Writing Prompt
Haloo... kembali lagi bersama Gen 3 uwuuu😍
Di bulan Juni ini, seperti bulan kemarin, Gen 3 mengadakan beberapa kegiatan.
Nah, kali ini ada project Writing Prompt dari Gen 3. Kami diberikan tema, lalu tema itu dituliskan dalam bentuk drabble, puisi, atau apa pun asalkan sesuai dengan tema.
Cuss... langsung aja!
***
Tema: Covid19
Btw, cerita ini hampir 400 kata. Namanya apa, ya?
***
"Karin ... sekarang Papa—"
"Ma, kapan Papa bisa pulang?" Karin menyela ucapan ibunya. Televisi di hadapannya sedang memperlihatkan bapak Achmad Yurianto yang lagi-lagi menyampaikan bahwa pasien positif Covid19 terus bertambah.
Mata sang ibu berkaca-kaca. Memaksakan tersenyum di depan putrinya yang kini berusia tiga belas tahun itu. "Karin berdoa, ya."
"Karin udah sering berdoa, tapi pasien nambah terus. Kapan Papa bisa pulang?" Karin merengut.
"Karin...."
"Besok ulang tahun Karin, Ma. Papa gak bisa pulang sehari aja?"
"Karin...." Sang ibu mengusap lembut rambut hitam putrinya itu. "Papa kan lagi nolongin orang lain, Sayang. Papa harus menyelamatkan banyak nyawa."
"Iya, Karin tahu. Karin kan cuma minta sehari. Papa kan sehat-sehat aja. Nggak masalah dong pulang sehari. Karin janji nggak akan cium tangan Papa, nggak akan peluk Papa. Papa hanya perlu hadir, itu aja." Mata Karin penuh permohonan.
Ibunya bergeming.
"Sekarang Karin mau telfon Papa, Karin mau ngomong."
Ibunya membelalak kaget. "Jangan!" teriaknya.
Karin mengernyit. "Kenapa, Ma?"
"Eng-enggak apa-apa, Sayang," jawab sang ibu gelagapan. "Nanti aja ya, Papa pasti sibuk."
"Nggak mau, pokoknya sekarang." Karin langsung mengambil ponselnya, lantas menghubungi sang ayah.
Tak seperti biasanya, ayahnya langsung mengangkat telepon. "Halo, Papa!" seru Karin bersemangat.
Hening. Tak ada yang menjawab.
"Papa?"
"Iya, Nak."
Karin langsung mengernyit setelah mendengar suara dari seberang sana. "Ini bukan Papa, ini Om Raffi."
"Karin...."
"Karin tahu, Om. Walaupun Papa dan Om Raffi kembar, tapi suaranya beda. Karin tahu suara Papa."
Lagi-lagi hening.
"Papa mana, Om? Kenapa Om yang angkat?"
Masih hening. Hanya helaan napas yang terdengar. Perasaan Karin mulai tidak enak. "Papa lagi sibuk ya, Om? Ya udah, nanti Karin telfon lagi."
Karin langsung memutuskan sambungan secara sepihak. Ia lantas menatap ibunya yang kini sedang menangis. Karin tak tahu kenapa. "Ma, tadi Mama mau bilang apa?"
Ibunya tak menjawab, malah semakin terisak. Ponsel Karin berbunyi. Sebuah pesan whatsapp menunggu untuk dibaca. Karin segera membuka pesan itu. Salah satu temannya mengirimkan screenshoot sebuah artikel disertai dengan pertanyaan: "Rin, ini beneran?"
-------------------------------------------------
RUMAH SAKIT ALAM HIJAU KEMBALI KEHILANGAN DOKTER TERBAIK
Jakarta - Salah satu dokter RS Alam Hijau, dr. Raffa Ardianto, meninggal dunia karena Covid-19, Jumat (12/6/2020).
-------------------------------------------------
🥀🥀🥀
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top