Spoiler pt.8

81. Judul: Retak
Nama Penulis: Valveria
Kategori: Fiksi Remaja

Blurb:

Namanya Revan, Revano Kent Ezio. Laki-laki berambut biru dengan senyum mentereng yang suka cosplay menjadi kecoa terbang. Dia menyebalkan memang sampai rasanya Naya ingin melemparnya ke pluto tapi Naya tak bisa. Kenapa? Karena Naya memang tak bisa menyentuhnya.

Naya yang tak tau apa itu cinta dipertemukan oleh seorang laki-laki yang bahkan sudah lupa dengan suara detakan jantung. Jadi, bagaimana kelanjutan mereka?

______________________

Ini adalah saat, di mana mereka punya keinginan, sedang semesta punya kenyataan.

“Revan, lo tau kan perasaan ga bakal pernah bisa buat disalahkan. Andai gue bisa milih untuk jatuh cinta pada siapa, gue ga bakalan milih lo yang emang udah jelas-jelas ga bisa gue gapai. Tapi ngga, gue ga bisa, Revan”

Revan meringis, ia bingung harus bagaimana. Mereka memang tak seharusnya bersama, karena nantinya yang terluka adalah mereka sendiri.

“Naya”

Revan memanggil Naya dengan nada selembut-lembutnya. Ia tak tega melihat air mata Naya yang terus tumpah ruah di hadapannya.

Naya yang Revan tau adalah sosok gadis yang kuat. Yang akan melawan apapun hama di dalam jalannya. Tapi kini? Gadis itu sudah menjadi jiwa yang ringkih di hadapan Revan. Tangisannya tak kunjung berhenti sejak tadi. Ingin sekali Revan mengusap air mata gadis itu, tapi Revan tak bisa.

“Nay, tidak ada yang abadi di dunia ini. Jadi untuk apa kita berusaha mendapatkan apa yang kamu inginkan? Bukankah jika kita tak memiliki, takkan ada yang tersakiti saat semuanya berakhir nanti?”

Cukup, hanya itu yang bisa Revan katakan. Walau itu tak bisa membuat Naya tenang, tapi hanya itu yang bisa Revan katakan. Ia tak bisa mengucapkan apa-apa lagi.

Naya tau benar apa maksud Revan. Seberapa keraspun Naya berusaha, semesta takkan pernah merestui mereka.

82. Judul: Pernikahan Simulasi
Penulis: YinYang
Kategori: Metropop

Blurb:

     Menikah dan memiliki keluarga bahagia adalah mimpi dari hampir semua orang, kecuali Soraya Maulida. Bagi perempuan itu, melajang membuat hatinya lebih tenang. Kekerasan yang dilakukan sang ayah sewaktu kecil, menorehkan trauma mendalam.

     Saking inginnya melihat sang putri menikah, Lidya jatuh sakit. Sebagai permintaan terakhir, ia memberikan dua pilihan pada Raya, memilih calonnya sendiri, atau dipilihkan. Gadis itu diberi waktu satu bulan untuk mendapatkan calon suami.

     Di tengah kebimbangannya, sahabat Raya menawarkan sesuatu yang sama sekali tak terduga, sebuah pernikahan simulasi. Apakah pernikahan yang dijalaninya nanti akan menemui keberhasilan? Ataukah malah menuai kegagalan?

***

     Trauma dengan kehancuran rumah tangga sang ibu, Soraya Maulida enggan membina hubungan rumah tangga. Di usianya yang menginjak 26 tahun, ia masih betah melajang. Perempuan itu sangat mandiri, toko kue yang dikelolanya juga berkembang dengan baik.

     Lidya—ibu Soraya—sangat khawatir dengan sang putri yang terlalu mandiri. Ia ingin Soraya memiliki pendamping agar ada yang bisa menemani kala dirinya sudah tiada. Akhirnya, perempuan paruh baya itu memiliki cara agar putrinya mau menikah.

     Haris, sahabat Soraya, menawarkan sesuatu ide gila, pernikahan simulasi. Pemuda itu ingin menunjukkan bahwa sebuah pernikahan tak seburuk yang Soraya pikirkan.

83. Judul: 30 Hari Mengobral Cinta
Nama Penulis: Rita Try Nurchasanah
Kategori: Metropop

Blurb:

Witing tresno jalaran soko kulino. Pepatah Jawa yang menjadi ide perjodohan antara Karin dan Diaz.

Berteman sejak kecil, saling tahu belang masing-masing, tidak serta merta membuat Karin menerima perjodohan ini. Diaz, dianggapnya sebagai kakak, tidak lebih. Namun, bukan bunda Ine dan Mami Asri namanya jika tidak memaksanya.

Satu-satunya jalan agat Karin dan Diaz saling jatuh cinta adalah dengan mendekatkan mereka, memberi ruang untuk 30 hari mengobral cinta. Apakah cara in i akan berhasil. Ikuti perjalanan mereka.

Karin dan Diaz akan menjawabnya.

84. Judul: The Clues
Nama Penulis: Ranightnova
Kategori: Fiksi remaja

Blurb:

"Kalau kamu menemukan ini, berarti ini memang buat kamu."

Najhan tak pernah menyangka bahwa perempuan yang selama ini ia kagumi akhirnya menyadari keberadaannya. Yang sekarang akan ia lakukan adalah memberi tahu perempuan itu bahwa Najhan mencintainya sepenuh hati melalui petunjuk yang ia berikan walau ia dan perempuan tersebut berada di tempat yang berjauhan.

"Kalau kamu merasa gak pernah dicintai seseorang, kamu salah. Nyatanya aku disini bisa cinta sama kamu karena perjalanan kecil yang baru aja kita lalui bareng-bareng."

-Najhan Gladinata

85. Judul: Mysterius Girl
Nama Penulis: Rakae Eka Daneswari
Kategori: Horor-Misteri

Blurb:

Selamat datang dikehidupan gadis yang misterius. Entah dari mana asalku namun aku bisa membuat banyak kekacauan. Aku bisa menghancurkan segalanya hanya demi diriku sendiri, egois kan??
Umpati saja aku tapi, im in your area

86. Judul: Di antara dua rasa
Nama Penulis: Akhwatul Iffah
Kategori: Fiksi Remaja

Blurb:

Kisah cinta cewek bandel yang melanggar nasihat orang tua. Ia merupakan seorang gadis manis, pecinta cogan yang telah mencapai taraf level 7 dengan ambisinya. Berkali-kali ditolak, tetapi ia tak pernah menyerah untuk menggapai ambisinya punya pacar ganteng.

Bagaimana keseruannya jika pada akhirnya seorang cowok ganteng mendekatinya? Apakah ada keajaiban terjadi di saat kebanyakan cowok menganggap ia cewek dekil, hitam dan bau?

87. Judul: BRANDALS
Nama Penulis: watimulyani23
Kategori: Fiksi remaja

Blurb:

Membahagiakan diri supaya menjauh dari masalah keluarga nya adalah tujuan dari seorang REYNAND AGSHAL FIRDAUS. Dia mengikuti gengs motor welfare dan menjadi ketua umum disana demi membuat dirinya tenang dan melupakan masalah nya.

Jika remaja yang lain dapat berbahagia dengan kehidupan mudanya, agshal tidak. Dia menikah muda dan mencari nafkah sendiri, agshal juga memiliki tujuan hidup yang sangat penting melebihi urusan orang dewasa. Ingin mencari pelaku dari kematian sang bundanya.

Keinginan untuk membuat masalalu nya kembali, mengharuskan agshal melupakan semua orang-orang yang saat ini ada disampingnya. Mulai dari istrinya sendiri sampai dengan sabahat terbaik nya.

"Dia itu kebahagiaan lo shal! Buka mata lo selebar mungkin! Lo lagi dihadapkan dengan dua pilihan, masa depan atau masalalu? Ayla itu masa depan lo, sedangkan peristiwa dulu itu masalalu lo. Yang harusnya lo perjuangin itu ayla bukan masalalu lo, ngerti!"

Agshal tiba-tiba menarik kerah baju rafi kuat. "Tau apa lo tentang masalalu gue?"

Rafi tersenyum smirk dihadapan agshal yang menatapnya tajam.

"Lo masih belum terima kan dengan kematian bunda lo? Seakan-akan lo tuh berharap semuanya bakal balik kaya dulu lagi. Lo bisa bahagia sama kedua orang tua lo dan pacar lo yang dulu, tanpa mandang kehidupan lo yang sekarang. Gue tau raga lo dan perasaan lo sedang berjuang di masalalu sedangkan tubuh lo saat ini berada dimasa depan shal!" Ujar rafi melepaskan tangan agshal dari cengkraman baju nya.

"Gue peringatkan sama lo! Berjuang itu bukan untuk masalalu shal tapi untuk masa depan yang lebih baik. Dan kebahagiaan dulu gak bisa diulangi, hanya bisa dikenang" Tutur rafi menepuk pundak agshal.

"Perjuangin masa depan lo sebelum semuanya menjadi masalalu lo." Imbuh rafi.

Begitulah agshal, mencari kebahagiaan kepada orang lain tanpa tau bagaimana caranya berterima kasih.

88. Judul: MIDNIGHT GUEST
Ipda Jayantaka Satria
Nama Penulis: Zain Isika
Kategori: Misteri / horor

Blurb:

Seorang anak kembali dilaporkan hilang tanpa jejak di tengah kasus Human Trafficking yang belum juga terselesaikan. Ipda Jayantaka Satria mendapatkan tugas untuk menelusuri misteri di balik hilangnya anak itu. Di tengah pemburuannya ia bertemu dengan Chakira (Cala), wanita yang secara tak langsung membawanya memecah dan menangkap pelaku.

Seiring semua yang terjadi, fakta demi fakta tentang Chakira terkuak yang membuat mata Ipda Jayantaka Satria terbelalak. Cala, wanita itu ternyata adalah  ....

*****

Tangis Ammara yang serupa longlongan pilu kini senyap seketika. Juwita tersentak dan menatap jam dinding. Pukul 24.05 dini hari.

"Apa Satria udah pulang?" gumamnya dalam hati.

Ia menuju ke pintu depan dan sempat mengintip dari jendela. Bukan Satria.
Namun seorang wanita sedang berdiri dengan gelisah di depan pintu rumah mereka. Wanita itu berpakaian gelap dan sedikit kotor. Rambut panjangnya terikat dan wajahnya tampak berkeringat seperti habis dikejar-kejar.

"Siapa?" tanya Juwita ragu membuka pintu.

"Maaf, Mba. Kalau ganggu malam-malam begini. Inspektur Jay-nya ada?"

"Oh. Dia belum pulang. Ada apa, Mba? Kalau ada pesan biar saya sampaikan."

"Saya ada perlu. Harus segera saya sampaikan langsung ke beliau. Kalau diizinkan, boleh saya tunggu di sini?" pinta wanita itu penuh harap.

Sejenak, Juwita tercenung heran dan mengalihkan pandang pada Ammara yang kini terlihat begitu tenang memandang ke teras luar. Bahkan bayinya tersenyum, sesekali bersuara seakan sedang berceloteh ria pada ... wanita di luar sana?

'Aih! Kenapa pula kali ini nih bayi?'

Bagai tidak terjadi apa-apa padanya tadi.

"Eum. Boleh aja, Mba. Tapi saya nggak tau jam berapa dia pulang. Apa nggak sebaiknya besok aja kembali lagi, Mba?" tanya Juwita basa basi menawarkan opsi.

"Oh. Nggak papa, Mba. Saya tunggu aja."

Akhirnya Juwita pasrah. Lagipula Ammara terus berceloteh dan tenang sekarang. Walau merasa aneh, tapi Juwita tak bisa berbuat lain.

"Ya sudah, Mba. Tapi maaf, ya. Saya nggak buka pintu. Begitu pesan Inspektur Jay," ucap Juwita menyebutkan nama Satria seperti yang dikatakan wanita itu agar ia mengerti.

Jayantaka memang berpesan padanya agar tidak sembarangan menerima tamu. Apalagi lewat batas jam tamu seharusnya. Demi keamanan dan kepentingan bersama.

Juwita kembali mengintip lagi, wanita itu sempat tersenyum lega dan mengangguk senang saat mendengar jawaban Juwita. Ia lalu duduk di kursi teras rumah. Entah bagaimana, bulu kuduknya kembali meremang tanpa diundang hingga ludah kental tak sengaja tertelan di kerongkongan.

Tak lama, ia mencoba menekan tombol panggil ke nomor Jayantaka untuk melaporkan ada tamu yang menunggunya.

Namun belum lagi ia mendapatkan jawaban panggilan, suara mobil yang ia kenal sudah terdengar dari kejauhan.

Kembali, Juwita mengintip dari balik tirai. Wanita itu masih duduk menunggu di situ. Suara mobil kian terdengar mendekat, meyakinkan tebakan Juwita kalau yang pulang adalah adiknya. Begitu suara itu sampai di halaman rumah mereka. Juwita menduga pemuda itu akan langsung disapa tamunya dan mereka bicara di sana.

Namun dahi Juwita mengernyit saat Satria malah memencet bel rumah mereka lalu mengucapkan salam. Segera Juwita melangkah ke sana untuk membukakan pintu.

"Kenapa?" tanya Jayantaka heran yang melihat Juwita mengedar pandang ke sekitar. Sepi, tak ada sesiapa di sini.

"Tadi, ada tamu cari kamu. Barusan dia nunggu di sini. Baru aja aku dengar suara mobil kamu, dia masih di sini. Tadi, waktu mobil kamu masuk ke halaman rumah, ada lihat perempuan duduk di sini atau keluar dari pagar rumah kita nggak?" tanya Juwita heran.

"Nggak." Jayantaka mengangkat bahu dan masuk tanpa menunggu.

"Serius? Baru aja lo dia di situ. Kalau memang pergi sebelum kamu sampai, pasti masih di depan pagar. Lihat nggak?"

"Nggak, Kak ... kenapa sih?"

Juwita sontak kembali menelan ludah dengan wajah tegang diikuti bulu kuduk yang mekar tak diundang. Di belakang Jayantaka ada August yang baru masuk dan ikut mengernyit heran.

"Kenapa, Ndan?" tanya August penasaran.

"Nggak tau nih, Kak Juwi."

"Aneh banget, Sat," rintihnya dengan wajah berkerut.

"Halah. Paling dia udah pergi sebelum aku sampai. Namanya gelap di jalan, aku nggak lihat. Capek banget hari ini. Makanya sampe jam segini baru bisa pulang. Akunya udah nggak fokus. Rindu bantalku!"

Kalimat pertengahan Jayantaka disambut Ammara dengan tangisan.

"Ssh, ssh. Duh. Nangis lagi gegara kamu!" Juwita berdecak kesal pada adiknya.

"Lah. Salahku apa?" Jayantaka membantah tak terima. "Kenapa Ammara?" rayunya ikut membujuk. Sementara August yang tanggap mengedar pandang ke jalan mencari sosok yang dikatakan Juwita. Tak ada sesiapa ia temukan.

Di sini, belum lagi tangan Jayantaka mendekat, Juwita sudah menghindar dan berkelit dengan gerakan tangan hendak mematuk diikuti kaki yang terangkat satu.

Dahi pemuda itu mengernyit lucu melihat aksi itu. Aksi khas Juwita padanya yang sudah ia hafal luar kepala.

"Kumat nih! Kumat!" ujar Jayantaka dalam hati geli.

Kakaknya memang suka bawel, kadang ikut menangis putus asa jika Ammara rewel. Namun begitu, proteksinya pada Ammara tetap yang utama buatnya.

"Jangan sentuh!" cegah Juwita tegas.

"Nah kan!" Gelak di hati Jayantaka berderai.

"Kalian dari luar. Dan ini udah malam. Gak tau apa yang menempel di badan kamu-kamu. Jauh! Jauh! Syuh! Syuh!" Wanita yang tak lebih tinggi dari adiknya itu mengibas tangan.

"Yaelah. Aku 'kan cuma mau bantu. Kek najis aja gitu!"

"Tauuu! Tapi nanti gara-gara kamu dia malah makin nangis kejer lagi. Gue yang repot! Udah dari tadi rewel tiba-tiba. Tapi pas ...." Netra Juwita bergerak menelisik. "Tamu tadi datang dia ... malah ... ceria," sambungnya melongo heran. Ingatan Juwita terbang di detik Ammara berceloteh ria ke arah teras.

"Siapa sih tamunya?"

89. Judul: Be Stronger
Nama Penulis: Arumpoppin (Astria Ningrum)
Kategori: Fiksi Metropop

Blurb:

Kisah 3 bersaudara, yang mencoba untuk saling menguatkan, dan memperbaiki hubungan mereka yang sudah renggang.
Tentang sebuah mimpi yang harus tertunda karena, adanya sebuah luka.

"Kak, kesedihan atau rasa sakit tidak selalu ditunjukkan dengan air mata. Cukup akui, jika kita tidak baik-baik saja, dan yakini bahwa rasa sakit itu akan sembuh dikemudian hari."

Akankah semua itu bisa tercapai? Entahlah mari kita lihat nanti.

90. Judul: Semesta dan Rindu
Nama Penulis: Anaya
Kategori: Fiksi Remaja

Blurb:

Semesta dan Rindu bertemu pertama kalinya saat kepindahan keluarga Rindu. Mereka menjadi teman baik, dan tanpa tercegah seiring berjalannya waktu sebuah rasa lebih dari sekedar teman hadir di hati keduanya.

Tepat di hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas, Rindu mendapatkan pengakuan dari Semesta.

Yeaaay, udah pt.8 aja nih. Next, yaaa~

Let'sLove,
Neng Geulis

Betewe, Simon Says part Echan candu banget, si. 😭😭😭

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top