dimiliki oleh benda-benda tingkat sedang hingga tinggi. Contohnya saja, set senjata yang ia sendiri gunakan ketika bertarung: Astrean Wind Set. Terdiri atas Helmet, Armor, Tasset, Leggings, dan Vambraces serta senjata andalannya yang sebelumnya adalah Wanderer, Spear. Tidak, dia tidak mendapatkannya dari Rathalos ataupun saudara-saudaranya, jika itu yang kalian pikirkan.
"Kenapa?" Tanya Owen.
"Ini, bajuku. Namanya Astrean Dark Armor."
Hening.
Owen menatap Sonia datar, memroses apa yang dikatakan si gadis Animan. Butuh waktu setengah menit agar sang pengendali waktu kembali waras.
"Astrean?! Kau, pengguna Astrean Series?!" Owen tak sanggup menahan amarah dan kebingungannya. Sonia sendiri terlihat sedikit terkejut dengan teriakan tiba-tiba sang pemain veteran. Si Chrono Controller berjalan ke hadapan Sonia, matanya menyorot tajam.
"Ceritakan padaku apa yang terjadi denganmu, mulai dari bagaimana kau bisa mendapatkan benda itu."
...
Sonia menceritakan semuanya kepada Owen mulai dari dirinya resmi menjadi budak Ringo sampai ia pingsan melawan Lake Drake. Saat itu juga, mereka berdua mendengar sebuah teriakan menyeramkan dari arah danau. Owen sendiri menatap pertarungan Ringo dan si Boss Monster sampai selesai, lalu menawarkan teh gratis dirumahnya. Sang Acolyte menolak, tapi dengan mengatakan budaknya seenak jidat meminum teh gratis, tentu saja Owen mendapatkan helaan nafas mengalah.
Dan cerita pun berjalan sampai Ringo menyatakan kalau ia adalah orang yang memulai masalah terbesar di Dragun Online: Wyburn Minyak brengsek, Benzenea.
"Oke.... Aku semakin yakin kalau kau adalah White Dictator. Hanya pria itu yang sanggup melakukan hal-hal gila seperti ini." Ringo hanya menatap Owen lelah. Jika orang-orang seenak jidat mengatakan dia Ringo yang asli, maka publik pun akan mencapnya seperti itu. Meskipun dirinya memanglah yang sungguhan, bukan berarti ia menyukai gelarnya dipublikasikan.
"Sebenarnya, aku tidak mengerti apa yang-"
"Kekampretan petualang pemain."
"Kebangsatan para pemain."
Jawaban Ringo dan Owen membuat Sonia menghela nafasnya. Ringo, tuannya, sudah membuat Benzenea lepas dan sekarang ia bisa tenang? Sungguh keterlaluan. Dan sungguh misterius. Si AniOwl tak akan pernah tahu isi otak Ringo yang sebenarnya soal Benzenea dan lainnya.
Aslinya, Ringo tak terlalu memikirkannya.
"Jadi? Kau tadi bilang kita sedang berunding, apa yang mau kau berikan kepadaku?"
"Informasi. Tempat farming level yang belum diketahui banyak orang, termasuk Guild-Guild besar seperti RainHeart dan kacung-kacungnya." Kali ini Ringo menyeringai. Mendapatkan level adalah fokus utama miliknya. Dia butuh level untuk menjadi hebat dan mendapatkan uang secara konstan. Side Job hanya satu dari sekian hal yang bisa ia lakukan untuk menaikkan level secara aman.
Cara tidak aman akan membuatnya dalam masalah besar. Benzenea adalah bukti nyatanya.
"Lalu? Kau mau apa dariku?"
"Sepertinya kau tertarik dengan... intel yang kumiliki." Sonia tak sanggup menahan dirinya untuk memutar kedua bola matanya. Ringo sendiri hanya tertawa kecil, dan Owen membalas tamunya dengan menaikkan kedua bahunya tanda tak terlalu peduli. "Yang kuinginkan darimu, Acolyte Ringo...."
...
...
...
"Woi, gak usah sok gaya-gayaan."
"Oke. Mari kita buat sebuah Guild."
...
"Owen brengsek." Bobby sudah bangun dari harinya yang sungguh melelahkan. Rencananya untuk menaikkan level Sonia malah berujung terbentuknya sebuah Guild baru. Guild tanpa tujuan. Guild yang ada hanya sebagai sarana komunikasi jarak jauh. Guild yang berdiri karena keinginan simpel orang yang asing. Dan tentu saja, Guild dengan nama yang keren.
Forgotten.
Tidak ada alasan mengapa dirinya memilih nama itu. Lebih tepatnya, mengapa kedua orang lain yang bersamanya secara serentak memilih Forgotten. Nama lain yang diusulkannya adalah Debilitate, Myriad Truth, dan Sinful Shell. Bobby sendiri lebih menyukai Forgotten juga sebenarnya.
Mengenai Bobby, saat ini dia sedang ada di ruangannya, menatap langit-langit sembari menghela nafasnya. Satu hari yang cukup melelahkan. Kejadian dengan Lake Drake, ucapan sang orang tua dengan penuh keyakinan menitipkan anaknya kepada pembunuhnya sendiri. Mungkin saja mahkluk itu berpikir kalau dirinya ingin melepaskan sang Boss Monster dari penderitaannya. Saat ia mulai menyerang? Tentu saja tidak. Saat sang Lake Drake dengan senang hati memberi pipinya? Tentu saja iya. Menderita bukan hal yang menyenangkan.
"Ah, bodo amatlah. Sakit kepalaku memikirkannya. Makan, mandi, tidur." Saat itu, ia kemudian mengingat suatu hal yang fatal. Wajahnya langsung berubah masam. Ibunya sedang tidak ada di rumah dan itu berarti tidak ada orang yang memasak. Bobby langsung berpikir untuk mandi dan tidur saja tapi...
Perutnya berbunyi sekencang mungkin.
"Masak mie dari Indonesia ajalah."
...
"Jadi? Udah bisa main?" Bobby mengangguk. Sekali lagi, Rachel datang kepadanya ketika tidak banyak pelanggan. Meski sang pujaan hati ada dihadapannya, Bobby tetap saja menatap HP-nya. Sebenarnya, ada masalah apa pada HP-nya?
'Tuan? Apa benda ini berfungsi?'
Sonia men-chatnya. Dari dunia lain. Ke dunia nyata. Ketika dia melihat pesan itu dirumahnya, kepalanya hampir saja meledak. Satu-satunya alasan kepalanya tidak meledak adalah tidak adanya tombol 'ledakkan' di dalam otak manusia.
'Caranya kau bisa chattingan denganku bagaimana?'
'Artifact Owen.'
Seharusnya dia tidak bertanya. Artifact si pengendali waktu sama banyaknya dengan jumlah buku bekas dirumahnya. Bertumpuk-tumpuk sampai semua benda magis miliknya terlihat seperti barang daur ulang. Jika Sonia tidak melihat koleksi Owen satu-persatu dengan sayap yang mengepak dengan sangat cepat lebih cepat dari pesawat jet, tentu saja ia tidak akan tahu Artifact yang ada pasti menarik.
Setidaknya untuk anak-anak.
"Woi, yang gak kau acuhkannya lagi aku?" Bobby mengalihkan perhatiannya dari HP dalam genggamannya ke Rachel di hadapannya. Entah mengapa, Rachel tidak terlihat luar biasa cantik seperti biasanya. Ia tidak tahu apakah dirinya sudah tidak mendewakan kecantikan Rachel atau gadis itu memang terlihat berbeda hari ini.
Kemungkinan besar dua-duanya.
"Ah? Sorry, gak sengaja. Tadi kau nanya apa?"
"Mau mabar gak?" Tanya Rachel. Bobby menatapnya bingung. Kepalanya masih memroses apa yang terjadi. Matanya pun melebar hebat ketika ia sudah mengerti. Seorang wanita muda berparas cantik mengajak seorang pria pengangguran sepertinya melakukan hal yang sering dilakukan pengangguran.
Benar-benar sebuah mukjizat.
"Gaslah! Gas!"
"Sepulang kerja nanti, ya!"
"Wokeh!"
Tak lupa Bobby memberikan pesan kepada Sonia. Kejadian luar biasa ini harus ia beritahukan kepada si Animan.
'Sonia, aku akan datang bersama dengan kawanku. Minta Owen menyiapkan tehnya.'
Butuh beberapa menit agar Sonia membalasnya. Terlihat jelas pada satu kata simpel itu kalau sang gadis kebingungan.
'Oke?'
...
"Jadi, Ringo? Bisa jelaskan kenapa kau bawa wakil... ehem, mantan wakil pemimpin Guild-ku kemari?"
Jika kalian bertanya apakah Rachel adalah Mesa, jawabannya tidak. Rachel adalah salah satu anggota dari Barong Garuda, bekerja dibawah Mesa dalam kasta Guild mereka. Ketika Rachel mengatakan ingin bertemu seorang pemain bernama Ringo, secara instan Mesa merasa tertarik. Terutama karena Barong Garuda sedang dalam misi mencari sang White Dictator.
'Semua masalahku balik lagi karena aku itu White Dictator.' Helaan napas panjang dikeluarkan Ringo. Mesa, bersama dengan Rachel yang tak mengubah namanya sedikitpun di dalam game, berada di depan rumah Owen. Owen, Sonia, dan dirinya berdiri berhadapan dengan orang-orang dari Barong Garuda itu.
"Aku hanya mengajak Rachel. Gladiator itu datang sendiri." Owen menyilangkan tangannya, matanya menyorot tajam kearah Mesa. Sang Gladiator mengembalikan tatapan tersebut dengan senang hati.
"Jadi ini alasanmu keluar Guild? Membentuk sebuah Guild baru dengan seorang pemain bernama Ringo? Aku kecewa. Kupikir kau sedikit bijak," kata Mesa sembari menggelengkan kepalanya.
"Pilihanku cukup bijak. Aku tidak ingin disamakan dengan anjing yang mengendus-endus kaki tuannya untuk remah-remah roti." Sebuah notifikasi langsung muncul dihadapan Ringo dan Owen. Owen sendiri tersenyum lebar membaca tulisan di papan transparan itu, memilih 'Ya' tanpa basa-basi.
Di sisi lain, Ringo hanya menaikkan alisnya. Dia bukanlah siapa-siapa, tapi ia malah membuat masalah kepada Owen dan Sonia. Untung saja Killa dan Shiori sedang tidak bermain. Mereka berdua pasti akan menceramahi Ringo habis-habisan karena pilihannya ini.
"Jadi, Ringo? Kau mau ikut? Tidak ikut juga tidak masalah. Tapi aku harus serius dan itu berarti status quo di Wyburn Online bakalan goyang lagi." Ringo mengerti apa maksud si pengendali waktu. Sejauh ini, jika Owen jujur, hanya Ringo dan Sonia yang tahu soal Job barunya. Sementara pemain lain tidak. Bahkan Job-nya sendiri ia atur menjadi 'Pribadi', agar orang lain tidak tahu.
Mau tidak mau ia harus ikut.
[Mesa dan Rachel menantang anda dan U.N. Owen untuk berduel 2 lawan 2. Terima? Ya / Tidak]
"Sonia, ini adalah duel. Jangan ganggu kami." Ringo pun menekan 'Ya'. Sontak, sebuah lingkaran putih raksasa tercipta, mengurung keempat petarung di dalamnya. Lingkaran itu luasnya kira-kira seratus meter, tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil untuk pertarungan dua lawan dua. Ringo bisa melihat level lawannya dengan baik.
[Mesa Lv. 147 Gladiator]
[Rachel Lv. 89 Lost Speller]
"Tunggu, level kalian berdua serendah itu tapi kalian berani menerima duel ini?" Tanya Rachel terkejut. Owen sangat yakin dengan dirinya sendiri. Levelnya saat ini memang rendah, tapi Stats-nya sama seperti ketika ia belum pindah Job. Meski berlevel 58, Stats yang ia miliki jauh lebih besar dibanding Mesa. Masalahnya adalah Ringo. Seorang Acolyte yang bahkan belum mengambil Advanced Job. Apakah dia bisa selamat melawan salah satu dari mereka? Owen kurang yakin akan hal itu.
"Kenapa rupanya? Kalau kami menang, level kami naik drastis. Kalah kalah, paling turun satu atau dua. Resiko yang patut diambil." Ringo menyeringai hebat. Rachel menatap sang Acolyte kebingungan, tapi ia mengangkat tongkatnya, sebuah tongkat dari batu safir dengan ujung bintang yang dikelilingi bola-bola kecil layaknya atom, kearah Ringo dengan keteguhan yang pasti.
"Kalau begitu, jangan menangis kalau kami menghajar kalian berdua dengan sangat parah!"
Ringo membuka Inventory-nya, mengganti Cerberus Mace pada genggamannya menjadi sebuah pedang dengan bentuk yang cukup unik. Pedang tersebut memiliki gagang berwarna emas seperti sisik dengan pembatas antar gagang dan bilahnya berbentuk sirip yang mengembang layaknya sayap. Bilahnya sendiri memiliki bentuk seperti golok panjang dengan motif+motif petir pada bagian tumpulnya. Sonia yang berada di luar lingkaran langsung tahu darimana pedang itu didapatkan tuannya.
[Shipsbane Sword
Syarat: Pengguna mengalahkan Lake Drake
ATK: + 300
SP: + 1000
Deskripsi: Pedang yang tercipta dari hidung tajam Lake Drake. Pedang ini mewarisi kemampuan mengendalikan petir sang penunggu danau.
AGI: +3
INT: +5
Pasif khusus:
Thundrum: Ketika pedang ini mengenai target, ada 30% kesempatan sebuah petir akan muncul dari langit dan mengenai target, memberikan damage tambahan dan memiliki 10% kesempatan untuk memberikan status Stun kepada target]
Harga jual: 1G]
"Heh. Sini maju kalian, burung barongsai."
...
AN: Yaps. Tergesa-gesa. Aku benar-benar tidak memperdulikan typo disana-sini jika ada. Maafkan aku. Writer's Block mungkin?
Jangan lupa vote, comment, dan krisarnya ya. Let your heart burn your way in Wyburn Online.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top