36| Pulang
"Okaerinassai!!"
Kepulangan (Name) disambut meriah layaknya festival, bahkan ruang tamu saja dihias cantik.
"Chotto Osamu, seharusnya kau meletakkan balonnya disana!" Kesal Rui.
"Suna kau jangan disana, merusak pemandangan!"
"Gin, jangan berpose seperti monyet dong astaga!!"
Padahal (Name) sudah siap berdiri diruang tamu. Tapi Rui masih saja berulah.
"(Name)-chan kembali dulu, ayo kembali! Ulang-ulang!"
"Tidak perlu berlebihan seperti itu Rui." Tegur (Name). Gadis itu berupaya duduk dengan dibantu Atsumu sebab kakinya belum sembuh sepenuhnya.
"Souda! Aku setuju kalau kau ingin menyambut (Name)-chan. Tapi ya jangan diberantakin Rui teme!" Marah Atsumu.
"Hah?! Harusnya kau berterima kasih, rumahmu lebih bagus!"
"Ini berantakan!!"
"Oi yamero! Bukan waktunya berdebat!!" Lerai Gin ditengah-tengah Atsumu dan Rui. Malangnya nasib Ginjima yang menjadi samsak mereka.
Ya, mereka melakukan penyambutan sekaligus kesembuhan (Name) di rumah si kembar sebab rumah mereka lebih luas bahkan cocok untuk asrama.
Ngomong-ngomong soal kesembuhan (Name), begitu gadis itu baru keluar rumah sakit ada berita yang menampilkan ibunya yang tengah dipenjara akibat tuduhan kekerasan pada anak dan pembunuhan. Disisi lain (Name) merasa bersalah dan lega secara bersamaan. Perasaannya campur aduk kala itu, tapi teman-temannya ini berhasil mengalihkan pikirannya.
Benar-benar teman sejati.
"Sudah ku putuskan, (Name)-chan akan tinggal disini sementara!" Ucap Atsumu mutlak.
Yang lain auto melotot bahkan Rui sampai berdiri diatas meja saking kagetnya.
"Kau gila ya Atsumu?!"
"Aku tidak keberatan." Komentar Osamu.
"Tambah gila!"
"Oi, (Name)-chan onna dayo! Dia akan tinggal di rumahku!"
"Kau merepotkan, aku tidak setuju!"
"Ngaca sana bodoh!"
"(Name)-chan tinggalah disini sebentar." Celetuk ibu si kembar yang baru saja pulang belanja.
"Aku perlu bantuan untuk mengurus mereka." Tunjuk ibu si kembar pada ketua putranya.
"Miya-san, (Name) bukan babysitter loh." Timpal Ginjima.
Berbeda dengan Atsumu yang matanya sudah berbinar menatap ibunya sembari melogatkan kata terimakasih untuk kesempatan peraknya.
"Kalau begitu, bagaimana kalau semuanya ikut menginap?" Final ibu si kembar.
Semua mengangguk setuju kecuali si tuan tumah yang menentang.
"Kanpai!!"
Suara dentingan gelas jus beradu, mereka benar-benar bersenang-senang dalam penyambutan kecil-kecilan ini. Situasi ini adalah hal yang membahagiakan bagi Osamu sebab ada banyaknya aneka ragam camilan dan snack yang harusnya untuk (Name), tapi lelaki itu memborongnya dan memakannya sendiri.
"Sebentar lagi senpai kita akan lulus ya." Celetuk Ginjima dan dihadiahi cubitan keras dari Rui.
"Itte! Nandayo?!" Sewot Ginjima.
"Gin, kau belum peka ya? Rui-chan itu menyukai Kita-san." Imbuh Atsumu.
"ATSUMU??" Rui menatap tak percaya padanya, Atsumu cepu sekali. Sungguh lelaki yang tak dapat dipercaya.
"Kau? Suka... Kita-san?"
"Coba katakan!" Suna siap dengan ponselnya, katanya sebagai bukti dan dokumentasi.
Semburat merah muncul di pipi Rui, wajahnya memanas sempurna.
"Memangnya kenapa?!" Tegas Rui.
"Kita-san itu terlalu sempurna, disiplin, tegas, pengaruhnya besar." Ucapan Ginjima se akan menohok Rui, rasanya mau maju susah. Triplle kill sudah.
"Berhenti mengejekku sialan!" Setelah berteriak begitu kepada Ginjima, Rui beralih merengek kepada (Name).
Kenyataan yang menyakitkan bagi Rui.
"Bagaimana kalau kita liburan?" Usul Osamu, lelaki itu baru bersuara setelah menghabiskan 5 piring onigiri.
Plakk!
Atsumu memukul kepala belakanh saudaranya, "Ide bagus Samu!"
Plakk!!
Osamu membalas dengan cara yang sama.
"Apa-apaan kau?! Jangan memukul kepalaku! Nanti aku bisa bodoh Kuso Samu!"
"Kau melakukan hal yang sama aho!"
"Setidaknya pukulah dibagian yang lain!"
Plakk!
Osamu memukul Atsumu tepat di punggungnya.
"Tidak usah dilakukan juga teme!"
"Kau yang menyuruhku."
Semuanya menutup telinga masing-masing, rasanya kepala pusing jika mendengar dialek Kansai si kembar yang semakin lama semakin meninggi. Syukurlah kalau ibu mereka tidak mengalami darah tinggi.
Lelah dengan perdebatan si kembar, (Name) memutuskan untuk naik ke atas, ia ingin istirahat.
"(Name)-chan, ayo kugendong!" Atsumu menawarkan punggungnya dihadapan (Name).
"Aku bisa sendiri."
"Mou, hayaku!" Atsumu tanpa pikir panjang memaksa (Name) untuk naik ke punggungnya.
Ya, dan lelaki itu menggendongnya untuk naik tangga menuju lantai atas.
"Aku tidak melihatnya!"
"Uhuk mau muntah!"
Begitu reaksi teman-teman biadapnya.
"Turunkan aku Atsumu!"
"Tidak!"
"Aku berat."
"Iya, kau berat."
(Name) auto menjambak rambut kuning Atsumu, seorang gadis akan sensitive jika ada yang menyinggung berat badan.
Begitu sampai di kamar yang nantinya akan menjadi tempat tidur (Name) dan Rui, Atsumu menurunkan (Name) diranjang. Lelaki itu berupaya untuk membereskan benda-benda yang masih berserakan dimeja. Kan malu dihadapan gebetan.
"Indahnya." Gumaman (Name) mengundang perhatian Atsumu.
(Name) yang menatap keluar jendela dan membiarkan rambutnya sedikit tertiup angin, hal ini sudah menjadi salah satu pemandangan favorit Atsumu.
Sudah tidak ada air mata yang tergambar diwajah (Name).
"Adakah tempat yang ingin kau kunjungi?" Tanya Atsumu tiba-tiba.
"Hm.. Miyagi." Balas (Name). "Aku ingin kesana."
"Ii yo, kita akan kesana besok!"
(Name) menatap Atsumu heran.
"Huh? Nande? Kemana pun kau pergi aku akan mengikutimu. Tapi jangan jauh-jauh!" Atsumu kembali menggunakan skill buayanya.
"Ar─"
"Lihat itu bintangnya indah!" Potong Atsumu kala (Name) ingin berterima kasih.
"Um humm."
"Rasanya seperti bersinar pada kita."
Atsumu melukis abstrak dilautan bintang.
"Tapi bintang itu tetap saja bersinar walaupun kau dalam keadaan buruk." Komentar (Name), "Aku ingin menjadi seperti bintang itu.."
"Huh kenapa kau bicara seperti itu? Kau seorang bintang sekarang."
"Tapi, sama seperti bintang jatuh. Aku takut jatuh juga.
"Tidak papa, aku akan menjaringmu!"
"Kau pikir aku ikan?!"
(Name) terkekeh dengan lelucon garing yang dibuat Atsumu.
Kemudian ia kembali menatap lautan bintang.
Akhirnya dia menemukan sebuah badai, yang berhasil menghempasnya kesana kemari.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top