Pengakuan #Drabble

Selamat membaca💫
.
.
.
.

Happy Birthday, Lala!” seru Fadil sembari memberikan kue ulang tahun cokelat kepada Lala. Lilin dengan angka dua puluh empat menyala di atas kue berbentuk hati itu.

“Ooo ... Fadil, tahun ini bentuk kuenya berubah, ya.” Lala tersenyum lebar.

“Gak usah bawel, sekarang tiup lilinnya. Jangan lupa make a wish dulu.”

Lala mengangguk patuh. Gadis bertubuh mungil itu menutup matanya dan mengucap doa, lantas meniup lilin.

“Enak banget ya lo, ulang tahun pas hari Valentine, hadiahnya double,” ujar Fadil.

“Iri? Bilang bos!” balas Lala diikuti tawa.

“Dasar!” Fadil mengacak gemas rambut hitam panjang Lala.

“Udah ah!” Lala menepis tangan Fadil. “Btw, makasih ya, Dil.”

“Jangan makasih, besok malam traktir gue makan di tempat biasa.”

Senyum di bibir Lala berganti cemberut. “Dasar tukang makan! Eh, tapi lo ngapain sih datang ke kantor gue. Kan bisa ngasih kuenya di rumah.”

“Males, di rumah lo banyak orang. Gue kan pengen ngerayain berdua aja sama lo.”

“Idih! Di sini lebih rame lagi, Bego." Lala menoyor kepala Fadil. “Gara-gara lo keseringan ke sini, teman sekantor gue salah paham.”

Fadil mengernyit. “Salah paham gimana?”

“Mereka pikir lo itu pacar gue.”

Air muka Fadil yang ceria seketika berubah. “Terus, lo bilang apa?”

“Ya gue bilang sejujurnya, lo itu temen gue sejak SD, sekaligus tetangga gue.”

Fadil terdiam. Pria jangkung itu menunjukkan ekspresi penuh kekecewaan.

“Padahal gue berharap lebih.” Fadil berkata dengan sangat pelan.

“Hah? Apa?”

“Gue berharap lebih.” Fadil mengulang perkataannya dengan lebih lantang.

“Berharap apa?”

“Berharap kita bisa lebih dari teman,” ucap Fadil terdengar tulus.

Mendengar perkataan Fadil, Lala sontak saja tertawa keras. Sementara Fadil tetap pada ekspresi anehnya. Matanya mengarah lurus menatap wajah Lala.

“Candaan basi, Dil. Jangan gitu, ah!” Lala memukul pundak Fadil.

“Gue kelihatan bercanda, ya?” Aura Fadil semakin tajam. Lala terdiam sejenak.

Gadis itu menelan saliva. Menatap Fadil setengah tak percaya. “Dil, lo serius?”

“Lo bego atau gimana sih? Bisa-bisanya lo gak sadar.”

“Dil....”

“Gue suka sama lo! Gue sayang banget sama lo, Aila Adinda. Bukan sebagai teman, tapi lebih dari itu.”

Lala terdiam membatu. Ia tak mampu berkata apa-apa atau melakukan apa-apa.

"La, gue tau, mungkin ini akan bikin kita canggung, tapi gue rasa ini hari yang tepat untuk ngasih tau lo tentang perasaan gue."

Lala masih membeku di tempat.

"Lala, di hari ini, hari Valentine sekaligus hari ulang tahun kamu, apa kamu mau mengubah hubungan kita menjadi lebih dari teman?"

❤❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top