Bukan Mimpi #Drabble

Haloo... Gen 3 di sini😍

Aku bawain drabble nih. Kali ini gak pakai tema, tetapi drabble yang ditulis berdasarkan suasana hati sekarang.

Ini suasana hatiku❤

***

Aku menatapnya terbaring lemah tak berdaya. Mungkin malaikat pencabut nyawa sedang mengawasinya dan sebentar lagi menjemputnya. Aku sungguh tak ingin hal itu terjadi. Jangan sampai terjadi. Aku belum siap.

Napas yang keluar dari hidung mancung itu terdengar sesak. Matanya sayu. Tatapannya kosong ke arah langit kamar yang berwarna putih pudar. Sudah beberapa minggu ia seperti ini.

Tubuhnya kurus kering. Ia tak mampu lagi berkata apa pun. Tak banyak gerak, tak banyak yang bisa ia lakukan. Aku pun hanya bisa diam saja menatapnya dengan air mata yang sudah mengalir deras.

Aku menatap sekeliling. Ramai dengan wajah suram. Semua orang seakan sudah siap dengan kemungkinan terburuk. Kecuali para anak kecil yang kini sibuk mewarnai gambar di sudut kamar sederhana ini.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dengan pelan. Aku menengok. Pamanku sedang tersenyum getir ke arahku. Sorot matanya seakan mengeluarkan kalimat: semuanya akan baik-baik saja.

Namun, apa pun atau siapa pun yang kini berusaha menenangkanku, tak akan berhasil. Aku sudah telanjur kalut. Seluruh tubuhku gemetar. Air mataku tak bisa berhenti.

"Ayah...," lirihku. Pria empat puluh enam tahun itu hanya memejamkan matanya sejenak untuk menanggapiku. "Ayah butuh sesuatu?" lanjutku.

Ayah menggeleng pelan. Pelan sekali. Nyaris tak terlihat. Tak lama kemudian, kulihat napas Ayah terengah-engah. Kedua saudara lelakinya dengan gesit mendekat. Masing-masing berbisik di telinga kanan dan kiri. Mereka menyebut nama Tuhan, lalu Ayah mengikuti.

Apa yang paman-pamanku sedang lakukan? Apa mereka pikir Ayah akan segera pergi? Apa malaikat pencabut nyawa memang sudah berada di sini?

Aku memejamkan mataku. Berharap semua ini hanyalah mimpi. Kumohon bangunkan aku.

Tidak!

Jika ini memang bukan mimpi, kumohon jangan sekarang. Beri aku waktu sedikit lagi untuk menghabiskan waktu bersamanya.

Aku membuka mata. Kulihat sekeliling. Semuanya berubah. Sepi. Aku berada di kamarku. Sendirian. Memegang sebuah bingkai foto.

Ah, rupanya aku tak bermimpi. Aku hanya teringat kejadian delapan tahun lalu.

Aku rindu.

***

20 Juni 2020🥀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top