39| Voli
Hari ini adalah latihan terakhir bersama dengan angkatan kelas 3, besok mereka akan lulus dari Inarizaki.
Mereka mengadakan latihan semacam ini untuk membentuk kembali kerja sama tim dan solidaritas. Sekaligus melepas tanggung jawab klub dan menyerahkannya pada kouhai.
Usai mereka latihan bersama, angkatan kelas 2 dan 3 banyak mengobrol. Tentu saja mereka mengobrol tentang jalan yang akan diambil usai lulus dari sma Inarizaki.
Tapi disamping itu, masih ada pemandangan yang kurang mengenakkan. Yaitu si kembar yang tengah menendang satu sama lain hingga jatuh berguling-guling dilantai gym.
Bayangkan saja, lantai itu keras. Se keras slime.
Tapi kemudian, si kembar juga tiba-tiba duduk terdiam. Hal itu mengherankan Suna yang sekedar lewat mengiklan.
"Kenapa? Apa ada sesuatu dengan si kembar hari ini?" Tanya Suna yang sadar dengan ke anehan Miya bersaudara.
"Osamu bilang dia akan berhenti main voli selepas SMA." Jawab Ginjima.
"Ohh."
"Aku akan melakukan usaha yang berkaitan dengan makanan. Kenapa aku harus bermain bola voli supaya dibilang sebagai orang sukses? Aku melakukan hal yang salah." Ucap Osamu.
Astumu menarik kerah pakaian kembarannya dan berteriak tepat didepan wajah Osamu.
"Saat kau mati, aku akan berkata padamu 'benar kan aku lebih bahagia darimu!' "
Miya bersaudara ribut lagi.
"Apa kita perlu memanggil Kita-san?" Tawar Suna yang sudah siap dengan ponselnya yang on air. Sudah siap publikasi.
"Ya, itu tidak perlu. Mereka akan baik-baik saja." Balas Gin.
Kenyataannya jauh dari kata baik-baik saja.
Atsumu dan Osamu saling lempar bola voli kesana kemari.
Beruntung angkatan kelas 3 sudah keluar dari gym. Kalau tidak, mereka akan kena santet─ralat kena hukuman.
Hukuman membersihkan gym sudah biasa bagi mereka, asalkan jangan sampai menggantikan tugas Shinsuke yang disiplin menyikati kamar mandi sekolah.
Si kembar harusnya beradu main bola voli bukannya malah main lempar-lemparan, sungguh tak berguna. Mana bolanya juga sesekali keluar gym, menyasar jauh.
"Kuso Samu!"
Saking Atsumu yang mempunyai kelebihan over power, ia melempar salah satu bola voli ke arah Osamu. Tapi sayangnya si abu-abu berhasil menghindarinya dan bola nyasar keluar mengagetkan (Name) dan Rui yang ada di ambang pintu.
"(Name)?"
"A! (Nameeeee)-chan!! Daijoubu huh? Horaa daijoubu??" Panik Atsumu lebay, padahal (Name) tadi bisa dengan mudahnya menghindari bola nyasar.
"Huum."
"ATSUMU TEME! BAGAIMANA KALAU NANTI KEPALAKU LEPAS?!" Siapa kalau bukan Rui yang berteriak.
Coba saja kalau bolanya kena kepala, pasti ada arwah kepala buntung gentayangan di Inarizaki.
(Name) dijadikan tameng agar Rui tidak bisa marah-marah pada Atsumu.
"Yamenasai!"
Ajaibnya mereka berhenti bertengkar, pengaruh (Name) sama seperti Shinsuke saja.
"(Name)-chan bagaimana kalau kita bermain voli bersama?" Tawar Atsumu.
"Huh?"
***
"Nice serve!"
"Nice kill!"
Suna kembali cekrek upload cekrek upload. Mengabadikan moment uwu (Name) dan Atsumu. Padahal mereka hanya sebatas bermain voli bersama.
Dimana Atsumu yang jadi setternya (Name) si mantan spiker terbaik Kitagawa Daichi.
Tubuh (Name) agak kaku lama-lama sebab sudah lama ia tidak bermain.
Tapi Atsumu tahu, bagaimana raut wajah bahagia (Name) ketika bola datang padanya. Sungguh, ia tidak bisa melupakan ini.
"Oi Atsumu!" Tegur (Name), padahal gadis itu sudah siap melompat tapi Atsumu sama sekali belum mengumpan bola.
Atsumu yang tadinya melamun, jadi kaget dan melempar bola asal-asalan. Jadinya ia refleks melemparnya dengan tempo cepat.
"AAAAK!"
Bolanya pun mengenai wajah (Name).
Atsumu panik, Osamu diam-diam memaki saudaranya, Ginjima menganga, Suna menahan Rui yang siap-siap menerjang Atsumu.
"(Name)-chan!! G-gomen!" Atsumu menghampiri (Name) yang tengah menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan.
"Mana yang sakit biar ku lihat huh!"
(Name) perlahan menyingkirkan kedua tangannya memperlihatkan pipinya yang sedikit merah akibat hantaman bola.
"Pfft-hahaha!" Gadis itu tiba-tiba tertawa.
"Kowaii, tapi menyenangkan!"
"Eh?" Atsumu keheranan.
"Atsumu tanggung jawab cepat!" Marah Rui.
Sebab melihat (Name) yang seperti itu, ia mengira kalau otaknya tiba-tiba miring begitu sebab hantaman tadi.
Atsumu mengusap lembut pipi (Name) yang memerah.
"Sakit bodoh!" Tapi dirinya malah ditampol balik oleh (Name).
Gadis ini maunya gimana sih?
"Bermain voli itu menyenangkan, rasa frustasiku se akan hilang bersama dengan suara debuman bola." Celetuk (Name).
Gadis itu menyentuh dadanya sendiri, "Wah, bahkan jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya.
Atsumu tersenyum nista, "(Name)-chan, jangan bilang kau jatuh cinta padaku?"
"Mana mungkin!"
Kretekk!
Terdengar suara hati Atsumu yang retak.
Tapi tidak seperti dulu, biasanya lelaki itu keburu kesal jika (Name) berkata begitu. Lain dengan kali ini, (Name) justru memasang raut wajah jahil.
"Na Atsumu, lain kali ayo bermain bersama lagi!"
"Ho tentu saja."
Penonton kecewa, padahal mereka berharap bakal ada adegan uwu diantara Atsumu dan (Name).
***
1 ch lagi end ^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top