Chapter 29
Aku berlari ..
Tapi apa artinya kecepatanku dengan Jora yang berubah menjadi raksasa.
Dengan nafas yang terengah aku mengingat apa yang dikatakan Tio.
Biji timun, jarum, terasi.
Ternyata itu isi ketiga kantung itu.
Tio sudah dilemparnya tadi tapi aku yakin dia baik-baik saja.
Dia seorang penjaga yang terlatih.
Dia seorang kesatria dari negri dimana aku berasal.
Nibiru.
Planet kembaran bumi.
Ilmu manusia di Bumi sekarang belum bisa mendeteksi keberadaan kami.
Tapi kami bahkan masih ingat peperangan di waktu lampau.
Bumi dulu sangat maju.
Kami saling berbagi ilmu pengetahuan.
Kami berbagi hal.
Tapi manusia bumi suka berperang.
Apalagi dengan diangkatnya raja yang serakah.
Hubungan persahabatan kami hancur hingga terjadilah peperangan dahsyat itu.
Yang menenggelamkan peradaban maju itu di bumi.
Nibiru memilih untuk bersembunyi.
Setidaknya itulah informasi yang aku dapat dari Tio.
Gara-gara tidak fokus,aku hampir saja terinjak oleh kaki besar itu.
Biji timun itu mulai aku sebar.
Kata Tio biji itu membuat raksasa berhalusinasi.
Benar saja Jora kelihatan bingung.
Ia diam saja.
aku lupa, efeknya tidak akan lama.
Aku kembali berlari sebelum Jora sadar.
Teriakan amarah itu bisa kudengar.
Alarm aku harus menebarkan isi dari kantung kedua yaitu jarum.
Aku takjub.
Jarum itu berubah menjadi ladang pohon-pohonan berduri.
Aku jadi tidak tega.
Melihat perangai Jora dalam wujudnya sekarang.
Ia pasti akan menerabas habis ladang ini.
Kakinya pasti akan sakit sekali.
Sudah kuduga.
Jora berteriak kesakitan tapi tetap saja berlari mengejarku.
Aku menangis.
Aku jadi ragu untuk membuka kantung yang ketiga.
Terasi.
Kira-kira akan berubah jadi apa?
"Grhhhhhhh"
Aku menghentikan langkahku.
"Jora, Aku aira. Ingatlah aku"
Tapi pada siapa aku bercanda.
Mana mungkin dia dengar.
Terpaksa, aku melempar terasi itu.
Mataku terbelalak.
Terasi itu berubah jadi lumpur hisap.
Oh tidak, Ia menghisap Jora.
Tanpa ragu aku berlari ke lumpur hisap itu.
Tenggelam bersama jora.
Lelaki bumi yang kucintai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top