9
"Deborah?"
Deborah membalikkan badan dan tersenyum padanya. "Hai Henry...kuharap aku tak mengganggumu."
Henry masih terkejut dengan kedatangan kakak Sophia ke rumahnya. Tapi ia membalas tersenyum. "Sama sekali tidak... ayo duduklah..."
"Sudah lama kita tak bertemu."ujar Deborah sambil duduk di bangku teras.
Henry hanya diam. "Ada apa, Deb?"
Deborah menoleh pada Henry. "Ada yang ingin kusampaikan padamu. Mengenai Sophia."
Henry menatap Deborah dengan dahi berkerut. "Apa yang perlu kaukatakan? Apa Sophia akan menikah? Atau ia menyesal sudah mempermainkanku?!"
"Sophia tidak mempermainkanmu. Ia masih mencintaimu."
Henry mendengus.
"Sophia membutuhkanmu. Dan mungkin saja kehadiranmu bisa membuatnya sembuh."
"Apa maksudmu?"tanya Henry heran.
"Sophia menderita leukemia."gumam Deborah pelan. Henry menatapnya dalam diam, wajahnya tampak shock.
"Kau bercanda..."ujar Henry tak percaya sekaligus kaget.
"Tidak. Aku serius, Henry. Sophia terkena leukemia. Itulah yang menyebabkan sikapnya berubah. Kenapa ia selalu menghilang atau tak bertemu denganmu."
"Tapi...kenapa ia tidak mengatakannya padaku?"tanya Henry
"Karena Sophia tak ingin membuatmu cemas."ujar Deborah. "Saat kau menuduhnya mempermainkan hubungan kalian, ia berpikir ini saat yang tepat untuk pergi darimu. Dan kau tak perlu tahu penyakitnya."
"Apa....oh astaga....Sophia...."
"Henry, adikku masih mencintaimu. Ia masih tak bisa melupakanmu selama setahun ini. Aku datang kemari karena merasa kau harus tahu hal ini."
"Aku sudah menuduhnya....."gumam Henry dengan nada menyesal
"Apa kau masih mencintainya?"tanya Deborah
"Sampai detik ini...aku masih tak dapat melupakannya...."
Tbc
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top