{ 04 }
Flashback On
"Urusai kuso Dazai!"
"Argh aku benci semua hal tentang Chuuya"
"Cih, kau pikir aku menyukaimu?"
"Tentu saja, aku kan tampan! Gadis mana yang tidak menyukaiku~?"
"Aku! Kau pikir aku menyukaimu?! Hentikan sifat narsismu kuso Dazai!"
Dazai berbalik meraih dagu gadis bersurai oranye itu lalu mendekatkan wajahnya sambil tersenyum menggoda.
"Bohong! Kamu pasti sebenarnya menyukaiku! Jujur Chuuya-chan~!"
Wajah gadis itu memerah total lalu langsung meninju perut pria itu hingga pria itu jatuh terduduk, gadis itu berbalik mendengus sebal sambil melipat tangan di depan dada.
"T-TIDAK AKAN!"
Dazai terkekeh seraya bangkit lalu memeluk gadis itu dari belakang sambil meletakkan kepalanya di pundak gadis itu.
"Kau yakin~?"
Gadis itu mulai jengah dengan sikap pria itu pun langsung meninju perut pria itu dengan sedikit kekuatan gravitasi hingga pria itu terlempar beberapa meter dari tempatnya berdiri.
Sebut saja kejam, tapi Dazai sendiri sudah terbiasa dengan semua pukulan gadis itu.
"Urusai baka! Aku benci kau Dazai Osamu!"Gerutu Chuuya dengan wajah seperti kepiting rebus sambil menghentak-hentakkan kakinya sejenak lalu berjalan mendekati Dazai dan berjongkok.
"Cih, s-sini kuobati! Maaf aku kelepasan"Ucap gadis itu lirih mencoba memasang wajah jutek walau sebenarnya terselip kecemasan serta rasa bersalah di setiap nada bicaranya.
Setelah masuk kerumah keluarga Nakahara itu, Chuuya dengan telaten mengobati luka yang sudah dia perbuat pada Dazai sedangkan pria bersurai coklat itu hanya tersenyum-senyum memandangi paras gadis itu.
"Cih, j-jangan menatapku begitu kuso Dazai!"
"Hee kenapa? Aku suka~"
Wajah gadis itu kembali memerah, bersiap meninju wajah Dazai lagi namun gadis itu mengurungkannya karna ingat pria ini baru saja terluka karna gadis itu tidak sengaja menggunakan kekuatan gravitasinya.
Chuuya menggembungkan pipinya lalu mendengus.
"U-Urusai kuso Dazai!"
Dazai tertawa mengelus rambut Chuuya, mana pernah Chuuya membenci gadis ini?
Walau kadang sifat labilnya menyebalkan tapi entah kenapa selalu ada alasan buat Dazai untuk tetap bertahan dengan semua sifat menyebalkan gadis itu, hingga Dazai memutuskan untuk bertunangan dengan gadis itu.
Sayangnya, itu hanya sekadar janji pertunangan tanpa pernah terealisasikan menjadi ikatan pernikahan yang sakral.
Nakahara Chuuya mati karna menggunakan Corruption nya dan saat itu Dazai terlambat menetralkan kekuatan Chuuya.
Next Flashback
"CHUUYA! KAU MENDENGARKU?! OI CHUUYA?!"
Gadis bersurai oranye yang penuh luka dalam dekapannya itu terbatuk beberapa kali, manik aquamarine nya mulai terpejam sepenuhnya namun bibirnya sudah tercetak selarik senyuman.
"Hiduplah, hentikan permainan bunuh dirimu dan hiduplah demi aku serta [Name]"
Setelah mengucapkan sebaris kalimat itu, mata gadis itu terpejam sempurna dan Dazai berteriak menangis memeluk tubuh mungil gadis itu.
Hujan sore itu seakan berbaik hati menyembunyikan tangisan serta meredam teriakan seorang Dazai Osama, hawa dingin seakan merasa iba merengkuh tubuh pria paling menyedihkan hari itu.
Setelah itu, Dazai Osamu bagai mayat yang berjalan.
Hidup namun hatinya mati, satu hal yang membuat Dazai hidup hanyalah [Name].
Hanyalah permintaan Chuuya pada Dazai untuk tetap hidup menjaga kembarannya, Nakahara [Name].
Kalian tahu seberapa menyakitkan kenyataan bahwa Dazai tidak bisa membenci [Name] karena dia kembaran Chuuya? Melihat wajah mereka yang mirip sudah cukup membuat Dazai seperti menoreh garam pada luka setiap harinya.
Dazai lelah dengan ini semua tapi dia harus hidup setidaknya demi apa yang Chuuya tinggalkan untuknya.
Flashback Off
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top