Chapter 16

Aku berlari, perasaanku mengatakan ada hal buruk yang akan terjadi.

Aku tidak bisa mendefiniskannya. Aku membencinya, aku yang merencanakannya, aku yang ingin dia mati tapi saat itu terjadi...

Kenapa seperti ini..?

Aku tidak mencintainya, aku ingin dia mati.

Aku terus merapalkan kalimat itu,tapi semakin keras kurapalkan semakin cepat aku berlari.

Seseorang menghalangi jalanku..tidak, banyak orang.

Mereka membawa senjata.

Dengan nafas yang tersengal aku menyuruh mereka menyingkir.

Tapi mereka tak bergerak sesenti pun.

"Berhenti atau kau tidak akan melihat mentari esok hari" Ucap salah satu dari mereka.

Mereka pikir aku takut.

Aku langganan Rumah sakit.

Aku sudah biasa terluka karena adu jotos.

Mereka mengelilingiku.

Dasar pengecut beraninya ramai-ramai.

Aku akan hadapi.

Dua orang dibelakangku, Tiga disamping kiri dan kanan dan dua lagi dihadapanku.

Aku berhasil menumbangkan 2 orang dibelakang dan samping kanan dan kiriku.

Tinggal dihadapanku yang membuatku kesulitan.

Berkali-kali aku dihempas mereka.

Sial mereka menendang tulang rusuku yang membuatku sedikit susah bernafas.

Menyerah hanya dalam mimpiku.

Tetapi ada yang aneh, mereka seperti kesetanan.

Mereka ada yang mengendalikan.

Aku mencari disekeliling.

Terciduk,

Nengsih, gadis aneh itu lagi.

Merasa ketahuan, ia menyingkir dari tempat persembunyiannya di balik pohon beringin.

Seketika mereka ambruk bersamaan.

Nengsih akan aku urus nanti, aku harus ketempat Aira.

Langit sudah gelap dan waktuku tak banyak.

Aku berlari lagi, tapi kenapa aku terus mengelilingi tempat ini.

Mungkin aku sedang tidak fokus tapi sepertinya Rumah Aira tidak sejauh ini.

Ini pasti ulah Nengsih,

Apa maunya?

Bukankah dia yang membawa kami ketempat ini untuk menyelidiki keanehan di kampungnya?

Apa dia tahu apa yang aku tahu.

Apa dia juga menginginkan Aira untuk Mati?

" Jora "

Seseorang memanggilku, aku mengikuti suaranya.

Ajaib, aku sudah dihalaman rumah Aira.

Dan yang kulihat ..

Aira dan Tio berpelukan, mereka terlihat bahagia.

Rasanya lebih menyesakan dada daripada dikeroyok orang-orang tadi.

Kenapa aku sebodoh ini?.












Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top