38| Hah?

Hari ini adalah hari yang aneh.

Biasanya Atsumu selalu ikut (Name) kemana-mana. Sekarang malah menjauh, lebih tepatnya mnghindar.

Waktu berpapasan di depan kelas, Atsumu bahkan tidak menyapanya, jangankan menyapa melirik (Name) saja tidak.

Gadis itu bingung, "Atsumu punya masalah hidup apa?"

Tidak biasanya dia seperti ini. Apa (Name) melakukan kesalahan? Atau menyakiti nya tanpa sengaja atau hal lain?

Awalnya (Name) biarkan saja. Tapi menjelang waktu istirahat Atsumu kembali menunjukkan ke anehannya. Dia makan sendiri dikantin, posisinya berada dipojok.

Aneh, biasanya dia selalu gabung bersama teman-temannya tapi sekarang malah seperti ini.

(Name) berniat menghampiri meja Atsumu, namun baru saja gadis itu ingin bersuara, Atsumu tiba-tiba berdiri dan pergi lagi.

"Atsumu!"

Atsumu berhenti melangkah sebab (Name) yang menahannya.

"Kau kenapa?"

Atsumu menatap (Name) horor hanya menatap dan tidak menjawab.
Lelaki itu bahkan tega menepis kasar tangan (Name) dan pergi meninggalkannya.

"(Name)-chan daijoubu?" Rui menghampiri (Name), dia ikutan cemas.

"Apa yang terjadi?" Rui menggeleng.

"Aku juga tidak tahu, dia sudah seperti itu sejak pagi." Rui menunjuk Atsumu yang menjauh, "Bahkan Osamu juga tak mau angkat bicara soal dia."

"Huh? Apa ini?" Batin (Name) bingung.

Gadis itu mencoba untuk mengikutinya. Perasaan was-was muncul disaat Atsumu malah pergi melompati pagar sekolah.

"Dia bolos?"

Tiba-tiba seseorang menahan lengan (Name), dia Osamu.

"Jangan mengikutinya (Name)! Biarkan saja.." Ujar Osamu.

"Apa maksudmu? Tapi dia bertingkah aneh! Tidakkah kau merasa begitu?" Tanya (Name) bertubi-tubi.

"Ya aku tahu, makanya aku menghentikanmu. Jangan terlibat dengan Tsumu lagi."

"Hah?"

"Sudah, hanya itu yang bisa ku peringatkan." Ucap Osamu sebelum meninggalkan (Name) dengan tanda tanya besar.

Keesokan harinya, tingkahnya tambah aneh. Bahkan suara berisiknya tidak dapat lagi ia dengar.
Bukan hanya Atsumu, tapi suasana sekolah juga aneh. Pasalnya, ada seorang murid yang baru saja meninggal secara mengenaskan.

(Name) mengenal murid yang baru saja meninggal itu, dia adalah orang yang semalam mengganggunya dijalan.

Tapi, ah.. (Name) pusing. Gadis itu berjalan gontai menaiki tangga untuk kembali ke kelas.
Namun tiba-tiba seseorang tak sengaja menabrak bahunya. Mengejutkan sekali ternyata dia adalah Atsumu.

"Atsumu? Ah gomen!" (Name) mengambil ponsel Atsumu yang sempat terjatuh dan mengembalikannya. Netra (Name) tak sengaja menangkap layar ponsel Atsumu yang menampakkan sebuah foto.

Begitu Atsumu mendapatkan ponselnya kembali, lelaki itu buru-buru pergi.

"Ini bohong kan?" Lirih (Name), gadis itu menutup mulutnya dengan tangan sebab masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi.

Foto tadi adalah foto seorang murid yang kabarnya meninggal itu.

Pikiran (Name) dipenuhi hal buruk saat ini.

Ia berniat untuk menanyakan hal ini lebih lanjut dengan Osamu, siapa tahu dia mengerti dengan perubahan drastis yang dialami saudara kembarnya.

"Suna, dimana Osamu?" Tanya (Name) begitu berpapasan dengan Suna.

Suna menggeleng, (Name) mendecak. Gadia itu berinisiatif untuk pergi mencarinya ke gymnasium.

Anehnya, gymnasium yang biasanya ramai dengan penggemar Miya kembar sekarang menjadi sepi.

"Apa mereka tidak disini ya?" Gumam (Name) bingung. Begitu ia ingin pergi, suatu hal mengejutkan pandangannya. Pintu gym sedikit terbuka itu tandanya ada orang didalam.

(Name) bergegas untuk masuk.

Kegelapan menyapa penglihatan (Name). Ia tidak bisa melihat apapun di dalam gym.
Gadis itu mencoba untuk mencari saklar lampu yang dapat membantunya.

Dia berhasil menemukannya, tanpa pikir panjang (Name) langsung menyalakannya.

Mata (Name) sedikit menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang tiba-tiba masuk korneanya.

Gadis itu membelalak kaget dengan apa yang ia lihat. Pemandangan Atsumu yang berdiri membelakanginya, memegang pisau berlumuran darah bahkan cairan merah kental itu menetes ke lantai gym.

"Ne (Name)-chan, kenapa kau susah sekali menjadi milikku?" Atsumu berbalik dan menatap lurus ke arah (Name).

Begitu lelaki itu berbalik, (Name) bisa melihat dengan jelas orang yang baru saja Atsumu bunuh. Dan dia adalah saudaranya sendiri, Osamu.

Terdapat luka lebar ditenggorokannya, bahkan darah memancar dengan derasnya.

"H-huh, uso.." (Name) gemetar, ia tak sanggup menopang berat tubuhnya.
Kakinya lemas layaknya jelly. Gadis itu jatuh terduduk.

"Sejujurnya ini melelahkan, tapi apa boleh buat. Aku harus menyingkirkan semua orang yang mengganggumu." Ujar Atsumu sembari tersenyum senang.

"Pfft hahaha tidak kusangka Samu juga ikut. Dia berani mendekatimu, aku tidak bisa diam saja."

"Gila.. Apa yang sudah kau lakukan?!"

"Tidak perlu takut seperti itu.." Atsumu mendekati (Name).

"Kau hanya perlu menjadi milikku huh, karena aku mencintaimu."

Atsumu memegang kedua sisi pipi (Name) menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanan masih memegang pisau.

Pipi (Name) jadi memerah sebab darah yang masih tercetak jelas ditelapak tangan Atsumu.

"Karena aku mencintaimu, izinkan aku untuk membunuhmu."

Atsumu mendekatkan pisaunya pada dada (Name), dan

"WAGHH!!"

(Name) terbangun dari tidurnya.

Tok tok tok..!

"(Name)-chan ada apa?"

Itu suara Atsumu, dia mengetuk pintu kamar (Name) lagi.

(Name) masih terdiam, otaknya masih ngelag.

"Kau baik-baik saja? Aku masuk ya?"

"A-aku baik, sebentar." (Name) turun dari ranjang dan membuka pintu kamarnya.

"Aku tadi mendengar teriakanmu, ada masalah?" Atsumu sedikit menengok ke kamar (Name).

"Atsumu mendekatlah!" Suruh (Name).

Siapa yang tidak senang setelah disuruh begitu sama gebetan? Atsumu percaya diri mendekat pada (Name).

Plakk!!

(Name) menampar Atsumu.

"Tanganku sakit.. jadi itu mimpi?" Gumam (Name).

"(Name)-chan nande?!" Kaget Atsumu, pipinya terasa nyeri.

"Hanya memastikan sesuatu." Jawab (Name) asal, tidak mungkin dia menceritakan mimpinya yang mengerikan dimana Atsumu jadi yandere.

"Ngomong-ngomong kenapa kau belum tidur?" Atsumu masih enggan menjawab, masih kesal.

"Atsumu?"

"Menonton film."

"Aku ikut ya?"

"Oho tentu!!" Semangat Atsumu, kemana perginya rasa kesal tadi?

Ya, Atsumu nonton film stand by me doraemon.

Jadi selera Atsumu semacam ini huh?

(Name) mah tidak masalah, asal pengaruh mimpinya tadi bisa hilang.

Tidak ada Osamu ataupun ibunya, mereka sudah tidur. Jadinya (Name) nonton film berdua dengan Atsumu.
(Name) duduk disofa, sedangkan Atsumu rebahan dilantai.

Belum sampai setengah jalan, mereka malah ketiduran. Mereka sama-sama tidak tahu bagaimana ending filmya, happy ending ataukah sad ending?

Tapi yang pasti mereka mengharapkan happy ending sama seperti hubungan mereka nantinya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top