1| Dia cantik

Punya saudara itu menyenangkan.

Hanya anak tunggal yang mengatakan hal semacam itu. Lain dengan seorang yang memiliki saudara, apalagi saudara kembar. Pasti diantara mereka tak mau mengakui kalau mereka punya saudara.
Hal itu dialami oleh seorang lelaki berambut abu-abu yang kini tengah dibonceng dengan saudara kembarnya menggunakan sepeda.

Hanya paras menawan mereka berdua yang mirip, namun kepribadian bak langit dan bumi jika disatukan akan hancur satu semesta. Tapi lain dengan sudut pandang teman-teman si kembar, walaupun kepribadian mereka berbeda, mereka tetaplah anak kembar. Yang dimaksud kembar disini adalah akhlaknya, mereka sama-sama akhlakless.

Mereka berdua tak pernah akur disituasi mana pun, bahkan kali ini ketika sang kakak membonceng sang adik diatas sepeda bukan ketenangan yang ada melainkan makian. Mereka berdua saling memaki satu sama lain.
Dan parahnya sang kakak membawa sepedanya dengan kecepatan tinggi, padahal ibunya telah memperingatkannya.
Mana mungkin anak yang telah dicap sebagai anak bandel bisa menurutinya?

Alhasil sepeda yang mereka naiki hilang kendali alias tak bisa direm.

"Sialan, remnya!!"

"TSUMU BODOH!!" Sang adik memukuli pundak sang kakak agar sepedanya bisa berhenti, pemikiran sangat bodoh.

"Berhenti woi!!"

"Oi oi oi!!"

BRAKK..!!

Malangnya nasib si anak kembar, sepeda yang mereka naiki menabrak pohon karena sang kakak yang diketahui bernama Miya Atsumu itu membelokkannya paksa agar dapat berhenti.

Atsumu jatuh tertimpa sepeda yang beratnya tak sebanding dengan saudaranya, Miya Osamu.

Sedangkan Si adik, Miya Osamu jatuh terguling diatas rumput kering. Doakan saja mereka tidak terluka.

"Aduh kakiku.." Keluh Atsumu sambil mendorong sepeda yang menimpanya.

"Dasar sepeda tua!!" Ucapnya kembali sambil memukul ban sepedanya yang sudah penyok sebelah.

"Dibilang jangan ngebut ya jangan Baka Tsumu!" Umpat sang adik.

Atsumu memandangi adiknya dari kejauhan, tak ada luka yang terlihat. Hal itu buat Atsumu sedikit kecewa, pikirnya akan seru kalau Osamu lecet-lecet. Sungguh jangan mau bersaudara dengan Miya Atsumu.

"Siapa yang akan tanggung jawab nanti Kuso Samu?!"

"Kita akan dimarahi!"

"Mana setirnya patah."

"AH SIALA─Hmmph!"

Osamu membungkam mulut Atsumu menggunakan sandalnya.

"Berisik!"

Atsumu refleks menyemburkan sandal itu lalu meludah untuk membuang sisa-sisa kotoran. Entah barang apa saja yang sudah Osamu injak tadi, rasanya begitu menjijikkan diindra perasanya.

"Apa-apaan kau hah?!" Marah Atsumu, Osamu sudah ancang-ancang ingin membungkam mulut saudaranya dengan sandal sebelah.

Atsumu buang napas untuk menetralkan emosi. Mau tak mau mereka berdua harus mengangkat sepeda yang sudah tak berbemtuk itu sampai ke lapangan voli tujuan awal si kembar.

"Oi kembar!"

Panggil dari salah satu teman mereka, raut wajah Atsumu berubah cerah lalu mendorong paksa sepedanya tadi ke pelukan Osamu.

"Temee!!" Umpat Osamu dari kejauhan.

Atsumu pun tak peduli dengan kemarahan saudaranya, yang penting dia bahagia bisa bermain voli dengan teman-temannya. Hal itu tergambar dari wajahnya yang secerah matahari ketika me-receive pukulan dari Ginjima, teman seklub voli sekaligus tetangganya.

"Buset, sepedamu hancur?" Kejut Ginjima dikala Osamu memarkirkan sepedanya yang malang di tepi lapangan.

"Hm jatuh." Jawab Atsumu santai.

"Ckck, menakjubkan!" Sela Suna, teman seklubnya juga usai memotret sepeda hancur itu dengan ponselnya.

"Oi Tsumu, giliran kau yang membawanya nanti!" Suruh Osamu yang datang dengan Suna.

"Ya ya. Gin, cepat receive servisku!"

Ginjima memposisikan diri diseberang net untuk menerima servis dari Atsumu.

BUAGHH!!

Ginjima malah me-receive bola yang datang dengan dahinya, ralat Atsumu lah penyebab jatuhnya Ginjima sekarang.

"AH SERVIS YANG BENER OI ATSUMU!" Teriak Ginjima kesakitan. Sedangkan Atsumu hanya nyengir jahil dari kejauhan.

Suna membantu Ginjima untuk berdiri kembali, kali ini giliran dia yang akan menerima servis dari si anak laknat, Atsumu.
Mata sipitnya terfokus pada bola yang saat ini dipegang oleh Atsumu. Suna sudah siap sedia kalau Atsumu menservis ngawur seperti tadi.

Tapi dari gerak gerik Atsumu, Suna yakin kali ini Atsumu tak akan melambungkan bola seperti tadi kecuali kalau ada gangguan.

Well, baru Suna pikirkan muncul juga gangguannya. Ia bisa lihat dari seberang net Osamu tengah jalan mengendap-endap mendekati saudaranya. Dan dalam sekejap dia sedikit mendorong Atsumu ketika memulai jump serve andalannya. Alhasil bola melambung jauh dan cepat menuju Suna.

Suna dengan 1001 akalnya berhasil menghindari lemparan bola itu.

"Akh!"

Tak ada angin maupun hujan, hari yang sial menurut Atsumu. Dia melongo begitu pula yang lain disaat menyaksikan lemparan bola tadi mengenai kepala seorang gadis yang duduk di bangku taman. Lokasi tempat mereka bermain voli memang dekat sebuah taman kecil.

Ginjima buru-buru mendekati gadis itu, dia lah yang terlihat paling panik diantara yang lain.

"Sumimasen!! Kau tidak apa-apa?" Panik Ginjima, dia semakin panik saja dikala gadis itu mendesis marah sambil berdiri.

Sang gadis mengusap kepala bagian belakangnya yang terasa sakit dan menatap datar ke arah Ginjima.

"Ya, tak apa." Jawab gadis itu berbohong.

Gadis itu mengerut kecil disaat melihat lelaki asing didepannya itu terlihat mengode sesuatu sambil menatap kearah belakangnya. Lalu, dia pun ikut menoleh kebelakang.

Seperti diserial drama romantis, begitu angin bertiup dan menerbangkan beberapa anak rambut si gadis cukup buat seseorang terpesona. Ya, siapa lagi kalau bukan Atsumu pelakunya. Dia diam mematung dikala gadis itu menatap lurus kearahnya.

"Minta maaflah Atsumu!" Desis Ginjima dari belakang.

Atsumu masih diam sebab terpana oleh gadis asing yang belum diketahui kepribadiannya.

Osamu yang ada didekatnya berinisiatif untuk memegang leher Atsumu dan membungkukkannya paksa.

"Maaf ojou-san, dia memang bodoh." Atsumu mengerang tak terima, Suna diam saja, sedangkan Ginjima panik sendiri karena sikap tak sopannya si kembar.

"Nandemonai." Ucap Gadis sebagai kata perpisahan, lalu ia pergi meninggalkan mereka.

Kali ini Atsumu sama sekali tak marah dengan perlakuan Osamu tadi. Dia masih saja diam sambil menatap jalan yang dilalui gadis tadi.

"Dia cantik." Gumamnya.

"Semua perempuan kau bilang cantik, ck dasar buaya." Sahut Suna yang mendengar gumaman Atsumu.

Asal dia tahu saja, Atsumu saat ini tengah berharap takdir mempertemukannya dengan gadis itu kembali.

***


- Kembali dengan book baru, semoga memenuhi target.
-Battle with vivi-chan Adv85sv
Mohon mampir di booknya ya~^
-Ganbatte ne!
-Terimakasih atas dukungannya, semoga suka!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top