27| H - 1

Hari terakhir di kamp pelatihan junior Jepang, setelah menjalani pelatihan selama 5 hari di pelatihan altet Nasional Jepang para murid yang telah di undang akan kembali pada timnya sebelum turnamen musim semi.

Bahkan dititik ini kemampuan Atsumu berkembang lagi, namun saat dipelatihan ia sama sekali tidak menggunakan kemampuan andalannya kecuali caranya mengumpan, berbeda dengan Hoshiumi Korai dari SMA Kamomedai yang telah memperlihatkan lompatan hebatnya.

Atsumu kali ini sedikit mengusik seorang yang merupakan adik tingkat, ia menyebutnya setter penurut dan secara blak-blak an Atsumu menganggap cara permainannya cuma standar.
Dan saat ini, diwaktu pendinginan sehabis latihan Atsumu kembali menghampirinya.

"Bagaimana rasanya menjadi spiker?"

"Sangat menyenangkan." Jawab Kageyama Tobio, seorang yang disebut setter penurut tadi. "Umpan Miya-san sangat mudah dipukul."

"Benar kan?" Atsumu berpaling dan merubah ekspresinya menjadi dingin, "Siapapun yang tak bisa memukul umpanku hanyalah pemain payah."

Kageyama yang melihatnya hanya bisa terdiam, ntah apa yang ia pikirkan.

"Mungkin Tobio-kun jauh lebih cocok menjadi spiker daripada Setter." Tegas Atsumu.

"Kenapa?"

"Soalnya saat menjadi Setter wajahmu tegang sekali. Tapi kau terlihat sangat menikmati saat mengisi posisi kiri."

"Soudesuka? tapi aku adalah Setter." Balas Kageyama, lelaki itu memperlihatkan wajah serius seperti biasa.

"Ya, memang begitu sih." Atsumu bingung ingin bicara apalagi, setelah dibalas seperti itu.

"Ano Miya-san, apa maksudmu saat menyebutku anak penurut?" Tanya Kageyama.

"Huh? Artinya ya seperti itu. Kau terlalu serius, jujur, dan patuh." Jawab Atsumu, "Sifat seriusmu mengingatkan pada (Name)-chan." Gumamnya lirih namun masih dapat didengar oleh Kageyama.

"Eh Miya-san, (Name)-chan yang kau maksud apakah (Full Name)-san?"

"Eh?" Atsumu ikut kaget.

"Miya-san kenal dengan (Last Name)-san?"

"Kau mengenal (Name)-chan?!" Atsumu malah menanyakan hal yang sama.

"Hai' dia senpai ku waktu SMP." Jawab Kageyama.

Atsumu menganga, ternyata dunia hanya selebar daun kaktus.

"Ternyata dia satu sekolah dengan Miya-san." Gumam Kageyama, "Yokatta, aku tidak perlu repot mencarinya lagi."

Atsumu langsung turn on, "Kau mau apa Tobio-kun?"

"Aku belum sempat berterima kasih padanya, dia banyak membantuku waktu SMP. (Last Name)-san lah yang selalu membantu latihanku." Jelas Kageyama, meskipun apa yang dikatakannya bentuk rasa kagum namun ekspresi wajahnya masih saja serius.

Atsumu kembali bengong.

"(Name)-chan seorang pemain voli?"

"Hai', dia seorang kapten tim. Timnya berhasil masuk kejuaraan prefektur Miyagi, tapi saat naik dikelas 3 dia tiba-tiba pindah."

Atsumu bengong lagi. Ia kembali mendapat hal yang mengejutkan soal (Name).

"Kenapa (Name)-chan tidak meneruskan bermain voli kalau nyatanya dia sehebat itu?" Batin Atsumu.

"Souka? Dia benar-benar mengejutkanku."

Setelah berbincang sedikit pasal (Name), Atsumu dan Kageyama sudah terbiasa berbicara santai.

"Tobio-kun, sampai jumpa lagi di Turnamen musim semi ya!"

"Hai'!" Kageyama selesai menali sepatunya dan berdiri.

"Matta ne!" Dua orang lelaki dari Akademi Itachiyamaya juga berpamitan pada Kageyama. Tak lupa Hoshiumi juga.

Pada akhirnya, sebentar lagi mereka akan berseberangan net dan menjadi musuh.

***

Tanggal 1 januari, awal tahun disambut dengan hari yang cerah. Dimana kumpulan salju yang menumpuk mencair sebab berganti musim.

Di awal tahun ini, kebanyakan orang akan pergi ke kuil untuk berdoa. Entah itu doa masa depan, keberuntungan, kelulusan, dll. Saat ini Miya bersaudara, Ginjima, dan Suna ikut pergi ke kuil bersama para senpainya.

Jangan lupakan Osamu yang biasanya menjahili saudaranya menjadi lebih pendiam, Atsumu lah yang makin sering mencari perkara dengannya.

Usai keempat lelaki itu berdoa, mereka duduk santai sembari menunggu para senpainya yang masih berdoa.

"Wow kebetulan sekali!" Keempat lelaki itu menoleh dan mendapati Rui dan (Name) yang sudah seperti ginjal, selalu bersama.

"Selamat tahun ba─"

"(NAME)-CHAN!!" Atsumu memotong ucapan Rui dan berlari menghampiri (Name) dengan merentangkan kedua tangannya bermaksud untuk memeluknya.

Saat Atsumu mendekat, (Name) menghindar dan hasilnya Atsumu malah memeluk pohon.

"(Name)-chan hidoina~ padahal aku merindukanmu!!" Rengek Atsumu yang diabaikan oleh semua orang termasuk (Name). Sebab mereka malu menjadi pusat perhatian.

"Selamat tahun baru!"

"Selamat tahun baru!"

Begitu para senpai sudah kembali, Rui dan (Name) membungkuk untuk memberi ucapan selamat.

"Semangat untuk turnamennya senpai-tachi!" Rui sedikit gugup sebab ada Shinsuke disana.

"Arigatou na! Pastikan kau mendukung kami ya!" Sorak Akagi.

"Arigatou Shijima-san!" Tambah Omimi, lelaki berwajah sangar.

Mereka serentak berterima kasih, lain dengan Miya kembar dan kawan-kawan hanya bisa menyipit kepada Rui. Padahal mereka juga yang bertanding, tapi Rui hanya memberi semangat pada senpainya.

"Hei menangkan pertandingannya!" Ucap Rui pada kawan seperbiadapnya begitu angkatan kelas 3 sudah pamit pulang.

"Hoo lihat saja nanti!" Ginjima bersemangat.

"Kita buktikan penantang terkuat yang sebenarnya!" Tegas Atsumu. "Benar kan, (Name)-chan? Eh (Name)-chan??"

"Kau ini buta apa tak bisa melihat? (Name)-chan pergi untuk membeli minum." Kasar Rui. Atsumu tak peduli dan langsung melesat mencari pujaan hati.

"(Na─" Atsumu tak jadi memanggil (Name) sebab ia melihat gadis itu berjalan mendekati saudaranya, Osamu. Alhasil Atsumu hanya mengintip dari balik pohon saja.

"Osamu!"

Osamu mengalihkan pandangannya dari vending machine ke arah (Name).

"Maaf untuk kemarin!" (Name) malah menundukkan kepalanya.

"Kenapa kau minta maaf? Itu bukan salahmu."

"Aku hanya.." (Name) menggantungkan ucapannya.

"Merasa tidak enak padaku?" Tebak Osamu, "Itu murni kesalahanku, aku yang menyukaimu duluan."

"Gomen." Ucap (Name) lagi. Gadis itu menyodorkan sebuah tas kecil pada Osamu.

"Kau mengembalikannya?" (Name) mengangguk.

"Aku bukan pemiliknya yang pantas, gomen." Osamu dengan berat hati menerima kembali tas berisi syal yang pernah ia berikan padanya.

"Tidak usah dipikirkan, asal kau tidak mengembalikan makanan yang ku berikan." Osamu mulai ngasal, "Tonikaku, dukunglah kami!"

Kemudian Osamu pergi meninggalkan (Name). Begitu ia berbelok dan menghilang dari pandangan (Name), ia berhenti sebentar dan membuka tas kecil itu. Osamu mengeluarkan syalnya dan memeganginya erat-erat. Dia melepas dan merelakan gadis yang disukainya.

Tiba-tiba Atsumu dengan kurang ajar merebut paksa syal itu dari tangan Osamu.

"Oi teme!"

Osamu tak jadi mengejar saudaranya sebab Atsumu malah berlari ke arah (Name). Kan tidak lucu kalau ia kembali menatap wajah (Name) lagi, merusak momen patah hati.

"(Name)-chan! Kau disini? Aku mencarimu kemana-mana."

"Kenapa?"

"Udaranya masih dingin tahu!" Atsumu memakaikan syal yang ia rebut dari Osamu pada (Name).

"Kau cocok memakainya, astaga cantik sekali!" Puji Atsumu

Netra (Name) membulat begitu juga Osamu dari kejauhan. Sama-sama kaget dengan aksi Atsumu ini.

"Simpan dengan baik ya!" (Name) semakin tak enak hati begitu Atsumu menyindirnya seperti itu.

"H-hum." (Name) melingkarkan syal itu dengan rapi di lehernya "Arigatou!"

"Dasar orang bodoh itu!" Lirih Osamu, lalu lelaki itu pergi dengan senyuman.

"(Name)-chan kau akan datang kan? Ya?" Ujar Atsumu tidak sabaran.

"Mungkin."

"Hahh kau harus datang!"

"Jangan memaksa!"

"Padahal kau lebih memperhatikanku saat bermain voli."

Ucapan bodoh Atsumu membuat (Name) jengkel.

"Sebab (Name)-chan juga menyukai voli lebih dari apapun!"

(Name) terhenyak dan menoleh kepada Atsumu.

"Disamping voli, aku juga akan memenangkan hatimu!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top