23| Nyonya Miya

Seperti yang direncanakan, mereka jadi belajar bersama dirumah si kembar. Saat ini (Name), Rui, dan Suna berkumpul di rumah Ginjima untuk berangkat bersama. Waktu sudah berlalu 15 menit tapi Ginjima yang katanya masih mandi belum keluar juga.

(Name) dan Rui sama-sama menghela napas kesabaran, sedangkan Suna sudah mati kebosanan alias lelaki itu tertidur di sofa dengan ponsel didahinya.

"Omatasee!!" Yang ditunggu akhirnya menampakkan batang hidungnya.

"LAMA!!" Sungut Rui.

"Gomen, habis buang hajat. Oi Suna okiro!" Ginjima mendorong Suna dari sofa agar lelaki pemalas itu terbangun.
Lelaki bermata sipit itu terbangun tapi tatapannya seperti orang yang tak punya harapan hidup.

"Astaga Suna, buka matamuu!! Ayo berangkat!" Decak Rui, padahal Suna sudah membuka mata apa penglihatan gadis itu terganggu?

"Mata Suna emang gitu, mau buka atau menutup nggak ada bedanya." Canda Gin.

"Kau pikir aku ini apa?" Gumam Suna lirih.

Disini hanya (Name) yang normal alias tak mau buang-buang suara untuk bercanda, datar sekali hidupnya seperti dada Atsumu.

Sampai dirumah si kembar pun tingkah mereka yang akhlakless belum berubah, mereka main masuk rumah Miya bersaudara tanpa permisi ataupun salam.

Atsumu menyuruh mereka untuk santai, "Anggap rumah sendiri."

Nyatanya yang ada si pemilik rumahlah yang menjadi babu, seperti saat ini Gin dan Suna seenaknya rebahan dikarpet lalu menyuruh Osamu untuk menyiapkan minum. The real friends.

"Kita kesini mau belajar!" Rui memukuli mereka yang malas satu-persatu, bahkan (Name) juga kena pukul. Tidak sengaja.

"Pertama kita belajar... Matematika dulu?" Usul Rui yang lain refleks jungkir balik.

"Matematika,
ilmu yang menyenangkan,
jangan takut belajar, matematika
A-ayo belajar matematika~" Ginjima menyemangati dirinya sendiri.

"Ja, (Name)-chan yoroshikune!"

Mereka mencoba soal-soal dan bila ada yang kurang dimengerti (Name) akan membantu mereka. Sebab kemampuan matematika (Name), memuaskan.

Atsumu yang dianggap hanya bersamangat divoli mendadak api semangatnya berkobar untuk mencoba menjawab satu soal matematika.
Belum sampai menulis jawaban, dia sudah bertanya ke (Name).

(Name) yang kodratnya manusia kurang peka pun menganggap ini hal biasa dan membantu Atsumu, padahal lelaki itu hanya berniat mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Atsumu tidak memperhatikan penjelasan (Name) tapi malah menatap raut wajah serius (Name) yang menenangkan baginya.

Plakkk!

Osamu menampar Atsumu dengan bakpau, untuk menyadarkannya.

"Apa yang kau lakukan Kuso Samu?!"

"Bakpaunya enak." Balas Osamu santai sambil mengunyah bakpau tadi.

"Kisama!!"

"Yamenasai!" Atsumu langsung terdiam.

"Loh Suna kau tidak belajar?" Suna menunjukkan kertas jawabannya tepat didepan wajah Ginjima. Jawabannya terisi penuh tanpa coretan merah dari (Name). Mari kita lengserkan jabatan lelaki pemalas dari Suna.

"Ah capekk!!" Rengek Atsumu.

"Baru saja satu jam."

"AKU BENCI DUDUK LAMA-LAMA!" Teriak Atsumu ke Rui, dan berakhir kena pukulan penggaris.

"Ara, ada tamu?" Suara orang asing menyapa. Si kembar auto menoleh kaku ke arah pintu.

"Permisi Miya-san!" Sapa Ginjima dan yang lain ikutan membungkuk sopan.

"Hai' douzo-douzo! Rui-chan!! Hisashiburi!!" Ucap ibu si kembar heboh setelah melihat Rui.

"Hai' Miya-san, Ogenkidesuka?"

"Seperti yang kau lihat, aku tidak bisa muda lagi setelah membesarkan anak-anak ajaib ini!" Ibu si kembar, mengusap kasar rambut kedua putranya. "Melihat senyumanmu lagi membuatku lebih fresh!"

"Aku juga disini Miya-san!" Ucap Ginjima terang-terangan.

"Aku bosan melihat wajahmu apalagi bocah muka bantal itu." Suna merasa jengkel secara tiba-tiba dengan kepribadian nyentrik ibu si kembar.

"Kaa-san kenapa pulang?" Tanya Atsumu.

"Kau menginginkan kaa-san tinggal dikantor?" Atsumu auto diam dengan senyuman tulus ibunya.

"Are, ada orang baru. Dare?"

"(Full Name) desu." Ini (Name) yang menjawab.

"(Name)-chan." Ini Atsumu.

"(Name)." Ini Osamu.

Mereka bertiga menjawab secara bersamaan tanpa janjian. Suasana mendadak awkward. Tapi ibu si kembar malah terkekeh.

"Oh (Name)-chan. Kau murid baru dikelas Osamu ya? Ah senangnya bisa bertemu denganmu."

"H-hai' watashi mo." (Name) agak bingung sebab darimana ibu si kembar ini bisa tahu.

"Samu, apa camilannya kurang? Ah seharusnya aku tidak menanyakannya." Osamu auto turn on.

"Tidak perlu repot Miya-san!"

"Ie ie, santai saja." Ibu si kembar malah bersemangat soal ini meskipun raganya lelah sehabis pulang bekerja, hebat sekali.

"Sasuga ibu Osamu."

"Ibuku juga oi!" Elak Atsumu.

"(Name)-chan doshita?" Tanya Rui sebab (Name) malah melamun menatap kepergian ibu si kembar.

"Nai." Jawabnya singkat.

Kegiatan belajar berlangsung kembali. Hingga ibu si kembar membawakan jus yang menggugah selera dan mereka berterima kasih untuk itu.

"Arigatou gozaimasu Miya-san!"

"Tidak perlu sungkan!" Oh ya Rui-chan, (Name)-chan bisa bantu aku menyiapkan kuenya?"

"Hai'!"

"Arigatou na~"

(Name) dan Rui ikut ke belakang, kemudian Rui mengangkut nampan berisi kue untuk dibawa ke ruang tamu, sekarang menyisakan (Name) yang membantu ibu si kembar mencuci peralatan masaknya.

"(Name)-chan sa apa pendapatmu soal para putraku?" Tanya ibu si kembar random, (Name) auto mengerjap bingung.

"Hai'?"

"Apa mereka mengganggumu?"

"T-tidak Miya-san." Jawab (Name) ragu-ragu, "Etto, hanya sedikit."

"Soudesuka? Dasar anak-anak itu!" Ibu si kembar terlihat geram atas tingkah putranya sendiri. Semenit kemudian ekspresinya berubah, ibu dua anak itu tersenyum pada (Name) dalam artian lain.

"Lalu? Siapa yang akan kau pilih diantara mereka?"

"Eh?"

"Bercanda fufufu. Hora kembalilah, yang lain menunggumu." Kekeh ibu si kembar menambah kebingung (Name) dua kali lipat.

(Name) membungkukkan tubuhnya dan berjalan kembali, namun ia berbalik sebentar.

"Arigatou gozaimasu Miya-san!"

"Mou jangan berterima kasih terus padaku, hora pergilah!"

"Datte, kue buatan Miya-san tetap manis meskipun Miya-san kelelahan. Subarashidesu!"

"Ara ara. Yamenasaiyo!"

Ibu si kembar menatap kagum pada kepergian (Name), tidak heran kedua putranya bisa-bisanya menyukai gadis itu.

Hari sudah petang, mereka menghabiskan waktu dengan 60% belajar dan 40% bergurau, sebab itu wajah lelah tergambar pada masing-masing anak termasuk (Name) sendiri.

"Tsukareta~" Oceh Ginjima.

"Lelah apanya?" Kesal Suna, sebab Gin sering melirik kertas jawaban Suna tadi dalam artian lelaki itu sedang malas berpikir. Pelakunya hanya cengengesan.

"Arigatou (Name)-chan, aku akan mempelajari semua yang kau ajarkan hari ini."

"Arigatou (Name)."

"Heii apa-apaan aku juga membantu kalian!!" Kesal Rui pada si kembar.

"Yo, arigatou!" Atsumu menepuk-nepuk pundaknya, Rui kesal dan menginjak kakinya. Atsumu mengaduh sakit.

"Sudah mau pulang?"

"Hai', terimakasih untuk sajiannya Miya-san!"

"Santai saja."

"Kami pamit!" Pamit semua kecuali si kembar.

"Hai', mampir lagi ya, hati-hati dijalan!"

Sembari menatap kepergian teman-teman Miya bersaudara, sang ibu mengusap-usap rambut kedua putranya.

"Sekeras apapun kalian berjuang mendapatkannya, meski mustahil atau tidaknya.. seperti hasil skor pertandingan, para perempuan lah yang akan menjawabnya, jangan khawatir." Ucap ibu si kembar.

"Sonotame ni, jangan bertengkar karenanya. Kalian tidak akan membiarkan dia kerepotan kan? Dakara, ganbarreyo!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top