37| Kembali sekolah
Sudah hampir seminggu (Name) menginap di rumah si kembar sebab jika dia kembali ke tempat tinggalnya pasti dirinya akan diserbu oleh wartawan dimana berita mengenai ibunya masih menjadi pembicaraan panas dalam media.
Bersyukur kondisi (Name) sudah pilih, meskipun dia belum boleh berlari atau berjalan jauh.
Kadang-kadang Rui juga ikut menginap, begitu juga Ginjima yang datang hanya untuk numpang makan, kadang juga Suna datang numpang nafas. Mereka bisa bebas melakukan apapun di rumah si kembar.
Tapi lain dengan (Name) yang masih belum menyesuaikan diri alias masih sungkan.
Jangan tanyakan lagi soal ribut atau tidaknya, tentu saja mereka ribut dalam tiap menit.
Bahkan hari ini pun juga, diwaktu mereka bersiap untuk pergi ke sekolah menjelang waktu sarapan, si kembar mulai ribut.
"Itu kaus kakiku!"
"Ini punyaku kuso Samu!"
Si kembar saling tarik-menarik sepasang kaus kaki hingga benda itu melar.
"Ck, kembalikan!" Osamu menambah tenaganya.
"Ini punyaku!" Begitu juga Atsumu.
Ibu si kembar tersenyum manis melihat kedua putranya, (Name) yang melihatnya kaget, pikirnya senyumnya mengerikan.
"(Name)-chan bisa tolong ambilkan gunting disana?" Pinta ibu si kembar.
"Hai'!" (Name) mengambil gunting diatas rak dan memberikannya.
"Satte, bagaimana kalau kalian berbagi saja?" Ibu si kembar menggerakkan gunting tadi hingga mengeluarkan suara nyaring, Miya bersaudara langsung menoleh kaku.
"Ah yaaa kau saja yang memakainya Samu ngehahahaha!" Atsumu melemparkan kaus kaki itu ke saudaranya.
"Heh bukankah tadi kau memaksa ingin memakainya?" Osamu juga melakukan hal yang sama.
Mereka terus saja lempar-lemparan kaus kaki sampai membuat kepala ibu mereka berdenyutan.
"Pastikan (Name)-chan aman! Kalau kalian membuatnya kerepotan Kaa-san akan memotong masa depan kalian!" Ancam ibu si kembar.
Atsumu maupun Osamu refleks melindungi kemaluan mereka dan menatap ibunya takut.
"Tidak perlu begitu Miya-san."
"Oho tidak-tidak, ini tanggung jawab mereka sebagai laki-laki sejati!"
Keluarga Miya nyentrik sekali.
"Kalau begitu hati-hati dijalan!"
(Name) berangkat ke sekolah bersama dengan si kembar.
Niat hati ingin menghampiri Ginjima tidak jadi sebab lelaki itu sudah berangkat duluan katanya.
Kring kring..!
Atsumu refleks memegang pundak (Name) dan membuat gadis itu mendekat padanya. Sebab ada sepeda yang nyaris menyerempet (Name).
"Hati-hati woi!!" Teriak Atsumu pada pengendara tadi.
Ia tersentak kaget kala menyadari apa yang telah ia perbuat.
"Gomen (Name)-chan."
"Huh? Ie, aku yang berterima kasih."
Sedangkan Osamu yang berada dibelakang mereka hanya bisa memasang wajah datar. Dia bagaikan nyamuk aedes aegypti diantara mereka.
Sampai di sekolah dan baru saja (Name) selesai memakai sepatu ruangan, Rui langsung menyambarnya.
"(Name)-chan genki?"
"Huum."
"Yokatta, mereka tidak berbuat aneh-aneh padamu kan?" Tunjuk Rui pada si kembar, "Kalau iya, aku siap memanggil polisi."
"Kau keterlaluan!" Sungut Atsumu, Osamu mah sudah pergi duluan.
"Awas saja kau!"
"Hai' hai'!" Ejek Atsumu. Berakhir lah adu mulut lagi.
***
Atsumu jalan santai dikoridor, ia berniat ingin pergi ke kamar mandi. Tapi begitu ia melewati tangga ada pemandangan asing yang mengejutkan matanya.
Atsumu langsung bersembunyi dibalik tembok dan menyembulkan kepalanya berniat mengintip.
Dia melihat Osamu bersama seorang gadis yang sedikit lebih pendek darinya, tapi karena posisinya yang membelakangi jadi Atsumu tidak bisa melihat wajahnya. Tapi, insting buayanya mengatakan kalau gadis itu adalah gadis yang cantik.
Yang ia masalahkan, Osamu yang termasuk tipe hemat bicara menjadi banyak bicara dan sesekali menggaruk tengkuknya.
"Heh? Dia kenapa?" Heran Atsumu.
Tiba-tiba seseorang menarik Atsumu untuk mundur, dia adalah (Name).
"(Name)-chan?!"
"Kau ini suka mengintip ya? Mirip orang cabul."
"Heh? Aku tidak melakukan itu?! Hanya tak sengaja lewat!" Sangkal Atsumu, bisa gawat kalau kesan baiknya diminus oleh gebetan.
(Name) mendesah pelan, "Yah, kau masih mending daripada dia."
Atsumu ikut menoleh seperti yang ditunjuk (Name).
Diseberang juga ada Suna yang mengintip bahkan juga sesekali memotret.
Dibelakangnya juga ada Ginjima yang berkomat-kamit entah merapalkan doa apa.
Atsumu berniat untuk bergabung dengan mereka, tapi keduluan (Name) yang sudah menarik kerahnya untuk berjalan mengikutinya. Bahkan Atsumu sampai tercekik saking kuatnya cengkeraman (Name).
"Tidak sopan, biarkan dia menikmati waktunya sendiri." Komentar (Name).
"Geh?! Jangan bilang Samu sedang mengajak gadis tadi berkencan?"
(Name) berhenti berjalan dan menatap Atsumu heran.
"Kono aho.. tidak akan ku biarkan dia mendahuluiku!"
Atsumu memegang kedua tangan (Name), "Makanya (Name)-chan, jadilah kekasihku! Ya..ya.."
"Tidak mau."
Atsumu lemas rasanya.
"Siapapun tidak akan mau jika caramu seperti itu ba-ka." Baru kali ini (Name) mengatai Atsumu.
Atsumu langsung turn on, "Oh jadi (Name)-chan, kau menginginkan cara yang lain ya.. eumm cara yang seperti apa ya.."
(Name) tepok jidat. Tapi bedanya sekarang, ia tidak lagi merasa kesal jika Atsumu bersikap seperti ini. Entah kenapa, pandangannya mulai berubah.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top