26. D-day (The Last Way)

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Ruang rapat sudah dipenuhi oleh beberapa orang yang memang berkepentingan. Tentu saja semuanya sudah setuju bahwa calon kuat yang akan menggantikan Jaemin adalah Pak Jung.

Pria itu berkali-kali melihat jam tangannya, sangat tidak sabar untuk segera memulai rapat dan tidak sabar untuk segera menyandang gelar CEO of Asia Pasific Group. 10 menit lagi rapat akan dimulai.

Sungchan duduk di pinggir bersama beberapa anak buah ayahnya. Dia terpaksa membeberkan ke mana Renjun dan Haechan pergi pada anak buah ayahnya supaya ayahnya nanti tidak curiga bahwa dialah yang mengeluarkan mereka dari sana.

Tidak peduli apakah Renjun dan Haechan datang dengan selamat atau malah sebaliknya. Yang pasti, dia sudah membantu. Kalau misalnya dua orang itu datang dengan selamat, maka Sungchan akui kalau mereka hebat.

“Baiklah, kini saatnya kita mulai rapat penentuan dan penetapan CEO baru dari Asia Pasific Group,” ujar seorang MC yang berdiri di pojok ruangan. “Kandidat pilihannya hanya satu nama yaitu Tuan Jung Pilho. Jadi, kita hanya perlu menyetujuinya bersama.”

“Selamat tinggal, Na Jaemin.” Pak Jung bergumam pelan lalu beranjak berdiri dan menyambut tepuk tangan meriah dari para peserta rapat. “Terima kasih, semuanya. Terima kasih.”

“Selanjutnya akan saya umumkan dan tetapkan, Tuan Jung Pilho sebagai next CEO of Asia Pasific Group telah res..”

Belum selesai bicara, pintu ruang rapat terbuka dengan keras yang langsung membuat perhatian mereka teralihkan. Semuanya. Juga Sungchan yang langsung menggelengkan kepalanya karena melihat kedatangan Renjun dan Haechan serta Lia dalam keadaan berantakan.

Baju mereka sudah acak-acakan, peluh menetes di kening. Napas tak beraturan dan degub jantung yang tak karuan.

Mereka sempat dicegat di lobi, tapi Haechan malah membanting satpamnya dan menyuruh Renjun dan Lia untuk segera berlari ke aula.

“Tunggu!” teriak Renjun seraya mengatur napasnya supaya lebih tenang dan rileks sedangkan Lia masih berdiri di sampingnya.

Pak Jung tak kalah kaget melihat mereka. Tatapannya tertuju pada Sungchan tapi Sungchan juga berpura-pura kaget. Apalagi kehadiran Lia semakin membuatnya heran. Bahkan kedua alisnya hampir bertemu karena merasa terkejut.

“Saya mau bertanya lebih dulu sebelum Pak Jung disahkan menjadi CEO..” ujar Renjun sambil memperbaiki dasinya yang sedikit berantakan. “Atas dasar apa dia ditetapkan menjadi CEO? Apakah ada kriteria atau semacamnya? Ya, walaupun saya tahu semua keputusan ada di tangan para dewan direksi dan pemegang saham. Tapi, saya hanya ingin bertanya saja?”

Salah satu dewan direksi yang pro terhadap Pak Jung langsung mengambil alih mic untuk menjawab pertanyaan Renjun.

“Kami semua sudah sepakat. Bukankah kau tahu sendiri CEO itu diangkat dan ditetapkan atas persetujuan semua dewan direksi serta pemegang saham? Jadi, ini adalah persetujuan bersama,” jawabnya tegas.

Ya, CEO memang diangkat dan ditetapkan oleh para dewan direksi serta pemegang saham atas persetujuan bersama.

Renjun mengangguk dan tersenyum tipis lalu mengeluarkan flashdisknya. Dia meminta tolong pada MC untuk menyambungkan ke laptop untuk ditampilkan di layar.

“Sebelum itu, saya mau menyampaikan bahwa perusahaan ini sudah bukan milik Jaemin lagi. Perusahaan ini sekarang milik Nona Choi Lia karena Jaemin sudah menjualnya padanya.” Renjun mendorong pelan tubuh Lia agar bisa dilihat oleh semua orang. “Bahkan pemegang saham terbesar adalah Nona Lia yaitu sekitar 75%. Jadi, tolong libatkan Nona Lia dalam keputusan kali ini.”

Kening Pak Jung semakin berkerut, heran saja bagaimana bisa perusahaan dengan nilai triliunan ini terjual.

“Ada bukti?” sahut Pak Jung yang belum mau pesimis.

“Tentu saja.” Renjun langsung memberi kode agar video diputarkan.

Mereka langsung fokus menatap layar besar yang menampilkan sebuah video pesan dari Jaemin.

“Halo semuanya, saya Na Jaemin CEO sekaligus owner perusahaan Asia Pasific Group. Perusahaan itu kini sudah berganti owner yaitu Choi Lia dan bukan saya lagi. Semua saham milik saya juga sudah dibeli olehnya. Jadi, pemilik saham terbesar sekaligus kandidat CEO juga pantas dia sandang. Sekian, terima kasih.”

Video itu diakhiri dengan senyuman dan tatapan yang misterius. Seolah tujuannya untuk satu orang saja. Senyum yang terkesan mengejek dan meremehkan.

Fyi.. CEO itu jabatan tertinggi di suatu perusahaan sedangkan owner adalah pemilik perusahaan.

“Bukti tertulisnya?” sahut Pak Jung lagi yang mulai kehilangan fokus dan sedang ketar-ketir.

“Mark..” sahut Renjun dan seseorang yang dipanggilnya itu langsung berdiri.

Mark adalah asisten Jaemin yang waktu itu menemani Jaemin ke lokasi acara peringatan tahunan insiden reruntuhan. Ya, yang bicara sarkas pada Lia waktu itu.

Mark langsung mengeluarkan berkas-berkas yang tertulis. Lengkap dengan tanda tangan Jaemin dan tanda tangan Lia. Lia sempat kaget, bagaimana bisa tanda tangannya sudah tercoret di sana sedangkan dia sendiri tidak pernah tahu akan rencana Jaemin ini. Tapi, itu tidak penting sekarang.

“Berkasnya sudah lengkap, dibubuhi tanda tangan kedua belah pihak dan disaksikan oleh Pengacara Park.” Mark memperlihatkan berkasnya.

Pengacara Park langsung berdiri dan mengangguk, mengiakan bahwa berkas itu telah resmi secara lisan maupun tertulis.

Pak Jung langsung melotot tajam ke arah Pengacara Park karena selama ini dia berpikir bahwa pria itu memihaknya. Ternyata diam-diam malah menghanyutkan.

Sebagai pemegang saham terbesar, Lia sekarang punya wewenang penuh atas keberlangsungan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Bahkan suara yang dia dapatkan untuk memilih atau istilahnya voting, bisa mengalahkan semua suara dewan direksi dan pemegang saham lainnya. Pantas saja Pak Jung sangat ketar-ketir. Takut bahwa dia tidak akan mendapatkan posisi CEO itu.

“Halo semuanya, saya Choi Lia. Owner sekaligus pemegang saham terbesar perusahaan Asia Pasific Group saat ini. Saya sudah membeli perusahaan serta saham milik Na Jaemin beberapa bulan yang lalu. Jadi, mohon bimbingannya.” Lia memperkenalkan dirinya di hadapan semua orang yang saat ini terlihat sangat gugup.

Sungchan tersenyum tipis dan beranjak lalu meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu. “Kak Jaemin sangat hebat. Dia benar-benar menggunakan otaknya,” gumam Sungchan.

Napas Pak Jung mulai memburu, matanya memicing tajam ke arah Renjun yang kini berdiri dengan wajah angkuh mengejek serta Haechan yang sudah tertawa di pojok ruangan.

Penjelasan yang dijabarkan oleh Renjun pada Lia saat di mobil adalah..

“Kau sekarang adalah owner perusahaan dan pemegang saham terbesar Asia Pasific Group. Jaemin sudah mengubah kepemilikan perusahaan itu atas namamu. Tujuannya supaya perusahaan itu tidak disita oleh pihak kepolisian. Mansionnya juga sudah berubah atas namamu. Itu sebabnya mansion tidak disita dan yang disita hanya mobil mewahnya..”

“Kau serius?”

“Iya, Lia. Jaemin sudah memprediksi dan bisa menebak kalau Pak Jung pasti menargetkan perusahaan itu. Jadi, aku dan Haechan langsung diperintah untuk segera mengubah kepemilikannya sebelum Pak Jung menguasai. Jaemin tidak bisa membiarkan perusahaan itu jatuh ke tangan orang lain.”

Lia benar-benar terkejut karena Jaemin bisa berpikir kritis.

“Sekarang, kita hentikan rapat itu sebelum keputusan resmi dijatuhkan. Sahammu 75% dan kau adalah pemegang saham mayoritas. Keputusanmu sangat berpengaruh nantinya.”

“I-iya.. Tapi.. Aku kira yang kau maksud ini bisa menyelamatkan Jaemin dari hukuman. Ternyata tidak, ya.” Lia tersenyum tipis.

“Lia, perusahaan itu sangat penting baginya. Jaemin benar-benar tidak bisa kehilangannya. Itu sebabnya dia merencanakan semua ini supaya dia tidak kehilangan perusahaannya.”

“Iya, aku mengerti.”

Suara MC memecah keheningan yang sempat terjadi di ruangan. Mengatakan bahwa pemilihan akan dilakukan dengan voting, bukan langsung ditetapkan sebab ada satu orang yang mungkin tidak setuju dengan pengangkatan Pak Jung sebagai CEO yaitu Lia sendiri.

Jangan lupakan bagaimana emosinya Pak Jung saat melihat Mark. Padahal laki-laki itu sudah dia anggap berada dipihaknya selama ini. Tapi ternyata, malah berbanding terbalik.

“Tapi, sepertinya tidak perlu voting. Suara mereka akan tetap kalah dengan milik Lia,” sahut Haechan dari pojok sambil melipat kedua tangannya. “75% dan sisanya yaitu 25%, jelas sekali mana yang akan menguasai.”

“Iya, ya. Kalau begitu, Nona Lia,” ujar MC dan menatap Lia. “Pilihan anda, siapa?”

Pak Jung dan semua antek-anteknya bungkam seketika. Hanya dengan bermodalkan kepergian Jaemin, mereka malah ingin langsung menguasai. Jangan lupakan berkas yang sudah disiapkan Pak Jung untuk proses penggantian pemilik. Ah, dia membuatnya bersama Pengacara Park yang ternyata tidak memihaknya sama sekali.

“Saya sendiri,” jawab Lia tegas di hadapan banyak orang.

MC mengangguk paham. “Baiklah kalau begitu, sebelum saya umumkan secara resmi, saya ingin meminta maaf kepada semua dewan direksi dan pemegang saham karena langsung mengambil keputusan seperti ini. Hal itu karena, apapun keputusan kalian, Nona Lia akan tetap unggul. Jadi, the next CEO of Asia Pasific Group telah resmi yaitu Nona Choi Lia. Sekian, terima kasih.”

Hening, tidak ada tepuk tangan penyambutan hingga suara tepuk tangan menggelegar berasal dari Haechan serta Renjun, Mark, dan Pengacara Park.

Kalian ingat, hari di mana Jaemin dicari ke mansion dan langsung ditahan?

Yup, hari itu juga Jaemin langsung melangsungkan rencananya. Yaitu rencana mengubah kepemilikan beberapa asetnya supaya tidak ikut terseret kasus barang ilegalnya. Karena Jaemin sudah tahu bahwa semuanya pasti akan disita. Maka sebelum disita, Renjun dan Haechan langsung melancarkan aksinya.

Hal itu juga yang membuat Pak Jung berpikir keras sejak kemarin. Kenapa mansion tidak disita? Kenapa hanya mobil mewahnya yang disita? Kenapa Asia Pasific Group tidak pernah disinggung? Padahal Pak Jung sudah menyiapkan jawaban. Lalu, semua rekening Jaemin yang berkaitan dengan kasus tersebut juga ikut disita. Tapi hanya tiga rekening.

Ketiga rekening itu isinya tidak banyak. Hanya beberapa ratus juta saja dan itu agak membuat pihak kepolisian heran saat menyelidiki kasusnya. Ke mana semua uangnya mengalir? Tidak mungkin jumlahnya sedikit sedangkan usaha itu sudah berlangsung sejak dulu. Paling tidak jumlahnya sudah mencapai triliunan.

Dan jawabannya adalah.. Lia.

Saat ini, ruang rapat mulai ditinggalkan satu persatu oleh para dewan direksi dan pemegang saham. Mereka kini semakin bingung, apakah tetap memihak Pak Jung yang sudah menjajikan segala macam atau memihak Lia yang sudah ditetapkan sebagai CEO.

Renjun menyodorkan sebuah ponsel di hadapan Pak Jung yang masih duduk di tempatnya.

“Halo, Paman.” Jaemin menyapa dengan suara rendahnya. Bayangkan saja bagaimana raut wajah kemenangan Jaemin saat ini. “Bagaimana rasanya dipermalukan di depan banyak orang? Ah, pasti malu, ya? Atau mungkin rasa malu Paman sudah tidak ada?”

Tangan Lia ditarik oleh Jeno— yang beberapa saat lalu sudah datang, dia kemudian disuruh untuk duduk dan menenangkan diri karena mungkin masih kaget akan semua ini.

“Tutup mulutmu sialan!”

“Paman, aku diam bukan berarti aku tidak melakukan sesuatu. Aku hanya sedang menggunakan otakku untuk berpikir. Berpikir bagaimana caranya menghentikan monster serakah seperti Paman. Ternyata, tebakanku tidak ada yang meleset sama sekali. Bahkan semuanya sama persis.” Jaemin terkekeh.

“Sekarang dengarkan.. Bocah sepertiku bisa apa, tanya Paman sebelum memulai rapat tadi? Haha, lihatlah, bocah sepertiku bisa menghentikan monster seperti Paman. Aku sudah tidak bergantung dan mengandalkan Paman lagi. Paman bilang perusahaan tidak pantas dipimpin oleh orang yang tidak kompeten sepertiku? Ya, sekarang lihatlah CEOnya adalah Lia. Dia lebih kompeten dariku. Sekarang, aku akan merenungi kesalahanku seperti yang Paman bilang dan akan menerima semua konsekuensi atas perbuatanku,” lanjut Jaemin lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak.

“Brengsek, sialan!” pekik Pak Jung dan segera beranjak kemudian meninggalkan ruang rapat dengan emosi yang tersulut.

Semua yang ada di ruangan malah tertawa melihatnya. Kecuali Lia, yang masih belum bisa berpikir dengan jernih. Dia memang menyelamatkan kebanggaan Jaemin. Tapi Jaemin tetap akan diadili dan Lia belum bisa tenang.

“Tolong siapapun jelaskan semuanya padaku sekarang? Sejelas-jelasnya,” pinta Lia dengan wajah memelas. Sungguh, otaknya belum mampu mencerna semua ini. Terlalu tiba-tiba dalam satu waktu secara bersamaan. “Jelaskan saja, apapun!”

**

Ini hanya imajinasi dan bukan kisah nyata jadi di bawa santai aja, jangan sampai dibawa ke real life. Thank you.

©dear2jae
2022.03.22 — Selasa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top